Anda di halaman 1dari 1

BAB II Pancasila Sebagai Ideologi Nasional : Dimensi Realitas

Kekuatan dan kedinamisan suatu ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi, salah
satunya adalah dimensi realitas. Dimensi realitas merupakan nilai yang terkandung dalam diri
masyarakat, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu
ideologi itu lahir, sehingga masyarakat betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai
dasar itu adalah milik mereka bersama.
Dimensi realitas memiliki makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
tersebut secara riil berakar dan hidup secara nyata dalam masyarakat atau bangsa yang
bersangkutan, yang bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
Dimensi realitas merupakan suatu ideologi yang harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Menurut Alfian, kelima nilai dasar Pancasila,
ditemukan oleh masyarakat Indonesia dalam suasana atau pengalaman kehidupan masyarakat
Indonesia yang bersifat kekeluargaan dan kebersamaan.
Nilai-nilai dasar Pancasila ditemukan dalam religi-religi bangsa Indonesia, dalam budayabudaya bangsa Indonesia, dan dalam adat istiadat bangsa Indonesia yang sering disebut sebagai
jiwa bangsa. Dimensi realita ideologi Pancasila ini disebut dasar yang statis atau meja statis di
atas mana negara diletakkan yang dimana sekaligus meja statis ini harus dapat mempersatukan
segenap elemen di dalam bangsa Indonesia. Nilai-nila dasar yang berjumlah lima itu bersifat
tetap yang berarti rumusannya dan urutan-urutan letak sila-sila sudah tetap, tidak dapat diubah,
sebab Pancasila merupakan filsafat persatuan. Kalau dirinya dapat berubah berarti tidak mungkin
dapat menjadi filsafat persatuan.
Oleh karena itu, selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal dan normative, Pancasila juga
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas
ini dalam dirinya.

Anda mungkin juga menyukai