Disusun Oleh :
3020193520
2B
YOGYAKARTA
2019/2021
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
A. Pengertian ......................................................................................................1
B. Etiologi ..........................................................................................................1
C. Patofisiologi...................................................................................................2
D. Manifestasi Klinik..........................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................5
F. Komplikasi ....................................................................................................6
G. Penatalaksanaan ............................................................................................7
H. Daftar Pustaka................................................................................................8
LAMPIRAN
i
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis disebabkan
oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis.Selain itu, beberapa bahan
yang sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung
lambung (Wijaya & Putri, 2013).
Gatritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung,
peradangan ini mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbunlnya
proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013).
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap
waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar
glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila
seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam
lambung akan semakin banyak dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan luka
atau iritasi pada dinding lambung sehingga timbul rasa perih.
B. Etiologi
Menurut Muttaqin (2011) Penyebab gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid/OAINS (indometasin,
ibuprofen dan asam salisilat), sulfonamide,steroid,kokain, agen kemoterapi
(mitomisin,5-floura-2 dexyuriine), salisilat dan digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung.
2. Minuman berakohol seperti, whisky,vodka dan gin.
1
3. Infeksi bakteri : seperti H. plylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci,staphylococii,proteus spesies, clostridium spesies, E.coli,
tuberculosis dan secondary syphilis.
4. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen iritasi
mukosa lambung
5. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)dari usus kecil ke
mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
6. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
7. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi
dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung
C. Patofisiologi
a. Gastritis akut
Penyebab yang paling umum gastritis akut adalah infeksi. Pathogen
termasuk Helicobacter pylori, Escherichia coli, Proteus,Heamophilus,
Stresptococcus dan Stafilococcus. Infeksi bakteri lambung normal
melindungnya dari asam lambung, sementara asam lambung melindungi
lambung dari infeksi,sehinga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam
hidroklorida (asamm lambung) mengenai mukosa lambung,maka terjadi
luka pada pembulih kecil yang di ikuti dengan edema,perdarahan, dan
mungkin juga terbentuk ulkus. Kerusakan yang berhubungan dengan
gastritis akut biasanya terbatas jika diobati dengan tepat (Joyce,2014)
b. Gastritis kronis
Perubahan patofisiologis awal yan berhubungan dengan gastritis
kronis adalah samaa dengan gastritis akut. Mulanya lapisan lambung
menebal dan eritematosa lalu kemudian menjadi tipis dan atrofi.
2
Deteriorasi dan atrofi yang berkelanjutan mengakibatkan hilangnya fungsi
kelenjar lambung yang berisi sel parietal. Ketika sekresi asam lambung
menurun, sumber factor intrinsic hilang. Kehilangan ini mengakibatkan
ketidakmampuan untuk menyerap vitamin B12 dan perkembangan anemia
pernisiosa. Atrofi lambung dengan metaplasia telah diamati pada gastritis
kronis dengan infeksi H.pylori. Perubahan ini mungkin mengakibatkan
peningkatan risiko adenokarsinoma lambung (Joyce,2014).
Mengurangi prostaglandin
Iritasi lambung
GASTRITIS
3
Asam lambung meningkat Mucus yang dihasilkan
Hamostatis
melindungi mukosa lambung
Mual dan muntah
penyembuhan
Perlindungan mucus gagal
n
Nyeri
Atrofi kelenjar epitel
Fungsi intrinsic
GASTRITIS KRONIS
4
D. Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
E. Pemeriksaan Penunjang
Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan
gejalanya menetap maka dokter akan menduganya gastritis. Bila seseorang
didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan
untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri Helycobacter pylori
dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter pylori atau
tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam feces atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini
menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.
5
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan
dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop)
melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus
kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan (anestesi) sebelum
endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani
tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini
memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam. Hampir tidak
ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan akibat menelan ondoskop.
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu
sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan
terlihat lebih jelas ketika dirontgen (Beyer, 2011).
F. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
6
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
G. Penatalaksanaan
1. Cara Perawatan Gastritis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah
dicerna dan tidak merangsang asam lambung.
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti
makanan pedas,makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.
c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti
teh kopi, alkohol.
d. Makan secara teratur.
e. Minum obat secara teratur.
f. Hindari stress fisik dan psikologis
2. Pemberian Obat-Obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya.
Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan
obat sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan
obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain
juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis. Kategori
obat pada gastritis adalah :
a. Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri.
b. Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang
diproduksi.
c. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung
danmenghambat H.pylori (Beyer, 2011).
7
H. Daftar Pustaka
Black, Joyce M & Hacoks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8,Jilid 3. Elsevier. Singapura : Salemba Medika
Buyer. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Diyono & Sri Mulyanti. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Sistem
Pencernaan. Jakarta : Penerbit Kencana
8
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas diri klien
Nama : Irwansyah
Usia : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Rambah Samo, Rokan Hulu, Riau
Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Status pernikahan : Kawin
Agama / keyakinan : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan
Diagnosa medik : Gastritis
Tanggal masuk : 19 April 2021
Tanggal pengkajian : 21 April 2021
2. Penanggung jawab
Nama : Novi
Usia : 30 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien. : Istri
9
B. RIWAYAT PENYAKIT
4. Diagnosa medic pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
Masalah atau Dx medis pada saat MRS
Gastritis
Catatan Penanganan Kasus (dimulai saat pasien dirawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………
10
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Bandingkan kondisi saat klien di rumah /sebelum masuk RS dan saat klien dirawat di
RS)
intake cairan
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Pasien sebelum sakit BAB 2x sehari dengan konsistensi lembek, warnanya
coklat, setelah sakit BAB pasien 3x sehari dengan konsistensi lembek,
warnanya coklat
11
Ambulasi/ROM
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Oksigenasi
6. Pola perceptual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi): tidak ada keluhan
9. Pola peran-hubunagan
(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Pasien mengatakan sering solat dan sering mengikuti perkumpulan wirid setiap
malam jumat.
12
D. PEMERIKSAAN FISIK
(Cephalocaudal)
pasien mengatakan perutnya terasa nyeri dan panas, dan disertai mual, badan terasa
lemas dan tidak nafu makan
TD: .110/80 mmHg P: 24x/menit N:80x/menit S: 36,5 oC
Kepala : kulit kepala bersih,tidak ada ketombe, warna rambut hitam, rambut
lurus, telinga bersih tidak ada penumpukan serum,konjungtiva anemis, kondisi
hidung bersih tidak ada penumpukan secret, bibir kering mukosa mulut pucat,
tidak ada caries gigi,warna gigi putih,warna kulit sawo matang, pasien tampak
menahan sakit
Jantung
I : bentuk dada simetris, tidak ada lesi,tidak ada retaksi dinding dada,warna kulit
sawo matang
Paru-Paru
I : bentuk dada simetris, tidak ada lesi,tidak ada retaksi dinding dada,warna kulit
sawo matang
P : tidak ada nyeri tekan,getaran teraba paru kanan dan kiri saat pemeriksaan 77
Abdomen
13
P : tidak ada masa, terdapat nyeri tekan diperut kiri atas
P : perkusi timpani
Perkemihan pasien tidak memakai pampers, vesika urinaria tidak teraba penuh,
tidak terdapat nyeri tekan
Inguinal
Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan) ekstermitas atas dan bawah jumlah
jari lengkap, ROM aktif, kondisi kulit bersih,tidak terdapat sianosis,tidak ada lesi.
E. PENANGANAN KASUS
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, sampai akhir praktik)
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
F. TES DIAGNOSTIK
Pemeriksaan ..................................... tanggal : ......................................
Hasil/kesan :
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.............................................................................................................................
14
ulu hati.
Analisa Data
15
Do :
1. Pasien tampak lemas
2. Pasien tampak
menahan sakit
Rabu , 21 Ds : Iritasi Mual
April 2021 1. Pasien mengatakan gastrointestinal
lemas
2. Pasien mengatakan
mual
3. Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Do :
1. Pasien tampak lemas
2. Pasien tampak pucat
3. Mukosa mulut pucat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Mual berhubungan dengan iritasi gastrointestinal
16
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri Akut b.d Agens Cedera Biologis
17
1. Pasien tampak nafsu makan membantu mampu
lemas penurunan mengurangi
2. Pasien tampak nyeri rasa nyeri (Teguh) (Teguh)
menahan sakit pasien. Pukul 14.00 WIB Pukul 13.50 WIB
3. Dengan 3. Mengeduk S : Pasien
mendukung asi pasien mengatakan rasa
pasien untuk untuk nyeri berkurang
istirahat beristirahat O : Pasien tampak
dapat rileks
mengurangi
rasa nyeri
(Teguh)
pasien.
(Teguh)
Pukul 14.15 WIB
S : Pasien mengerti
apa yang
disarankan
O : Pasien kooperatif
18
(Teguh)
Pukul 17.00 WIB
S : Pasien
mengatakan
perutnya nyeri dan
panas
P : nyeri perut
Q : nyeri seperti
diremas-remas
R : perut kiri atas
S : skala 5
T : hilang timbul
O : Pasien tampak
lemas
Pasien tampak
menahan sakit
A : Masalah nyeri
akut b.d agens
cedera biologis
19
belum teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Nyeri yang
dilaporkan
2. Ekspersi nyeri
wajlah
P : Lanjutkan
intervensi
1. Lakukan
pengkajian
nyeri secara
komprehansif
2. Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gi
(Teguh)
20
Diagnosa Keperawatan 2 : Mual b.d iritasi gastrointestinal
21
makan 3. Mengkonsumsi disukai dan 3. Dengan pola makan-makanan
makanan sedikit yang tidal makan sedikit pedas
Do :
disukai. tapi sering (Teguh) O : Pasien kooperatif
1. Pasien tampak
3. Dorong pola diharapkan Pukul 14.00
lemas
makan dengan mual pasien 3. Mengedukasi
2. Pasien tampak
porsi sedikit berkurang. pasien untuk (Teguh)
pucat
makanan yamg makan sedikit Pukul 14.15 WIB
3. Mukosa mulut
pucat menarik bagi tapi sering S : Pasien
pasien yang mengatakan
mual mengerti dengan
(Teguh)
22
mengatakan mual
O : Pasien tampak
lemas dan pucat
A : Masalah mual b.d
iritasi
gastrointestinal
belum teratasi
dengan criteria
hasil :
1. Mengenali
onset mual
P : Lanjutkan
intervensi
1. pola makan
dengan porsi
sedikit
(Teguh)
23
D. Catatan Perkembangan
Hari ke-2 Diagnosa Keperawatan 1
24
skala 5 menjadi skala 4 (Teguh) berkurang
dengan kriteria hasil : O : Pasien tampak nyaman
1. Nyeri yang
dilaporkan
P : Lanjutkan intervensi (Teguh)
1. Lakukan
pengkajian nyeri Pukul 13.00 WIB
secara S : Pasien mengatakan perutnya
komprehansif nyeri
2. Ajarkan teknik P : nyeri perut
nonfarmakologi Q : nyeri seperti diremas-remas
R : perut kiri atas
S : skala 4
T : hilang timbul
O : Pasien tampak lebih segar
A : Masalah nyeri akut b.d agens
cedera biologi teratasi sebagian
dari skala 5 menjadi 4 dengan
kriteria hasil:
1. Nyeri yang dilaporkan
25
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji nyeri secara
komprehensif
(Teguh)
26
Catatan Perkembangan
Hari ke-3 Diagnosa Keperawatan 1
27
menjadi 2
P : Pertahankan
intervensi
Catatan Perkembangan
Hari ke-2 Diagnosa Keperawatan 2
28
P : Lanjutkan intervensi (Teguh)
1. Kurangi factor
lingkungan yang (Teguh)
menyebabkan
mual Pukul 13.00 WIB
2. Pola makan S : Pasien mengatakan rasa
dengan porsi mualnya sedikit berkurang
sedikit O : Pasien tampak lebih segar
A : Masalah mual b.d iritasi
gastrointestinal teratasi
sebagian dengan rasa mual
pasien sudah berkurang
criteria hasil :
1. Mengenali onset mual
P : Pertahankan intervensi
1. Pola makan dengan
porsi sedikit
29
(Teguh)
Catatan Perkembangan
Hari ke-3 Diagnosa Keperawatan 2
30
Lampiran