1| P a g e
F. Proses Pelaksanaan
G. Evaluasi
Prosedur : Test pada akhir penyuluhan
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
2| P a g e
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
A. DEFINISI
Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang terjadi karena penyakit diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan
pada serabut saraf di seluruh tubuh, seperti tungkai kaki, peredaran darah, jantung, sistem
pencernaan, dan saluran kemih. Neuropati diabetik termasuk komplikasi serius dari
penyakit diabetes
B. GEJALA
1. Jika seseorang mengalami neuropati motorik atau gangguan pada saraf yang mengatur
gerakan tubuh, maka salah satu atau beberapa gejala yang bisa terjadi adalah kedutan,
kram, lemah, atau bahkan lumpuh pada salah satu otot atau lebih. Sering kali kaki
bagian depan seseorang yang mengalami neuropati motorik sulit untuk diangkat,
sehingga harus diseret ketika berjalan. Selain itu, gejala lain dari neuropati motorik
adalah penipisan otot.
2. Jika seseorang mengalami neuropati sensorik atau gangguan pada saraf yang
membantu tubuh merasakan nyeri, suhu, dan sentuhan, maka salah satu atau beberapa
gejala yang bisa terjadi adalah kesemutan, alodinia (mudah merasakan sakit meski
hanya tersentuh sedikit), nyeri yang terasa menusuk atau panas, kesemutan, atau
hilang keseimbangan.
3. Jika seseorang mengalami neuropati otonom atau gangguan pada saraf yang mengatur
kinerja di luar kesadaran (misalnya detak jantung dan pencernaan), maka salah satu
atau beberapa gejala yang bisa dirasakan adalah:
c. Perut kembung
d. Sering bersendawa
3| P a g e
e. Mual
f. Konstipasi
g. Diare
l. Hipotensi ortostatik (penurunan darah yang terjadi secara tiba-tiba ketika seseorang
berdiri dari duduk sehingga menyebabkan pusing dan lemas)
Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya neuropati perifer, di
antaranya:
1. Penyakit diabetes
2. Infeksi bakteri dan virus (misalnya HIV, cacar, difteri, kusta, dan hepatitis C)
6. Gangguan saraf motorik dan sensorik yang diturunkan (misalnya penyakit Charcot-
Marie-Tooth)
7. Hipotiroidisme
4| P a g e
10. Tekanan atau kerusakan pada saraf (misalnya akibat cedera berat atau efek samping
operasi)
Penanganan neuropati perifer berfokus untuk menangani penyebab yang mendasari serta
meredakan gejala yang diderita, antara lain:
1. Menjaga pola makan yang sehat, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara
teratur, menggunakan insulin sesuai dosis yang dianjurkan jika neuropati perifer
disebabkan oleh diabetes.
5| P a g e
8. Menghentikan konsumsi minuman beralkohol atau menjauhkan diri dari paparan
toksin apabila neuropati perifer disebabkan oleh zat tersebut.
Pada kasus neuropati perifer yang menimbulkan gejala nyeri yang mengganggu saraf,
biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan pereda rasa sakit seperti:
1. Paracetamol dan Obat Antiinflamasi Non Steroid (misalnya ibuprofen)
2. Gabapentin
3. Amitriptyline
4. Pregabalin
5. Duloxetine
6. Koyo dengan kandungan lidocaine
7. Salep dengan kandungan capsaicin
8. Tramado
Obat-obatan pereda rasa sakit tersebut akan diberikan oleh dokter sesuai dengan tingkat
keparahan atau letak nyeri. Sebagai contoh, jika nyeri masih tergolong tingkat ringan,
maka paracetamol dan ibuprofen menjadi pilihan utama. Namun sebaliknya, dokter akan
meresepkan tramadol jika nyeri sudah tergolong tingkat parah dan tidak bisa diatasi oleh
obat lain. Umumnya pasien akan memerlukan obat antinyeri yang lebih kuat daripada
paracetamol dan ibuprofen.
Untuk mengatasi nyeri ringan yang hanya dirasakan pada bagian-bagian tertentu saja,
maka penggunaan koyo lidocaine atau salep capsaicin bisa disarankan.
Pada kasus neuropati perifer yang telah membuat penderita menjadi sulit bergerak akibat
gejala lemas atau lumpuh otot, maka dokter akan menyarankan penggunaan tongkat atau
kursi roda, disamping melakukan terapi fisik.
Terutama pada kasus neuropati sensorik, gejala mati rasa bisa mengakibatkan penderita
tidak menyadari ketika kulitnya terluka atau terbakar. Jika luka tersebut dibiarkan
(terlebih lagi jika penderita memiliki penyakit diabetes yang membuat penyembuhan
luka menjadi melambat ), maka bisa berkembang menjadi infeksi.
6| P a g e