Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)”


RUANG 17 RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH :
TIM PKRS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
di Ruang 17 RSU dr. SAIFUL ANWAR – MALANG

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Lahan

_____________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sasaran : Keluarga pasien ruang 17 RSU dr. Saiful Anwar –
Malang
Tempat Praktik : Ruang 17 RSU dr. Saiful Anwar – Malang
Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Oktober 2018
Waktu : 1 x 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pesatnya perkembangan era globalisasi, serta adanya
transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat
perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial
budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya
dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan, gaya
hidup masyarakat, dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan,
tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki
andil 35 - 40 % terhadap derajat kesehatan (Dinkes Sulawesi Selatan, 2006).
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar,
maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat
menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009).
Sejatinya program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah
diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
yang sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Kebijakan Indonesia Sehat
2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan
pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian
visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah
satu subsistem dari SKN adalah subsistem Pemberdayaan Masyarakat.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya
peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010). Untuk melaksanakan
program Promkes di daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promkes
di daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
PHBS yang kini tidak lagi menjadi istilah asing di masyarakat, jika
dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu
terkait dengan perilaku seseorang menyangkut kebersihan lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan
pelaksanan PHBS, mulai dari diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang
akhir-akhir ini marak terjadi. Salah satu faktor yang mendukung PHBS
adalah kesehatan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal individu.
Penerapan PHBS di berbagai tatanan menjadi hal yang utama dalam
mencegah penyebaran penyakit, diantaranya di tatanan rumah tangga sebagai
tempat tinggal individu serta di tatanan rumah sakit sebagai tempat yang
sangat rawan dalam penyebaran penyakit. Meskipun, hal ini menjadi hal yang
patut dijadikan sorotan oleh banyak pihak, namun masih banyak masyarakat
yang belum memahami dan belum mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Hal ini dapat dilihat pada situasi Rumah Sakit, dimana
masih terdapat pihak-pihak yang merokok di area rumah sakit yang dapat
mengganggu kondisi pasien lain dan mengotori lingkungan sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk dilakukan penyuluhan
mengenai penerapan PHBS baik di tatanan rumah tangga serta rumah sakit
sebagai bekal mereka untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit.

B. TUJUAN
1) Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami dan mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan mereka.
2) Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat:
a. Menjelaskan pengertian PHBS.
b. Menyebutkan tatanan PHBS.
c. Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di tatanan Rumah
Tangga dan Rumah Sakit.
d. Menjelaskan indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga dan Rumah
Sakit.
e. Mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar.
C. PESERTA PENYULUHAN
Pasien dan Keluarga Pasien yang dirawat di ruang 17 RSU Dr. Saiful Anwar
Malang
D. PEMBAHASAN MATERI
 Pengertian PHBS.
 Tatanan PHBS
 Sasaran dan manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dan RS
 Indikator PHBS di rumah tangga dan RS
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.
E. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Annisa’ Zuhroh
2. Fasilitator : Halimatussa’diah
3. Narasumber : M. Fikri
4. Peserta : Pasien dan Keluarga
G. Setting Tempat

: pembimbing
: Fasilitator
: Moderator
:Narasumber
: Peserta

H. MEDIA
 Power point
 Leaflet
 LCD
 Laptop
I. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
J. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluan Kegiatan Peserta Media dan Metode
Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri  Menjawab salam
1. 3 menit  Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Mendengarkan
Ceramah
 Menyebutkan materi yang akan diberikan  Mendengarkan
 Kontrak waktu penyuluhan selama ± 30 menit
Pelaksanaan :
 Memperhatikan
 Menjelaskan tentang pengertian PHBS.
 Menjelaskan tatanan PHBS  Mendengarkan Ceramah dengan
2. 15 menit  Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dan  Bertanya dan menampilkan power
menjawab point dan membagikan
RS
pertanyaan yang leaflet
 Menjelaskan indikator PHBS di rumah tangga dan RS
diajukan
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.
Evaluasi :
 Menjawab
3. 10 menit  Menanyakan tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada Tanya jawab
pertanyaan
peserta
Terminasi :
 Mendengarkan
4. 2 menit  Menyampaikan kesimpulan Ceramah
 Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup
K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
 Pelaksana penyuluhan menyiapkan media penyuluhan sebelumnya
 Konsultasi SAP kepada pembimbing lahan ruang 17 RSU dr. Saiful Anwar –
Malang
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang 17 RSU dr. Saiful Anwar –
Malang
 Kontrak waktu penyuluhan kepada peserta selama ± 30 menit
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Pelaksana penyuluhan mampu menguasai peserta penyuluhan untuk memusatkan
perhatian
 Peserta mengajukan pertanyaan dan pemateri dapat menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
60% dari sasaran penyuluhan mampu:
 Menjelaskan kembali pengertian PHBS.
 Menyebutkan dan menjelaskan kembali 3 dari 5 tatanan PHBS.
 Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% manfaat dan sasaran PHBS di tatanan
rumah tangga dan rumah sakit.
 Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% indikator PHBS di tatanan rumah
tangga dan rumah sakit.
 Mendemonstrasikan kembali cara mencuci tangan yang benar.
Lampiran Materi Penyuluhan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. PENGERTIAN PHBS
- Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun
1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat
Promosi Kesehatan. Program ini dijalankan dengan kesadaran bahwa dampak
dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, dengan demikian diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. (Dinas
Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
- Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus
merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar
untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
- Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. (Dinas Kesehatan
Prov. Sulawesi Selatan, 2006)
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga
masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan
pimpinan (Advocacy), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)
- PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5
program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM. (Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan,
2006)
B. TATANAN PHBS
1) PHBS di Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah
risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
 Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga,
yaitu :
- Pasangan Usia Subur
- Ibu Hamil dan Menyusui
- Anak dan Remaja
- Usia lanjut
- Pengasuh Anak
 Manfaat PHBS di Rumah Tangga, yaitu :
- Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
- Anak tumbuh sehat dan cerdas
- Produktivitas anggota keluarga meningkat
- Pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pemenuhan gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
- Mampu mengupayakan lingkungan sehat
- Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan
- Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
- Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti
Posyandu, JPKM, tabungan bersalin, arisan jamban, kelompok pemakai
air, ambulan desa.
- Peningkatan kinerja dan citra alokasi biaya penanganan masalah
kesehatan dapat di alihkan untuk pengembangan lingkungan sehat dan
penyedian sarana kesehatan merat bermutu dan dan terjangkau
- Menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pengembangan
PHBS di rumah tangga
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

2) PHBS di Institusi Kesehatan


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun
pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi
kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi kesehatan
kepada penderita lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi
Nosokomial. Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan
institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga kesehatan yang melakukan
prosedur medis tertentu kurang terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi
karena tidak memadainya fasilitas institusi kesehatan seperti ketersediaan air
bersih, jamban, pengelolaan sampah dan limbah, juga perilaku dari pasien,
petugas kesehatan dan pengunjung seperti membuang sampah dan meludah
sembarangan.
PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan institusi kesehatan ber-PHBS.
Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :
- Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
- Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.
Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :
- Pasien.
- Keluarga Pasien.
- Pengunjung.
- Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
- Karyawan di institusi kesehatan.
Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan :
 Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
- Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
- Kesehatan yang sehat
- Terhindar dari penularan penyakit
- Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan
pasien.
 Bagi Institusi Kesehatan :
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
- Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi
masyarakat.
 Bagi Pemerintah Daerah :
- Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja
dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

C. Indikator PHBS
1) Indikator PHBS di Rumah Tangga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi ASI ekslusif.
3. Menimbang bayi dan balita yang dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5
tahun di posyandu.
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
(Sudayasa, 2009).
2) Indikator PHBS di Institusi Kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok di Institusi Kesehatan
6. Tidak meludah sembarangan
7. Memberantas jentik nyamuk
(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).
D. Cara Mencuci Tangan yang Benar
 Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting. Cuci tangan harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, walaupun memakai sarung
tangan atau alat pelindung lainnya.
 Tujuan Cuci Tangan
1. Menekan pertumbuhan bakteri pada tangan
2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung tangan
 Langkah-langkah mencuci tangan yang benar
 Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah terkena cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Rumah Tangga.


Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2009. Pengembangan PHBS di 5 Tatanan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2006. Pedoman Pengembangan
Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Sudayasa, Putu. 2009. 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga.

Anda mungkin juga menyukai