Sumber : http://avisbungsu.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-idiologi-komunisme-dan-
ciri.html#ixzz4vpBwEsGb
4. Komunis percaya bahawa dalam sebuah negara komunis, semua harta adalah hak
milik negara. Orang perseorangan tidak boleh memiliki tanah atau perniagaan.
Pemilikan harta persendirian adalah merupakan ciri-ciri kapitalis yang perlu
dielakkan. Semua harta mesti dimiliki dan diuruskan oleh kerajaan. Harta-harta kapitalis
akan dirampas.
5. Komunis anti agama dan tidak mempercayai kewujudan Tuhan. Mereka menganggap
bahawa agama adalah candu masyarakat.
Idiologi ini merupakan idiologi pemahaman dari luar yang di anut oleh beberapa negara,
ndonesia tidak bisa menggunakan idiologi ini dikarenakan idiologi ini tidak sesuai dengan
pancasila.
Sumber : http://avisbungsu.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-idiologi-komunisme-dan-
ciri.html#ixzz4vpC919pP
Menurut Wikipedia Indonesia, Fasisme (/ fzm /) adalah, gerakan radikal ideologi nasionalis
otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan
sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal
negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya "manusia baru" yang
ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika
kebijakan keluarga termasuk. Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat,
identitas kolektif tunggal, dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk
menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara. Fasisme
didirikan oleh sindikalis nasional Italia dalam Perang Dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan
sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-an. Para sarjana umumnya
menganggap fasisme berada di paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme
sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi spiritual,
pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan
persaudaraan nasional melalui dinas militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan
yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme, anti-
demokratis, anti-individualis, anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-
proletar, dan dalam banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme,
materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan keinginan.
Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis) dan Marxisme (sebagai
sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis ini. ideologi
mereka seperti yang dilakukan oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan
konflik kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional Mereka mendukung, diatur multi-kelas,
sistem ekonomi nasional yang terintegrasi.
Ciri-ciri fasisme adalah sebagai berikut:
1. Tidak rasional
2. Tidak mengakui persamaan derajat manusia
3. Tidak mengakui posisi
4. Pemerintah oleh kelompok elite
5. Totalitarisme
6. Rasialisme
Ideologi Agama
Ideologi Agama adalah ideology yang bersumber pada falsafah agama yang
termuat dalam kitab suci suatu agama . Ciri ciri ideology ini , antara lain :
a) Urusan Negara dan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan hukum agama.
b) Hanya ada satu agama resmi dalam suatu Negara.
c) Negara berlandaskan agama.
Negara yang menganut Ideologi ini adalah Saudi Arabia & Iran berdasarkan Islam
dan Vatikan Roma berdasarkan Kristen.
Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah Ideologi yang bersumber dari seluruh nilai nilai
Pancasila yang terdapat pada sila yang satu dengan sila yang lainnya. Ciri cirri
Ideologi ini antara lain :
a) Percaya kepada Tuhan yang maha esa
b) Pemerintahan berdasarkan persetujuan rakyat.
c) Negara berdasarkan atas hukum.
Adapun fungsi pancasila adalah sebagai berikut :
a) Pancasila sebagai ideologi pancasila
Fungsi pancasila sebagai ideologi nasional , meliputi :
1. Pancasila sebagai ideologi
2. Pancasila sebagai ideologi Negara
3. Ideologi pancasila sebagai ideologi yang terbaik.
Dimensi Realita
Dimensi realita mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi itu
secara rill berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar
tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya. Jika dihubungkan dengan Ideologi
Pancasila maka dimensi realita sudah terkandung dalam ideologi Pancasila karena nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Pancasila sesuai dengan kenyataan yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia, bahkan nilai-nilai tersebut berasal dari kepribadian bangsa Indonesia.
2. Dimensi Idealisme
Dimensi idealisme mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung
idealisme, bukan hanya lambungan angan-angan (utopia) yang memberikan harapan tentang masa
depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktik kehidupan bersama
mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya.
Dalam kaitannya dengan ideologi Pancasila, semua nilai yang terkandung di dalamnya merupakan
cita-cita yang ingin diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat yang
berketuhanan, berperikemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta
mengutamakan musyawarah dalam setiap persoalan, dan berkeadilan.
Dimensi fleksibilitas mengandung makna bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang
memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan
tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat (jati diri) yang terkandung dalam
nilai-nilai dasarnya. Ideologi Pancasila memungkinkan untuk menerima pemikiran-pemikiran baru
tanpa mengingkari yang hakiki/nilai dasar Pancasila. Ketika suatu ideologi memiliki dimensi
fleksibilitas berarti ideologi tersebut sebagai ideologi terbuka.
Fungsi Pancasila untuk memberikan orientasi ke depan mengharuskan bangsa Indonesia selalu
menyadari situasi kehidupan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
dihadapkan pada tantangan untuk memiliki cara hidup yang wajar secara manusiawi dan adil.
Tantangan tersebut dapat diatasi apabila bangsa Indonesia di satu pihak tetap mempertahankan
identitasnya dalam ikatan persatuan nasional, dan di lain pihak mampu mengembangkan
dinamikanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain. Oleh karena itu, Pancasila perlu tampil
sebagai ideologi terbuka.