Oleh :
Dewa Ayu Putu Widya Anita Sari
1070121020
Pembimbing :
dr. Putu Tri Yasa, Sp.A
Bedside Teaching
BEDSIDE TEACHING
PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN DIARE AKUT
Oleh: Dewa Ayu Putu Widya Anita Sari (1070121020)
Memberikan salam
Memperkenalkan diri
Menanyakan identitas pasien
1.
1.
Mempersiapkan Pasien
Menjelaskan prosedur dan meminta persetujuan pemeriksaan kepada orang
tua pasien.
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang.
Pasien laki-laki berusia 2 tahun datang diantar oleh orang tuanya ke IGD
RSUD Sanjiwani pada tanggal 6 Juni 2015 dengan keluhan mencret. Mencret
dialami sejak 1 hari sebelum MRS (5 Juni 2015). Mencret dialami sebanyak 5
kali dengan konsistensi encer, volume kurang lebih gelas, tanpa darah dan
lendir. Pasien sudah sempat ke dokter dan diberikan obat, namun keluhan
masih tetap dirasakan. Selain mencret pasien juga dikeluhkan mengalami
muntah sebanyak 4 kali. Muntah berupa makanan dan cairan dengan volume
kurang lebih gelas tiap kali muntah. Pasien dikatakan lebih rewel dari
biasanya pasien masih mampu minum dan dikatakan seperti kehausan. Nafsu
makan dikatakan menurun. Riwayat demam, batuk dan pilek disangkal. BAK
masih dalam batas normal ( BAK terakhir 3 jam SMRS).
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Stetoskop.
Timbangan.
Pengukur tinggi badan.
Termometer.
Senter
Tindakan Pra-Pemeriksaan
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir kemudian keringkan
dengan handuk bersih atau tissue/ dapat juga membersihkan tangan dengan
mengunakan larutan antispetik yang sudah tersedia.
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Pengukuran pulse/ frekuensi jantung dengan meletakkan stetoskop pada ICS 4
midklavikula line sinistra kemudian hitung dalam 1 menit atau dengan meraba
arteri radialis.
Didapatkan denyut jantung pasien 98 x/menit.
Pengukuran Respiration rate/ frekuensi napas dengan meletakkan stetoskop
pada lapang paru kemudian dihitung dalam 1 menit .
Didapatkan frekuensi nafas pasien 20 x/menit.
Pengukuran suhu aksila dengan menggunakan thermometer.
Didapatkan suhu tubuh pasien 37,1C.
Pemeriksaan Fisik
Wajah
Perhatikan wajah pasien, biasanya harus tampak simetris. Perhatikan juga
apakah ada kelainan pada wajah.
Wajah pasien terlihat simetris dan tidak terlihat adanya kelainan pada
wajah.
Mata
Perhatikan adanya anemia atau ikterus. Lihat reflek pupil, diameter dan
isokor. Lihat juga ada tanda-tanda dehidrasi seperti mata cowong, jika
menangis ada air mata keluar atau tidak.
Pada mata pasien tidak terdapat adanya ikterus dan terlihat mata cowong.
Saat pasien menangis keluar air mata akan tetapi sedikit.
Telinga
Perhatikan telinga pasien, harus simetris dan tidak ada secret, nyeri tarik
aurikula, nyeri tekan tragus, pembesaran kelenjar pre aurikular.
Pada pemeriksaan telinga didapatkan telinga pasien simetris dan tidak ada
secret, namun inspeksi lebih dalam tidak dapat dilakukan.
Hidung
Perhatikan bentuk dan lebar hidung. Perhatikan hidung pasien, secara normal
harus bernafas melalui hidung, jika melalui mulut kemungkinan terjadi
obstruksi jalan napas. Perhatikan juga apakah terdapat napas cuping hidung
yang menandakan adanya gangguan pernapasan dan juga sekret serta darah
yang biasanya menyumbat pernafasan dan perhatikan konkanya.
Pada pemeriksaan hidung, bentuk dan lebar hidung dalam batas normal,
pasien bernafas melalui hidung dan tidak terdapat napas cuping hidung,
tidak terdapat sekret serta darah yang dapat menyumbat pernafasan.
5. Tenggorokan
Perhatikan faring pasien apakah hiperemis atau tidak dan perhatikan juga
tonsilnya apakah ada pembesaran, detritus, atau kripte.
Pada pemeriksaan tenggorokan, didapatkan hasil hiperemis (-) dan tonsil
(T1/T1).
6. Mulut
Perhatikan mulut pasien apakah simetris atau tidak. Perhatikan apakah
terdapat kelainan pada bibir pasien seperti bibir sumbing dan perhatikan juga
gigi, gusi, dan lidah pasien. Pada pasien diare biasanya bibir tampak kering.
Pada pemeriksaan mulut, didapatkan hasil yang simetris dan tidak terdapat
kelainan pada bibir pasien seperti bibir sumbing.Tidak terdapat bibir
kering.
7. Thorax
Cor :
Inspeksi :
Perhatikan warna kulit dada, bentuk dada, kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas, adanya retraksi dada, apakah iktus kordis terlihat atau tidak dan
pada ICS berapa.
Warna kulit dada pasien dalam batas normal (tidak terdapat kebiruan,
memar, atau hal abnormal lainnya), bentuk dada simetris, gerakan dada
saat bernapas juga simetris, tidak ada retraksi dada, dan iktus kordis
tidak terlihat.
Palpasi :
- Letakkan telapak tangan pada daerah ICS 4, ICS 5,ICS 6 anterior aksila
line kiri.
- Raba ke bagian medial sampai teraba impuls jantung terkeras .
- Perhatikan pengembangan dada dan raba iktus kordis.
Normal = iktus kordis teraba di ICS 5 midklavikula line sinistra.
Saat dilakukan palpasi pada thorax, didapatkan hasil dalam batas
normal dimana iktus kordis teraba di ICS 5 midklavikula line sinistra.
Perkusi:
- Batas atas : ketuk pada sterna line sinistra dari atas ke bawah.
Dengarkan perubahan suara dari sonor ke dullness.
Normal = ICS 2 sternal line sinistra.
- Batas kanan : ketuk pada parasternal line dekstra dari atas ke bawah,
lalu dengar perubahan suara dari sonor ke dullness.
Normal = ICS 4 parasternal line dekstra.
- Batas kiri : ketuk pada midklavikula line sinistra dari atas kebawah,
lalu dengar perubahan suara dari sonor ke dullness.
Normal : ICS 5 midklavikula line sinistra.