Anda di halaman 1dari 16

ASKEP ATONIA UTERI

By. KEL 2
Bela Monika Fabiola
Damulya Fitri Annisa
Dita Rosita Putri
Eka Fitri Millenia
DEFENISI

 Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot


miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek.
(Oktarina, 2016).
 Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak
dapat berkontraksi dan keluarnya darah dari tempat implantasi
plasenta dan menjadi tidak terkendali. (JNPK-KR, 2014).
 Atonia uteri merupakan penyebab perdarahan post partum
yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir
hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada
terjadinya syok hipovolemik. (Oktarina, 2016).
ETIOLOGI

 Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia,


polihidramnion, atau paritas tinggi
 Umur yang terlalu muda dan terlalu tua
 Multipara dengan jarak kelahiran pendek
 Partus lama/ partus terlantar
 Malnutrisi
 Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya
plasenta belum terlepas dari dinding rahim.
MANIFESTASI KLINIS

 Uterus tidak berkontraksi dan lunak


 Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir
ANATOMI
PATOFISIOLOGI

Miometrium terdiri dari tiga lapisan dan lapisan tengah merupakan


bagian yang terpenting dalam hal kontraksi untuk menghentikan
perdarahan postpartum, lapisan tengah miometrium tersusun
sebagai anyaman dan ditembus oleh pembuluh darah.
Masing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan
sehingga setiap dua buah serabut kira-kira membentuk angka
delapan. Setelah partus, dengan adanya susunan otot seperti
diatas, jika otot berkontraksi akan menjempit pembuluh darah.
Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi ini akan
menyebabkan pembuluh darah pada uterus tetap vasodilatasi
sehingga terjadinya perdarahan postpartum
WOC
PENATALAKSANAAN

Jika uterus tidak segera berkontraksi dalam 15 detik setelah


dilakukan rangsangan taktil ( masase ) maka patut diduga telah
terjadi Atonia Uteri :
 Segera lakukan kompresi bimanual internal ( KBI )
KOMPLIKASI

 Hipotensi ortostatik dengan gejala pusing karena


rendahnya tekanan darah
 Anemia
 Kelelahan
 Peningkatan risiko perdarahan pasca-melahirkan pada
kehamilan berikutnya
PENGKAJIAN

Anamnesa
Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medical record dan lain – lain.
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat obstetrik
 Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
 Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang
keberapa, Usia mulai hamil
 Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
 Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan,
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
Pola aktifitas sehari-hari.
 Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi
 Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,
konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi.
 Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena
perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
 Personal hiegine
PEMERIKSAAN FISIK
 Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan
paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang.
 Mata : pucat, anemis
 Hidung: simetris
 Gigi dan mulut: bersih
 Leher: simetris
 Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
 Jantung dan paru
Volume darah meningkat
Peningkatan frekuensi nadi
 Abdomen
Uterus terasa lembek
Nyeri tekan, perut terasa tegang
 Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
Hipertropi epithelium
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pasca


partum
 Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai