Anda di halaman 1dari 15

TINDAKAN POST OPERATIF

( MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR


AETHER BED, ANAMNESA DAN
OBSERVASI SIRKULASI :
TD /NADI / PERNAFASAN & SUHU )


DI SUSUN OLEH :
SONIA OKSANDRA (18112168)
Menyiapkan Tempat Tidur Aether Bed


Definisi :
Tempat tidur untuk pasien pasca bedah ( aether bed ) adalah tempat tidur yang
disiapkan untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose (obat bius)

Tujuan :
 Menghangatkan pasien.
 Mencegah penyulit ( komplikasi ) pasca bedah.
 Alat – alat tenun tidak kotor.
 Memudahkan perawatan.

Persiapan alat – alat :


 Alat -alat tenun untuk tempat tidur terbuka ditambah satu selimut
 Dua buli -buli panas
 Perlak serta handuk dalam satu gulungan, handuk dibagian dalam.
NEXT.....
Cara kerja :

 Mencuci tangan.
 Mengangkat dan melipat sprei penutup jika tersedia tempat tidur tertutup.
 Mengangkat bantal dan membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala.
 Melepaskan sprei dan selimut atas pada bagian kaki dari bawah kasur dan kemudian di lipat ke atas.
 Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur.
 Meletakkan buli – buli panas di atas sprei bagian kaki, diarahkan mulutnya ke pinggir tempat tidur.
 Mengangkat buli – buli panas sebelum pasien dibaringkan setelah kembali dari kamar bedah.
 Melipat pinggir selimut tambahan bersama – sama selimut dan sprei atas dari sisi tempat pasien akan
masuk sampai batas pinggir kasur, lalu dilipat sampai sisi yang lain.
 Meletakkan pasien di atas tempat tidur.
 Menarik kembali lipatan tadi untuk menutup pasien.
 Memasukkan kembali selimut dan sprei atas di bagian kaki ke bawah
 kasur, jika pasien sudah sadar.
 Mencuci tangan.
Anamnesa dan observasi sirkulasi (tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu)


Pembedahan pada dasarnya merupakan trauma
yang akan menimbulkan perubahan faal, sebagai
respon terhadap trauma. Gangguan faal tersebut
meliputi tanda- tanda vita serta organ-organ vital
seperti sistem respirasi, sistem kardiovaskular, panca
indera (SSP), sistem urogenital, sistem pencernaan dan
luka operasi.
NEXT.....

Berikut ini hal-hal yang harus dipantau secara singkat,
jelas, lengkap, dan dituliskan setiap harinya dalam
periode yang berlangsung tepat sesudah pembedahan:
1) Tanda-tanda vital
2) Respirasi kepatenan jalan nafas, kedalaman,
frekuensi, sifat dan bunyi nafas
3) Cek suhu tubuh dan nadi
NEXT.....
Pemeriksaan Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, dan volume, laju serta kekentalan (viskositas)
darah. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic,
dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Teknik penggukuran tekanan darah
meliputi :

a) Manset spignomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada arteri brakialis
pada permukaan ventral siku agak bawah manset spigmomanometer.
b) Tekanan dalam spigmomanometer dinaikkan dengan memompa udara ke dalam manset sampai
denyut radial dan brachial menghilang. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas
titik hilangnya denyutan radial kemudian tekanan didalam spigmomanometer di turunkan secara
perlahan.
c) Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum pada skala
spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.
d) Suara denyutan nadi selanjutnya agak keras dan tetap terdengar sekeras itu sampai suatu saat
denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Suara denyutan terakhir adalah tekanan diastolic.
NEXT.....
Pernapasan (Pemeriksaan Pernapasan)

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi system
pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru
dan pengaturan keseimbangan asam basa.

Tujuan Tindakan :
1. mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2. menilai kemampuan fungsi penapasan.

Persiapan alat :
1. arloji (jam) atau stop watch.
2. buku catatan.
3. pena.

Prosedur kerja :
1. jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan.
3. atur posisi pasien.
4. hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. catat hasil.
6. cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
NEXT.....

Pemeriksaan Nadi
1) Palpasi
Penilaian palpasi meliputi frekuensi, irama, kualitas, konfigurasi
gelombang, dan keadaan pembuluh darah. Frekuensi jantung normal
Frekuensi jantung
Usia
(denyut/menit)
Bayi 120-160/mnt

todler 90-140/mnt

Prasekolah 80-110/mnt

Usia sekolah 75-100/mnt

Remaja 60-90/mnt

Dewasa 60-100/mnt
NEXT.....

2) Irama
Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi
antara setiap denyut nadi atau jantung. Bila irama nadi tidak
teratur, maka frekuensi jantung harus dihitung dengan melakukan
auskultasi denyut apikal selama satu menit penuh sambil meraba
denyut nadi. Setiap perbadaan antara kontraksi yang terdengar
dan nadi yang teraba harus dicatat. Gangguan irama (disritmia)
sering mengakibatkan defisit nadi, suatu perbedaan antara
frekuensi apeks (frekuensi jantung yang terdengar di apeks
jantung) dan frekuensi nadi. Defisit nadi biasanya terjadi pada
fibrilasi atrium, flutter atrium, kontraksi ventrikel premature dan
berbagai derajat blok jantung.
NEXT.....
3) Kekuatan nadi

Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding
arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi sistem pembuluh darah arterial yang mengarah pada
nadi. Secara normal, kekuatan nadi tetap sama pada setiap denyut jantung.
0           tidak ada, tidak dapat dipalpasi
1+     nadi hilang, sangat sulit dipalpasi, mudah hilang 
2+     mudah dipalpasi, nadi normal 
3+     nadi penuh, meningkat 
4+     kuat, nadi memantul, tidak dapat hilang 
3.    pemeriksaan pernafasan
Frekuensi napas normal tergantung umur :
 Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
 Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit
 Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
 Dewasa 16 – 20 x/menit.
 Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
 Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
 Apnea : Bila tidak bernapas .
NEXT.....

Mengukur suhu tubuh
Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu yang paling umum adalah dengan
melakukan pengukuran di ketiak, mulut dan dubur.
Termometer yang digunakan,sebaiknya termometer
digital (elektronik) untuk memberikan hasil yang tepat
dan akurat.
NEXT.....

1) Mengukur Suhu Tubuh Di Bawah Ketiak

Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah


adalah di ketiak. Langkah pengukuran sebagai berikut:
 Ujung termometer dibersihkan.
 Letakkan ujung termometer di ketiak, dan jepit dengan
erat.
 Tahan termometer hingga berbunyi.
 Termometer dikeluarkan dan baca hasilnya.
 Bersihkan termometer.
NEXT.....

2) Mengukur Suhu Tubuh Lewat Mulut

Mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan


hasil yang cukup akurat adalah melalui mulut. Untuk mengukur
suhu tubuh ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
 Ujung termometer dibersihkan.
 Masukkan ujung termometer ke bawah lidah.
 Tahan termometer dalam mulut minimal 1 menit, atau sampai
termometer berbunyi.
 Keluarkan termometer dan baca hasilnya.
 Bersihkan termometer kembali
NEXT.....

3) Mengukur Suhu Tubuh Lewat Dubur

Tempat lain untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur. Namun


pengukuran di tempat ini cukup merepotkan, terutama pada bayi atau anak-
anak. Langkah pengukuran pada bayi/anak-anak dilakukan sebagai berikut:
 Oleskan pelumas (Aquagel) pada ujung termometer.
 Tengkurapkan atau telentangkan bayi di pangkuan.
 Masukkan 1,5-2,5 cm ujung termometer ke dalam dubur dengan hati-hati.
 Tahan posisi tersebut hingga termometer berbunyi. Posisi bayi harus
ditahan idak bergerak, sebab jika bergerak, dapat menyebabkan
termometer masuk lebih dalam dan menyebabkan luka.
 Keluarkan termometer dan baca hasilnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai