Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

KETUBAN PECAH DINI

Disusun oleh : (kelompok 6 )


FANY
PURWANTI
REHLITA GINTING
LAMONSA YOHANES
SRI REJEKI
TINGKAT II-A
AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat dan karunianya
akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA
IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI
Makalah ini di susun untuk memenuhi bahan mata ajar keperawatan Maternitas . Dalam
pembuatan makalah ini kelompok banyak mengalami kesulitan. Akhirnya makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Dengan ini kelompok mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Direktur akademi keperawatan hang tuah Jakarta
Letkol laut (K/W) Siti Narsih S.kep, M.kes
2.
Kepala penjamin mutu internal akademi keperawatan hang tuah Jakarta
Mayor laut (K) Amir wibianto S.kep, M.kes
3.
Pudir I akademi keperawatan hang tuah Jakarta Yana setyawan Skm, S.kep
4.
Pudir II akademi keperwatan hang tuah Jakarta Soeroso AMKG
5.
Pudir III akademi keperawatan hang tuah Jakarta Ns.Sugeng Haryono S.kep
6.
Pembimbing makalah Ns. Lastri yanti S.kep
7.
Wali kelas tingkat IIA Handayani Sitorus S.kep
Kami mengucapkan terima kasih bagi yang telah memberikan dukungan material dan spiritual
kepada anggota kelompok, rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelompok kami dalam
menyelesaikan makalah ini.kelompok kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna
dan oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun semoga
bermanfaat bagi pembaca dan kelompok khususnya.
Jakarta, 10 Maret 2012

Kelompok 6

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I

: PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................2
C. Ruang lingkup................................................................................................2
D. Metode penulisan...........................................................................................2
E. Sistematika penulisan.....................................................................................3
BAB II

: TINJAUAN TEORI............................................................................................4
A. Pengertian......................................................................................................4
B. Manifestasi klinis........................................................................................4
C. Anatomi........................................................................................................5
D. Etiologi.........................................................................................................6
E. Patofisiologi.................................................................................................7
F. Pemeriksaan penunjang...............................................................................8
G. Komplikasi...................................................................................................8
H. Penatalaksanaan..........................................................................................8
I. Asuhan Keperawatan...................................................................................10

BAB III

: PENUTUP...................................................................................................... 15

Kesimpulan................................................................................................15
Saran .................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada masa dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa
sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesio, penyediaan cairan
dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah

sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang
dari 2/1000.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di Negara lain adalah
perdarahan, infeksi, ekslamsi. Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu, infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting juga dalam obstetric berkaitan dengan
penyulit kelahiran. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum ada
tanda-tanda persalinan.
Dan dapat menyebabkan infeksi pada ketuban ibu, ketuban pecah dini disebabkan oleh
karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterine atau oleh
kedua faktor tersebut. Seorang ibu yang menjalani operasi Caesar akibat ketubannya yang
pecah sangat memerlukan perawatan dan pengawasan yang intensif, disinilah peran perawat
sangat diperlukan, sehingga perawat harus mampu memberikan perawatan yang
komprehensif, berkesinambungan, teliti, dan penuh kesabaran. Dengan demikian kalian dan
keluarganya dapat menerima informasi untuk menghadapi masalah yang ada . mencermati
masalah-masalah yang dihadapi klien di atas. Maka penulis tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul Asuhan Keperawatan Pada ibu hamil dengan Ketuban Pecah Dini

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa/I dapat melaksanakan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini.

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/i

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mampu menjelaskan pengertian ketuban pecah dini.


Mampu menjelaskan etiologi ketuban pecah dini.
Mempu menjelaskan patofisiologi dan patoflow ketuban pecah dini.
Mampu menjelaskan tanda dan gejala pada ketuban pecah dini.
Mampu menjelaskan komplikasi ketuban pecah dini.
Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini.
Mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostik.
Mampu menjelaskan penatalaksanaan medis.

C. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai pengertian, Etiologi, Anatomi Fisiologi, Manifestasi
klinis, Patofisiologi, Pemeriksaan Penunjang, Komplikasi, Penatalaksaan, dan Asuhan
Keperawatan ibu hamil dengan ketuban pecah dini.

D. Metode Penulisan
Pembuatan makalah ini menggunakan metode narasi yaitu dengan menceritakan kembali
proses terjadinya ketuban pecah dini, dengan cara pengumpulan data dari sumber-sumber
buku yang membahas ketuban pecah dini yang terdapat di perpustakaan dan melalui proses
bimbingan.

E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan meliputi Latar belakang, Tujuan penulisan, Ruang Lingkup, Metode
penulisan, dan Sistem Penulisan.
BAB II Tinjauan Teori meliputi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, diagnose keperawatan, asuhan
keperawatan ketuban pecah dini.

BAB III Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Ketuban pecah dini (spontaneous/early/premature rupture of the membrane) adalah
pecahnya ketuban dini sebelum inpartu, yaitubila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan
pada multipara kurang dari 5 cm. (mochtar, 1998)

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan
tprematur. Dalam keadaan normal 8-10 % perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini 1,2 (sarwono.P. 2008)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu. (sarwono.P. 2002)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (saifudin, 2002)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tabda persalinan dan
ditunggu sebelum di mulainya persalinan. (manuaba, 2001)

B. Etiologi
Etiologi ketuban pecah dinibelum diketahui. Factor predisposisi ketuban pecah ialah
infeksi genitalia, yaitu menyebabkan benda asing seperti bakteri atau virus memasuki daerah
genital dan berlanjut kebagian plasentabtempat bayi hidup. Jika benda asing tersebut merusak
plasenta maka akan terjadi kerusakan pada bagian-bagian plasenta bisa terjadi karena infeksi
benda asing tersebut membuat plasenta pecah sehingga bisa terjadi ketuban pecah dini.
Kehamilan preterm, yaitu kehamilan di usia dini dimana kandungan belum begitu siap untuk
menerima adanya kehamilan. Bagian-bagian system reproduksi belum matang, sehingga
belum begitu siap dalam menjalankan tuganya. Meskipun jika terjadi pembuahan besar

kemungkinan hamil pada usia dini dapat mengakibatkan ketuban pecah dini karena dinilai
belum matang atau masa maturnya dinilai kurang siap. Hidromnionatau polihidromniom,
yaitu kelebihan cairan amnion (1500-2000ml) sehingga dapat menekan dan terjadi
pemecahan ketuban dini. Hal tersebut bisa dikarenakan idiopatik (35%), diabetes pada ibu
(25%), dan malformasi congenital.

C. Anatomi
Air ketuban adalah ruangan yang dilapisi oleh selaput janin(amnion dan korion) berisi
air ketuban (liquor amnii). Cirri-ciri kimiawi :
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. air ketuban
berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral,
dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam
uric, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam anorganik, kadar
protein kira-kira2,6%g/liter, terutama albumin.
Dijumpainya lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk
mengetahui apakah paru-paru dan janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin
merupakan tanda bahwa permukaan paru-paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini
merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Cara penilaiannya adalah
dengan jalan menghitung rasio L/S. bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau
janin letak sungsang, maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena
telah bercampur dengan mekoneum.
Fungsi dari cairan ketuban adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk proteksi dini si anak


Mencegah pelekatan janin dan amnion
Agar janin dapat bergerak dengan bebas
Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum,

yang kemudian dikeluarkan melaui kencing janin


6. Meratakan tekanan intrauterine dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah

7. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputaran nya cepat, kirakira 350-500cc
Akhir-akhir ini, air ketuban banyak menarik perhatian para peneliti, terutama untuk
memonitor janin dalam kandungan, antara lain:
-

Jenis kelamin bayi


Golongan darah ABO
Rhesus ISO-imunisasi
Maturisasi janin
Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit
Untuk itu diperlukan analisa air ketuban yang diambil dengan cara amniosen tsis

transvaginal amniosentesis transabdominal. Air ketuban berasal dari kencing janin/fetal


urine, transudasi dari darah ibu , sekresi dari epitel amnion, asal campuran (mixed origin).
Cara mengenal air ketuban :
-

Dengan lakmus (hasil: basa)


Makroskopis
*bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa
*bercampur mekoneum
Mikroskopis
*lanugo dan rambut
Laboraturium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air jernih

D. Patofisologi
Kantung ketuban adalah sebuah kantung yang berdinding tipis yang berisi cairan
selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama disebut
amnion terdapat di sebelah dalam, sedangkan bagian kedua yang terdapat disebelah luar
disebut chorion.
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini terdiri dari
98% air dan sisanya garam anorganik serta bahan organic. Cairan ini dihasilkan selaput
ketuban dan diduga di bentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan
otak anensefalus. Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini sangat beragam. Normalnya 1
liter sampai 1,5 liter, namun bias juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai

3-5 liter, diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10cc air ketuban atau 1% dari seluruh
volume dalam tiap jam.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebgai berikut:
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi, bila
terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
2. Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringan retikuler dan
trofoblas, sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas
inhibisi interleukin (1L-1) dan prostaglandin, jika ada infeksi dan implamasi, terjadi
peningkatan aktifitas 1L-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagen jaringan, sehingga
terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban tipis,
lemah, dan mudah pecah spontan.

E. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis pada ibu dengan ketuban pecah dini adalah :
1. keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau,, atau kecoklatan sedikit-sedikit
2.
3.
4.
5.

atau sekaligus banyak


Dapat disertai demam bila sudah adainfeksi
Janin mudah diraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada air ketuban sudah kering
Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudah kering.

F. Pemeriksaan penunjang
1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan laukosit darah >15.000/ul bila terjadi infeksi


Tes lakmus merah berubah menjadi biru
Amniosentesis
USG: menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnio berkurang

G. Komplikasi
1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah
terkena infeksi intrauterine lebih dahulu terjadi (amnioitis, vaskulitis) sebelum gejala
pada ibu dirasakan, jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intropartal, apalagi bila terlalu
sering diperiksa dalam, selain itu juga dapat dijumpai infeksi pueurpuralis (nifas),
peritonitis dan septicemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di
tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah
gejala-gejala infeksi, hal ini akan meninggalkan angka kematian dan angka morbiditas
pada ibu.

H. Penatalaksanaan
1) Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa
komplikasi di rujuk ke rumah sakit.
2) Bila janin hidup dan terdapat prolaps tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi
panggul lebih tinggi dari badan nya, bila mungkin dengan posisi bersujud, kalu
perlu kepala janin didorong keatas dengan 2 jari agar tali pusat tidak terekan
kepala janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yang dilapisi plastik
3) Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau ketuban
pecah lebih dari 6 jam, berikan antibiotic seperti penicillin prokain 1,2 juta IV
intramuscular dan ampicilin 1 gram peroral. Bila pasien tidak tahan ampicilin,
diberikan eritromisin 1 gram proral. Bila keluarga pasien menolak dirujuk, pasien
disuruh istirahat dalam posisi berbaring miribg, berikan antibiotic penicillin
prokain 1,2 juta IV intra muscular tiap 12 jam dan ampicilin 1 gram peroral
diikuti 500mg tiap 6 jam atau eritromisin dengan dosis yang sama
4) Pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan konservatif, yaitu tirah
baring, diberikan sedative berupa fenobarbital 3x30mg. berikan antibiotic selama
5 hari dan glukokortikosteroid, contoh dexametason 3x5mg selama 2 hari.
Berikan pula tokolisin, bila terjadi infeksi akhiri kehamilan.

5) Pada kehamilan 33-35 minggu, lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu
induksi persalinan, bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
6) Pada kehamilan lebih dari 36 minggu, bila ada his, lakukan ekselerasi bila pada
inersia uteri, bila tidak ada his lakukan induksi persalinan bila ketuban pecah
kurang dari 6 jam dan skor pelvic kurang dari 5 atau ketuban pecah lebuh dari 6
jam dan skor pelvic lebih daru 5, seksio sesarea bila ketuban pecah kurang dari 5
jam dan skor pelvic kurang dari 5.

I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi kesehatan klien yang merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. Pengkajian terdiri dari:
a. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, usia, status, perkawinan, pekerjaan, alamat,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, sumber biaya, sumber
informasi.
b. Riwayat keperawatan
1) Riwayat keperwatan sekarang adanya nyeri, adanya pembukaan, adanya kala 1,2,3,
adanya perdarahan, adanya pemecahan ketuban, melahirkan secara normal ataupun
sesar.

2) Riwayat kesehatan masa lalu meliputi apakah klien sudah pernah melahirkan,
melahirkan secara normal ataupun melalui bantuan, sudah berapa kali klien
melahirkan/anak keberapa.
3) Riwayat kesehatan keluarga, meliputi apakah keluarga ada yang memiliki riwayat
penyakit jantung, DM, hipertensi, sehingga menjadi factor resiko gangguan
kehamilan pada klien
c. Riwayat social meliputi gangguan tidur, gangguan pola makan, perubahan pola
aktivitas.
d. Pemeriksaan fisik.
e. Pemeriksaaan diagnostik.

2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan kontraksi otot kuat.
b) Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan perubahan tekanan/
penurunan sirkulasi, pemajanan lingkungan.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban amniotik.
d) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada diri sendiri/janin.
3. Rencana Keperawatan
Dx.1

: Nyeri berhubungan dengan kontraksi otot kuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan masalah nyeri dapat


teratasi.
KH

: - Relaks diantara kontarksi.


- Melaporkan ketidak nyamanan/nyeri berkurang.

Intervensi

1) Perhatikan karakter dan lokasi nyeri. Evaluasi kekuatan dan intensitas kontraksi dan
durasi periode relaksasi.
R/ Kontraksi mungkin tidak diperkirakan hebatnya. Hipoksia miometrium berlebihan
dapat diakibatkan dari persalinan yang menimbulkan panik, memperberat ketidak
nyamanan.
2) Lakukan teknik pernapasan dan relaksasi.
R/ Membantu mengurangi ketidak nyamanan melalui tehnik tersebut
3) Lepaskan pakaian berlebih/ketat. Berikan lingkungan yang sejuk/nyaman bila mungkin.
R/ Meningkatkan relaksasi dan kenyamanan, meningkatkan rasa sejahtera menurunkan
ketidak nyamanan.
4) Gunakan restransi fisik dengan hati-hati, dengan menggunakan perintah verbal, atau
biarkan orang terdekat memegang klien dengan lembut bila perlu.
R/ memberikan keamanan dengan lingkungan tidak terkontrol
5) Pantau distensi kandung kemih, anjurkan berkemih.
R/ retensi urin dan distensi kandung dapat meningkatkan ketidak nyamanan, meghambat
persalinan, dan dapat mengakibatkan trauma kandung kemih.
Dx.2

: Resiko Tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan perubahan tekanan/


penurunan sirkulasi, pemajanan lingkungan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan masalah cedera terhadap


janin dapat teratasi.
KH

: Bayi dapat keluar dan lahir dengan selamat.

Intervensi

1) Kaji tinggi fundus dan ukuran uterus.


R/ Membantu memperkirakan ukuran dan kebutuhan bayi pada kelahiran.
2) Pantau denyut jantung janin secara elektronik atu dengan fetoskopi dalam lingkungan
rumah sakit. Pada situasi apapun kaji tingkat aktivitas janin.
R/ Memberikan data mengenai kondisi janin.
3) Tempatkan klien pada posisi miring kiri.
R/ Membantu meningkatkan perfusi plasenta adekuat, mencegah sindrom hipotensi
telentang.
4) Kaji terhadap nuchal cord. Bila ada lengkungan tali pusat di atas kepala.
R/ Nuchal/ tali pusat yang pendek dapat mengakibatkan hipoksia / anoksia pada bayi
baru lahir selama proses melahirkan.
5) Hisap atau bersihkan orofaring sekali lagi. Tempatkan bayi diatas abdomen ibu, dengan
kepala bayi agak lebih rendah dari pada tubuh.
R/ Membantu membersihkan jalan napas, memudahkan drainase mucus.
Dx.3 Resiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban amniotic
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan masalah resiko infeksi
dapat teratasi
KH

: Bebas dari infeksi.

Intrvensi (mandiri)
1) Berikan sebanyak mungkin privasi dalam kasus kelahiran di luar RS yang tidak
direncanakan siapkan alas melahirkan yang bersih dengan menggunakan handuk bersih.
R/ menurunkan kemungkinan kontaminasi

2) cuci tangan, kenakan sarung tangan steril, tempatkan handuk steril di bawah bokong,
dan semprotkan larutan povidion-iodin (betadin) ke peritoneum.
R/ menurunkan kemungkinan infeksi pasca melahirkan
(Kolaborasi)
1) Catat waktu pecah ketuban. Perhatikan jumlah dan warna drainase.
R/ Pecah ketuban meningkatkan resiko infeksi asenden. Karakteristik drainase dapat
menandakan infeksi.

Dx.4

: Ansietas berhubungan dengan ancaman pada diri sendiri/janin

Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah ansietas dapat


teratasi

KH

: - Bekerja sama dengan persiapan yang dibutuhkan untuk kelahiran cepat.


- Mengikuti petunjuk dan atau berpartisipasi secara aktif dalam proses
melahirkan.

Intervensi
1) Pertahankan sikap yang tenang, hati-hati. Berikan instruksi dan penjelasan yang singkat
dan jelas.
R/ Ketenangan perawat menenangkan klien dan mencegah transmisi memfokuskan
perhatian
2) Berikan lingkungan tenag, posisi klien untuk kenyamanan optimal

R/ Menurunkan distraksi/ketidak nyamanan, memungkinkan klien memfokuskan


perhatian.
3) Anjurkan orang terdekat untuk tetap bersama klien, memberikan dukungan, dan
membantu sesuai kebutuhan.
R/ Memungkinkan partisipasi penuh dari orang pendukung meningkatkan harga diri,
mempertahankan kedekatan unit keluarga, menurunkan ansietas.
4) Tetap tinggal bersama klien, beri informasi yang terus menerus mengenai kemajuan
persalinan dan melahirkan yang diantisipasi.
R/ menurunkan ansietas, membantu mengembangkan koping positif dan kerja sama, dan
Menurunkan rasa takut berkebaab dengan ketidak tahuan.
5) Pimpin kelahiran dengan cara yang tenang, berikan penjelasan terus-menerus.
R/ Membantu klien/pasangan untuk merasakan cemas berkurang dan lebih aman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke
dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Rustam Muhtar, 1998)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan
preterm. Sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm, penyebabnya masih
belum diketahui dan tidak dapat di tentukan secara pasti, beberapa laporan menyebutkan
factor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, diantaranya infeksi, serviks yang
inkompetensia, tekanan intrauterine yang meninggi atau meningkat, misalnya trauma,
hidramnion,dll. Kelainan letak, dan factor lain.

Asuhan keperawatan ibu hamil dengan masalah ketuban pecah dini memerlukan
penanganan yang tepat yaitu meliputi, pengkajian : penyebab ketuban pecah dini, tandatanda awal dari ketuban pecah dini, pada rentan minggu keberapa ketuban mengalami pecah
dini (22 minggu 37 minggu). Diagnosa yang diangkat :
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi otot kuat. Dan intervensi yang dibuat : Perhatikan
karakter dan lokasi nyeri. Evaluasi kekuatan dan intensitas kontraksi dan durasi, Lakukan
teknik pernapasan dan relaksasi, Lepaskan pakaian berlebih/ketat. Berikan lingkungan
yang sejuk/nyaman bila mungkin, Gunakan restransi fisik dengan hati-hati, dengan
menggunakan perintah verbal, atau biarkan orang terdekat memegang klien dengan
lembut bila perlu, Pantau distensi kandung kemih, anjurkan berkemih.
2. Resiko Tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan perubahan tekanan/penurunan
sirkulasi, pemajanan lingkungan. Dan intervensi yang dibuat : Kaji tinggi fundus dan
ukuran uterus, pantau denyut jantung janin secara elektronik atu dengan fetoskopi dalam
lingkungan rumah sakit, pada situasi apapun kaji tingkat aktivitas janin, tempatkan klien
pada posisi miring kiri, kaji terhadap nuchal cord. Bila ada lengkungan tali pusat di atas
kepala, hisap atau bersihkan orofaring sekali lagi. Tempatkan bayi diatas abdomen ibu,
dengan kepala bayi agak lebih rendah dari pada tubuh.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban amniotic. Dan intervensi yang dibuat
secara mandiri: berikan sebanyak mungkin privasi dalam kasuskelahiran di luar RS yang
tidak di rencanakan, siapkan alas melahirkan yang bersih dengan menggunakan handuk
bersih. Cuci tangan kenakan sarung tangan steril, tempatkan handuk steril di bawah
bokong, dan semprotkan larutan povidion-iodin (betadin) ke peritoneum. Secara
kolaborasi: catat waktu pecah ketuban. Perhatikan jumlah dan warna drainase
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada diri sendiri/janin. Dan intervensi yang
dibuat: perhatikan sikap yang tenang, hati-hati, berikan instruksi dan penjelasan yang
singkat dan jelas. Berikan lingkungan tenang, posisi klien untuk kenyamanan optimal.
Anjurkan orang terdekat untuk tetap bersama klien memberikan dukungan dan membantu
sesuai kebutuhan. Tetap tinggal bersama klien, beri informasi yang terus menerus
mengenai kemajuan persalinan dan melahirkan yang diantisipasi. Pimpin kelahiran
dengan cara yang tenang , berikan penjelasan terus-menerus.
B. Saran
1. Pada Ibu Hamil

Sebaiknya lebih memperhatiakn kondisi tubuh dan kandungan pada masa usia
kehamilan 22 minggu 37 minggu, dan menghindari faktor resiko penyebab ketuban
pecah dini. Selalu menjaga daerah genital supaya selalu bersih, hindari terjadinya
infeksi pada daerah tersebut.
2.

Pada Perawat
Sebaiknya perawat lebih berperan aktif dalam memberikan penyuluhan tentang
ketuban pecah dini kepada masyarakat luas khususnya ibu-ibu pada yang dalam masa
subur, serta diharapkan perawat mampu meningkatkan mutu asuhan keperawatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marllyn.2001.Rencana Asuhan Keperawatan Maternitas.jakarta:EGC


Mansjoer Arif, dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:EGC
Mochtar Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.jakarta:EGC
Randall Louise,dkk.2009.Rujukan Cepat Obstetri dan Ginekologi.Jakarta:EGC

LEMBAR KONSUL

Pembimbing

: Ns. Lastri yanti, S.Kep

Nama

fany
Purwanti
Rehlita ginting
Lamonsa yohanes
Sri Rejeki

Judul

NO

: Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini

TGL
MASUK

TGL
KELUAR

MATERI

KETERANGAN

PARAF

Anda mungkin juga menyukai