Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN


DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTENG PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH


 
Ners. Vandri Kalloh, S.kep, M.Kes
 
Disusun Oleh:
 
Viki Pinologot
Nim: 2014201103
 
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
FAKULTAS KEPERAWATAN
 Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan
 Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Fungsi utama perawat adalah
membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi
keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan,
serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai
wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat
sangatlah penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
  
 Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskanmasalah-masalah kesehatan yang
berkembang di masyarakat, menentukankebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yangtelah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalahsudah dilakukan
berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atauangan-angan saja. Fakta-fakta diungkap
dengan menggunakan data untukmenunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan
proses pemilihanalternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan
 Kebijaka nadalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat
mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam
masyarakat kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota
masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif.
Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation)
   Pengertian Perawat
 Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau
memelihara.
 Menurut International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk
memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
 Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan
melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan (Harlley, 1997).
 Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ).
 Perawat Profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan
pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
sesuai dengan kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang
telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Contoh kasus :
 Ada seseorang, misal A. A ini mempunyai keterampilan, dulu ia pernah sekolah di
keperawatan namun hanya sampai tingkat SMK. Meski A ini lulusan SMK Keperawatan dan
mengetahui sedikit banyak tentang kesehatan tapi A ini tidak bisa dikatakan sebagai perawat.
Karena di Indonesia sendiri, seseorang bisa
   Definisi dari Peran
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari
konsep pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat
(public health).
 Menurut Lawrence<reen definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi , politik,dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilakudan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
$atasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh =YayasanKesehatan >Victoria
 bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakatyang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya
perubahan perilaku
, tetapi juga perubahan lingkungannya. Dan Menurut Liagam
 bahwa promosi kesehatan adalahsuatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara danmeningkatkan kesehatan mereka. 7ntuk
mencapai keadaan fisik, mental,dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampumengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk
memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau mengatasi lingkungan sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas
memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai
of enabling individuals and communities to increase control over thedeterminants of health and thereb* improve their health 
 (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkankemampuan mereka mengendalikan faktor-
faktor yang mempengaruhikesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat)
 upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajarandari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolongdirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
Contoh kasus :
A adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta. Sebagai seorang mahasiswa A
mempunyai kewajiban untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan. Di lain sisi A juga
mempunyai hak untuk mendapat liburan, waktu untuk konsultasi dengan dosen pembimbing. Dalam
contoh kasus diatas A melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa dan mendapatkan haknya.
Sehingga bisa dikatakan A ini telah melaksanakan perannya sebagai mahasiswa dengan baik.
 
   Peran Utama dari Perawat
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 adalah :
1.        Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan  melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2.        Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
3.        Pendidik / Educator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4.        Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5.        Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6.        Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
7.        Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
 
PERAN PERAWAT MENURUT HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN TAHUN
1983, adalah sebagai berikut :
1.        Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode
proses keperawatan.
2.        Pendidik dalam Keperawatan
Mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada
di bawah tanggung jawabnya.
3.        Pengelola pelayanan Keperawatan
Mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan
manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan.
4.        Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan
Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta
memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
Contoh Kasus :
A adalah seorang perawat di suatu rumah sakit. Dalam melaksanakan tugasnya A
mempunyai peran yang banyak, salah satunya yaitu sebagai pelaksana pelayanan
keperawatan. Maksudnya yaitu perawat memberikan asuhan keperawatan baik secara
langsung ataupun tidak langsung, baik secara mandiri atau kerja tim. Dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat tidak boleh membeda-bedakan dan harus sesuai dengan
standar operasional prosedur.
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Sarana Kesehatan,
Institusi Pendidikan, Tempat Kerja dan Tempat Umum.
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan,
kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan,
dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung,
dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor
budaya setempat
Contoh kasus :
Perawat A mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker,
handscoon, celemek, ketika melakukan asuhan keperawatan
memandikan pasien diatas tempat tidur. Dengan melakukan hal
tersebut berarti perawat telah mengupayakan Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3) dan secara tidak langsung juga melakukan perannya
ditatanan sarana kesehatan dan tempat kerja.
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Organisasi
Kemasyarakatan/ Organisasi Profesi/ Media Massa.
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan
ini adalah memberikan advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi
dapat beberapa tahap antara lain :
1.        Menyadari adanya suatu masalah.
2.        Tertarik untuk ikut mengatasi masalah.
3.        Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah.
4.        Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif dan memutuskan tindak kanjut kesepakatan.
Dengan demikian advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat
dan tepat.
Contoh kasus :
A bersama rekan-rekan relawan dan tenaga kesehatan melakukan
penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan gratis di daerah yang sulit dijangkau atau jauh dari tempat
layanan kesehatan.
 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Program/Petugas Kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan penilaian, yang dilakukan diberbagai
tingkat administrasi baik dipusat, propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat
strategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.

Kegiatan integrasi promosi kesehatan


Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina suasana dan advokasi yang
meliputi :
a.        Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b.        Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c.         Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d.        Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan ( JPK ).
e.        Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)
Contoh kasus :
A bersama petugas kesehatan lainnya mempunyai rencana untuk membuat sebuah program
promosi kesehatan tentang cuci tangan yang benar di sebuah panti. Setelah melakukan
perencanaan dan persiapan yang matang mereka menuju ke panti tersebut. Disana, perawat mulai
mengajari cuci tangan yang benar kepada warga panti. Selain mengajari cuci tangan yang benar
para perawat juga membuat beberapa tempat cuci tangan untuk warga panti. Para perawat tinggal
beberapa hari untuk memantau dan mengawasi jalannya program tersebut, serta mengevaluasinya
untuk mengetahui perkembangan program tersebut.
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Lembaga
Pemerintahan/Politisi/ Swasta.

Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya


bertujuan untuk mensukseskan dan mendukung program
pemerintah, antara lain mendukung dalam program :
1.         Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2.         Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK).
3.         Integrasi dengan  Program  Pencegahan dan Penanggulanga
n Penyakit Tidak Menular (P2PTM)
Contoh Kasus :
A ikut serta dalam program pemerintah yang berhubungan dengan
kesehatan, missal puskesmas keliling, membantu promosi
kesehatan tentang program BPJS,  dll.
Pengertian kebijakan
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan adalah suatu peraturan perundang-undangan yang diberlakukan
sebagai landasan dalam penyelenggaraan upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai pihak
terkait dalam meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat
dan mengembnagkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang
kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.

Tujuan
1.    Tujuan umum:
Meningkatnya PHBS individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat  serta berperan aktif dalam
setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas
program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.
 
2.    Tujuan khusus:
a.    Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu kebijakan dari
berbagai pihak.
b.    Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga dalam rangka
pembangunan berwawasan kesehatan.
c.     Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
d.    Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif dengan
mempertimbangan kearifan lokal.
e.    Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dengan seluruh program dan sektor terkait, di pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu kepada
rencana strategis kementerian kesehatan.
 
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
1.         Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan dalam
mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencapaian tujuan
pembangunan berwawasan kesehatan.
2.         Menempatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan.
3.         Melaksanakan peningkatan akses informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.
4.         Memantapkan peran serta masyarakat, kelompok-kelompok
potensial, termasuk swasta dan dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan.
5.         Melaksanakan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan secara holistik dan terpadu.
6.         Melaksanakan peningkatan kualitas penyelenggaraan upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Strategi Promosi Kesehatan

Dalam kebijakan nasional promosi kesehatan, ada empat strategi nasional promosi
kesehatan, yaitu:
1.       Advokasi (advocacy) lebih diarahkan pada sasaran tersier yang mempunyai
potensi memberikan dukungan kebijakan dan sumberdaya dalam upaya pemberdayaan
masyarakat adalah RT, RW, Kepala Desa, Lurah, Camat, Bupati/Walikota, BPD, DPRD.
2.       Bina suasana (social support) lebih diarahkan pada sasaran sekunder yaitu lintas
program, petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, TP-
PKK, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Pramuka, Organisasi
Pemuda, Organisasi Profesi, Kelompok-kelompok Peduli Kesehatan, Media Massa,
Lintas Sektor, Swasta/Dunia Usaha.
3.       Gerakan pemberdayaan masyarakat (empowerment) lebih diarahkan pada sasaran
primer yaitu individu, keluarga dan kelompok masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
merupakan suatu strategi efektif untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan,
kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan status kesehatannya,
melalui pemberian pengalaman proses belajar secara bertahap, pemberian
pendelegasian wewenang,  sesuai sosial budaya setempat dengan mengoptimalkan
potensi yang dimiliki masyarakat setempat.
4.       Kemitraan, merupakan strategi yang memperkuat ketiga strategi tersebut diatas,
sehingga penerapan strategi promosi kesehatan lebih efektif  dan efisien. 
 
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Promosi Kesehatan
 
1.       Puskesmas:

Mengacu Pada Instrumen SPM Puskesmas


 
·         Persentase satuan pendidikan dasar mendapatkan promosi kesehatan.
a.       Adakah kegiatan promosi kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan di satuan pendidikan dasar di wilayah kerja
Saudara yang meliputi materi:
1)      Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2)      Kesehatan jiwa dan gangguan penggunaan napza
3)      Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat, kekuarangan gizi dan obesitas
4)      Kesehatan Reproduksi.
b.      Siapa yang melakukan kegiatan tersebut?
c.       Jumlah binaan sekolah pendidikan dasar di wilayah kerja puskesmas yang
mendapatkan kegiatan promosi kesehatan tahun sebelumnya?
1)     SD
2)     MI/ bentuk lain sederajat
3)     SMP
4)     MTs/ bentuk lain sederajat
·         Persentase puskemas dan puskesmas pembantu melaksanakan promosi
kesehatan.
a.       Adakah kegiatan promosi kesehatan masyarakat berupa penyuluhan kelompok
selama 30 menit pada masyarakat yang datang ke puskesmas dan puskesmas pembantu,
meliputi materi:
1)      Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2)      Kesehatan jiwa dan gangguan penggunaan napza
3)      Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat, kekuarangan gizi dan obesitas
4)      Kesehatan Reproduksi.
5)      Masalah kesehatan yang banyak terjadi di wialayh kerja puskesmas.
 
b.      Berapa kali kegiatan tersebut dilakukan pada masyarakat yang berkunjung ke
puskesmas pada tahun sebelumnya?
1)     0-5 kali
2)     6-11 kali
3)     12 kali atau lebih
 
c.       Siapa yang melakukan kegiatan tersebut?
d.      Jumlah puskesmas pembantu ...... ; jumlah puskesmas pembantu yang melakukan
kegiatan promosi kesehatan sesuai standar diatas minimal 12 kali pada tahun sebelumnya
 
·      
  Persentase puskemas melakukan promosi kesehatan untuk
·       

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.


a.       Adakah kegiatan promosi kesehatan ke masyarakat dalam
rangka pemberdayaan masyarakat menggunakan metode curah
pendapat, diskusi dan bermain peran yang dilakukan di luar gedung
puskesmas selama 120 menit dengan cara:
1)     Mengidentifikasi kondisi, situasi, dan masalah di sekitar
masyarakat setempat.
2)     Mengenali potensi yang dimiliki masyarakat
3)     Menganalisis masalah, faktor-faktor pendukung dan
penghambat
4)     Memilih solusi pemecahan masalah sesuai dengan kesepakatan
bersama.
b.      Siapa yang melakukan kegiatan tersebut ? (jawaban boleh lebih
dari satu)
1)     Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat.
2)     Koordinator/ pengelola promosi kesehatan puskesmas
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai