Anda di halaman 1dari 14

JOBSHEET

NAMA KETERAMPILAN : PEMASANGAN INFUS

MATA KULIAH : METODIK KHUSUS

NAMA DOSEN : ANITA, S. SiT, MPH

NAMA MAHASISWA : LIA NARISKA

HUSNA FADILLA

MUTIA EPISULITA

REFERENSI
1. Buku Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar Karya Husada.
2. Buku Ketrampilan Dasar Praktik klinik kebidanan Penerbit Salemba Medika.
3. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.
4. Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum. Mandiri
Press.
5. Azwar, Azrul. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
JNPK-KR
6. Lukman Yanuar Rachman. 2007 Buku Ajar. Fisiologi Kedokteran. 11. Jakarta : EGC.

OBJEK PERILAKU SISWA (OPS)


1. Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan alat/
bahan/ perlengkapan yang diperlukan untuk pemasangan infus sesuai dengan
pedoman yang telah di berikan.
2. Dengan menggunakan alat/ bahan/ perlengkapan yang telah disediakan mahasiswa
dapat melakukan pemasangan infus dengan benar sesuai dengan prosedur yang ada
pada jobsheet dan daftar tilik.

DASAR TEORI
Pemasangan infus merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memungsi vena
secara transcutan dengan menggunakan stilet tajam yang kaku dilakukan dengan teknik steril
seperti angeocateter atau dengan jarum yang disambungkan dengan spuit (Eni K, 2006).

Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan infus
adalah memasukkan cairan dalam jumlah tertentu melalui vena penderita secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu (Azwar, 2008).

Sementara itu menurut Lukman (2007), pemasangan infus intravena adalah


memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan
infus/pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh
melalui vena dalam jangka waktu tertentu. Tindakan ini sering merupakan tindakan life
saving seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, karena itu
keberhasilan terapi dan cara pemberian yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang
keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemasangan infus adalah sebuah teknik memasukkan jarum atau kanula kedalam vena untuk
memasukkan cairan infus kedalam tubuh.

Tujuan utama terapi intravena adalah mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan melalui oral, mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
memperbaiki keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan medium
untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parental (Hidayat, 2008).
PETUNJUK
1. Baca dan pelajari jobsheet ini
2. Siapkan alat/ baha/ perlengkapan yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3. Ikuti petunjuk yang ada pada jobsheet
4. Bekerjalah secara hati-hati dan teliti
5. Tanyakan kepada instruktur atau pembimbing tentang hal-hal yang kurang di
mengerti dalam pelaksanaan praktek

KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosedur pekerjaan
2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
3. Observasi kondisi pasien secara continue
4. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat pemasangan infus
5. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya
6. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
7. Perhatikan tehnik septik dan aseptik

PEKERJAAN LABORATORIUM

ALAT

1) Bengkok/ Neirbekken
2) Bak instrumen
3) Abbocath/ Wings
4) Infus set
5) Torniquet
6) Gunting plaster
7) Jam tangan
8) Baskom sedang 2 buah
9) Kom kecil
10) Alat tulis

BAHAN

1) Phantom tangan/ pasien


2) Cairan infus (Ringer Lactat, Dextrose, NaCL)
3) Kapas alkohol
4) Kasa steril
5) Larutan klorin 0,5 %
6) Air DTT
7) Plaster/ Hipafik yang telah di potong sesuai kebutuhan

PERLENGKAPAN

1) Standar infus
2) Troley
3) Sampiran
4) Celemek
5) Sarung tangan/ Handscone
6) Handuk kecil
7) Perlak kecil/ Pengalas
8) Kain alas troley
9) Tong sampah
10) Safety box
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO LANGKAH-LANGKAH GAMBAR
KERJA
1. Mengucapkan Salam dan
Memberitahukan klien
tindakan yang akan
dilakukan.
KEY POINT:
Gunakan bahasa yang dapat
di mengerti oleh klien dan
jelaskan tujuan dari tindakan
yang akan dilakukan
mencakup informed consent.
2. Menyiapkan alat dan
mendekatkan ke pasien.
KEY POINT:
Letakkan secara argonomis,
untuk memudahkan petugas.
3. Memasang sampiran.
KEY POINT:
Untuk menjaga privasi
pasien.

4. Mencuci tangan dengan


sabun di bawah air mengalir,
mengeringkan dengan handuk
bersih.
a. Terlebih dahulu mamakai
celemek.
KEY POINT:
Untuk pencegahan
infeksi/ kontaminasi.
Misal: darah, dll.

b. Lepaskan perhiasan
(cincin, jam tangan, dll)
sebelum mencuci tangan.
KEY POINT:
Agar tangan benar-benar
bersih, tidak ada tempat
untuk menempel kuman.
c. Cuci tangan.
KEY POINT:
Lipat lengan baju hingga
ke siku, sebaiknya
dengan menggunakan
sabun cair di bawah air
mengalir.

5. Memasang perlak dan


pengalasnya di bawah daerah
yang akan dipasang infus.
KEY POINT:
Untuk menghindari ceceran
darah mengenai seprei.

6. Memakai sarung tangan.


KEY POINT:
Tidak perlu steril, cukup
handscoun bersih. Hanya
untuk melindungi petugas
dari infeksi.
7. Menggantungkan botol infus
pada tiang infus.
KEY POINT:
Untuk memudahkan aliran
cairan masuk ke dalam tubuh.

8. Membuka kemasan infus set.


KEY POINT:
Hati-hati, bagian ujung dari
infus set yang akan
ditusukkan ke dalam botol
infus jangan sampai
menyentuh benda lainnya.

9. Mengatur klem rol sekitar 2-4


cm dibawah bilik drip dan
menutup klem yang ada pada
saluran infus.
KEY POINT:
Untuk memudahkan
pengaturan tetesan cairan.
10. Menusukkan pipa saluran
infus kedalam botol cairan
dan mengisi tabungan tetesan
dengan cara memencet
tabung tetesan infus hingga
setengahnya.
KEY POINT:
Untuk mencipkana efek
penghisapan cairan masuk ke
ruang drip agar udara tidak
memasuki selang.
11. Membuka klem dan
mengalirkan cairan keluar
sehingga tidak ada udara pada
selang infus lalu tutup
kembali klem.
KEY POINT:
Pastikan selang bersih dari
udara dan gelembung udara .

12. Memilih vena yang akan


dipasang infus.
KEY POINT:
Jika terjadi kerusakan vena,
tempat proksimal dari vena
yang sama masih dapat
digunakan.
13. Meletakkan torniquet 10-12
cm diatas tempat yang akan
ditusuk, menganjurkan pasien
menggenggam tangannya.
KEY POINT:
Agar vena tampak jelas, dan
memudahkan pada saat
menusukkan abbocath.
14. Melakukan desinfektan
daerah penusukan dengan
kapas alkohol secara sirkular
dengan diameter ± 5 cm.
KEY POINT:
Untuk pencegahan infeksi.

15. Menusukkan jarum abbocath


ke vena dengan lubang jarum
menghadap keatas, dengan
menggunakan tangan yang
dominan.
KEY POINT:
Untuk memudahkan
penusukan.
16. Melihat apakah darah terlihat
pada pipa abbocath.
KEY POINT:
Jika darah tidak keluar,
berarti posisi jarum tidak
sesuai di jalur vena.

17. Memasukkan abbocath secara


pelan-pelan serta menarik
secara pelan-pelan jarum
yang ada pada abbocath,
hingga plastik abbocath
masuk semua kedalam vena
dan jarum keluar semua.
KEY POINT:
Pastikan semua plastik
abbocath masuk kedalam
vena, agar tidak mudah
terlepas dan letakkan jarum
bekar pakai dalam safety box.
18. Segera menyambungkan
abbocath dengan selang infus.
KEY POINT:
Agar tidak terjadi
pengeluaran darah ke luar
jarum abbocath.
19. Melepaskan torniquet,
menganjurkan pasien
membuka genggaman
tangannya dan melonggarkan
klem untuk melihat
kelancaran tetesan.
KEY POINT:
Untuk melihat cairan yang
akan masuk.
20. Merekatkan pangkal jarum
pada kulit dengan plaster.
KEY POINT:
Mencegah selang menarik
jarum keluar/ bergeser dari
tempat fungsi vena.

21. Mengatur tetesan sesuai


kebutuhan.
KEY POINT:
Hitung tetesan selama 1
menit penuh.
22. Membereskan alat dan
merapikan pasien.
KEY POINT:
Pisakan benda tajam dan
sampah kering lainnya.

23. Melepaskan sarung tangan,


merendamkan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
KEY POINT:
Terlebih dahulu cuci tangan
dalam air DTT, lalu bilas
dengan larutan clorin 0,5%
serta buka sarung tangan
secara terbalik.
24. Mencuci tangan dengan
sabun di bawah air mengalir
dan mengeringkan dengan
handuk bersih.
KEY POINT:
Lakukan setiap kali setelah
selesai melakukan tindakan
untuk mengurangi transmisi
mikroorganisme.
25. Melakukan dokumentasi
tindakan yang telah
dilakukan.
KEY POINT:
Semua asuhan/ tindakan yang
dilakukan dicatat secara
lengkap dan ringkas.

EVALUASI
Menawarkan kesempatan/ menunjukkan salah seorang mahasiswa dari salah satu
kelompok untuk menyiapkan alat/ bahan/ perlengkapan lain yang diperlukan dan melakukan
demonstrasi pemasangan infus secara mandiri pada phantom, diobservasi oleh dosen dan
dinilai dengan menggunakan daftar tilik.

Anda mungkin juga menyukai