Anda di halaman 1dari 18

KEKUASAAN,

WEWENANG DAN
KEPEMIMPINAN
Marina Sulistyati
PENGERTIAN KEKUASAAN
• Menurut Max Weber, kekuasaan adalah
kesempatan seseorang atau sekelompok
kemauannya sendiri, dengan sekaligus
menerapkannya terhadap tindakan perla-
wanan dari orang-orang atau golongan-
golongan tertentu.
SUMBER-SUMBER KEKUASAAN

Kekuasaan dapat bersumber pada berma-


cam -macam faktor. Apabila sumber-sumber
kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaan-
nya, maka diperoleh gambarannya sebagai berikut
Sambungan ……
SUMBER KEGUNAAN :
a. Militer/Polisi/Kriminal a. Pengendalian Kekerasan
b. Ekonomi b. Mengendalikan tanah, buruh,
kekayaan material, produksi
c. Politik c. Pengambilan Keputusan
d. Hukum d. Mempertahankan, mengubah,
melancarkan interaksi
e. Tradisi e. Sistem kepercayaan nilai-nilai
f. Ideologi f. Pandangan hidup, integrasi
g. Diversionary power g. Kepentingan rekreatif
UNSUR-UNSUR KEKUASAAN
Kekuasaan dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia
maupun antar kelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu :

1. Rasa Takut
 Perasaan takut pada seseorang (yang merupakan penguasa,
misalnya) menimbulkan suatu kepatuhan terhadap segala
kemauan dan tindakan orang yang ditakuti tadi. Rasa takut
merupakan perasaan negatif, karena seseorang tunduk kepada
orang lain dalam keadaan terpaksa. Orang yang mempunyai
rasa takut akan berbuat segala sesuatu yang sesuai dengan
keinginan orang yang ditakutinya, agar terhindar dari kesukaran-
kesukaran yang akan menimpa dirinya, seandainya ita tidak
patuh.
Sambungan …..
• Rasa takut juga menyebabkan orang yang bersangkutan meniru
tindakan-tindakan orang yang ditakutinya. Gejala ini dinamakan
matched dependent behaviour, dimana gejala tersebut tidak
mempunyai tujuan konkrit bagi yang melakukannya. Rasa takut
merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana dan
biasanya dipergunakan sebaik-baiknya dalam masyarakat yang
mempunyai pemerintahan otoriter. •

2. Rasa Cinta
 Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada
umumnya positif. Orang-orang lain bertindak sesuai dengan ke-
hendak pihak yang berkuasa, untuk menyenangkan semua pihak.
Artinya ada titik pertemuan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
 Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri
seseorang atau sekelompok orang. Rasa cinta yang efisien seharus-
nya dimulai dari pihak penguasa. Apabila ada suatu reaksi positif
dari masyarakat yang dikuasai, maka sistem kekuasaan akan dapat
berjalan dengan baik dan teratur. •
Sambungan …….

3. Kepercayaan
• Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung
antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif. Misalnya,
si B sebagai orang yang dikuasai mengadakan hubungan
langsung dengan si A sebagai pemegang kekuasaan. B
percaya sepenuhnya terhadap A, kalau A akan selalu
bertindak dan berlaku baik. Dengan demikian, maka setiap
keinginan A akan selalu dilaksanakan oleh B. kemungkinan
sekali bahwa B sama sekali tidak mengetahui kegunaan
tindakan-tindakannya itu. Akan tetapi, karena dia telah
menaruh kepercayaan kepada A, maka dia akan berbuat hal-
hal
Sambungan ……

4. Pemujaan
Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh
orang lain. Akan tetapi di dalam sistem pemujaan, seseorang
atau sekelompok orang-orang yang memegang kekuasaan,
mempunyai dasar pemujaan dari orang lain. Akibatnya adalah
segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidaktidaknya
dianggap benar.
• Keempat unsur tersebut merupakan sarana yang biasanya
digunakan oleh penguasa untuk dapat menjalankan kekuasaan
yang ada di tangannya. Apabila seseorang hendak
menjalankan kekuasaan, biasanya dilakukan secara langsung
tanpa perantaraan.
• Keadaan semacam itu pada umumnya dapat dijumpai pada
masyarakat-masyarakat kecil yang bersahaja, dimana para
warganya saling mengenal dan belum dikenalnya diferensiasi.
Namun di dalam masyarakat yang sudah rumit, hubungan
antara penguasa dengan yang dikuasai, mungkin terpaksa
dilaksanakan secara tidak langsung. Misalnya di Indonesia, tak
akan mungkin Presiden setiap kali berhubungan langsung
dengan rakyatnya yang berjuta-juta dan tersebar tempat
kediamannya
CARA MEMPERTAHANKAN
KEKUASAAN
1. Menghilangkan peraturan lama dan menggantinya dengan aturan
baru yang menguntungkan.
2. Mengadakan sistem kepercayaan yang dapat memperkokoh
penguasa.
3. Melaksanakan administrasi dan birokrasi yang baik.
4. Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal.
BEBERAPA BENTUK LAPISAN
KEKUASAAN (Mc Iver)
1. Tipe Kaku
 Ditemui pada masyarakat berkasta.
 Lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.

2. Tipe Oligarkis
 Masih mempunyai garis pemisah yang tegas, tapi individu masih
diberi kesempatan untuk naik lapisan.

3. Tipe Demokratis
 Garis pemisah antar lapisan tidk tegas dan kaku.
 Kelahiran tidak menentukan seseorang, yg terpenting adalah
kemampuan dan keberuntungan.
WEWENANG

 SEBAGAI SUATU HAK YANG TELAH DITETAPKAN


DALAM TATA TERTIB SOSIAL UNTUK MENETAPKAN
KEBIJAKSANAAN DAN KE- PUTUSAN SUATU
MASALAH.

Beberapa bentuk wewenang:


1. Wewenang kharismatis, tradisional dan rasional.
2. Wewenang resmi dan tidak resmii
3. Wewenang pribadi dan teritorial.
4. Wewenang terbatas dan menyeluruh
KEPEMIMPINAN
• Adalah aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
• jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, maka kegiatan kepemimpinan itu telah
dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari seseorang pemimpin
mulai nampak relevansinya.

Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader)
untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau
pengikut-pengikutnya). Sehingga orang tersebut bertingkah
laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
• Ki Hajar Dewantara, tugas dan sifat seorang pemimpin adalah :
” Ing ngarsa sung tulada Ing madya mangun karsa Tut wuri
handayani “
artinya:
Di muka memberi tauladan Di tengah-tengah membangun sema-
ngat Dari belakang memberikan pengaruh Maksudnya adalah
seorang pemimpin dimuka, harus memiliki idealisme kuat, serta
kedudukan tersebut. Akan tetapi, menurut watak dan kecakap-
annya, seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin di
muka, di tengah dan di belakang (front leader, social leader, dan
rear leader). Seorang pemimpin di muka, harus memiliki idealisme
kuat, serta dia harus dapat menjelaskan cita-citanya kepada
masyarakat dengan cara-cara sejelas mungkin. Karena dia harus
mampu menentukan suatu tujuan bagi masyarakat yang di-
pimpinnya, serta merintis kearah tujuan tersebut dengan meng-
hilangkan segala hambatan, antara lain dengan menghapuskan
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah usang.
SIFAT KEPEMIMPINAN

1. Bersifat Resmi (Formal Leadership)


2. Bersifat Tidak Resmi (Informal Leadership)

Ada 3 (Tiga) bentuk kepemimpinan :


1. Authoritorian
2. Democratic
3. Laissez Faire
Sambungan ……

1. Authoritorian Ciri-cirinya :
• Keputusan sepenuhnya dipegang oleh atasan.
• Setiap langkah dalam aktivitas dan penentuan teknisnya
diberikan oleh atasan satu persatu setiap saat, sehingga
langkah-langkah yang akan diambil kemudian hari selalu
merugikan bawahannya.
• Atasan menentukan tugas tertentu dan kawan kerja
tertentu bagi setiap bawahan.
• Atasan cenderung untuk melibatkan pribadi dalam
memberikan pujian atau kritik kepada bawahan.
• Kurang bersedia berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan kelompok bawahan.
Sambungan ….

1. Democratic Ciri-cirinya
• Semua kebijaksanaan dibicarakan dan diputuskan melalui
pembicaraan dengan bawahan.
• Aktifitas yang akan dilakukan didiskusikan dalam kelompok.
Tahapan umum untuk mencapai sasaran kelompok sudah
dapat dilihat sejak awal.
• Anggota bebas untuk menentukan tugas dan kawan yang
cocok baginya dalam bekerja.
• Atasan bertindak objektif pada saat dia memberikan pujian
atau kritik terhadap bawahannya.
Sambungan ….

3. Laissez Faire Ciri-cirinya:


• Bawahan mempunyai kebebasan untuk mengambil
keputusan-keputusan.
• Atasan hanya memberikan pendapat kalau diminta.
• Atasan sama sekali tidak turut berparisipasi dengan
kegiatan bawahan.
• Tidak ada usaha untuk memuji atau mengeritik
bawahan.

Anda mungkin juga menyukai