Anda di halaman 1dari 11

KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI

OLEH : KELOMPOK 1
ANGGOTA : INTAN SARI
LIA NARISKA
MIFTAHUL JANNAH
NADHYA HIDAYATUL ULFA
NAILA FAUZA

DOSEN PEMBIMBING : HJ. SULASTRI, S. SIT, M. KES


DEFENISI KESEHATAN REPRODUKSI

kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan


sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan system
reproduksi serta fungsi dan prosesnya. (icpd, cairo)

kesehatan reproduksi adalah keadaan


kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi
dan proses reproduksi (cholil,1996).
SEJARAH KESEHATAN REPRODUKSI
Sejarah kesehatan reproduksi Kesehatan
reproduksi mendapat perhatian khusus secara global
sejak diangkatnya isu tersebut dalam Konferensi
Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan
(International Conference on Population and Development,
ICPD), di Kairo, Mesir pada tahun 1994. Hal penting dalam
konferensi tersebut adalah disepakatinya perubahan
paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan
dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan
yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya
pemenuhan hak-hak reproduksi (Widyastuti,2009:1).
SITUASI KESPRO DI INDONESIA

Menurut studi Needs Assesssment,for adolescents


Reproductive Health (1999) yang sasarannya kepada, pendidik,
orang tua, pemimpin organisasi, provider dan anak-anak remaja
sendiri telah dilakukan di propinsi Jawa Tengah, dan propinsi
jawa Timur, baik di urban maupun rural dengan metoda indepth
interview & FGD. Dari semua kelompok ini ternyata
membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi sehat
remaja. Kelompok remaja mengetahui penyebab anemia karena
kekurangan zat besi, pemenuhan gizi dalam makanan tidak
tercukupi, serta gejala-gejalanya. Hubungan antara anemia
dengan kesehatan reproduksi sudah diketahui oleh orang tua,
provider dan pendidik, sementara kelompok remaja belum
mengetahui sepenuhnya. Mereka hanya mengetahui bahwa
penyakit anemia mengganggu proses kehamilan.
Kebijakan pemerintah indonesia
sesuai dengan komitmen pemerintah indonesia (sejak
inisiatif safe motherhood tahun 1987, pertemuan dunia untuk
anak-anak tahun 1990, hingga icpd kairo tahun 1994 dan
konferensi di beijing tahun 1995), akses yang adil terhadap
pelayanan kesehatan primer merupakan jalan pintas dalam
menjamin kelangsungan hidup kelompok paling rentan
(perempuan dan anak-anak) hal ini berarti akses terhadap
pelayanan kespro (kesehatan reproduksi) yang berkualitas harus
tersedia dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di
indonesia.
untuk menanggulangi masalah kespro, sejak tahun 1996
pemerintah indonesia mengadopsi paket kesehatan reproduksi
essensial (pkre) dan paket kesehatan reproduksi komprehensif
(pkrk) (moh and who, 2000).
 EMPAT KOMPONEN UTAMA PKRE, yaitu:

1. kesehatan ibu dan anak (kia);

2. keluarga berencana (kb);

3. pengobatan isr/ ims-hiv/aids terpadu dengan (1) dan/ atau (2);

4. konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (krr).

sedangkan pkrk terdiri dari keempat komponen di atas dilengkapi


dengan komponen kelima, yaitu:

5. konseling dan pelayanan kespro bagi usia lanjut, terutama


untuk deteksi gangguan gizi atau tanda keganasan (kanker).
ANALISIS GENDER

 Analisis gender adalah suatu metode untuk


mendeteksi kesenjangan atau disparitas
gender melalui penyediaan data dan fakta
serta informasi tentang gender yaitu data yang
terpilah antara laki-laki dan perempuan dalam
aspek akses, peran, kontrol dan manfaat.
Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2007 diketahui bahwa
faktor faktor yang secara signifikan berhubungan dengan
perilaku berisiko pada remaja di indonesia pada tahun 2007
adalah

umur PENGETAHUAN

JENIS STATUS
SIKAP KELAMIN EKONOMI

PENDIDIKAN
Remaja laki-laki berpeluang 30 kali lebih
besar untuk merokok, 10 kali lebih besar untuk
minum alkohol, 20 kali lebih besar untuk
penyalahgunaan narkoba, dan 5 kali lebih besar
untuk hubungan seksual pranikah, jika
dibandingkan dengan remaja perempuan. Dari hasil
penelitian ini juga diketahui adanya keterkaitan
hubungan di antara ke-empat perilaku berisiko
pada remaja.
secara garis besar dapat dikelompokkan empat
golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan
reproduksi yaitu :

1. faktor sosial-ekonomi dan demografi

2. faktor budaya dan lingkungan

3. faktor psikologis

4. faktor biologis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai