OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
PROPOSAL BERMAIN TERAUPETIK
ETIKA BATUK & BERSIN YANG BAIK DAN BENAR
DI RUANG ANAK LANTAI DASAR RSUP DR KARIADI SEMARANG
A. LATAR BELAKANG
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan
atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolak tindakan keperawatan yang diberikan (Adriana, 2013)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan
dapat mengenal waktu, jarak serta suara (Adriana, 2013)
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang
dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat
dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan (Adriana, 2013)
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan bermain teraupetik pada anak 7-9 tahun selama 30 menit,
anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut
lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah
sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain dalam waktu 1 x 30 menit diharapkan
anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
5. Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara batuk dan bersin dengan
benar.
6. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat
diruang yang sama
7. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.
8. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan
9. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.
10. Melatih sosial emosi anak.
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik kasar
b. Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri
3. Karaketristik Peserta
a. Usia 7-10 tahun
b. Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
5. Metode
Menonton video, demonstrasi, praktik
2) Uraian Tugas
A. Leader
Menjelaskan tujuan bermain
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
B. Co.Leader
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
C. Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
D. Observer
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat, anak dan
o Menyiapkan ruangan keluarga sudah siap
o Menyiapkan alat-alat
o Menyiapkan anak dan keluarga
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah
diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di
dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka
inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai
ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan
hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain
berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008),
bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain
akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,
2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2008). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
B. FUNGSI BERMAIN
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang
telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan
visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari anak lebih
cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih
kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari
individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.
1. Pengertian
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya.
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak
menular ke orang lain.
2. Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan
membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman
infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan.
Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut “air borne disease”.
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut anda
dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali
anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan
untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih
tangan.
Langkah 4
Gunakan masker.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta: Selemba Medika.
Hakim, A. (2018). Impact of Storytelling on Anxiety in 4-7 Year Old Children in Hospital: A
Randomized Clinical Trial Study. Scientific Journal of Hamadan Nursing & Midwifery Faculty,
26(3), 155–164. https://doi.org/10.30699/sjhnmf.26.3.155
Wong D. L., Huckenberry M.J.(2008).Wong’s Nursing care of infants and children. Mosby
Company, St Louis Missouri.