Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

HERNIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Keperawatan Medikal Bedah 2


Dosen Pengampu : Dian Kartikasari, M.Kep.

Disusun Oleh :

Norohmah (201902030092)
Verrasonia Yuniastryd H.P (201902030098)

II A/Semester 4

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan Hernia” untuk pemenuhan tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
Dalam proses pembuatan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, teman-teman serta orang tua yang telah memberikan
dukungan motivasi maupun secara finansial.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pekalongan, 1 April 2021

Penyusun
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Manfaat Penulisan..................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................6
A. Definisi...................................................................................................................6
B. Etiologi...................................................................................................................6
C. Pathofisiologi dan Pathway....................................................................................7
D. Klasifikasi dan Tanda Gejala..................................................................................8
E. Komplikasi.............................................................................................................9
F. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................9
G. Program Terapi.......................................................................................................9
H. Proses Keperawatan.............................................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS........................................................................................................13
A. Pengkajian............................................................................................................13
B. Diagnosa..............................................................................................................16
C. Intervensi..............................................................................................................16
D. Implementasi dan Evaluasi...................................................................................18
BAB IV............................................................................................................................20
PEMBAHASAN..............................................................................................................20
BAB V.............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan..........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan pencegahan berbagai macam penyakit
bermunculan dari herbal hingga medis, penyakit pun semakin berkembang.
Dengan bertambahnya pengetahuan dan mudahnya akses informasi mengenai
penyakit saat ini titik fokus masyarakat mayoritas tertuju pada penyakit
menular dan penyakit degeneratif, kewaspadaan terhadap penyakit lain yang
dapat pula memberikan kontribusi perubahan status kesehatan masyarakat
dinilai minin, seperti pada hernia.
Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang memproses atau
mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul
makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan
enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Terdapat beberapa gangguan
masalah sistem pencernaan yang salah satunya yaitu hernia.
Orang awam sering menyebut hernia dengan istilah turun berok atau
burut dan menyangka bahwa gangguan kesehatan ini biasa terjadi pada laki-
laki setengah tua atau usia lanjut. Padahal, sebenarnya hernia juga dapat
terjadi pada anak-anak.
Hernia diberi nama berdasarkan letak hernianya, umpamanya
diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Berdasarkan terjadinya, hernia di bagi
menjadi : hernia bawaan dan hernia dapatan (hernia akuisita). Berdasarkan
sifatnya, hernia disebut sebagai hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk (usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau di dorong masuk ke perut) dan jika isi kantong tidak dapat direposisi
kembali ke dalam rongga perut, maka disebut hernia iropenibel, ini
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
B. Tujuan
1. Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah :
Agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi
pasien pre op hernia dan juga pada pasien post op hernia.
2. Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca mampu
mengetahui tentang :
Pengertian hingga proses keperawatan untuk hernia.
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan dapat memberi manfaat sebagai salah satu sumber literatur
dalam bidang profesi keperawatan, memberikan pengertian dan pengambilan
keputusan yang tepat kepada pembaca, khususnya dalam menyikapi dan
mengatasi jika ada penderita hernia.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek
atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia atau yang
sering disebut dengan turun berok/burut merupakan salah satu gangguan pada
sistem pencernaan yang umumnya diderita oleh pria.
Hernia inguinalis yaitu menonjolnya isi suatu rongga yang melalui
anulus inguinalis yang terletak disebelah lateral vaso epigastrika inferior
menyusuri kanal inguinal dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis
eksternus. Hernia inguinal adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ
dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek konginital.
B. Etiologi
Hal yang mengakibatkan hernia antara lain adalah :
1. Kelemahan abdomen
Disebabkan karena cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
lahir dan usia dapat mempengaruhi kelemahan dinding abdomen (semakin
bertambah usia dinding abdomen semakin melemah).
2. Peningkatan tekanan intra abdomen
Disebabkan karena mengangkat benda berat (heavy lifting), batuk
kronis kehamilan, kegemukan (market obesity) dan gerak yang berlebihan.
3. Bawaan sejak lahir
Pada usia kehamilan 8 bulan terjadi penurunan testis melalui kanalis
inguinal menarik peritoneus dan disebut plekus vaginalis, peritoneal hernia
karena canalis inguinal akan tetap menutup pada usia 2 bulan.
4. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besar.
5. Terdapat cairan pada rongga perut (ascites).
6. Peritoneal dialysis
7. Ventriculoperitoneal shunt.
8. Penyakit paruobstruksi kronis (PPOK).
9. Riwayat keluarga ada yang menderita hernia.
C. Pathofisiologi dan Pathway

Adanya tekanan Aktifitas berat

Adanya tekanan

Hernia Hernia Hernia Hernia Hernia


Konginital Konginital Konginital Konginital Konginital

Kantung Kantung Kantung Kantung


hernia Kantung
hernia hernia hernia
keluar hernia
melewati memasuki memasuki
melalui memasuki
dinding rongga celah
umbilikalis celah
abdomen thorak inguinal
bekas insisi

Terdorong lewat
dinding posterior
canalis inguinal yang
Pembedahan
lemah

Benjolan pd regio inguinal


Insisi bedah Asupan gizi mual
kurang
Diatas ligamentum inguinal
Resti Nafsu mkn mengecil bila berbaring
perdarahan Peristaltik turun
resti infeksi usus
menurun
Nafsu mkn
Putusnya turun
jaringan
syaraf G3 eliminasi
Intake
makanan
Nyeri inadekuat
(G3 rasa (Nutrisi krg dr
nyaman) kebutuhan)
Hernia bisa terjadi karena hasil dari adanya difek lubang, bisa terjadi
karena kelainan kongenital. Biasanya hernia terjadi karena konganital dan
disebabkan oleh kegagalan penurunan procesus vaginalis (kantong hernia).
Hernia juga dapat terjadi karena kelemahan otot pada dinding abdomen dan
adanya peningkatan tekanan intra abdomen disebabkan oleh kehamilan, kerja
keras, mengejan pada waktu BAB dan miksi, batuk menahun. Hernia dapat
terjadi jika terdapat defek tersebut dan adanya tekanan intra abdomen.
D. Klasifikasi dan Tanda Gejala
1. Berdasarkan terjadinya dibagi menjadi :
a) Hernia kongenital/bawaan.
b) Hernia akuisita.
2. Berdasarkan sifatnya hernia terbagimenjadi :
a) Hernia reponible yaitu bila isi hernia dapat dimasukan kembali. Usus
keluar bila berdiri atau mengejan dan masuk lagi bila berbaring atau
didorong masuk. Tidak terdapat keluhan atau gejala obstruktif.
b) Hernia ireponible yaitu bila isi kantung hernia tidak dapat
dikembalikan kedalam rongga, hal ini disebabkan perlengketan isi usus
pada peritoneum kantung hernia. Tidak ada keluhan nyeri atau tanda
sumbatan usus.
3. Berdasarkan isinya hernia dibagi menjadi :
a) Hernia adipose, yaitu hernia yang isinya jaringan lemak.
b) Standing hernia, yaitu hernia yang isinya kembali sebagian dari
dinding kantung hernia.
c) Hernia litter, hernia inkaserata/strangulasi yang sebagian dinding
ususnya terjepit dalam cincin hernia.
4. Berdasarkan macam hernia :
a) Inguinalis indirect, batang usus melewati cincin abdomen dan
mengikuti saluran sperma masuk kedalam kanalis inguinalis.
b) Inguinalis direct, batang usus melewati dinding inguinal bagian
posterior.
c) Femoral, batang usus melewati femoral ke bawah kedalam kanalis
femoralis.
d) Umibilikal, batang usus melewati cincin umbilikal.
e) Insicional, batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan
E. Komplikasi
1. Ileus
2. Terjadi peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia,
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
3. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibat makin bertambah/banyaknya
usus yang masuk.
4. Bila inkaserata dibiarkan makan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis (kapita selekta
kedokteran).
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinindan elektrolit darah.
2. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
3. Foto rontgen dengan barium.
G. Program Terapi
1. Terapi konservatif pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus-
menerus pada benjolan seperti dengan bantal pasir, pasien tidur pada
posisi supine antitrendernburg atau memakai korset.
2. Terapi pembedahan dapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit
kantung hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel
karena dikhawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan
pada hernia inkasertaatau strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi.
Metode pembedahan antara lain :
a) Perbaikan bassini : kantung indirect dibuka, diperiksa dan diligasi.
Bagian dasar inguinalis diperkuat dengan menjahit fascia transversalis
pada ligamentum inguinalis di belakang funikulus.
b) Ligasi tinggi kantung hernia : merupakan tindakan pada hernia
inguinalis pada bayi dan anak.
c) Perbaikan shoudice : fascia transversal dibagi secara longitudinal dan
kedua lembaran diimbrikasi pada ligamentum inguinal. Perbaikan
diperkuat dengan manjahit musculus obligus internus dan conjoined
tendon pada opneurosisi obligustrenus, untuk hernia direk dan indirek.
d) Pada inkotabilitas, maka diusahakan agar isi hernia dimasukan
kembali. Pada penderita istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat
diit halus. Herniatomi (memotong hernia), herniorapi (menjahit
kantung hernia), tetapi disritmik adalah pembedahan, kantung hernia
tidak pevil di eksisi tetapi cukup dikembalikan ke dalam rongga perut
(kapital selekta kedokteran).
H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga.
b) Pemeriksaan fsik
Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan
penyebaran nyeri, parestesia,keterbatasan gerak dan keterbatasan
fungsi leher, bahu dan ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal
servikal meliputi palpasi yang bertujuan untuk mengkaji tonus otot dan
kekakuannya.
c) Pemeriksaan penunjang
Menurut Doengoes, data pengkajian yang diperoleh :
a) Aktivitas
Tanda : Atrosi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam
benjolan
Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk
terlalu lama.
b) Eliminasi
Gejala : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.
c) Integritas ego
Tanda : Cemas, depresi, menghindar dari keluarga
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralitik, ansietas masalah pekerja
finansial keluarga.
d) Neurosensori
Tanda : Kelemahan otot, nyeri tekan/spasme otot para vertebralis.
Gejala : Kesemutan, ketakutan, kelemahan.
e) Nyeri
Tanda : Perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang.
2. Diagnosa
a) Nyeri (akut) b.d pembedahan herniatomy
b) Ansietas b.d akan dilakukan pembedahan dan kurangnya pengetahuan
tentang prosedur pembedahan
c) Defisit volume cairan b.d mual muntah setelah pembedahan
d) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi
prognosis dan tindakan pengobatan
3. Intervensi
a) Nyeri (akut) b.d pembedahan herniatomy
KH : nyeri berkurang sampai hilang secara bertahap pasien dapat
beradaptasi dengan nyeri
1) Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus/yang
memperberat, skala nyeri.
2) Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal,
pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi terlentang.
3) Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi.
4) Bantu pemasangan brace/korset.
5) Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan.
6) Ajarkan tehnik relaksasi.
7) Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi.
b) Ansietas b.d akan dilakukan pembedahan dan kurangnya pengetahuan
tentang prosedur pembedahan
KH : kecemasan/ansietas berkurang, ekspresi terlihat lebih tenang
1) Kaji tingkat kecemasan pasien
2) Berikan informasiyang akurat mengenai prosedur persiapan operasi
3) Dengarkan keluhan pasien
4) Beri kesempatan pasien bertanya
c) Defisit volume cairan b.d mual muntah setelah pembedahan
KH : turgor kulit elasstik, tidak kering, mual muntah berkurang
1) Observasi TTV tiap 4 jam
2) Monitor pemberian infus
3) Berikan makanan dan minuman secara bertahap
4) Monitor tanda-tanda dehidrasi
5) Monitor input dan output cairan
6) Timbang berat badan setiap hari
7) Catat dan laporkan kepada dokter tentang mual muntahnya
d) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi
prognosis dan tindakan pengobatan
KH : pasien dan keluarga mengerti tentang perawatan luka operasi dan
dapat memelihara kebersihan luka operasi dan perawatannya
1) Ajarkan cara merawat luka operasi dan menjaga kebersihannya
2) Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3) Anjurkan untuk meneruskan pengobatan/minum obat secara teratur
di rumah dan kontrol kembali ke dokter
4. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi merupakan serangkaiang proses yang dilakukan
berdasarkan intervensi/rencana yang telah dibuat dan ditetapkan. Evaluasi
merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai sejauh mana
keberhasilan dari rencana keperawatan yang diberikan mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Hari/Tanggal : Kamis, 29 November 2018
Waktu : 14.30 WIB
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumen
Sumber Data : Klien, Tenaga Kesehatan lain, status kesehatan pasien
Tempat : Kamar Bedah RSUD Karawang
1. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Agama : islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Praubosok RT/RW.09/03 Kel.Muarabaru
Kec.Cilamaya Wetan Kab. Karawang
Status Perkainan : Menikah
No. CM : 748627
Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis lateralis Sinistra

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan utama
Klien mengtakan ada benjolan dilipat paha kiri, dengan
karakteristik :
P: Nyeri dirasakan bertambah setelah BAK
Q: Nyeri seperti ditekan/tertekan
R: Nyeri pada arealipatan paha kiri
S: Skala nyeri 3(0-10),nyeri ringan
T: nyeri dirasakan hilang timbul

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke poliklinik bedah pada hari senin 26
November 2018 dan direncanakan operasi pada hari kamis
29 November 2018. Untuk mempersiapkan operasi klien
dirawat di ruang penyakit bedah teluk Jambe RSUD
Karawang pada hari rabu 28 November 2018. Saat diruang
persiapan operasi, klien mengatakan sedikit takut dan klien
nampak tegang. Klien juga mengajukan beberapa
pertanyaan tentang bagaimana proses operasi yang akan
dijalaninya. Saat dilakukan operasi, klien di bius dengan
bius spinal yang merupakan anastesi lokal sehingga klien
dalam keadaan sadar yang mengakibatkan terjadinya
penurunan kekuatan ekstremitas bawah. Saat dilakukan
operasi kien keluar dalam keadaan sadar dan tidak nampak
takut. Namun ada sedikit rasa tidak nyaman pada bagian
bekas luka operasi.

3) Riwayat kesehatan dahulu


Klin tidak memiliki riayat penyakit DM, klien tidak
menderita hipertensi dan asma.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit serupa
dan tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, asma, dll.

3. Pre Operasi
a. Informed Conccent : Ada (di tandatangani oleh anak klien)
b. Sedia Darah : Ya
c. Jenis Darah : PRC
d. Jumlah : 250cc
e. Baju Operasi : Ya
f. Lokasi Operasi : daerah abdomen
g. Riwayat Alergi : tidak ada
h. Saturasi O2 pre operasi : 99%
i. Kesulitan Bernafas : Tidak ada masalah pada Pernafasan
j. Bleeding : tidak ada
k. Data fokus lainnya : terdapat benjolan pada selangkangan
kiri
 Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
 TD : 170/90 mmHg
 S : 36,7⁰C
 RR : 16 x/mnt
 HR : 68x/mnt

4. Pemeriksaan Penunjang
Hari / tanggal : Senin, 26 November 2018
Hb : 13,6 gr/dl
Eritrosit : 4,62 x 10^/ul
Leukosit : 9,57 x 10^3/ul
Trombosit : 332 x 10^3/ul
Hematokrit : 38,1%
MCV : 83 fl
MCH : 29 pg
MCHC : 36 g/dl
RDW-CV : 12,5%
BT/CT : 2 mnt/10,5 mnt
GDS : 99 mg/dl
Ureum : 28,5 mg/dl
Greatinin : 1,1 mg/dl
CT/BT : 3mnt/10mnt
B. Diagnosa
- Ansietas b.d akan dilakukan pembedahan dan kurangnya pengetahuan
tentang prosedur pembedahan
- Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi prognosis
dan tindakan pengobatan

C. Intervensi

N Tujuan Intervensi Rasional


o
1. Setelah a. Jelaskan a. Kecemasan klien akan
dilakukan prosedur, berkurang dengan
tindakan termasuk informasi yang
keperawatan sensasi seperti diberikan perawat
selama 1x24 jam keadaan selama b. Dengan ditemani
diharapkan prosedur. perawat kecemasan
cemas b. Temani klien klien akan sedikit
berkurang untuk berkurang
dengan kriteria meningkatkan c. Membantu
hasil : keamanan dan menentukan jenis
- Klien menurunkan intervensi yang akan
nampak kecemasan dilakukan
tenang c. Dengarkan d. Mengetahui
- Klien keluhan klien. perkembangan
mengata d. Identifikasi keadaan klien
kan rasa perubahan level e. Membuat perasaan
takutnya kecemasan terbuk dan
berkuran e. Dorong klien bekerjasama dalam
g untuk memberikan informasi
- Klien mengungkapkan yang akan membantu
menyata secara verbal identifikasi masalah
kan siap tentang f. Kontak mata
untuk perasaan, menumbuhkan
dilakuka persepsi dan hubungan saling
n operasi ketakutan percaya antara
f. Pertahankan perawat klien
kontak mata g. Menurunkan
g. Turunkan stimuluas cemas dapat
stimulus mencegah cemas yang
pembuat cemas berkelanjutan
h. Tunjukkan h. Sikap penerimaan
penerimaan perawat dapat
i. Jaga ketenangan meningkatkan
kepercayaan diri klien
i. Suasana yang tenang
dapat mengurangi
stimulus pembuat
cemas

2 Setelah a.Ajarkan cara merawat a. Mengajari


. dilakukan luka operasi dan pasien/anggota
tindakan menjaga kebersihannya keluarga yang
keperawatan b.Beri kesempatan menemani pasien cara
selama pasien untuk bertanya merawat luka operasi
2x24jam pasien c.Anjurkan untuk dan menjaga
mampu meneruskan kebersihannya
memahami pengobatan/minum obat b. Memberi informasi
tentang secara teratur di rumah kepada klien untuk
perawatan/peng dan kontrol kembali ke membantu
obatan yang dokter mengidentifikasi
harus masalah
dilakukan c. Memberi saran
sendiri kepada klien untuk
dirumah, kontrol secara teratur
dengan kriteria pada dokter dan
hasil : meminum obat secara
: pasien dan teratur
keluarga
mengerti
tentang
perawatan luka
operasi dan
dapat
memelihara
kebersihan luka
operasi dan
perawatannya

D. Implementasi dan Evaluasi

No.
No Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. Rabu , 28 1. 5) Kaji tingkat S :Pasien
November 2018 kecemasan pasien mengatakan merasa
6) Berikan lebih tenang setelah
informasiyang mendengarkan
akurat mengenai penjelasan dari
prosedur persiapan perawat mengenai
operasi prosedur operasi
7) Dengarkan keluhan
pasien O : Pasien tampak
8) Beri kesempatan lebih tenang dan
pasien bertanya lebih siap untuk
melakukan tindakan
pembedahan /
operasi

A : pengkajian
dilanjutkan, ansietas
pasien berkurang
ekspresi wajah
tampak tenang

P : Intervensi
dihentikan
Jumat, 30 2. 1) Ajarkan cara S : Pasien
November 2018 merawat luka mengatakan sudah
operasi dan menjaga paham dengan cara
kebersihannya
yang harus
2) Beri kesempatan
pasien untuk dilakukan selama
bertanya proses
3) Anjurkan untuk penyembuhan
meneruskan
pengobatan/minum O : Pasien masih
2. obat secara teratur terlihat agak
di rumah dan
bingung
kontrol kembali ke
dokter
A : pengkajian
dilanjutkan,
masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi
dilanjutkan
Sabtu, 1 2. 1) Ajarkan cara S : Pasien
Desember 2018 merawat luka mengatakan sudah
operasi dan menjaga bisa melakukan cara
kebersihannya
perawatan luka
2) Beri kesempatan
pasien untuk yang baik dan benar
bertanya
3) Anjurkan untuk O : Pasien terlihat
meneruskan mampu dan siap
3. pengobatan/minum untuk melakukan
obat secara teratur perawatan sendiri
di rumah dan
dirumah
kontrol kembali ke
dokter
A : Masalah teratasi

P : Intervensi
dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik, observasi dan
anamnesa serta wawancara saat pre operasi dan post operasi. Ditemukan data
pre op yaitu klien nampak tegang, cemas, TTV:TD 170/90 mmHg, S 36*C,
RR 16x/mnt, HR 68x/menit. Klien mengatakan takut karena akan dilakukan
operasi. Pengkajian pada saat pre operasi sesuai dengan teori yang ada.
Kemudian data yang ditemukan pada post operasi adalah, tampak luka
operasi ditutup kasa sepanjang 10cm. Klien nampak bingun mengenai cara
perawatan dan pengobatan lukanya. Pengkajian yang dilakukan pada post
operasi tidak sesuai dengan teori yang ada karena tidak ditemukan mual dan
nyeri saat pengkajian dikarenakan saat dikaji pasien masih dalam pengaruh
anastesi.

B. Diagnosa
Secara teoritis terddapat 4 diagnosa, sedangkan dari tinjauan kasus ini
hanya ditemukan 2 diagnosa saja, yaitu ansietas b/d akan dilakukan
pembedahan dan kurangnya pengetahuan tentang prosedur pembedahan dan
kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi prognosis dan
tindakan pengobatan. Dari dua masalah tersebut prioritas penyelesaian
masalah adalah ansietas karena ansietas harus diatasi terlebih dahulu untuk
melanjutkan pelaksanaan pembedahan.

C. Intervensi
Diagnosa yang utama pre op adalah ansietas b/d akan dilakukannya
pembedahan. Dilakukan tindkan keperawatan 1x24 jam masalah ansietas
dapat teratasi, klien mengatakan rasa takutnya berkurang dan siap untuk
dilakukan tindakan operasi. Tindakan keperawatan semua dilakukan sesuai
teori dalam rencana asuhan keperawatan.
Diagnosa keperawatan post op adalah kurang pengetahuan b.d kurangnya
informasi mengenai kondisi prognosis dan tindakan pengobatan. Setelah
dilakukan tindakan selama 2x24 jam pasien sudah dapat memahami
bagaimana cara perawatan dan pengobatan untuk penyakitnya ini, dan
bersedia melanjutkan perawatan luka sendiri di rumah dan melakukan kontrol
ke dokter.

D. Implementasi
Tindakan keperawatan dilakukan pada tanggal dengan menjelskan
prosedur yang dilakukan untuk tindakan operasi, menemani klien untuk
menurunkan kecemasan.
Tindakan kepreawatan post op yaitu ajarkan cara merawat luka operasi
dan menjaga kebersihannya, berikan kesempatan pasien bertnya dan anjurkan
paien untuk meneruskan pengobatan/minum obat secara teratur di rumah dan
kontrol kembali ke dokter.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
sejauh mana keberhasilan dari rencana keperawatan yang diberikan mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari semua diagnosa, masalah ansietas
mampu teratasi setelah 1x24 jam dan masalah ketidaktahuan / kurangnya
pengetahuan mengenai proses perawatan dan pengobatan dapat teratasi setelah
2x24 jam.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hernia atau yang sering disebut dengan turun berok/burut adalah
keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah
dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia diberi nama berdasarkan letak
hernianya, umpamanya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral. Berdasarkan
terjadinya, hernia di bagi menjadi : hernia bawaan dan hernia dapatan (hernia
akuisita). Berdasarkan sifatnya, hernia disebut sebagai hernia reponibel bila isi
hernia dapat keluar masuk (usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk
lagi jika berbaring atau di dorong masuk ke perut) dan jika isi kantong tidak
dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, maka disebut hernia
iropenibel, ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia.
Biasanya hernia terjadi karena konganital dan disebabkan oleh kegagalan
penurunan procesus vaginalis (kantong hernia). Hernia juga dapat terjadi
karena kelemahan otot pada dinding abdomen dan adanya peningkatan
tekanan intra abdomen disebabkan oleh kehamilan, kerja keras, mengejan
pada waktu BAB dan miksi, batuk menahun. Hernia dapat terjadi jika terdapat
defek tersebut dan adanya tekanan intra abdomen.

B. Saran
Dari pembahasan diatas terdapat beberapa saran yang dapat kami
sampaikan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dengan
menerapkan prinsip pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Dan
disarankan untuk perrangkat dan petugas medis untuk dapat meningkatkan
wacana perawatan kesehatan dan penanganan pasien hernia.
DAFTAR PUSTAKA

M. Clevo Rendi dan Margareth TH, 2019. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Deden Dermawan, S.Kep. Ns, dan Tutik Rahayuningsih, S.Kep. Ns, 2010.
Keperawatan Medikal Bedah (Sisitem Pencernaan). Yogyakarta : Gosyen
Publishing.

https://id.scrib.com/document/396223780/Askep-Makalah-Hernia

Anda mungkin juga menyukai