Anda di halaman 1dari 25

Anemia Pada Ibu Hamil

A. Latar belakang
Pelayanan dalam bidang kesehatan saat ini sangat di perlukan untuk menunjang
suksesnya tujuan negara Indonesia yaitu Indonesia sehat 2015. Oleh karena itu pemerintah
memerlukan upaya yang energis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di
indonesia dalam mencapai target Milleneum Developement Goals ( MDGs ), yaitu
menuntaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, mewujudkan pendidikan dasar bagi semua
mendorong adanya kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan mengurangi jumlah
anak, meningkatkan derajat kesehatan ibu, memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria dan
penyakit lainya, menjamin kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan
global untuk tujuan pembangunan. ( Depkes RI 2007 ).
Berdasarkan data yang di peroleh dari World Health Organizing ( WHO ) Penyebab
utama Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%,
sepsis 10%, infeksi 11 % Selain Itu Angka Kematian Ibu ( AKI ) bisa juga di sebabkan oleh
anemia di negara berkembang mencapai 40 % , dan di Indonesia persentase ibu hamil dengan
anemia mencapai hingga 63,5 % bahkan frekuensi ibu hamil dengan anemia di Amerika
hanya sekitar 6 % relatif lebih rendah. Sedangkan penyebab terjadinya anemia pada ibu
hamil di akibatkan kurang zat difesiensi pada tubuh ibu yang dalam kehamilan
mengakibatkan prematuritas , BBLR, atau meningkatnya resiko ke guguran ( Prawihardjo,
2009 ).
Di ASEAN Angka Kematian Ibu merupakan angka yang tertinggi dengan jumlah
kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per seratus ribu kelahiran hidup yang jauh diatas
angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170 per seratus ribu kelahiran hidup, Thailand
44 per seratus ribu kelahiran hidup. Penyebab langsung Angka Kematian Ibu ( AKI ) yaitu

perdarahan ( 28% ), preeklamsi/eklamsi ( 24% ), infeksi ( 11% ), sedangkan penyebab tidak


langsung adalah trauma obstetrik ( 5% ), dan lain-lain ( 11% ) ( Profil Kesehatan Indonesia,
2010 ).
Berdasarkan Survey Demografi ( SDKI ) penyebab Angka Kematian Ibu ( AKI ), di
bagi menjadi dua yaitu kematian langsung dan tidak langsung. Penyebab Angka Kematian
Ibu ( AKI ) secara langsung adalah perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama
5%, dan abortus 5 %. Kematian secara tidak langsung di sebabkan anemia dan penyakit
infeksi, seperti : malaria, TBC,dan hepatitis. Salah satu penyebab perdarahan bisa terjadi
karena anemia, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia mencapai 70%. Artinya, dari 10
wanita hamil, 7 di antaranya terkena anemia. Biasanya, ibu hamil baru terserang anemia
ketika kehamilan menginjak trimester kedua karena pada trimester pertama peningkatan
volume darah belum terlalu signifikan sehingga gejala anemia kurang begitu dirasakan.
( SDKI, 2007 ).
Anemia adalah suatu penyakit dimana kadar hemoglobin ( Hb ) dalam darah kurang
normal dan di katakan anemia apabila mempunyai kadar hemoglobin < 10 gr /dl
( Rahmawati, 2012 ), Anemia dalam kehamilan sangat berpengaruh buruk terutama saat
kehamilan, karena kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl selama masa kehamilan trimester
III

serta pada kehamilan trimester kedua kadar hemoglobin kurang dari 10 gr/dl

( Proverawati, 2009 ). Hal ini di sebabkan karena kurang gizi

( malnutrisi ),

kurangnya zat besi yang di konsumsi dalam makanan, kehilangan darah pada saat masa haid
atau pada persalinan dan penyakit-penyakit kronik ( seperti TBC, cacing usus, dan malaria ).
Pemecahan eritrosit terlalu cepat ( hemolisis ) darah bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim di sebut hidremia atau hiperpolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
kurang berbanding dengan pertambahan plasma, sehingga terjadinya pengeceran darah.

Pertambahan tersebut berbanding plasma 30 %, sel darah 18 % , dan hemoglobin ( Hb ) 0,19


%.

( Prawihardjo , 2007 ).
Data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 secara absolut jumlah

Angka Kematian Ibu ( AKI ), yaitu sebanyak 45 orang dengan kematian ibu hamil sebanyak
18 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 11 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 16
orang. Berdasarkan data Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2012 cakupan Fe1 tertinggi adalah
di kabupaten Rejang Lebong yaitu sebesar 86%. Sedangkan ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe3 selama kehamilannya di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 sebanyak 34.00 ibu
hamil ( 87% ). Cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Rejang Lebong yaitu sebesar 98%
dan cakupan terendah adalah Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 611%. ( Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2012 )
Data Profil Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2011, tercatat sebanyak 53 orang ibu hamil
anemia dengan jumlah total ibu hamil 7.057 orang (0,75%). Pada tahun 2012, terjadi
peningkatan pada kasus anemia menjadi 170 orang dengan total jumlah ibu hamil 6.856
orang ( 2,47% ). Sedangkan pada tahun 2013, terjadi penurunan pada kasus anemia menjadi
168 orang dengan total jumlah ibu hamil 7.063 orang ( 2,37% ). Hal ini di sebabkan karena
kurang gizi ( malnutrisi ), kurangnya zat besi yang di konsumsi dalam makanan,( Profil Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu 2012 ).
Puskesmas merupakan pelayanan dasar kesehatan untuk masyarakat, karena biayanya
yang murah sehingga terjangkau untuk semua golongan ekonomi. Salah satu puskesmas yang
ada di Kota Bengkulu yang banyak dikunjungi adalah Puskesmas Anggut Atas.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik meneliti lebih lanjut
tentang Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Anggut Atas Kota
Bengkulu Tahun 2014

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan data dan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil perumusan masalah
sebagai berikut : Bagaimana penatalaksanaan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu, dengan menggunakan pendekatan
manajemen menurut SOAP.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam penanganan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan sesuai teori manajemen kebidanan pada ibu
sesuai dengan teori manajemen kebidanan yang di aplikasikan dalam asuhan kebidanan
dengan metode SOAP.
2. Tujuan khusus
Penulis mampu :
a. Mengkaji data subjektif pada ibu hamil dengan anemia
b. Mengkaji data objektif pada ibu hamil hamil dengan anemia
c. Menegaakkan diagnosa kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
d. Merencanakan tindakan pada ibu hamil dengan anemia
e. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
f. Mengevaluasi tidakan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil dengan
anemia.
g. Menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata pada lapangan termasuk faktor
pendukung dan faktor penghambat.
h. Memberikan alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan pada asuhan kebidanan
yang telah di berikan pada ibu hmail dengan anemia.
i. Melakukan dokumentasi pada ibu hamil dengan anemia.
3. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara umum penelitian secara teoritis di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan dsan
keterampilan dalam proses asuhan kebidanan dengan kasus anemia serta penelitian ini dapat
berguna sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Dapat di jadikan masukan bagi institusi pendidikan dalam memberikan bekal bagi mahasiswa
agar berhasil dalam nenerapkan asuhan kebidanan pada kasus anemia serta meningkatkan
kualitas pelayanan kepada klien dengan penerapan asuhan kebidanan pada kasus anemia.
4. Keaslian studi kasus

Studi kasus tentang ibu hamil denagan anemia pernah dilakukan oleh :
Iceu Mayasari ( 2012 ) dengan judul asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. A G5P3AI
dengan anemia di puskesmas sukamerindu kota bengkulu tahun 2012. Hasil studi kasus ini
adalah penulis melakukan asuhan kebidanan ibu, diantarnya melakukan pemeriksaan Hb,
memantau keadaan janin dan ibu, memberikan tablet Fe 1X1 tablet,, asam mafenamat jika
kepala ibu terasa sakit, vitamin C 1x1 tablet, menjelaskan tanda-tanda anemia, menganjurkan
untuk tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menganjurkan untuk tetap
makan dua klai dari porsi makan sebelum hamil dan istirahat yang cukup.
Perbedaan dengan penelitian : tempat, waktu dan subyek study kasus.
Adapun sistematika penulisan proposal karya tulis ilmiah ini di buat sistematika penulisan
meliputi :
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang , perumusan
masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus, dean sistematika
penulisan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang teori medis kehamilan, anemia, teori asuhan kebidanan yang
meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, gejala anemia, faktor resiko,
komplikasi, diagnosis , dan penatalaksanaan anemia, konsep asuhan kebidanan SOAP , dan
kerangka konsep.
BAB III

METODOLOGI

Dalam bab ini berisi tentang jenis studi kasus , lokasi studi kasus , subyek studi kasus , waktu
studi kasus , instrumen studi kasus , teknik pengumpulan data, dan alat-alat yang di butuhkan.
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAAN

Bab ini menyajikan laporan kasus dengan mengguankan manajemen kebidanan menurut
SOAP.

BAB V`

PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan di rumuskan untuk menjawab tujuan
penulis dan merupakan inti dari pembahasan penanganan kehamilan dengan anemia.
Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa
kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat realitas operasional yang artinya saran
itu dapat di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum di lanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu ( Wiknjosastro, 2010 ). Sedangkan
menurut saminen ( 2008 ), kehamilan adalah terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan
antara sel telur ( ovum ) dan sel mani ( sperma ).
Masa kehamilan dimulai di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin , lamanya hamil normal
adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) di hitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan di bagi menjadi 3 trimester dimana trimester ke satu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu ke 13 hingga ke 27 ), dan trimester ketiga 13
minggu ( minggu ke 28 hingga ke -40 ).
2. Tanda tanda kehamilan
Menurut Rukiyah ( 2009 ) tanda-tanda kehamilan yaitu :
1. Tanda tidak pasti hamil
a.

Amenorhoe ( tidak dapat haid ), gejala ini penting karena wanita tidak dapat haid lagi.

b.

Nause ( enek ) dan emisis ( mual ). Enek ini terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama

kehamilan di sertai kadang kadang oleh emisis. Sering terjadi pada pagi hari.
c. Mammae Menjadi tegang.
d. Mengidam, sering terjadi pada bulan bulan pertama akan tetapi menghilan seiring tuanya
e.

kehamilan.
Anoreksia ( tidak nafsu makan ) terjadi pada bulan bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu

makan akan timbul lagi.


f. Sering miksi ( sering kencing ), sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulang.

bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang membesar.


Perubahan pada perut. Uterus tetap berada pada rongga panggul sampai minggu ke 12,
setelah itu uterus mulai di raba diatas syimphisis pubis.

2. Tanda tanda kemungkinan hamil


a. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
b. Tanda hegar ( perlunakan pada daerah ismus )
c. Tanda chadwiks ( hivervaskulirisasi pada vagina dan vulva, tampak lebih merah kebiru
-biruan ).
d. Tanda piscasesk ( uterus membesar kesalah satu jurusan ).
e. Tanda braxton hicsk ( uterus di rangsang mudah berkontraksi ).
f. PP tes. Cara khas yang di pakai untuk menentukan kehamilan adalah air kencing pertama
pada pagi hari. Air kencing pada pagi hari ini

dapat membantu membuat diagnosis

kehamilan sedini dininya.


3. Tanda-tanda pasti kehamilan adalah :
a.

Ada gerakan janin ( pada primigravida dapat di rasakan ibunya usia kehamilan 18 minggu

b.
c.
d.
e.

sedangkan miltigravida umur 16 minggu ).


Palpasi atau perabaan
Adanya ballotemen ( lentingan dari bagian bawah janin ).
Rontgen ( adanya gambaran kerangka janin )
Dengan memakai alat sistem doppler dan stetoskop laennec terdengar Denyut Jantung Janin (
DJJ ), dapat didiengar pada kehamilan mulai dari 18 sampai 20 minggu.

4. Jadwal pemeriksaan kehamilan


Menurut syafrudin ( 2011 ), perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala dimana paling
sedikit empat kali :

a. Pada umur kehamilan 1-3 bulan sebanyak 1 kali


b. Pada umur kehamilan 4-6 bulan sebanyak 1 kali
c. Pada umur kehamilan 7-9 bulan sebanyak 2 kali
Selama kehamilan ada hal-hal yang perlu di pantau, agar bila ada penyimpangan dari
keadaan normal dapat segera diberikan penanganan yang memadai karena itu selama
kehamilan perlu di lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, yang dimulai sejak
kehamilan muda. Pada saat pemeriksaan kehamilan , ibu juga mendapat tablet zat besi ,
imunisasi TT dua kali selama kehamilan dan pemberian multi vitamin.
Penerapan 14 T, pemeriksaan kehamilan , bidan yang berperan sebagai tenaga kesehatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

wajib memeriksa dan memberikan memberikan 14 T , yaitu :


Tinggi Badan dan Berat Badan
Tekanan darah
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
Imunisasi Tetanus Toxoid lengkap
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Veneral Diseases Research Laboratory ( VDRL )
Perawatan payudara, senam payudara pijat tekan payudara
Pemeliharaan tingkat kesuburan
Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pemeriksaan protein atas indikasi
Pemeriksaan reduksi urin indikasi
Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok.
Pemberian terapi anti malaria
Bidan juga harus melakukan konseling saat pemeriksaan kehamilan atau mengadakan
penyuluhan di masyarakat tentang bahaya 4 terlalu :

a.

Terlalu muda
Dimana ibu hamil dengan usia terlalumuda <20 tahun

b. Terlalu sering hamil


Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun
c.

Terlalu banyak anak


Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4.

d. Terlalu tua hamil


Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 minggu.

Empat terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin,
perdarahan, bahkan sampai kematian ibu dan janin
( Manuaba, 2010 ).
B. Anemia
1. Pengertian anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan
eritrosit di bawah batas normal. Anemia dalam kehamilan di definisikan sebagai penurunan
kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl selama masa kehamilan pada trimester ketiga serta
pada kehamilan trimester kedua kadar hemoglobin kurang dari 10 gr/dl ( proverawati, 2009 ).
Sedangkan menurut Tarwoto ( 2007 ) anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel
darah merah ( eritrosit ) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
2. Etiologi
Menurut Tarwoto ( 2007 ) penyebab anemia adalah kekurangan gizi dalam makanan yang di
konsumsi, penyerapan zat besi yang tidak optimal , dan kekurangan darah yang di sebabkan
oleh perdarahan yang banyak.
Sedangkan menurut Pudiastuti ( 2010 ) anemia di sebabkan oleh rusaknya butir darah merah,
gangguan pembekuan darah akibat beberapa bahan essensial seperti kekurangan zat besi,
vitamin B kompleks, Vitamin C, asam folat serta kehilangan darah baik yang akut maupun
kronis ( perdarahan, cacing tambang ).
3. Klasifikasi Anemia
Menurut Tarwoto ( 2007 ) klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu :
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, terutama pada negara
miskin dan berkembang. Penyebabnya adalah suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya
besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah
merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen
keseluruh jaringan tubuh. Pengobatannya yaitu pemberian diet tinggi zat besi, atasi penyebab
seperti cacingan dan perdarahan, pemberian preparat zat besi seperti sulfas fero-sus ( dosis : 3

x 200 mg ), ferro glukonat 3 x 200 mg/hari atau diberikan secara parenteral jika alergi dengan
obat peroral 250 mg Fe ( dosis : 3 mg/kg BB ) dan iron dextran mengandung Fe 50 mg/ml
dengan IM.
b. Anemia Megaloblastik
Penyebab anemia megaloblastik adalah kurang vitamin B 12, kurang asam folik.
Pengobatannya yaitu diet nutrisi dengan B 12 dan asam folat, berikan asam folat 5 mg/hari
selama 4 bulan, vitamin B 12 3 x 1 tablet per hari, sulfat ferosus 3 x 1 tablet per hari, pada
kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
c.

darah.
Anemia Hipoplastik
Penyebab anemia hipoplastik adalah hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Pengobatannya yaitu pengobatan infeksi seperti jamur dan bakteri, pendidikan
kesehatan untuk mencegah infeksi. Dengan pengobatan mungkin tidak memuaskan, mungkin

pengobatan yang paling baik yaitu transfusi darah, yang perlu sering diulang.
d. Anemia Hemolitik
Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatannya. Pengobatannya yaitu pencegahan faktor resiko, cairan yang adekuat,
pendidikan kesehatan dan transfusi darah yang berulang merupakan pengobatan yang paling
baik.
4.. Patofisiologi
Pada anemia diketahui bahwa rendahnya Hb secara langsung juga mempengaruhi
kondisi penderita, dimana tanda dan gejala tersebut terutama terjadi pada anemia defisiensi
yang berat dan berkepanjangan. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) darah
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim di sebut hidremia atau hiperpolemia, akan
tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang berbanding dengan pertambahan plasma, sehingga
terjadinya pengeceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30 %, sel darah 18 %,
dan hemoglobin 19 %. Pengenceran darah di anggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologis dalam kehmailan dan bermanfaat meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam masa kehamilan.
Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik , serta perdarahan pada
saat persalinan membuat banyaknya unsur zat besi yang hilang lebih sedikit di banding
dengan apabila darah ibu tetap kental.
5. Derajat Anemia
Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat dilakukan anamnesis,
akan di dapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, keluhan mual
muntah yang lebih hebat pada kehamilan muda ( Manuaba,2007 ). Menurut Manuaba ( 2007 )
pemeriksaan dan pengawasan HB dapat dilakukan dengan menggunakan lata sahli dari
a.
b.
c.
d.

pemeriksaan sahli dapat di golongkan sebagai berikut.


Hb 11 gr /dl : Normal
Hb 9-10 gr /dl
: Anemia Ringan
Hb 7-8 gr /dl : Anemia sedang
Hb 7 gr/dl
: Anemia berat

6. Tanda dan gejala anemia


Ibu hamil yang terkena anemia biasanya memiliki banyak tanda dan gejala anemia pada
umunya seperti badan tersa cepat lelah, kekurangan energi, kurang nafsu makan , daya
konsentrasi menurun, sakit kepala , mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun,
wajah dan kelopak mata, bibir serta kuku pucat, bahkan pada anemia berat berakibat
penderita sesak nafas bahkan lemah jantung ( Proverawati, 2009 ).
Tabel 2.1 tanda dan gejala anemia
Ringan
Gejala :
1. Cepat lelah
2. Sakit kepala
3. Kekurangan
Energi
4. Mual dan kurang
Nafsu makan
5. pucat

Sedang

Berat

Gejala
Gejala
1. fatig
1. fertigo
2. sulit konsentrasi 2. depresi,gangguan tidur
keletihan,
3. dyspnea pada istirahat
4. keletihan berat,
keringatbanyak
kelemahan
3. berdebar
pucat
4. dyspnea
pada aktivitas
5. pucat

Sumber Laksmi , 2008


7. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Menurut Manuaba ( 2007 ) pengaruh anemia terhadap kehamilan dapat menimbulkan

a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

berbagai masalah seperti berikut :


Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
Bahaya selama kehamilan
Dapat terjadi abortus
Persalinan prematur
Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
Mudah terjadi infeksi
Ancaman denkompensi kordis ( Hb<6 gr /dl )
Molahidatidosa
Hipertensi gravidarum
Perdarahan antepartum
Ketuban pecah dini (KPD)

b. Bahaya saat persalinan


1. Gangguan his kekuatan mengejan
2. Kala pertama dapat berlangsung lama
3. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlikan tundakan
4.
5.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

operasi kebidanan.
Kala tiga dapat di ikuti retensio plasenta , dan perdarahan post partum akibat atonia uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan post skunder dan atonia uteri.
Masa Nifas
Perdarahan post partum
Memudahkan infeksi puerperium
Pengeluaran ASI berkurang
Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
Anemia kala nifas
Mudah terjadi infeksi mamae.

8. Kebutuhan Nutrisi ibu hamil


a.

Makanan Yang di anjurkan

Makan bahan makanan sumber Fe : hati, daging, kuning telur, udang, serealia, kacang-

kacangan & sayuran hijau


Bila sumber Fe dari tumbuhan, diiringi dengan mengkonsumsi vitamin C.
Penggunan tablet besi sesuai dengan anjuran dokter atau bidan
FE diinum kurang lebih 2 jam sebelum atau sesudah makan dengan cukup cairan atau jus

jeruk
Hindari minum Fe dengan susu.

b. Pedoman menu

Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih

ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan
memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin

muntah.
Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan

bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, contoh menu ibu hamil
dengan anemia :
2 piring nasi setara dengan 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan,
100 g setara dengan 3 porsi sayur, 2 porsi buah-buahan 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau

seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.


Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air

jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar
Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang
dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan

pertumbuhan janin
konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering,misalnya biskuit

dan jenis-jenis biskuit yang lain


Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena

besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan


Tetap beraktivitas dan bergerak,misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

9. Penanggulangan Anemia
Menurut Ratna Dewi Pudiastuti, ( 2012 ) Penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu :
1) Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil
2) Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
a) Kehamilan triwulan I

Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya susu, sop, buahbuahan, biscuit dan lain-lain.
b) Kehamilan triwulan II
Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan meningkatkan makanan zat
pembangun berupa lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.
c) Kehamilan triwulan III
Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II dan minum tablet
tambah darah 1 butir perhari ( minimal 90 butir selama hamil ) ( Ratna Dewi Pudiastuti,
2012).

10. Pentalaksanaan Anemia


1. Menurut Pudiastuti ( 2012 ) Penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu :
1) Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil
2) Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
d) Kehamilan triwulan I
Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya susu, sop, buahbuahan, biscuit dan lain-lain.
e) Kehamilan triwulan II
Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan meningkatkan makanan zat
pembangun berupa lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.
f) Kehamilan triwulan III
Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II dan minum tablet
tambah darah 1 butir perhari (minimal 90 butir selama hamil) (Ratna Dewi Pudiastuti, 2012).
2.
Menurut Manuaba ( 2007 ), penatalaksaan anemia dalam
kehamilan
di bedakan menjadi :
1. Anemia Ringan
Bila kadar Hb 9-10 gr%
a.

Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi,
asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkat kan kualitas dan kuantitas
makanan.

b. Memberikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari


2. Anemia sedang
Bila kadar Hb 7-9 gr %
a.

Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi,
asamfolat dan Vitamin C. Bila memungkinkan libbatkan anggota keluarga pada saat

pendidikan kesehatan.
b. Memberikan suplemen ferum sulfat 325 mg peroral, 3 kali sehari.
3. Anemia Berat
Bila kadar Hb <7 gr%
a.
b.
3.
a.

Transfusi darah
Merujuksegera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Menurut Erna Setiyaningrum ( 2013 ), penatalaksaan anemia dalam
kehamilan :
Oral : pemberian fero sulfat,/ fero gluconat/ Na fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama

kehamilan, 150-100 mg/hari.


b. Parenteral
: pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2x10 ml/IM.
C. Manajemen Kebidanan SOAP
1. Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan acuan dan landasan bagi para bidan untuk
mendokumentasikan asuhan yang akan di berikan di semua fasilitas pelayanan kesehatan
sehingga asuhan yang berkualitas dapat di capai. Manajemen ini dapat di jadikan sebagai
parameter untuk melihat tingkatkualitas asuhan kebidanan ( Depkes RI,2007 ).
Dalam manajemen kebidanan bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat,
singkat jelas mengenai keadaan atau kejadian yang di temukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan ( Yuniati, 2010 ). Manajemen kebidanan agar orang lain
mengetahui apa yang telah dilakukan bidan melalui proses berpikir sistemati, dokumentasi di
buat dalam bentuk SOAP ( Saminem, 2010 ).
2. Langkah-Langkah Mnajemen kebidanan SOAP
S : Merupakan data yang harus di catat sebagai melakukan asuhan kepada klien atau pasien.
Hal ini sangat sesuai karena dapat menggambarkan bentuk dan ciri khas asuhan kebidanan

yang memiliki nilai filosofi bahwa perempuan merupakan individu yang unuk dan holistik
terdiri dari fisik, psikologis, sosial kultular. Catatan S sebagai data subyektif menunjukan
bahwa bidan harus peka atau peduli terhadap keluhan pasien karena masalah psikologis ataau
sosial atau masalah budaya yang menggangu proses kenormalan yang ada. Selama masa
kehamilan dan persalinan yang di hadapinya. Karena bila keluhan dan masalah ini tidak di
perhatikan akan menganggu proses ke normalan yang ada yang akan beresiko pada ibu dan
janinya ( Yuniati, 2010 ).
Data subjektif menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama SOAP ( Siminem 2010 ).
a. Biodata yang di ambil untuk pasien ( suami, istri ).
Pengkajian biodata antara lain:
1. Nama, di kaji dengan nama yang jelas yang lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan
atau untuk membedakan dengan klien atau pasien.
2. Umur, untuk mengetahui faktor resiko yang sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi
seseorang.
3. Agama, untuk memberikan motivasi dorongan moril sesuai dengan agama yang dianut.
4. Suku bangsa, untuk mengetahui adat-istiadat yang menguntungkan dan merugikan.
5. Pendidikan, untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat penerimaan informasi hal-hal baru
atau pengetahuan baru karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi, mudah mendapatkan
informasi.
6. Pekerjaan, iuntuk mengetahui status ekonomi keluarga dalam kehidupan, dari pekerjaan kita
dapat, melihat status perekonomian seseorang.
7. Alamat, untuk mempermudah hubungan jika di perlukan dalam keadaan mendesak sehingga
bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakaan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan
kehamilan ( Sudarti, 2010 ). Pada kasus ibu hamil dengan anemia keluhanya meliputi kepala
pusing, lesu, cepat lelah, mual dan kurang nafsu makan ( Rukiyah 2010 ).
1. Menurut Sudarti ( 2010 ) hal yang dikaji adalah usia menarche, siklus lama menstruasi,
nyeri, perdarahan intara menstruasi, problem dan prosedur (misal : amenorhea perdarahan
irregular).
2. Riwayat Hamil sekarang

Tanggal hari pertama haid Terakhir ( HPHT ), gerakan janin, obat yang di konsumsi, keluhan
selama hamil, Antenatal Care ( ANC ) berapa kali, teratur/tidak, penyuluhan yang pernah di
dapat, imunisasi tetanus toxoid, tablet Fe ( Sudarti, 2010 ).
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang perlu dikaji
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit seperti jantung, TBC..
b. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui adanya penyakit yang di derita pada saat ini seperti asma, diabetes militus
( DM ), hipertensi dan jantung.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui adanya penyakit menurun seperti asma, diabetes militus ( DM ),
hipertensi, jantung penyakit menular seperti TBC, epilepsi yang dapat mempengaruhi
kehamilan serta adanya riwayat keturunan kembar.
4. Kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
1. Makanan
Frekuensi
: 3x sehari
Jenis
: Nasi putih
2. Minuman
Frekuensi
: 8-9x sehari
Jenis
: air putih
O: sebagai data objektif menunjukan bahwa bidan memberikan asuhan harus sesuai keadaan
dan kondisi yang terjadi pada klien atau pasienya. Hasil pemeriksaan merupakan data dasar
dalam melakukan penilaian sekaligus pengambilan keputusan klinis yang diambil dalam
membantu klien atau memecahkan masalah dan memberikan tindakan. Sehingga tindakan
yang sifatnya Trial and Error tidak akan terjadi, apalagi dalam penatalaksanaan di nyatakan
a.

bahwa tindakan yang di berikan harus berdasarkan evidence ( Yuniati 2010 ).


Pemeriksaan umum
Merupakan data yang di dapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan

kejadian.
1. Keadaan umum
Umtuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, buruk.
2. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu compos mentis, apatis, samnolen.
3. Tekanan darah

Untuk mengetahui tekanan darah ibu, normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg. Pada ibu
hamil dengan anemia terjadi penurunan tekanan darah sistole maupun diastole 5-10 mmHg.
4. Suhu
Apakah ada peningkatan atau tidak. Suhu tubuh normal 35,6C-37,6C.
5. Denyut Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam menit, batas normal 60-100 kali per
menit.
6. Respirasi
Untuk mengetahui frequensi pernapasan yang di hitung dalam 1 menit atau lebih dari 1624x/menit.
7. Berat badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil. Penambahan berat badan
rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Tetapi nilai normal penambahan berta badan selama kehamilan
9-12 kg.

8. Lingkar lengan atas


Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu, normal 23,5 cm, termasuk resiko tinggi atau tidak.
Pada ibu hamil dengan anemia LILA 23,5 cm.
b. Pemeriksaan fisik
Meneurt sudarti ( 2010 ) pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu dengan anemia sebagai
1.
a.
b.
c.
2.

berikut:
Kepala
Muka, keadaan muka pucat
Mata, konjugtiva anemis sklera an ikterik
Mulut, mukosa bibir kering
Leher, untuk mengetahui apakah ada pembengkakan kelanjar tyroid, kelenjar lymfe dan vena

jugularis.
3. Dada dan axila
a. Mammae, untuk mengetahui bentuk payudara dan pigmentasi putting susu.
b. Axila, adakah tumor atau benjolan, adakah nyeri tekan atau tidak.
4. Abdomen
a.
Inspeksi, untuk mengetahui pembesaran perut, brntuk perut, linea alba/nigra, striae
albican/livade, kelainan pergerakan anak.
b. Palpasi meliputi:
1. Leopold I: untuk menentukan tinggi fundus
dalam fundus

uteri dan bagian

2.

Leopold II: untuk menentukan batas samping

rahim kanan-kiri

letak punggung janin.


3. Leopold III
: untuk menentukan bagian terbawah

janin

bisa di goyangkan atau terbawah.


4. Leopold IV
: untuk mengetahui seberapa jauh

sudah masuk

pintu atas panggil.


5. TFU ( Mc.Donald ), untuk mengetahui TFU dengan

cara

dan masih

menggunakan

metlin mengukur dari fundus


uteri sampai simpis.
6. TBJ, untuk mengetahui perkiraan berat janin.
Rumusnya (
c.

dan

TFU n) x

155=......... gram.
Auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang di hasilkan oleh tubuh
melaluimelalui stetoskop. Denyut jantung janin ( DJJ ), normal adalah 120-160x/menit.
5. Ekstrimitas, apakah odema atau tidak, terdapat varices,
reflek patella +/-, warna
kuku pucat.
6. Pemeriksaan anogenital
a. Vulva vagina
Ada varices atau tidak, luka atau tidak, kemerahan atau tidak, nyeri atau tidak, ada
pembengkakan kelenjar bartholini atau tidak, ada pengeluaran pervaginam atau tidak.
b. Perinium
Ada bekas luka atau tidak, ada keluhan lauin atau tidak.
c. Anus
Ada haemoroid atau tidak, ada keluhan lain atau tidak.
7. Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui kesan panggul normal atau tidak, berapa ukuran distansia spinarum,

distansia kristarum, konjugata eksterna ( baudeluque ), dan lingkar panggul.


8. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium yang
berguna untuk pemeriksaan kadar hemoglobin. anemia ringan :Hb 11 g/dl sampai batas
normal, anemia ringan : Hb 9 g/dl -10 g/dl, anemia sedang :Hb 7 g/dl 8 g/dl dan anemia
berat : Hb < 7 g/dl ( Tarwoto,2007 ).
A : Analisa adalah pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data
subjektif dan objektif. Diagnosa kebidanan, pada ibu hamil dengan anemia : Ny
........Umur......G....P.....A....Hamil ....... Minggu dengan Anemia.

P : penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan


yang akan datang . Rencana asuhan di susun berdasarkan hasil
interpretasi data (sudarti 2010). Penatalaksanaan pada ibu hamil
dengan anemia antara lain :
Menurut Pudiastuti ( 2012 ) Penanggulangan anemia pada ibu
hamil yaitu :
1) Makan tablet tambah darah sehari 1 tablet/minimal 90 tablet selama hamil
2) Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain.
Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil agar tidak terkena anemia yaitu :
a. Kehamilan triwulan I
Beri makan porsi kecil tapi sering, makanan yang segar-segar contohnya susu, sop, buahbuahan, biscuit dan lain-lain.
b. Kehamilan triwulan II
Meningkatkan makanan zat tenaga seperti nasi, roti, mie dan meningkatkan makanan zat
pembangun berupa lauk pauk dan zat pengatur yaitu sayur dan buah.
c. Kehamilan triwulan III
Jumlah makanan yang dibutuhkan sama dengan kehamilan triwulan II dan minum tablet
tambah darah 1 butir perhari (minimal 90 butir selama hamil) (Ratna Dewi Pudiastuti, 2012).

Menurut Manuaba ( 2007 ), penatalaksaan anemia dalam kehamilan di bedakan menjadi :


1. Anemia Ringan
Bila kadar Hb 9-10 gr%
a.

Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi,
asamfolat dan Vitamin C, menganjurkan ibu untuk meningkat kan kualitas dan kuantitas

makanan.
b. Memberikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari
2. Anemia sedang
Bila kadar Hb 7-9 gr %

a.

Memberikan pendidikan kesehatan ,mengenai makanan yang mengandung protein, zat besi,
asamfolat dan Vitamin C. Bila memungkinkan libatkan anggota keluarga pada saat

pendidikan kesehatan.
b. Memberikan suplemen ferum sulfat 325 mg peroral, 3 kali sehari.
3. Anemia Berat
Bila kadar Hb <7 gr%
a. Transfusi darah
b. Merujuk segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
Menurut

Erna

setiyaningrum

2013

),

penatalaksaan

anemia

dalam

kehamilan :
d. Oral

: pemberian fero sulfat,/ fero gluconat/ Na fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama

kehamilan, 150-100 mg/hari.


e. Parenteral
: pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2x10 ml/IM.
G. Kerangka Konsep
INPUT

PROSES

OUTPUT

Hasil Asuhan kebidanan :


Keadaan umum dan tanda-tanda vital normal
Nafsu makan ibu bertambah
Tidak gampang letih dan lesu
Rasa mual ibu berkurang
Sakit kepala berkurang
Tanggapan pasien terhadap penjelasan bidan baik.
Asuhan kebidanan menurut manajemen SOAP:
S : data subjekltif, meliputi pengkajian data awal yang di dapat dari pasien.
O : data objektif, pendataan yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan
A : analisa data diagnosa hasil pemeriksaan
P : penataklsanaan tindakan meliputi rencana dan evaluasi.
Ibu hamil dengan anemia

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis studi kasus


Jenis karya tulis ilmiah adalah menggunakan asuhan kebidanan dengan metode
SOAP yang terdiri dari 4 langkah, laporan studi kasus pada ibu anemia dengan menggunakan
metode diskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat
factual secara objektif, sistematis dan akurat ( Notoadmojo,2010

). Studi kasus adalah

meneliti suatu permasalahan melallui kasus yang terdiri dari unit tunggal.

B. Lokkasi studi kasus


Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan ( Notoadmojo, 2010 ) .
Pada kasus ini studi kasus dilaksanakan di puskesmas anggut atas kota bengkulu.
C. Subyek studi kasus
Merupakan hal atau orang yang akan dikenakan kegiatan pengambilan kasus ( Arikonto, 2010
). Subyek pengambilan studi kasus ini adalah ibu hamil dengan anemia.

D. Waktu studi kasus


Waktu studi kasus adalah rentan waktu yang di gunakan penulis pelaksanaan laporan kasus
( Notoadmojo, 2010 ). Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan juni 2014.
E. Instrumen studi kasus
Instrumen studi kasus adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data
( Notoadmojo, 2010 ). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrument format SOAP
pada Ibu hamil untuk pengumpulan data.
F. Teknik pengumpulan data
Materi ataun

kumpulan fakta dapat berupa status, informasi, keterangan dan lainya,

mengenai suatu atau berapa obyek yang di kumpulkan sendri oleh peneliti atau berasal dari
sumber lain, seperti instansi, lembaga, publikasi, atau hasil penelitian orang lain. Data
berdasarkan cra memperoleh di bagi menjadi 2 yaitu data primer dan data skunder
( Notoadmojo 2010 ).
1. Data primer
Merupkan data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek penelitian oleh
perorangan atau organisasi.
a. Wawancara
Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana pewawancara mendapat
keterangan pendirian secara lisan dari seseorang sasaran studi kasus ( responden ) atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( Notoadmojo, 2010 ) pada
pengambilan kasus ini penulis melakukan wawancara dengan pasien, keluarga dan tenaga
medis.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di gunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis
dengan cara :
1. Inspeksi
Adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan untuk observasi secara sistemik, dengan
menggunakan indra pengliatan, pendengaran dan ppenciuman sebagai suatu alat untuk

mengumpulkan data inspeksi dilakukan secara berurutan mulai kepala sampai kaki. Pada
kasus ini inspeksi pemeriksaan konjungtiva pada mata.
2. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba : tangan dan jari-jari,
untuk mendetermasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti : temperatur, keelastisan, bentuk,
ukuran, kelembapan dan penonjolan. Pada kasus anemia dilakukan pemeriksaan palpasi
abdomen menurut Leopold mulai dari Leopold I, II, III dan IV yang bertujuan untuk
menentukan besarnya rahim dan menentukan tuanya kehamilan.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukann tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan mbagian tubuh lainya ( kiri dan kanan ) dengan menghasilkan suara,
yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/lokasi konsistensi jaringan. Pada kasus anemia
di lakukan pemeriksaan reflek patella kanan kiri dan terdapat pemeriksaan positif.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop, pada kasus anemia dilakukan dengan mendengarkan denyut jantung
janin ( DJJ ) yang bertujuan untuk memastikan adanya tanda kehamilan.
2. Data skunder
Data skunder adalah data yang di peroleh selain dari pemeriksaan dari terapi di perolrh dari
keterangan keluarga, lingkunganya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan
a.

dalam kebidanan dan studi.


Studi dokumentasi
Adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dokumen ( Notoatmojo,2010 ).
Pengambilan kasus ini menggunakan catatan list / status pasien untuk memperoleh informasi

data medik yang ada di puskesmas anggut atas bengkulu.


b. Studi kepustakaan
Merupakan semua litelatrur atau bacaan yang di gunakan untuk mendukung dalam
penyusunan proposal ( Notoatmojo,2010 ). Pada kasus anemia penulis mengunakan bahan
referensi dari tahun 2007-2012.
G. Alat-alat yang di butuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dengan teknik ppengumpulan data antara lain :
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.
2.
3.
4.
l.
m.
n.
o.
3.
a.
b.

Alat dan bahan dalam pengambilan data


Format pengkajian ibu hamil
Alat tulis ( buku dan ballpoint )
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
Timbang berat badan
Alat pengukur tinggi badan
Pita pengukur tinggi lengan atas
Tensi meter
Termometer
Stetoskop
Meteran
Jam tangan
Reflek hammer
Klinek /doppler
Hb set ( sahli )
Hcl dan aquades
Tabung sahli
Lencet
Pipet sahli
Tissue dan kapas
Alkohol swab
Bengkok
Tablet Fe
Alat dan bahan untuk dokumentasi
Status atau catatan pasien
Dokumen yang ada di pus kesmas anggut atas.

Anda mungkin juga menyukai