Oleh :
Gita Cahyani
NIM. P1337420920171
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berdasarkan EBNP tentang “Penerapan Modifikasi Spuit Injeksi dan Pijat Oketani
laporan ini, namun atas bantuan dan dorongan berbagai pihak, baik berupa saran,
laporan inovasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
masih terdapat kesalahan, untuk itu penulis mengharapakan masukan yang dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (Puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 42 hari setelah itu. Umumnya masa nifas berlangsung selama 6-8
minggu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa pulih kembali yang
dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah pulihnya alat reproduksi
seperti keadaan sebelum hamil akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi
akibat proses persalinan, masa nifas merupakan masa yang relatif tidak kompleks
daripada masa kehamilan. Pada masa nifas ibu akan mengalami fase menyusui.
Menyusui merupakan pemberian nutrisi berupa Air Susu Ibu (ASI) yang
dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, ASI diberikan pada
saat bayi baru lahir hingga berusia dua tahun (Wulandari & Handayani, 2011).
Persentase pemberian ASI di Indonesia menurut RISKESDAS 2018 masih
berada pada angka 37,3 % angka tersebut masih jauh dibawah target WHO
setidaknya 50 % bayi dibawah usia 6 bulan harus sudah mendapatkan ASI
eksklusif. Rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dikarenakan
ketidakadekuatan suplai ASI (Kemenkes, 2018). Ketidakadekuatan suplai ASI
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya bendungan ASI, puting susu lecet,
pengeluaran ASI sedikit. Menurut penelitian yang dilakukan. Menyusui tidak
efektif merupakan suatu kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan
atau kesulitan pada saat menyusui (Tim Pokja PPNI, 2016).
Bagi seorang wanita payudara adalah organ tubuh yang sangat penting
bagi keberlangsungan setelah melahirkan. Payudara dimiliki oleh perempuan
maupun laki-laki. Namun, payudara yang berkembang dan tumbuh menjadi besar
hanya dialami oleh perempuan karena perempuan memiliki kelenjar mamae.
Puting susu merupakan salah satu bagian dari payudara. Pada dasarnya puting
yang dimiliki tiap wanita berbeda-beda. Diantaranya yaitu wanita dengan puting
yang datar, masuk ke dalam dan ada pula yang menonjol. Banyak perempuan
setelah melahirkan mengeluh karena bentuk puting susu yang terbenam/datar, dan
merasa takut tidak dapat menyusui bayinya. Daerah puting juga memiliki banyak
kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa lembut,
lentur, dan terlindungi dari iritasi. Tetapi bukan berarti seorang wanita tidak dapat
menyusui karena keadaan puting yang terbenam/datar melainkan dapat dilakukan
perawatan payudara selama pasca persalinan. Pada dasarnya bentuk puting susu
normal adalah puting secara keseluruhan tampak menonjol melebihi permukaan
areola. Oleh karena itu, terkadang payudara wanita mengalami pembengkakan
akibat pengaruh hormonal dan ASI yang tidak di kosongkan termasuk puting
cenderung lecet. Selain itu di sekitar warna puting akan lebih gelap. Karena
adanya perubahan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan mudah
luka, oleh karena itu perlu dilakukan perawatan payudara (Saryono dan
Pramitasari, 2014).
Upaya mengatasi masalah puting terbenam/datar tersebut salah satunya
adalah memberikan pengarahan tentang perawatan payudara kepada ibu dengan
melakukan Health Education melalui penyuluhan-penyuluhan disertai
demonstrasi metode modifikasi spuit injeksi dengan menarik puting susu
menggunakan spuit untuk membantu puting susu menonjol. Hal tersebut dapat
meningkatkan kemampuan ibu dalam perawatan payudara khususnya yang
mengalami masalah puting terbenam/datar secara baik dan benar sebagai upaya
mengatasi masalah dalam menyusui karena bentuk puting yang datar atau
terbenam. Sehingga proses menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merupakan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi (Saryono dan
Pramitasari, 2014). Berdasarkan penelitian Hamimatus et al., (2019) menunjukkan
hasil nilai probability lebih kecil dari nilai taraf signifikan Pvalue : 0,001 dan α =
0,05 (0,000 < 0,05) yang artinya ada pengaruh metode modifikasi spuit injeksi
terhadap keberhasilan puting susu menonjol di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Merah, dimana 15 responden ibu post partum dengan puting tidak menonjol,
setelah dilakukan metode modifikasi spuit injeksi terdapat 12 orang ibu post
partum yang berhasil puting susunya menonjol yaitu ukuran puting 10 mm
sebanyak 10 orang, 11 mm 1 orang dan 12 mm 1 orang dan 3 orang ibu post
partum yang tidak berhasil yaitu ukuran puting 7 mm 1 ibu post partum dan 8 mm
2 ibu post partum.
Selain menggunakan modifikasi spuit untuk menonjolkan putting susu,
cara lainnya adalah dengan melakukan pijat oketani. Pijat oketani akan
memberikan rasa lega dan nyaman serta meningkatkan kualitas ASI, mencegah
puting lecet dan mastitis serta dapat memperbaiki/mengurangi masalah laktasi
yang disebabkan oleh puting yang rata (flat nipple), dan puting yang masuk
kedalam (inverted). Dalam penelitian Nurhikmah et al., (2020) menyatakan dari
ke 15 responden dalam penelitian ini masing masing di intervensi selama 15 menit
dengan frekuensi dua kali sehari selama dua hari berturut turut. pijat oketani dapat
menstimulus kekuatanotot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan
membuat payudara menjadi lebih lembutdan elastis sehingga meumudahkan bayi
untuk mengisap ASI. Pijat oketani juga akan memberikan rasa lega dan nyaman
secara keseluruhan pada responden, meningkatkan kualitas ASI, mencegah
putting lecet dan mastitis serta dapat memperbaiki/mengurangi masalah laktasi
yang disebabkan oleh putting yang rata (flat nipple), putting yang masuk kedalam
(inverted).
Berkenaan dengan paparan di atas maka mendorong penulis untuk
melakukan desain inovatif keperawatan tentang “Penerapan Modifikasi Spuit
Injeksi dan Pijat Oketani Terhadap Keberhasilan Putting Susu Menonjol pada Ibu
Post-partum di Wilayah Kerja Puskesmas Sadananya”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui inovasi keperawatan tentang penerapan modifikasi spuit
injeksi dan pijat oketani terhadap keberhasilan putting susu menonjol pada ibu post-
partum berdasarkan EBNP (Evidence Base Nursing Practice).
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi keberhasilan putting susu menonjol pada ibu post-partum
sebelum dan sesudah diberikan tindakan modifikasi spuit injeksi dan pijat
oketani..
b. Menganalisis pengaruh modifikasi spuit injeksi dan pijat oketani terhadap
keberhasilan putting susu menonjol pada ibu post-partum.
C. Manfaat
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penerapan inovasi ini dapat dijadikan panduan dasar bagi perawat dan
fasilitas layanan kesehatan dalam mengajarkan serta menginformasikan kepada
pasien post partum terutama yang memiliki perasalahan dalam ketidakefektifan
menyusui akibat putting inverted untuk senantiasa menggunakan modifikasi
spuit injeksi dan pijat oketani terhadap keberhasilan putting susu menonjol.
2. Bagi Keilmuan
Hasil penerapan inovasi ini dapat menjadi bukti ilmiah dalam pengembangan
terutama mengenai modifikasi spuit injeksi dan pijat oketani terhadap keberhasilan
putting susu menonjol pada ibu post-partum.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penerapan inovasi dapat dijadikan sebagai langkah para ibu post partum
yang memiliki putting susu inverted dan menghambat dalam proses menyusui,
untuk melakukan modifikasi spuit injeksi dan pijat oketani setiap harinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumusan PICOT
P (Problem) : Putting susu inverted pada ibu post_partum
I ( Intervention) : Modifikasi spuit injeksi dan pijat oketani
C : (Comparison) : -
O ( Outcome) : Keberhasilan putting susu menonjol
T ( Time) : Tindakan dilakukan satu hari sekali selama 6 hari
Skrinning inisial
Dihapus : 20
8 jurnal / artikel direview
Review Dihapus : 1
C. Analisis Artikel
No Judul Tahu Metode Hasil dan rekomendasi
. dan peneliti n
1. Keberhasilan putting 2019 Desain yang Berdasarkan uji statistik
susu menonjol digunakan Wilcoxon di SPSS
dengan menggunakan rancangan menunjukkan hasil nilai
metode modifikasi Pra Eksperimen probability lebih kecil
spuit injeksi pada ibu dengan dari nilai taraf signifikan
post partum pendekatan the Pvalue : 0,001 dan α =
(Hamimatus, one group 0,05 (0,000 < 0,05). Ada
Zainiyah, Dwi pratest posttest. pengaruh metode
Wahyuningtyas, Pada penelitian modifikasi spuit injeksi
Raehana Astrian) ini populasinya terhadap keberhasilan
adalah ibu post puting susu menonjol di
partum wilayah kerja Puskesmas
dengan puting Tanah Merah dengan
terbenam/datar rincian 15 responden ibu
di wilayah post partum dengan
kerja Puskesmas puting tidak menonjol,
Tanah Merah setelah dilakukan
pada bulan metode modifikasi spuit
februari dengan injeksi terdapat 12 orang
16 ibu post ibu post partum yang
partum berhasil puting susunya
menonjol yaitu ukuran
puting 10 mm sebanyak
10 orang, 11 mm 1 orang
dan 12 mm 1 orang dan
3 orang ibu post partum
yang tidak berhasil yaitu
ukuran puting 7 mm 1
ibu post partum dan 8
mm 2 ibu post partum.
2. Asuhan Keperawatan 2019 Metode studi Hasil penelitian
pada Ibu Post partum kasus pada 2 ibu menunjukan pada
dengan post partum pengelolaan kasus klien
ketidakefektifan dengan post-partum dengan
pemberian ASI di RS ketidakefektifan putting susu sebelah kiri
Panti Waluya pemberian ASI. inverted dan
Sawahan menyebabkan
(Dwi Kusharini, ketidakefektifan dalam
Maria Magdalena menyusui, setelah
Setyaningsih, Sr. dilakukan tindakan
Felisitas A Sri S) keperawatan berupa
penyodatan dengan spuit
injeksi 10 cc selama 4
hari teratasi.
3. Perbandingan 2020 Desain yang menyatakan dari
Efektifitas Pijat akan
ke 15 responden dalam
Oketani dengan Pijat digunakan
Oksitosin Untuk dalam penelitian penelitian ini masing
Mengurangi keluhan ini adalah
masing di intervensi
bendungan ASI di Randomized
Puskesmas Tamansari Pretest-Posttest selama 15 menit dengan
Kota Tasikmalaya Control Group
frekuensi dua kali sehari
(Tatu Septiani Design. Desain
Nurhikmah, Ratni N, ini terdiri dari selama dua hari berturut
Dewi Nurdianti) tiga kelompok
turut. Pijat oketani juga
ibu nifas yang
mengalami akan memberikan rasa
bendungan air
lega dan nyaman secara
susu ibu pada 4
sampai dengan 7 keseluruhan pada
hari post partum responden, meningkatkan
yang dipilih
kualitas ASI, mencegah
secara acak
putting lecet dan mastitis
serta dapat
memperbaiki/mengurangi
masalah laktasi yang
disebabkan oleh putting
yang rata (flat nipple),
putting yang masuk
kedalam (inverted).
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Modifikasi Spuit Injeksi
Alat dan bahan : Spuit 10 ml (yang sudah dipotong ujung depan suntikannya,
lalu pasang penyedotnya di bagian yang sudah dipotong tadi)
Langkah-langkah :
a. Bagian ujung dekat jarum dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari
arah potongan tersebut.
b. Cara penggunaannya yaitu dengan menempelkan ujung pompa (spuit injeksi)
pada paydara sehingga puting berada di dalam pompa.
c. Kemudian tarik perlahan hingga terasa ada tahanan dan dipertahankan selama
1 /2 -1 menit.
d. Bila terasa sakit, tarikan dikendorkan. Prosedur ini diulangi terus hingga
beberapa kali dalam sehari (Pitriani, 2009).
2. Prosedur Pijat Okutani
Alat dan Bahan : Lotion atau minyak zaitun
Hal yang harus diperhatikan :
Dalam tehnik pijat Oketani, payudara dibagi menjadi menjadi dua, yaitu sisi
sebelah kiri dan sisi sebelah kanan. Pertama garis tegak lurus ditarik dari
putting kearah garis payudara. Menggunakan ini sebagai garis dasar dengan
luas area 105º diukur pada kedua sisi dan diberi nama B dan C. A singkatan
dari sisanya 150º di bagian atas kedua payudara, B berdiri untuk bagian
dalam sisi kanan payudara dan sisi luar kiri payudara, sementara C berdiri di
sisi luar kanan payudara dan sisi dalam payudara kiri. Baik B dan C adalah
105º di setiap sisinya. Kemudian masing-masing bagian A, B dan C terbagi
menjadi tiga bagian lagi. Di kedua payudara kiri dan kanan. Bagian A
dibagi menjadi tiga bagian yang sama 1, 2, dan 3 searah jarum jam,
sedangkan bagian B dan C adalah dibagi rata dari atas ke bawah (1), (2) dan
(3). Yaitu, B- (3) dan C- (3) saling berdekatan satu sama lain dan tentukan
batas B dan C di tengahnya. B (3) dan C- (3) berada pada poros payudara
yang mendukung saat berdiri.
Langkah I :
Mendorong area C dan menariknya ke atas (arah A1) dan B2 dengan
menggunakan ketiga jari tangan kanan dan jari kelingking tangan kiri ke
arah bahu.
Gambar 2.2 Langkah I pijat oketani
Langkah II :
Mendorong ke arah C 1-2 dan menariknya ke atas dari bagian tengah A (1-
2) dengan menggunakan jari kedua tangan ke arah ketiak kiri.
A. HASIL
Intervensi dilakukan pada Ny. E berusia 45 tahun yang merupakan klien ibu
post partum hari ke-23 dengan ketidakefektifan menyusui akibat puting susu
sebelah kanan yang inverted. Keluhan yang dirasakan Ny.E selain putting susu
yang inverted, bayinya juga rewel tidak mau menete menggunakan putting
susu sebelah kanannya, hanya menggunakan putting susu sebelah kirinya saja.
Adapun diagnosis yang diambil yakni menyusui tidak efektif (PPNI, 2016).
Untuk intervensinya dilakukan tindakan dan Pendidikan Kesehatan tentang
penerapan modifikasi spuit injeksi dan pijat oketani untuk menonjolkan putting
susu klien. Setelah dilakukan terapi selama 6 hari terdapat perubahan dimana
putting susunya tidak terlalu datar lagi dan sedikit menonjol dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya. Disamping itu, bayinya juga mulai nampak mau
mente dengan baik menggunakan putting susu kanannya. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa penerapan modifikasi spuit
injeksi dan pijat oketani cukup berpengaruh dalam menonjolkan putting susu
pada ibu post partum. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan pada
putting susu sebelah kanannya yang menjadi sedikit lebih menonjol.
B. Pembahasan
Kondisi puting susu tidak menonjol sejak lahir merupakan salah satu
kondisi kelainan sejak lahir. Menurut pendapat masyarakat apabila tidak
diberikan perlakuan sejak masa anak-anak akan sulit untuk menonjolkan
puting. Masyarakat sering mengatasi masalah ini dengan memberikan tekanan
menggunakan mangkok pada saat mau tidur. Kepercayaan dalam masyarakat
dengan tindakan ini tidak hanya menonjolkan puting tetapi juga akan
memperbesar ukuran payudara. Bentuk puting sendiri ada empat yaitu bentuk
yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (interved), terbenam/datar
merupakan salah satu keadaan puting yang tertarik ke dalam. Puting susu tidak
menonjol dapat disebabkan oleh herediter (bawaan sejak lahir) karena kondisi
ligamen pada puting pendek (Marasco, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan bahwa penerapan modifikasi spuit
injeksi dan pijat oketani selama 6 hari terdapat perubahan dimana putting
susunya tidak terlalu datar lagi dan sedikit menonjol dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya. Disamping itu, bayinya juga mulai nampak mau mente
dengan baik menggunakan putting susu kanannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Kusharini et al., (2019) menunjukan pada pengelolaan kasus klien
post-partum dengan putting susu sebelah kiri inverted dan menyebabkan
ketidakefektifan dalam menyusui, setelah dilakukan tindakan keperawatan
berupa penyodatan dengan spuit injeksi 10 cc selama 4 hari teratasi.
Penelitian Hamimatus et al., (2019) menunjukkan hasil nilai probability
lebih kecil dari nilai taraf signifikan Pvalue : 0,001 dan α = 0,05 (0,000 < 0,05)
yang artinya ada pengaruh metode modifikasi spuit injeksi terhadap
keberhasilan puting susu menonjol di wilayah kerja Puskesmas Tanah Merah,
dimana 15 responden ibu post partum dengan puting tidak menonjol, setelah
dilakukan metode modifikasi spuit injeksi terdapat 12 orang ibu post partum
yang berhasil puting susunya menonjol yaitu ukuran puting 10 mm sebanyak
10 orang, 11 mm 1 orang dan 12 mm 1 orang dan 3 orang ibu post partum yang
tidak berhasil yaitu ukuran puting 7 mm 1 ibu post partum dan 8 mm 2 ibu post
partum.
Keberhasilan puting susu menonjol karena intervensi dengan metode
spuit memberikan tarikan pada puting sehingga puting tertarik kedepan. Hal ini
juga dibantu dengan bayi yang menyusu. Karena isapan pada bayi saat
menyusu akan membantu mempertahankan bentuk puting. Sedangkan
ketidakberhasilan puting susu yang tidak menonjol dari sebagian kecil ibu post
partum tersebut yang telah diberikan intervensi yang sama selama 6 hari, telah
mengalami kemajuan penojolan yang semula sebelum intervensi ukuran puting
0 mm menjadi 7 mm dan 8 mm. Hal itu menunjukkan adanya perubahan,
namun perlu pemberian intervensi lebih dari 6 hari. Sehingga puting dapat
berhasil menonjol. Puting susu tidak menonjol disebabkan adanya perlekatan
antara saluaran air susu (duktulus yang satu dengan duktulus lainnya)
menyebabkan saluran tersebut menjadi pendek sehingga terjadi penarikan
puting kedalam (Ambarwati, 2008). Metode modifikasi spuit injeksi
merupakan metode untuk membantu menonjolkan puting susu yang tidak
menonjol. Metode sederhana ini dapat digunakan bila pompa puting tidak
tersedia, dapat dibuat dari modifikasi spuit injeksi 10 ml. Metode ini dilakukan
30 detik sampai 1 menit dengan tarikan 0,5 cc secara rutin dalam 6 hari
(Pitriani, 2009).
Rata-rata ukuran puting susu wanita lebih dari 3/8 inchi (9.5 mm), pada
saat hamil akan bertambah besar bahkan akan permanen dan saat hamil akan
memperluas pigmentasi puting (Kurnia, 2014). Metode modifikasi spuit injeksi
memiliki fungsi seperti nipple pump sehingga puting langsung tertarik ke
depan dan nampak menonjol. Semakin sering metode ini dilakukan maka
tingkat keberhasilannya semakin tinggi. Keuntungan metode ini, ibu bisa
mengatur sendiri besar tarikan sehingga bisa menilai rasa sakit ketika ditarik.
Isapan bayi saat menyusu membantu mempertahankan posisi puting tetap
menonjol dan merangsang ASI keluar (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Metode perawatan payudara lainnya untuk menonjolkan putting susu
inverted adalah melakukan pijat dengan metode Oketani. pijat Oketani
merupakan metode perawatan payudara yang unik dan pertama kali
dipopulerkan di Jepang oleh Sotomi Oketani dan sudah dilaksanakan di Korea,
Jepang dan Bangladesh. Pijat Oketani dapat menstimulus kekuatan otot
pectoralis untuk meningkatkan produksi asi dan menjadikan payudara lembut
dan elastis sehingga memudahkan bayi untuk menghisap, mencegah puting
lecet dan terjadinya mastitis, memberikan rasa lega dan nyaman pada ibu serta
memperbaiki masalah laktasi yang disebabkan karena puting datar (flat nipple)
dan tenggelam (inverted). Hasil penelitian Tasnim et al., (2019) menunjukkan
pijat oketani di Dhaka, Bangladesh dianggap sebagai teknik yang berguna
untuk membangun kepercayaan diri dan meningkatkan kualitas ASI sekresi di
antara ibu yang menghadapi kesulitan selama menyusui, salah satunya yang
diakibatkan oleh putting susu yang inverted. Adapun waktu yang dibutuhkan
untuk pijat ini adalah satu menit dan ini diulangi selama 15-20 menit.
Penelitian lainnya di Rumah Sakit Sarah Medan didapati dari 35
responden, 8 responden diantaranta mengeluh kondisi puting susu datar
sehingga menjadi kendala dalam menyusui bayinya. Penelitian ini juga terbukti
menjadikan payudara responden yang teraba keras dan kaku menjadi lembek,
produksi asi menjadi lancar serta responden merasa rileks dan nyaman. Hal
Pijat Oketani menyebabkan kelenjar mammae menjadi lebih matur sehingga
produksi asi meningkat dan dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk
meningkatkan produksi asi, menjadikan payudara lembut dan elastis sehingga
memudahkan bayi untuk menghisap, memberikan rasa lega dan nyaman secara
keseluruhan pada ibu, meningkatkann kualitas asi, mencegah terjadinya puting
lecet, serta tidak menyebabkan rasa nyeri pada payudara ibu. Selama penelitian
ini, pemberian terapi pijat Oketani berbeda-beda pada responden, ada yang
mendapat terapi pijat Oketani sebanyak dua, tiga dan empat kali. Hal ini
bergantung terhadap lamanya responden dirawat di Rumah Sakit Sarah Medan,
tetapi terapi yang diberikan kepada setiap responden tetap sesuai dengan
prosedur pijat Oketani (Hia et al., 2020).
Penelitian serupa dilakukan oleh (Nurhikmah dkk., 2020) menyatakan
dari ke 15 responden dalam penelitian ini masing masing di intervensi selama
15 menit dengan frekuensi dua kali sehari selama dua hari berturut turut. pijat
oketani dapat menstimulus kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan
produksi ASI dan membuat payudara menjadi lebih lembutdan elastis sehingga
meumudahkan bayi untuk mengisap ASI. Pijat oketani juga akan memberikan
rasa lega dan nyaman secara keseluruhan pada responden, meningkatkan
kualitas ASI, mencegah putting lecet dan mastitis serta dapat
memperbaiki/mengurangi masalah laktasi yang disebabkan oleh putting yang
rata (flat nipple), putting yang masuk kedalam (inverted).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa bila ibu yang
memiliki masalah dalam ketidakefektifan menyusui yang diakibatkan oleh
putting susu inverted dapat dilakukan stimulasi dengan cara memodifikasi spuit
injeksi 10 cc dan melakukan piajt oketani untuk menonjolkan putting inverted
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Link Tindakan :
https://drive.google.com/file/d/1DtZAeQgF9iJCH3mTYKk1lFrlQ9eD5JkN/v
iew?usp=sharing