Anda di halaman 1dari 5

1.

PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk
ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai
faktor reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial.
Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya
membentuk panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang, akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan
generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
2. WOC

Faktor Pencetus: Bakteri,


mikroplasma, atau virus

Penyakit autoimun Menginfeksi sendi


secara antigenik

Predisposisi Genetik Individu yang mengidap AR


membentuk antibodi IgM Reaksi autoimun
dalam jaringan
sinovial
(antibodi IgG)
Pelepasan Faktor
Reumatoid (FR)

Respon IgG awal


menghancurkan
mikroorganisme
FR menempati dikapsula sendi

Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terjadi deruksi jaringan

Akumulasi Sel Fagositosis Pembentukan


Darah Putih ektensif Jaringan Parut

Pemecahan
Terbentuk Kolagen Kekakuan sendi
nodul- nodul
rematoid
ekstrasinoviu
m
Edema, poliferasi Rentang Gerak
membrane sinovial Berkurang
Kerusakan sendi
Progresif

Membrane Atrofi Otot


Deformitas Sendi sinovium menebal
& hipertropi

Ndx: Gangguan
Ndx: Kerusakan Citra Tubuh
Mobilitas Fisik Panus
Kartilago Hambatan
dirusak Aliran Darah

Nekrosis Sel

Erosi Sendi dan Tulang Nyeri

Menghilangnya Ndx: Nyeri


permukaan sendi Kronis

Penurunan
elastisitas dan
kontraksi otot

Ndx: Kurang Ndx: Kurang


Perawatan diri Pengetahuan
Mengenai penyakit

3. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama dariprogram pengobatan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.


2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita.
3. Untuk mencegah dan / atau memperbaiki detormitas yang terjadi pada sendi.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan ini : Pendidikan, istirahat, latihan fisik dan temoterapi, gizi dan obat-
obatan.
Langkah-Langkah

1. Pendidikan yang cukuop tentang penyakit kepada penderita, keluarganya, dan


siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan
meliputi pengertian tentang patofisiologi, penyebab dan prognosis ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk rejimen obat yang komplek.
2. Istirahat adalah penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari. Kekakuan
dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti bahwa
penderita dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena nyeri.
Metode-metode untuk mengurangi nyeri malam hari harus diajarkan, misalnya
dengan pemberian obat anti radang kerja lama dan analgesik.

3. Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi,


sendi yang sakit sedikitnya dua kali sehari. Obat-obatan untuk menghilangkan
nyeri mungkin perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas sendi-
sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin
dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas dan dingin dapat
dilakukan dirumah. latihan dan terapi panas ini paling baik diatur oleh pekerja
kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi atau terapi
kerja.
4. Alat-alat pembantu danadaptif mungkin diperlukan untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari.
5. Penderita difritis reumatoid tidak memerlukan diit khusus. Data sejumlah cara
pemberian diit dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum
terbukti kebenarannya . Sejumlah obat yang dipakai untuk megobati penyakit ini
dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lambung dan mengurangi nutrisi yang
diperlukan. Mempertahankan berat badan pada batas-batas yang sewajarnya
adalah penting. Bertambahnya berat badan dapat menambah tekanan pada sendi
panggul, lutut, dan sendi-sendi pada kaki.
6. Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program
penatalaksanaan penyakit ini. Obat-obatan dipakai utnuk mengurangi nyeri,
meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit. Cara-
cara pengobatan seperti kompres panas atau latihan fisik dapat dipakai untuk
menghilangkan nyeri. Pemberian obat yang utama pada artritis reumatoid adalah
dengan obat-obatan anti inflamasi non steroid (AINS). Kelompok obat ini
mengurangi peradangan dengan menghalangi proses produksi mediator
peradangan. Tepatnya, obat-obat ini menghambat sintetase prostaglandin atau
siklo-oksigenase. Enzim-enzim ini mengubah asam lemaksistemik endogen,
yaitu asam arakidonal menjadi prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan
radikal-radikal oksigen, Tujuan pengobatan dengan obat-obatan yang bekerjaa
lambat ini adalah untuk mengendalikan manifestasi klinis dan menghentikan atau
memperlambat kemajuan penyakit.
 Sedikitnya ada 4 indikasi untuk pemakaian kortikosteroid :
1. Peradangan diredakan dengan mengambatpembentukan prostaglandin.
2. Inhibisi kemotaksis dan fagositosis lekosit dan monosit, stabilisasi enzim-enzim
lisosomal.
3. Pencegahan perubahan pada membran kapiler.
4. Penekanan imunitas ditimbulkan dengan mengurangi proses antigen dari sel-sel
refikulo endotelial atau monosit makrofag, serta perubahan fungsi limfosit.

4. KOMPLIKASI
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi
di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d) Terjadi splenomegali

DAFTAR PUSTAKA
Ian. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Atritis Reumatoid.
http://ianpakpahanaskep.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_17.html. Diakses pada tanggal 02 Maret 2011 pukul 15:00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai