Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL BERMAIN TERAUPETIK

ETIKA BATUK & BERSIN YANG BAIK DAN BENAR


DI RUANG ANAK LANTAI DASAR RSUP DR KARIADI SEMARANG

OLEH :

Rizka Mutmainnah P1337420919035

PRODI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
PROPOSAL BERMAIN TERAUPETIK
ETIKA BATUK & BERSIN YANG BAIK DAN BENAR
DI RUANG ANAK LANTAI DASAR RSUP DR KARIADI SEMARANG

Pokok Pembahasan : Bermain Teraupetik Pada Anak Usia Sekolah.


Sub Pokok Pembahasan : Etika Batuk & Bersin Yang Baik Dan Benar
Hari/Tanggal : Jum’at , 25 Oktober 2019
Tempat : Ruang Anak Lantai Dasar
Sasaran : Anak Usia sekolah ( Usia 7-10 tahun).
Waktu : 60 menit.

A. LATAR BELAKANG
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan
atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolak tindakan keperawatan yang diberikan (Adriana, 2013)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan
dapat mengenal waktu, jarak serta suara (Adriana, 2013)
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang
dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat
dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan (Adriana, 2013)
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan bermain teraupetik pada anak 7-9 tahun selama 30 menit,
anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut
lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah
sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain dalam waktu 1 x 30 menit diharapkan
anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
5. Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara batuk dan bersin dengan
benar.
6. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat
diruang yang sama
7. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.
8. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan
9. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.
10. Melatih sosial emosi anak.

C. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan dan prosedur medis.
6. Memberi peralihan dan relaksasi.
7. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain.
10. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
11. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong, 2008).

D. RENCANA KEGIATAN TERAPI


1. Jenis Program Bermain
a. Penkes dan menonton video cara batuk dan bersin yang benar

2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik kasar
b. Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri

3. Karaketristik Peserta
a. Usia 7-10 tahun
b. Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Jum’at, 25 Oktober 2019
Waktu : 15.00 – 15.30 WIB
Tempat : Ruang anak lantai dasar RSUP dr Kariadi

5. Metode
Menonton video, demonstrasi, praktik

6. Alat-alat yang digunakan (Media)


a. Demonstrasi Etika batuk dan bersin yang benar
- Laptop
- Infokus
- tissue
- handsrucb
7. Setting tempat
Terapi bermain ini dilakukan di Ruang anak lantai dasar dengan setting tempat
sebagai berikut :

8. Orientasi dan Uraian Tugas


1) Struktur organisasi
a) Leader : rizka mutmainnah
b) Co. Leader :
c) Fasilitator :
d) Observer :

2) Uraian Tugas
A. Leader
 Menjelaskan tujuan bermain
 Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
 Menjelaskan aturan bermain pada anak
 Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
B. Co.Leader
 Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
C. Fasilitator
 Menyiapkan alat-alat permainan
 Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
 Mempertahankan kehadiran anak
 Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
D. Observer
 Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
 Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
 Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

E. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1  Persiapan (Pra interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat, anak dan
o Menyiapkan ruangan keluarga sudah siap
o Menyiapkan alat-alat
o Menyiapkan anak dan keluarga

2  Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga


o Mengucapkan salam menjawab salam, anak
o Memperkenalkan diri saling berkenalan, anak dan
o Anak yang akan bermain saling keluarga memperhatikan
berkenalan terapis
o Menjelaskan kepada anak dan
keluarga maksud dan tujuan terapi
bermain
3  Kegiatan (Kerja) 15 menit Anak dan keluarga
o Menjelaskan kepada anak dan memperhatikan penjelasan
keluarga tujuan, manfaat terapis, anak melakukan
bermain selama perawatan, dan kegiatan yang diberikan
cara permainan yang akan oleh terapis, anak dan
dilakukan keluarga memberikan
o Mengajak anak untuk respon yang baik
mengikuti kegiatan bermain
ETIKA BATUK DAN BERSIN
o Anak diminta untuk menonton
video batuk dan bersin dengan
benar.
o Anak diminta mempraktikkan
batuk dan bersin yang benar.
o Memotivasi anak untuk
menerapkan etika batuk dan
bersin yang benar dalam
kesehariannya.
4  Penutup (Terminasi) 5 menit Anak dan keluarga tampak
o Memberikan reward pada anak senang, menjawab salam
atas kemamuan mengikuti
kegiatan bermain sampai
selesai
o Mengucapkan terimakasih
o Mengucapkan salam

F. Antisipasi Memininalkan Hambatan


Untuk mengantisipasi hambatan-hambatan dalam proses terapi bermain, maka
langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya:
1) Saat permainan berlangsung dilandasi dengan pengertian, kasih sayang juga
kesabaran dalam menghadapi sifat dan karakteristik anak yang berbeda-beda.
2) Dilakukan berjenjang dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak.
3) Jika menggunakan alat dalam permainan, bisa menggunakan alat yang
sederhana, murah dan mudah didapat, disesuaikan dengan keadaan.
4) Selalu berikan pujian atas keberhasilan yang dilakukan anak.
5) Ciptakan suasana menyenangkan, bervariasi, dan nyaman sehingga tidak
membosankan.
6) Meminta nasehat kepala ruangan atau CI lahan jika ditemukan kesulitan dalam
mencapai tujuan terapi bermain.

G. EVALUASI YANG DIHARAPKAN


1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah
diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di
dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka
inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai
ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan
hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain
berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008),
bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain
akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,
2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2008). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

B. FUNGSI BERMAIN
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang
telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan
visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari anak lebih
cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak


Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan
merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba
bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang
lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang
guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan
orang

4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih
kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari
individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik


Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur
diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak


Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di
sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan
yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
C. MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-
organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

D. MACAM - MACAM BERMAIN


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a.Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b.Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d.Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat
dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh
alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali,
dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,
TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang
dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

H. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI


Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat dating.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.

I. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1) Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang
sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan
tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang
dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain
sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak
menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua
dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat
segera diketahui secara dini.

J. ETIKA BATUK DAN BERSIN

1. Pengertian
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya.
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak
menular ke orang lain.
2. Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets) dan
membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat mengandung kuman
infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan.
Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut “air borne disease”.

3. Penyebab terjadinya Batuk


a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal : flu,
bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang pneumoni, TBC,
Kanker paru-paru.
b. Alergi
Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan.Misal :
debu,asap,makanan dan cairan. Mengalirnya cairan hidung kea rah tenggorokan dan
masuk ke saluran pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek. Penyempitan pada
saluran pernapasan. Misal : Asma

4. Kebiasaan batuk yang salah


a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk dan bersin.
c. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

5. Dampak dari Batuk


a. Rasa lelah
b. Gangguan tidur
c. Perubahan pola hidup
d. Nyeri musculoskeletal
e. Suara serak
f. Mengganggu nafas,dll.

6. Cara Batuk yang Baik dan Benar:


a. Lengan baju
b. Tissue
c. Sabun dan air
d. Gel pembersih tangan

 Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut anda
dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali
anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
 Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

 Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan
untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih
tangan.

 Langkah 4
Gunakan masker.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta: Selemba Medika.

Hakim, A. (2018). Impact of Storytelling on Anxiety in 4-7 Year Old Children in Hospital: A
Randomized Clinical Trial Study. Scientific Journal of Hamadan Nursing & Midwifery Faculty,
26(3), 155–164. https://doi.org/10.30699/sjhnmf.26.3.155

Wong D. L., Huckenberry M.J.(2008).Wong’s Nursing care of infants and children. Mosby
Company, St Louis Missouri.

Anda mungkin juga menyukai