Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan perawat untuk
mengetahui keadaan keluarga tersubut baik yang sehat maupun sakit yang berada dalam satu
rumah.Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan tali perkawinan yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari secara Bio-Psiko
Sosio-kultur-spritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk menuruskan
kelangsungan menambah SDM.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat memberikan
perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga, apakah keluarga sudah
memenuhi tugas perkembangan anak pada usia ini atau belum, serta mejelaskan kepada
keluarga tugas perkembangan anak usia sekolah, selain itu perawat juga melakukan
pengkajian disekitar lingkungannnya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak
untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi kepada keluarga
untuk mencegah terjadinya penyakit

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui
tahap perkembangan keluarga anak usia sekolah dan asuhan keparawatannya
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah
a. Mengatahui tugas keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
b. Mengetahui asuahan keprawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah

1
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III PENUTUP

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-
indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. (Duval & Logan, 1986).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
empertahankan kebudayaan. (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, berinteraksi satu sama lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social setiap anggota dalam rangka mencapai
tujuan bersama

B. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval dan Feldman ada 8
tahap tumbuh kembang kembang keluarga yang membutuhkan tugas dan fungsi
keluarga yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pemula/ Pasangan Baru/ Belum mempunyai anak newly
established couple

2. Tahap II : Keluarga child bearing kelahiran anak pertama Child-bearing Family


(Oldest Child Birth to 2,5 years)

3
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah(anak tertua berumur 2,5-5
th)Family with preschool Children (Oldest Child 2,5-5 years)

4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 5-13 th) Family
with School Children (Oldest Child 5-13 Years)

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja(Anak tertua umur 13-20 th) Family with
teenegers(Oldest Child 13-20 Years)

6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai terakhir yang meninggalkan rumah) Family As launching Center
(Oldest Child Gone to departure of youngest)

7. Tahap VII : Keluarga orang tua usia pertengahan ( Tanpa jabatan atau pensiun)

8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pension, dan lansia aging family ( retirement to
death of both spouses)

C. PEMBAHASAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DAN


ANAK USIA SEKOLAH
1. Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah
a. Masa Tahap Perkembangan / Batasan
a) Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah.. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang
mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan
berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka.
Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih
kurus.Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada

4
ulang tahun ke enam.Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin,
walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot
dan kurang jaringan lemak.Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada
anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan
C serta zat besi.Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang
sangat besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan
kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat
lapar.Orang tua dan pemberi pelayanan perlu membuat usaha secara
sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan
makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
b) Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud)
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk
pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik
dan area tubuh yang sensitif.Anak mulai mengetahui perbedaan jenis
kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
Negatif : Memegang genetalia
Positif : Egosentris: sosial interaksi
Mempertahankan keinginan
c) Perkembangan psikososial (Eric Ericson)
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah
inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara
mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap
lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi
lingkungan.Inisiatif berkembang dengan teman
sekelilingnya.Kemampuan anak berbahasa meningkat.Anak mulai
menuntut untuk melakukan tugas.Hasil akhir yang diperoleh adalah
menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang

5
bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke
perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
d) Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap
ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang
dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

b.Tugas Perkembangan Keluarga


a) Membantu anak untuk bersosialisi
Ex : missal seorang anak ingin membeli jajan, maka orang tua hanya
memberikan uang dan kemudian memerintahkan anaknya untuk
membelinya sendiri
b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak
yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
Ex : orang tua memberikan pengertian dan pendekatan kepada anak
yang lebih tua terhadap kehadiran adik baru, dan juga orang tua tetap
harus memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak tertuanya
c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
ex : menerapakan dan melatih tingkat kedewasaan dalam berfikir, dan
bersosialisasi terhadap orang lain ( saat kakak-adik menginginkan
sesuatu sebaiknya dari orang tua member penjelasan apabila salah
satu harus mengalah dengan cara memberikan perhatian dan
penjelasan yang dapat diterima oleh anak )
d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

6
Ex : sebagai orang tua, harus memberikan contoh pembagian waktu
yang tepat untuk diri sendiri, pasangan dan anak, misal : seorang
suami bekerja dengan patnernya harus memperhatikan waktu dengan
istri dan anaknya
e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Ex : pembaguian peran dalam sebuah keluarga : ayah : member
nafkah, ibu : mengurus RT, anak : belajar dan membentu orang tua
f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Ex : meluangkan waktu untuk diberikan kepada anak ..contoh :
mengajak anak ke tempat rekreasi dan mengenalkan berbagai
pengetahuan yang baru kepada anak

c. Masalah Fisik dan Non Fisik Yang sering muncul


a) Masalah Kesehatan Fisik : Penyakit menular pada anak, Jatuh
b) Hubungan perkawinan, perceraian
c) Persaingan antara kakak dan adik
d) Pengasuhan anak

d. Intervensi Keperawatan Keluarga


Intervensi : Pendidikan pola asuh, gaya hidup, penanganan stress dan stimulasi
tumbuh kembang anak. Adapun contohnya meliputi :
a) Mengeliminasi kontak anak dengan infeksi dan penyakit menular serta
kerentanan mereka terhadap penyakit (Shelov,1991) melalui imunisasi
b) Memberikan pengawasan pada aktivitas anak
c) Meningkatkan komunikasi dan perhatian pada pasangan untuk menjaga
keharmonisan
d) Bersikap adil pada setiap anak

7
e) Memberikan pola asuh anak sesuai dengan kebutuhan tumbangnya dan
menerapkan kedisiplinan
f) Memfasilitasi anak bergerak bebas
g) Memfasilitasi anak bermain dengan anak lainnya
h) Banyak berbicara dengan kalimat pendek yang mudah
i) Bacakan buku cerita
j) Ajak ke Taman, Kebun Binatang
k) Fasilitasi anak merapikan mainannya setelah bermain
l) Latih BAB BAK
m) Latih menggunakan sendok-garpu
n) Beri latihan permainan : Balok-Gambar
o) Hindari memberi banyak larangan
p) Tidak menuruti segala permintaan anak (selektif)

2. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah


a. Masa Tahap Perkembangan / Batasan
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum dan
hubungan keluarga diakhir tahap ini (Duval & Miller 1985 ). Pada masa
ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai
keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-
kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan
orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya
sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan
perkembangannya sendiri.
Menurut Erikson (1950) orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas
perkembangan generativitas) dan memperhatikan perkembangan mereka
sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan
sense of industrykapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba
mengangkis perasaan rendah hati.

8
b. Tugas Perkembangan Keluarga
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b) Mempertahankan keintiman pasangan,
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
d) Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, member kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah

c. Masalah Fisik dan Non Fisik Yang sering muncul


a) Gangguan Tingkah Laku
Definisi gangguan tingkah laku memfokuskan pada perilaku
yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma-norma sosial
utama.Contoh : Tingkah laku yang mencakup agresi dan kekejian
terhadap orang lain atau hewan, merusak kepemilikan, berbohong, dan
mencuri.Gangguan tingkah laku merujuk pada berbagai tindakan yang
kasar dan sering dilakukan yang jauh melampaui kenakalan dan tipuan
praktis yang umum dilakukan anak-anak dan remaja usia sekolah
b) Gangguan pemusatan Perhatian / Hiperaktif (ADHD)
ADHD merupakan satu dari kelainan yang terbanyak pada usia
sekolah. Ditemukan sekitar 3-5 % usia anak sekolah. Penyebab belum
diktahui sampai sekarang. Diperkirakan ada beberapa faktorseperti
herediter, neurologi, factor pre dan post natal dan toksi berpengaruh
terhadap kejadian ADHD
c) Disabilitas Belajar
Disabilitas belajar merujuk pada kondisi tidak memadahinya
perkembangan dalam suatu bidang akademik tertentu, bahasa, bicara, atau
ketrampilan motorik yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, autism,
gangguan fisik yang dapat terlihat , atau kurangnya kesempatan
pendidikan. Anak-anak yang mengalami gangguan ini umumnya memiliki
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun mengalami kesulitan

9
mempelajari beberapa ketrampilan tertentu(missal aritmatika atau
membaca) sehingga kemajuan mereka di sekolah menjadi terhambat.
Disabilitas belajar menggabungkan 3 gangguan yaitu : Gangguan
perkembangan belajar, gangguan berkomunikasi, dan Gangguan
ketrampilan motorik
d) Kecemasan dan Depresi
Kecemasan dianggap tidak normal apabila berlebihan dan
menghambat fungsi akademik dan social atau menjdi menyusahkan/
Persisten. Contoh gangguan kecemasan yang dialami oleh anak dan
remaja antara lain : Foba spesifik, Foba Sosial, gangguan kecemasan
menyeluruh, gangguan mood, termasuk Depresi mayor dan gangguan
bipolar. Remaja perempuan mengalami depresi dua kali lebih banyak dari
laki-laki.
e) Retardasi Mental
Retardasi mental adalah keterlambatan yang mencakup tentang
yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan social. Kriteria :
Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata, IQ < 70
Kurangnya fungsi social adaptif dalam minimal 2 bidang berikut :
komunikasi, mengurus diri sendiri, kehidupan keluarga, ketrampilan
interpersonal, penggunaan sumber daya komunitas, kemempuan untuk
mengambil keputusan sendiri, ketrampilan akademik fungsional,
rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
Onset sebelum usia 18 th
f) Gangguan Autistik (Gangguan perkembangan Pervasif)
Karateristk gagguan Autistik adalah dimana individu autis tidak
mampu berhubungan dengan orang lain secara wajar. Mereka memiliki
keterbatasan yang parah dalam bahasa dan keinginan obsessive yang kuat.
Mereka mengalami ketertarikan dan menciptakan kelekatan yang kuat
dengan berbagai benda-benda mati dan berbagai benda mekanis.
g) Gangguan Koordinasi ( Developmental Coordination Disordes /DCD)
Suatu keadaan dimana perkembangan koordinasi motorik lebih
rendah dibandingkan dengan teman sebaya. Penyebab tidak di ketahui tapi

10
diperkirakan tidak berhubungan dengan gangguan intelektual atai adanya
lesi otak

d. Intervensi Keperawatan Keluarga


a) Penanganan Multisistemik
Teknik yang dipergunakan bervariasi, meliputi teknik perilaku kognitif,
system keluarga dan managemen kasus.
b) Pendekatan Kognitif
Penanganan dengan terapi kognitif individual bagi anak-anak yang
mengalami gangguan tingkah laku dapat mempernbaiki tingkah laku
mereka meskipun tanpa melibatkan keluarga. Contohnya : mengajarkan
ketrampilan kognitif pada anak-anak unuk mengendalikan kemarahan
mereka menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu mengurangi
perilaku agresif. Strategi lain dengan mengajarkan ketrampilan moral
kepada berbagai kelompok remaja yang mengalami gangguan perilaku
c) Pemberian obat stimulant dan penanganan psikologis pda ADHD
d) Intervensi gangguan belajar
Model Psikoedukasi : Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan
prevensi-prevensi anak dari pada usaha untuk mengoreksi defisiensi
yang mendasarinya. Misalnya : anak yang menyimpan informasi
auditori lebih baik disbanding visual akan diajar secara verbal missal
menggunakan rekaman pita, dan bukan materi-materi visual
Model Behavioral : Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun
diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar atau perilaku yang
memampukan (Enabling Behaviours). Kompetensi belajar anak akan
dinilai untuk menentukan letak defisiensi dalam hierarki ketrampilan.
Program Intruksi dan penguatan perilaku yang disususn secara
ndividual akan membantu anak.
Model Medis : Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan
dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis
Model Linguistik : Berfokus pada defisiensid dasar pada bahas anak.
Menekankan intruksi dalam ketrampilan mendengarkan, berbicara,

11
membaca dan menulis dengan cara yang logis, berurutan, dan multi
indrawi seperti membaca dengan keras seraya disupervisi dengan
teliti.Model ini mengajarjan ketrampilan bahasa secara bertahap,
membantu murid-murid menangakp struktur dan menggunakan kata-
kata.
Model Kognitif : Berfokus pada bagaiman aanak mengatur pemikiran
mereka ketika belajar metaeri-materi akademik. Anak menerapkan
strategi-strategi untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memonitor
kesuksesan strategi-strategi mereka
e) Terapi Kognitif
Terapi kognitif behavioral yang digunakan untuk menangani anak depresi
biasanya melibatkan model ketrampilan koping dimana anak-anak dan
remaja memperoleh ketrampilan sosial
f) Intervensi Retardasi mental
Intervensi behavioral berbasis pengondisian operant
Dalam metode operant, anak-anak diajari berbagai ketrampilan
selangkah demi selangkah dan berurutan. Prinsip-prinsip pengondisian
operant kemudian diterapkan untuk mengajarkan berbagai komponen
aktivitas pada anak. Juga digunakan untuk mengurangi perilaku yang
tidak pada tempatnya dan perilaku mencederai diri sendiri.
Latihan Intrusional Diri
Mengajari mereka yang mengalami retardasi mental untuk memnadu
upaya penyelesaian masalah mereka melalui kata-kata yang diucapkan.
g) Penanganan untuk anak autis
Biasanya mencoba mengurangi perilaku mereka yang tidak wajar dan
meningkatkan ketrampilan komunikasi dan social. Meski teori biologis
lebih banyak mendapat dukungan empiris, intervesi psiologislah yang
paling menjanjikan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga merupakan hubungan antar individu yang terkait dalam
kelompok dari masyarakat. Dalam interaksinya dengan lingkungan maupun
dengan sesama manusia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Perkembangan keluarga melalui berbagai tahapan yang terjadi secara berurutan
mulai dari awal pernikahan hingga kehilangan dan kematian pasangan. Dalam
setiap masa perkembangannya baik yang berperan sebagai istri maupun suami
memiliki suatu tanggung jawab bersama dalam menjaga keutuhan keluarga
mereka yang dipengaruhi dengan pelaksanaan masing-masing peran secara
maksimal berdsarkan tugas-tugas yang telah dibebankan.
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar periode
tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian (tugas perkembangan) yang
sukses berperan penting untuk kebahagiaannya dan untuk pencapian tugas-tugas
selanjutnya, sedangkan kegagalan (pencapaian tugas-tugas perkembangan)
mengarah timbulnya ketidakbahagiaan dalam diri individu itu dan sulit untuk
mencapai tugas perkembangan selanjutnya.
Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga
banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan
masa-masa sebelumnya.

B. SARAN

13
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan dapat membantu pembaca
untuk lebih tahu tentang tahap-tahap perkembangan. Semoga kita terutama
penulis bisa mengambil manfaat dengan adanya makalah tentang tahap
perkembangan keluarga anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah. Sehingga
kita biasa memahaminya dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, marilyn M (2010) Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, &Praktik.T


Jakarta : EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-dimasajila-5137-3-bab 2.pdf
https://prezi.com/irudom6omyls/psikososial/
http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/pengertian-keluarga-definisi-menurut-para-
ahli.html

14

Anda mungkin juga menyukai