Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ANALISA JURNAL KEPERAWATAN MATERNITAS

GAMBARAN POLA MENSTRUASI PADA AKSEPTORI INTRA UTERIN


DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
SEMARANG

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Praktik
Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas

OLEH
NYAI JULIA ENELCIA
JEKI PRANJAYA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan analisa jurnal
keperawatan maternitas tentang GAMBARAN POLA MENSTRUASI PADA
AKSEPTORI INTRA UTERIN DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEDUNGMUNDU SEMARANG dengan baik.
Tujuan penyusunan analisa jurnal keperawatan maternitas ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada
STIKES Wira Husada Tahun Akademik 2014/2015.
Semoga hasil analisa jurnal keperawatan maternitas inI berguna bagi kita
semua yang membacanya.

Yogyakarta, Juli 2015

Kelompok III C
DAFTAR ISI
Hal
Judul ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Menstruasi ........................................................................................... 3
B. Konsep Teori IUD .............................................................................. 8
BAB III ANALISA JURNAL
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran 16
.............................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MENSTRUASI
1. Pengertian
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang (setiap bulan kecuali pada saat kehamilan).
Menstruasi yang pertama kali (menarche) paling sering terjadi pada usia 10 tahun,
tapi bisa juga terjadi pada usia 9 16 tahun, tergantung dari kuatnya faktor yang
mempengaruhi kedewasaan dan perkembangan hormon dari gadis itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya kematangan seksual
(menstruasi, kematangan fisik) ditentukan oleh kondisi fisik individual, faktor
keturunan, suku bangsa, faktor iklim, faktor cara hidup, faktor lingkungan, faktor sosial
ekonomi, dan faktor geografis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi
a. Faktor eksternal yang mempengaruhi menstruasi adalah :
1) Faktor Suku Bangsa
Suku bangsa sangat berpengaruh terhadap terjadinya proses menstruasi
karena sangat erat kaitannya dengan lingkungan, pengetahuan dan keadaan
sekitar remaja. Menstruasi akan terjadi pada remaja pada suku bangsa yang
mempunyai tingkat kemakmuran penduduk dan tingkat pengetahuan di atas
rata-rata. Fasilitas yang menunjang percepatan menstruasi seperti bioskop
bioskop, majalah majalah yang dapat meningkatkan stimulus rangsangan
seksual sering ditemui pada suatu bangsa yang tingkat kemakmurannya
baik.
2) Faktor Iklim
Iklim yang panas (di daerah tropis) akan mempercepat reaksi hormonal,
mempercepat peredaran darah, dan lain-lain yang diatur oleh hypothalamus.
Pada rekasi hormonal yang cepat maka akan mempercepat datangnya
menstruasi di usia yang lebih muda jika dibandingkan dengan di daerah yang
beriklim dingin.
3) Faktor Cara Hidup
Gaya hidup instan dan modern dapat mengurangi tingkat kemandirian dan
kepatuhan dari seorang anak remaja. Tingkat kemandirian yang kurang
cenderung akan membuat tingkat ketergantungan remaja tinggi dan pada
akhirnya akan memperlambat proses pendewasaan mereka dalam
bertindak. Kedewasaan merupakan stimulus dari proses fikir remaja dalam
mengatasi masalah yang akan mempengaruhi percepatan reaksi hormonal.
4) Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal seorang anak remaja sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Lokasi
tempat tinggal seorang anak remaja yang sedang berkembang yang
berada di tengah kota maupun disuatu desa yang sunyi akan
berpengaruh terhadap perkembangan pola fikir dan perkembangan jiwa
anak selanjutnya akan berpengaruh terhadp perkembangan hormonal
untuk mencapai kematangan.
5) Faktor Sosial Ekonomi
Pengaruh sosial ekonomi terhadap usia datangnya menarche diyakini
sebagai interaksi yang kompleks antara faktor kesehatan, nutrisi dan gizi,
serta lingkungan baik fisik maupun psikis. Tersediannya sarana informasi
dan komunikasi akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak,
selanjutnya akan berpengaruh terhadap perkembangan hormonalnya
untuk mencapai kematangan.
6) Faktor Geografi
Datangnya menarche yang lebih awal pada penduduk yang tinggal
didaerah Urban dengan kepadatan yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan daerah yang kepadatan penduduknya lebih sedikit, diyakini
merupakan hasil interaksi dengan faktor lain seperti faktor soaial dan
ekonomi, dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat
kematangan seksual khususnya pada perkembangan remaja.
b. Factor internal yang mempengaruhi menstruasi antara lain :
1) Faktor gizi
Anemia gizi besi merupakan masalah kesehatan berupa kurangnya
kandungan Hemoglobin (di bawah 12 gr%) di dalam darah. Anemia gizi
besi disebabkan karena intake makanan zat kaya besi yang tidak
mencukupi, juga terjadi kehilangan darah yang berlebihan selama
menstruasi. Upaya untuk meningkatkan intake zat besi adalah melalui
perubahan pola makan dan pemberian suplement tablet besi. Hal ini
seharusnya dilakukan remaja putri setelah menstruasi karena kebutuhan
zat besi pada saat menstruasi juga meningkat.
2) Faktor Kesehatan
Masa remaja merupakan masa yang tepat untuk intervensi pendidikan dasar
kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi karena ada kaitannya dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan (biologis, fisiologis, psikososial)
yang menyeluruh dari remaja tersebut. Kesehatan pada remaja meliputi
kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal
yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.
3) Faktor Emosi
Pada masa remaja, emosi dapat mencapai taraf intensitas yang tinggi
ditandai dengan ledakan marah, ketakutan dan pengurasan energi yang
terus menerus untuk mengerjakan hal-hal yang mereka senangi.
Anak remaja lebih mampu mengendalikan emosi mereka setelah mencapai
masa remaja akhir. Menstruasi merupakan proses yang terjadi dari dalam
diri, yang sangat dipengaruhi oleh hormon hormon yang efek lain dapat
memacu peningkatan bahkan menurunkan emosi remaja untuk bertindak
dan melakukan sesuatu.
4) Faktor Hereditas
Hereditas atau keturunan merupakan sangat mempengeruhi perkembangan
individu remaja. Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik
maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan
ovum oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen-
gen. Menurut teori mendel, bila dari hasil duplikat tersebut ada yang
membawa fenotip dan genotip suatu penyakit tertentu, maka
kemungkinan 50% akan menurun pada keturunan berikutnya.
3. Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dengan menstruasi berikutnya. Hari pertama mulainya perdarahan
dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi cukup bervariasi antara 21
40 hari dan hanya 10 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus
yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum
monopouse. Pada awalnya siklus menstruasi tidak beraturan. Jarak antara dua siklus
bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Rata-
rata pengeluaran darah selama menstruasi antara 17,2 49,2 cc.
Lamanya menstruasi biasanya berlangsung 4 5 hari, namun ada juga yang
mengalami haid hanya 3 hari dan ada pula yang sampai 7 hari. Masa subur terjadi
kira-kira 14 hari sebelum haid dan pada waktu inilah seorang wanita bisa hamil bila
melakukan hubungan seksual.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 4 fase yaitu:
a. Fase Proliferasi
Di bawah pengaruh esterogen, endometrium mengalami poliferasi, epitelnya
mengalami regenerasi, kelenjar memanjang dan jaringan ikat bertambah. Fase ini
biasanya terjadi selama 7-9 hari.
b. Fase Sekresi
Di Bawah pengaruh progesteron, kelenjar membesar dan melebar serta berkelok-
kelok, juga mengeluarkan banyak getah dan jaringan ikat diantaranya menjadi
sembab. Fase ini biasanya terjadi selama 11 hari.
c. Fase Iskemia / Pramenstruasi.
Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum akan beregenerasi dan lapisan endometrium
mengalami pengerutan. Saat ini hormon progesteron dan esterogen akan turun.
Fase ini biasanya terjadi selama 3 hari.
d. Fase Menstruasi.
Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari.
4. Tanda datangnya menstruasi :
a. Suhu badan meningkat
b. Payudara membengkak
c. Pinggang sakit
d. Pusing
e. Ganguan pada kulit (gatal, berjerawat)
f. Nafsu makan bertambah
g. Terjadi ganguan emosional
h. Sebagian wanita pada saat menstruasi tampak biasa saja, namum ada pula yang
mengalami sakit yang berlebihan, antara lain : nyeri atau kram dibagian perut
bawah, nyeri punggung dan betis, nyeri di sepanjang paha bagian dalam.
5. Masalah-masalah menstruasi
Masalah-masalah yang sering terjadi berhubungan dengan menstruasi antara
lain :
a. Amenorea
Amenorea adalah tidak adanya menstruasi sampai umur dimana masa
menstruasi seharusnya berlangsung.
Amenorea disebabkan oleh:
1) Keterlambatan kematangan seksual, dikarenakan adanya kelainan pada
kelenjar tiroid
2) Faktor psikogenik sering kali sulit untuk memisahkan antara faktor
psikologis dan faktor nutrisi pada remaja yang mengalami gangguan body
image. Hal ini menyebabkan depresi dan stress yang berpengaruh pada
percepatan proses ovulasi dan cara kerja hormon seksual. Amenorea
"atletik" banyak terjadi pada remaja putri yang sering melakukan olah raga
berat dan ketat.
b. Menometroragia
Merupakan pendarahan berlebih selama masa menstruasi. Menometroragia
adalah salah satu diantara keadaan kegawatdaruratan ginekologi yang dialami
remaja, hal ini disebabkan karena perdarahan disfungsi uterus.
c. Dismenorea.
Kejang disertai nyeri selama menstruasi, dialami dua pertiga wanita pasca
menarche. Dismenorea dapat terjadi akibat kelainan struktural serviks atau uterus
dan akibat proses peluruhan dinding rahim.
d. Sindrome Pramenstruasi
Sindrome pramenstruasi (pramenstrual syndrom / PMS) atau sindroma fase
luteal lambat, merupakan tanda-tanda fisik yang kompleks dan gejala yang
berhubungan dengan perilaku akan muncul selama separuh akhir dari siklus
menstruasi, yang menghilang saat mulainnya menstruasi.
B. KONSEP DASAR IUD
1. Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu
(Abdul Bari Saifudin, 2006 : hal MK 73-74)
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
progesterone (Marjati, 2011)
2. Macam-macam IUD
Menurut Hanafi, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 205-206, macam-
macam IUD sebagai berikut :
a. Un medicated IUD
1) IUD generasi pertama
2) Bersifat dari bahan pocyethylen (plastik) yang mengandung dan terbuat
dari bahan yang tidak bisa diserap
3) Terbuat dari bahan polyethylen (plastik) yang mengandung barium sulfat.
4) Macamnya ada 4 macam IUD lippes loop
(a) Lippes loop A : Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu
titik pada panggul IUD dekat benang ekor
(b) Lippes loop B : Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang hitam
bertitik 4
(c) Lippes loop C : Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning
bertitik 3.
(d) Lippes loop D : Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih
bertitik 2.
b. Medicated Devices:
1) Bio-active devices
2) Second Generation Devices
(a) Mengandung Logam
(1) AKDR-Cu Generasi pertama (First Generation Copper Devices
). Cu- T- 200 : Jarum T, Cu-7: Gravivard dan ML-Cu-250
(2) AKDR- Cu generasi kedua (Second Generation Copper
Devices). CUT-380 A : Parogara, CUT- 380 Ag, CUT- 220 C,
Nova-T:
(b) Mengandung hormon: progesteron atau levonogestrel
Progesterst : A12a-T dengan daya kerja 1 tahun
LNG-20 : mengandung levonogestrel
3. Mekanisme Kerja IUD
Menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111, mekanisme
kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja IUD
yang telah dianjurkan:
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat
implantasi.
c. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh
sel-sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak
dapat bernidasi.
d. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat
menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak
sperma.
e. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang
menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel
sperma ke kavum uteri.
f. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan
konsepsi.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas IUD
Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 200-
212,Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate)
yaitu berapa lama IUD tetap tinggal di utera tanpa :
a. Ekspulsi spontan
b. Terjadinya kehamilan
c. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
d. Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada
1) IUD nya : Jenis, ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD
medisionalis bergntung pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang
dikandung dan lama pemakaian.
2) Akseptor : Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi
senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan
dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui : makin tua usia,
makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan atau
pengeluaran IUD dan makin muda usia terutama pada multigravida,
maka tinggi angka ekspulsi dan pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan
medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang,
kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk
mendapatkan pertolongan medis.
5. Keuntungan dan Kerugian IUD
Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2006: MK-75 - MK-76:
a. Keuntungannya :
1) Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu
diganti).
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
10) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
b. Kerugiannya :
1) Resiko penyakit radang panggul meningkat.
2) Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama
pada berbagai pemakai IUD.
3) Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
4) Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu
hubungan sseksual pada sebagian pemakai.
5) Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.
6. Indikasi pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, Pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita
yang :
a. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
b. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
c. Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
d. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
e. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
f. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, hati).
g. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
h. Tidak ada kontra indikasi.
7. Kontra Indikasi Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
a. Diketahui dan curiga hamil.
b. Infeksi panggul (pelvis)
c. Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
d. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
e. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
f. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
g. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.
8. Waktu Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
a. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan idak begitu banyak
b. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah
sakit. Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu
dipulangkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih
dari 3 bulan pasca persalinan atau keguguran.
c. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah
sakit.
d. Masalah Interval
Yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan
wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah
(kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
e. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku
dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.
BAB III
ANALISA JURNAL
1. Nama Mahasiswa :
Nyai Julia Enelcia
Jeki Pranjaya
2. Tempat Praktik : RSUD Wonosari
3. Tanggal Praktik : 1 Juni sampai 27 Juni 2015
4. Judul jurnal yang di kritisi
GAMBARAN POLA MENSTRUASI PADA AKSEPTORI INTRA UTERIN DEVICE
(IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG
Analisa : judul sesuai dengan aturan yang ada singkat dan jelas terdiri dari 15 suku
kata, sudah menampilkan tempat penelitian.
5. Title anda Abstract
Analisa :
Sudah ditampilkan secara informatif tentang tujuaan penggunaan kontrasepsi IUD
dengan salah satu kerugiannya adalah gangguan menstruasi pada akseptor.
Sudah ditampilkan tujuan penelitian mengetahui gambaran pola menstruasi pada
ibu yang memakai IUD di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang.
Sudah ditampilkan metode atau jenis penelitian adalah studi deskriptif, jumlah
responden penelitian, dan teknik pengambilan sampel.
Sudah ada hasil dari penelitian dan kesimpulan dari penelitian serta sudah
mencantumkan kata kunci sesuai kaidah yang terdiri 2 kata kunci.
Kekurangan : peneliti tidak mencantumkan berapa lama waktu penelitian yang
dilakukan.
6. Introduction
a. Backgraound/rationale
Analisa :
Kelebihan dari jurnal sudah ditampilkan tentang keseriusan nasalah yang diteliti
tentang tujuan paradigma baru program keluarga berencana secara nasional,
peneliti telah mencantumkan tentang kontrasepsi secara umum dankontrasepsi
IUD, keuntungan dan kerugian Kontrasepsi IUD serta sudah ditampilkan hasil
studi pendahuluan yang dinarasikan secara piramida terbalik.
b. Objective
Analisa : didalam jurnal sudah ditampilkan tujuan penelitian secara spesifik yaitu
mengetahui gambaran pola menstruasi pada ibu yang memakai intra uterin
device (IUD) di wilayah kerja Puskesmas Kedangmundu Semarang.
Kekurangan didalam jurnal tidak ditampilkan hipotesis dari penelitian ini.
7. Methods
a. Study design
Desain penelitian telah disebutkan di abstrak yaitu studi diskriptif.
b. Setting
Peneliti sudah mencantumkan tempat penelitian Puskesmas Kedungmundu, waktu
Bulan September 2012.
Kekurangan : di dalam jurnal tidak ditampilkan bagaimana data dikumpulkan?
Berapa lama waktu pengumpulan data?
c. Participans
Di dalam jurnal telah ditampilkan populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang
termasuk dalam usia produktif dan memakai IUD di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Semarang, dan sampel ditentukan degan teknik sampling jenuh.
Kekurangan/keterbatasan : tidak ditampilkan kriteria inklusi dalam penelitian karena
teknik pengambilan sampel dengan cara sampling jenuh.
d. Variabel
Variabel dalam jurnal yang dianalisis memiliki 2 jenis variabel yaitu varibel bebas
siklus menstruasi dan variabel terikat adalah ibu yang menggunakan IUD.
e. Data sources/measurement
Dalam jurnal telah ditampilkan sumber data pada varibel penelitian adalah ibu yang
usia produktif menggunakan kontrasepsi IUD dengan menggunakan daftar
pertanyaan terkait menstruasi dan pemasangan IUD.
f. Bias
Dalam jurnal tidak ditampilkan kemungkinan terjadi bias dan cara mengatasinya.
g. Study size
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan
teknik sampel jenuh.
h. Quantitative variabels
Varibel dalam jurnal penelitian ini dilakukan analisa secara univariate dengan
pernyataan terkait pola menstruasi ibu pengguna IUD.
i. Statistical methods
Jurnal tidak menggunakan metode analisa statistik karena penelitian ini dilakukan
studi diskriptif untuk mendapatkan gambaran pola menstruasi ibu yang memakai
IUD.
8. Results
a. Participants
Populasi yang digunakan sebanyak 94 orang ibu akseptor kb dengan jenis IUD
digunakan sebagai sampel di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu.
b. Descriptive data
Karakteristik subyek penelitian telah ditampilkan dalam penelitian ini yaitu dalam
bentuk tabel terdiri dari :
Tabel 1 gambaran umur responden ibu pemakai IUD di Puskesmas Kedungmundu
Semarang dengan umur terendah 20 tahun dan umur tertua 49 tahun.
Tabel 2 distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik ibu pemakai IUD di
puskesmas kendungmundu semarang dengan pendidikan terbanyak pada
pendidikan dasar 72,3% dan sebagian besar adalah IRT 84,0 %
Tabel 3 lama penggunaan KB IUD dengan maximal penggunaan 5 tahun dan
minimal 1 tahun.
Tabel 4 distribusi hasil jawaban responden terhadap item pernyataan Pola menstruasi
ibu pemakai KB IUD.
c. Outcome data
Ringkasan penelitian sudah ditampilkan yaitu berdasarkan hasil penelitian sebagian
besar responden pola menstruasinya tidak teratur setelah menggunakan IUD
sebanyak 62,9%, responden berada pada kelompok umur 20-40 tahun 63,8% pola
menstruasinya teratur, dan 66,7% responden usia diatas 40 tahun mesntruasinya
tidak teratur.
a. Key result
Sudah ditampilkan kata kunci yaitu pola menstruasi dan kontrasepsi IUD
b. Limitations
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya melakukan penelitian pada ibu usia subur
dengan menggunakan KB IUD, sedangkan secara nyata masih ada jenis
kontrasepsi lain yang juga dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi.
c. Generalisability
Hasil penelitian ini dapat diterapkan di puskesmas yang ada di Indonesia untuk
menggetahui adanya gangguan pola menstruasi pada ibu yang menggunakan IUD,
dan dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan pemberian informasi
kesehatan tentang kontrasepsi pada masyarakat.
9. Jurnal yang dianalisis tidak menampilkan siapa penyandang dana penelitian dan berapa
banyak dana yang digunakan.
10. Hasil analisa kelompok berdasarkan jurnal diatas adalah : penggunaan kontrasepsi IUD
pada ibu usia subur terkadang dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi bisa juga
tidak hal ini tergantung pada berbagai hal seperti pola makan, keadaan kesehatan
akseptor, jenis kontrasepsi IUD dan lama waktu penggunaan.
Kondisi riil yang ditemui di tempat praktek stase keperawatan maternitas RSUD
Wonosari adalah : pasien yang mengeluhkan gangguan pola haid seperti haid yang
berhenti lama atau lama haid menjadi panjang bukan saja dialami akseptor KB IUD
tetapi juga dikeluhkan akseptor KB Pil dan suntikan 3 bulanan serta pengguna
kontrasepsi susuk.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan setiap jenis alat kontrasepsi selalu memiliki kelebihan dan
kekurangan, seperti halnya kontrasepsi IUD yang memiliki salah satu kekurangan
yaitu gangguan pada pola menstruasi akseptor KB.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan atau calon perawat saat menemui atau berpraktik di
ruangan maternitas terutama di poli kandungan atau puskesmas agar dapat
memberikan pendidikan kesehatan antenatal pada ibu hamil atau ibu post partum
tentang alat kontrasepsi lebih sering dan detail untuk kelebihan dan kekurangan
sehingga calon akseptor tidak cemas akan efek samping yang timbul dikemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN

Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan

Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC

Marjati. 2011. Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
YBPSP

Anda mungkin juga menyukai