Anda di halaman 1dari 4

69

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta


E-ISSN : 2715-616X

TERAPI SELIMUT ALUMINIUM FOIL SEBAGAI EVIDENCE BASED


NURSING UNTUK MENINGKATKAN SUHU PADA PASIEN
HIPOTERMI POST OPERASI
Randa Abdi Mulyo1, Ekan Faozi2, Ary Mulyantini3
1Mahasiswa Profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
2Dosen Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
3Perawat Senior, Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali
*Email: j230195038@student.ums.ac.id

Abstrak
Keywords: Latar belakang: Hipotermi merupakan suatu kondisi dimana mekanisme
Hipotermi; Emergency tubuh penghantar suhu kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu dingin.
Blanket; Alluminium Penatalaksanaan yang efektif untuk menaikan suhu adalah dengan terapi
Foil; ICU pemberian selimut alluminium foil (emergency blanket). Selimut alluminium
foil merupakan salah satu terapi yang mampu menjaga dan mempertahakan
panas lebih lama, juga dapat mengurangi laju perpindahan panas. Metode:
Pelaksanaan evidence based nursing selimut allluminium foil ini diberikan
pada 2 pasien dengan teknik pre dan post test without control group.
Instrument penerapan menggunakan alat ukur suhu termometer. Penerapan
selimut alluminium foil diberikan selama 30 menit pada pasien Hasil:
penerapan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan suhu dari pasien
yang diberi terapi selimut alluminium foil. Diskusi Alumunium foil
mempunyai salah satu kelebihan yaitu mempertahakan panas lebih lama,
dapat mengurangi laju perpindahan panas, relatif murah dan juga mudah
dalam pemakaiannya, karena sifat dari alluminium foil merupakan
Penghantar panas yang baik sehingga dengan mudah dapat meningkatkan
suhu penggunanya. Kesimpulan: Penerapan terapi selimut alluminium foil
terbukti mampu meningkatkan suhu pada pasien sehingga bermanfaat untuk
diterapkan pada pasien post operasi dengan hipotermi.

1. PENDAHULUAN Berman, & Snyder, 2011). Perawatan post


Pembedahan adalah segala bentuk pembedahan secara dini perlu dilakukan oleh
tindakan penyembuhan menggunakan teknik perawat untuk mencegah terjadinya masalah
invasif dengan membuat sayatan pada lebih lanjut seperti hipotermi, hipotermi
permukaan tubuh tertentu. Bagian tubuh yang merupakan keadaan suhu tubuh berada
sudah terbuka selanjutnya dilakukan tindakan dibawah batas normal fisiologis, yaitu
perbaikan lalu ditutup kembali dengan cara 36,6℃– 37,5℃
dijahit (Sjamsuhidajat & Jong, 2014). Berdasarkan dari hal tersebut di atas
Setiap tindakan pembedahan yang maka dapat disimpulkan bahwa setiap pasien
dilakukan, dapat memunculkan beberapa yang menjalani operasi berada dalam resiko
masalah umum diantaranya nyeri, malnutrisi, untuk mengalami hipotermia.Hal ini sejalan
wound dehiscence, ileus post pembedahan dengan penelitian Dessy (2018), yang
dan hipotermi (Cevik & Baser, 2016; Ditya, menunjukkan bahwa pasien pasca
Asril, & Afriwardi, 2016; Kozier, Glenora, pembedahan akan mengalami keadaan

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2020


70
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-ISSN : 2715-616X

hipotermia dan Kemudian menurut Abelha, pasien post operasi yang dirawat di ICU
dkk. (2005) dalam Syam(2013),pada dengan hipotermi.
penelitian yang dilakukan terhadap 108
pasien yang menjalani operasi elektif dan 2. METODE
emergensi nonkardiak, didapatkan 57,8% Penerapan Evidence Based Nursing
pasien mengalami hipotermia.. (EBN) dimulai dengan menentukan fenomena
Hipotermi sangat berbahaya karena aktual yang terjadi di ruangan kemudian
dapat berkembang dengan cepat. Jika tidak dilakukan pencarian terhadap jurnal-jurnal
diobati, dapat menyebabkan syok dan yang sesuai untuk memberikan solusi
berakibat fatal (Milne, 2009). Selain itu intervensi.
paparan suhu yang dingin juga Pencarian jurnal elektronik internasional
mengakibatkan kematian karena dapat menggunakan mesin pencari google scholar
memperburuk kondisi kronis yang sudah dengan kata kunci Hipotermi, emergency
ada sebelumnya (seperti penyakit blanket, aluminium foil dan ICU. Jurnal
kardiovaskular dan penyakit pernapasan) dan elektronik yang didapatkan dari mesin pencari
mereka yang menjalani pengobatan lebih google mencapai 357.000 hasil. Kemudian
rentan terhadap efek dingin (Berko et all, mencari jurnal pendukung untuk dijadikan
2014). sebagai dasar dalam penerapan. Penerapan
Ruang ICU atau Intensive Care Unit EBN ini menggunakan desain teknik
merupakan ruangan khusus yang disediakan pemilihan purposive sampling. Instrument
rumah sakit untuk merawat pasien dengan penerapan menggunakan thermometer.
dengan penyakit atau cedera serius. Untuk Pelaksanaan dilakukan di ruangan rawat
membantu memulihkan kondisi pasien, ruang inap Intensive Care Unit Rumah Sakit Pandan
ICU dilengkapi dengan peralatan medis Arang Boyolali. Tahap observasi serta
khusus. Selama berada di dalam ruang ICU pencarian literatur dimulai pada tanggal 6 –
pasien akan dipantau selama 24 jam penuh 15 Januari 2020. Jumlah populasi berjumlah 5
oleh dokter, perawat, dan staf khusus dari pasien dengan responden yang diteliti
rumah sakit yang sudah kompeten (Medline, berjumlah 5 orang pasien. Intervensi
2018). pemberian selimut aluminium foil ini
Berdasarkan studi pendahuluan di diberikan kepada pasien post operasi yang
RSUD Pandan Arang Boyolali di ruang ICU mengalami hipotermi, pertama suhu tubuh
dalam kurun waktu antara tanggal 6 - 15 pasien diukur terlebih dahulu, kemudian
Januari 2020, jumlah pasien post operasi bentangkan selimut aluminium foil menutupi
rata-rata perhari 2-3 pasien, dari hasil seluruh bagian tubuh dari ujung kaki hingga
observasi yang didapat hampir mayoritas leher seperti pemberian selimut pada
pasien post operasi mengalami kejadian umumnya dan dilakukan selama ± 30 setelah
hipotermi. itu diukur kembali suhu tubuh pasien untuk
Salah satu intervensi yang dapat mengetahui peningkatan suhu yang terjadi.
dilakukan untuk mengatasi hipotermi ialah Identifikasi sampel yang terlibat dalam
pemberian selimut aluminium foil pada penerapan EBN menggunakan kriteria inklusi
pasien-pasien post operasi untuk mengatasi dan eksklusi yaitu bersedia dijadikan sampel
hipotermi. dan pasien post operasi mayor dewasa yang
Selimut Alumunium foil merupakan berada diruang perawatan yang mengalami
selimut yang bersifat insulator panas. Bahan hipotermi.. Berikutnya kriteria ekslusi yaitu
aluminium foil ini banyak digunakan sebagai pasien menolak dijadikan sampel dan pasien
insulator pada berbagai bidang contohnya post operasi mayor dewasa yang berada
sebagai pembungkus makanan atau makanan diruang perawatan yang tidak mengalami
fast food agar tetap hangat dan juga pada tas hipotermi.
bekal tahan panas yang dapat digunakan
untuk menjaga makanan tetap hangat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan terapi selimut aluminium foil
Dalam penerapan EBN ini, pasien yang
ini adalah untuk meningkatkan suhu pada
terlibat adalah sebanyak 5 orang pasien.

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2020


71
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-ISSN : 2715-616X

Karakteristik dan hasil penerapan EBN yang Pembahasan


dilakukan pada pasien adalah sebagai berikut: Responden yang berada di ICU RSPA
Tabel 1 Boyolali semua mengalami hipotermi ringan.
Karakteristik Responden (n=5) Pasien yang mengalami hipotermi
No Karakteristik Frekuensi Presentase disebabkan karena suhu kamar yang terlalu
1 Jenis Kelamin rendah, Inhalasi dan infus dengan cairan
yang dingin, menurunnya aktifitas otot,
Perempuan 0 0%
Laki-laki 5 100 % ataupun pengaruh obat-obatan yang
2 Umur digunakan. Karena semuanya itu bisa
responden mempengaruhi penurunan suhu tubuh pasien
≤65 Tahun 1 20% sehingga pasien mengalami hipotermi.
≥65 Tahun 4 80% Hipotermi dapat terjadi karena tubuh
4 Diagnosa kehilangan suhu panasnya dengan cepat
medis sehingga menyebabkan temperatur tubuh
BPH 4 80% menurun melalui beberapa mekanisme
Pyelolithotomy 1 20% seperti konduksi, radiasi, konveksi dan
Sumber: Data primer Desember 2020 evaporasi (Filia, 2019).
Beradarkan hasil tabel diatas terlihat Sugiyanto (2013) mengatakan setiap
jenis kelamin laki memiliki karakteristik pasien yang menjalani operasi berada dalam
paling dominan yaitu 5 responden dengan resiko mengalami hipotermi. Sama halnya
presentase 100% sedangkan untuk jenis yang dikatakan oleh Sinantyanta (2013)
kelamin perepuan tidak ada responden menjelaskan bahwa pasien pasca operasi
dengan presentase 0%. Pada karakteristik juga beresiko mengalami hipotermi intra dan
umur pada usia ≥ 65 tahun terlihat lebih pasca operasi karena kehilangan panas tubuh
banyak dengan jumlah 4 responden dengan akibat terpapar oleh suhu kamar operasi
presentase 80% dan untuk umur ≤ 65 tahun yang dingin (18℃). Sama seperti dalam
berjumlah 1 responden dengan presentase penerapan EBN ini, menunjukkan mayoritas
20%. Kemudian berdasarkan jumlah pasien post operasi mayoritasnya juga
diagnosa tersering yaitu Turp berjumlah 4 mengalami hipotermi ringan. Pasien yang
kasus (62,5%) dan Pyelolithotomy 1 kasus mengalami hipotermi ini dikarenakan faktor
(20%). ruangan yang terlalu dingin, ataupun obat –
Tabel 2 obatan yang digunakan, karena semua ini
Karakteristik Penilaian suhu (n=5) mempengaruhi penurunan suhu.
Respon Tingkatan Peningkata Setelah dilakukkan intervensi pada
den Suhu n kelompok perlakuan atau pasien yang diberi
suhu perlakuan dengan diberi selimut alumunium
Sebelum Sesudah foil yang mengalami kenaikkan suhu pada
R1 35,1 37,7 2,6 suhu normal yaitu suhu antara 36,6-37,7℃
R2 36,0 36,7 0,7
atau sudah tidak hipotermi sebanyak 5 orang
R3 36,0 36,6 0,6
R4 35,9 36,9 1
(100%) dan tidak ada mengalami hipotermi.
R5 36,0 36,7 0,7 Sehingga pasien yang diberi perlakuan
Rata- 35,8 36,92 1,12 dengan diberi selimut foil lebih banyak
Rata mengalami kenaikkan suhu.
Sumber: Data primer Desember 2020 Menurut Avellanas (2011),
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa alumunium foil digunakkan untuk passive
penurunan suhu yang diukur menggunakan external rewarming pada kejadian hipotermi
Thermometer dan diberikan intervensi terapi karena suhu lingkungan. Selimut alumunium
selimut aluminium foil melaporkan rata-rata foil selain untuk menghangatkan tubuh juga
mengalami pengingkatan suhu paling tinggi membantu dalam memelihara panas tubuh,
yaitu 2,6℃ dan paling rendah adalah 0,6℃. mampu menahan 90% panas tubuh sehingga
Rata-rata peningkatan suhu 1,12℃. dapat digunakan untuk mencegah dan
memulihkan kondisi hipotermi, tahan air dan

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2020


72
Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-ISSN : 2715-616X

tahan angin, memberikan perlindungan Intravenous Fluid Warmer Treatment on


darurat kompak dalam segala kondisi cuaca, Decreasing Hypothermic Sign For Client
dapat digunakan sebagai alat bantu Post Caesar Surgery. Jurnal Keperawatan,
Signalling karena permukaannya sangat ISSN 20863071. Volume 4, 1, 36-42.
reflektif dan memantulkan cahaya matahari M. L Avellanas, A. Ricart, J. Botella, F.
dengan sangat baik, reflektor panas matahari Mengelle, I. Soteras, T. Veres, M. Vidal.
sehingga dapat digunakan sebagai paneduh (2011). Management of severe accidental
dalam kondisi terik, ringan dan dapat dilipat hypothermia. Medicina Intensiva. Diakses
menjadi seukuran dompet sehingga mudah 28 Januari 2020, dari
dibawa dan digunakan. http://www.elsevier.es/medintensiva.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
4. KESIMPULAN Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Penerapan terapi selimut aluminium foil yang RinekaCipta.
dilakukan pada pasien post operasi yang O’Connel, James., et al. 2011. Accidental
mengalami hipotermi dapat memberikan Hypothermia & Frostbite: Cold – Related
manfaat meningkatkan suhu tubuh, sehingga Conditions, 12 The Health Care of
dapat mengurangi dampak dari hipotermi dan Homeless Persons, Part II, pp. 189 – 197.
juga dapat mengurangi hospitalisasi pasien. Sinantyanta, Hadyan. (2013). Management of
Anesthesia in A Patient with Cystoma
REFERENSI Ovarian Permagna. Jurnal Anestesiologi
Indonesia. Volume V, 3, 225-231.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
RinekaCipta
R&D).Bandung: CV>Alfabeta.
Bayoumi, M. (2017). Effect of General
Anesthesia versus Spinal Anesthesia in
Cesarian Section on Regain of
Gastrointestinal Motility. The Egyptian
Journal of Hospital Medicine, 68(3),
1332–1338.
Berko, Jeffrey, Deborah D Ingram, Shubhayu S
& Jennifer D Parker. 2014. National
Health Statistics Reports: Death
Attributed to Heat, Cold, and Other
Weather Events In the United States,
2006-2010. Hyattsville: U.S Department
of Health & Human Services.
Budiman & Riyanto. 2014. Kapita Selekta
Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Minarsih, Rini. (2013). Effectiveness of

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2020

Anda mungkin juga menyukai