Anda di halaman 1dari 8

NIM : 1512622027

Nama : Ilham Fauzan


Prodi : PTIK B

Hakikat, Urgensi, Dinamika dan Tantangan Pancasila


sebagai Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Semua negara memiliki ideologi mereka masing-masing. Ideologi sendiri


berasal dari dua kata bahasa Yunani idea dan logos yang masing-masing memiliki
mana gagasan atau cita-cita dan pemikiran. Dapat diartikan bahwa ideologi
merupakan bentuk cita-cita dari suatu pemikiran seseorang. Kesimpulannya,
Ideologi di dalam suatu negara adalah cita-cita dari kumpulan pemikiran seluruh
rakyatnya.
Secara etimologis, Pancasila merupakan gabungan dua kata yang berasal
dari bahasa Sansakerta, yaitu Panca dan Sila. Panca artinya adalah lima dan Sila
berarti dasar. Selain itu, Sila juga dapat diartikan sebagai aturan perilaku
seseorang atau bangsa yang sesuai akhlak dan moral. Jadi dapat diartikan bahwa
Pancasila memiliki makna lima dasar yang mengatur perilaku bangsa Indonesia
yang sesuai dengan adab, akhlak, moral, atau sopan santun.
Pancasila sendiri merupakan ideologi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Yaitu pandangan atau cita-cita bangsa Indonesia yang tercipta karena
secara turun temurun pandangan tersebut merupakan rangkaian nilai-nilai yang
telah ditanamkan dan dikembangkan di dalam pikiran mereka. Hal inilah yang
menyebabkan Pancasila bertahan sebagai ideologi Indonesia hingga sekarang.
Oleh karena itu, penting bagi seluruh manusia yang merupakan warga
negara Indonesia untuk mengetahui hakikat atau inti sari, urgensi, dinamika, serta
tantangan Pancasila sebagai ideologi Indonesia. Karena pada dasarnya ideologi
Pancasila merupakan pandangan dan cita-cita bangsa menyangkut
keberlangsungan hidup mereka semua.
A. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
Hakikat Pancasila memiliki tiga dimensi, antara lain:

1. Dimensi Realitas
Dimensi realitas memiliki makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam Pancasila bersumber dari dalam masyarakatnya
sendiri, yaitu bangsa Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang dikandung dalam Pancasila
berasal dari nilai-nilai kehidupan bangsanya dan juga dapat diartikan bahwa nilai-
nilai Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik
yang berkaitan dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam seluruh aspek
penyelenggaraan negara.

2. Dimensi Idealitas
Dimensi idealitas memiliki makna bahwa Pancasila mengandung cita-cita
yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Hal ini menyimpulkan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila memiliki adanya
sebuah tujuan yang ingin diicapai sehingga berdampak dalam memberikan
harapan dan optimisme serta dapat mendatangkan motivasi untuk mewujudkan
cita-cita tersebut.

3. Dimensi Fleksibilitas
Dimensi fleksibilitas memiliki makna bahwa Pancasila mengandung
relevansi atau kekuatan yang menstimulasi masyarakat dalam mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru mengenai nilai-nilai dasar yang dikandung dalam
Pancasila.
Oleh karenanya, Pancasila sebagai ideologi memiliki sifat yang terbuka
karena memiliki sifat yang demokratis dan mengandung dinamika internal yang
mengajak dan menstimulasi masyarakat yang meyakininya untuk
mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat.
Dalam dimensi-dimensi tersebut, Pancasila sudah menjadi sesuatu yang
dekat dengan rakyat Indonesia. Salah satunya di dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke-empat yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.” Secara tidak langsung pembukaan UUD 1945
alinea ke-empat membicarakan Pancasila.
Dapat dikatakan bahwa Pancasila telah terbenam di dalam jiwa masyarakat
Indonesia sebagai pedoman. Pancasila yang merupakan pedoman inilah yang
mencerminkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan
nilai-nilai Pancasila yang diterapkan di dalam kehidupan akan mencerminkan
kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Nilai-nilai tersebut yang di
kandung Pancasila antara lain:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa, mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia
memiliki keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan menjalankan
seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab, mencerminkan bahwa seluruh
komponen masyarakat Indonesia saling menghormati dan menjaga sesama tanpa
memandang latar belakang suku, ras, maupun agamanya.
Sila 3: Persatuan Indonesia, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia meskipun
memiliki pemberdayaan budaya, latar belakang, kultur, tradisi, keyakinan, dan
suku harus bersatu sebagai satu kesatuan yang utuh, yaitu Bangsa Indonesia.
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mencerminkan bahwa bangsa Indonesia
menempatkan kedaulatannya di tangan rakyat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak, kewajiban, serta
kedudukan yang sama di hadapan hukum dan saat menyampaikan pendapat.
Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerminkan bahwa
setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan keadilan dalam bidang
kehidupan secara menyeluruh, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan,
dan lain-lain.
Sehingga, Hakikat Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia terdapat
pada nilai-nilai yang dikandungnya. Nila-nilai ini dijadikan fondasi untuk
membentuk pandangan dan cita-cita Indonesia ke depannya dan sebagai
gambaran bagaimana seharusnya kehidupan dalam bernegara dijalankan.
Pancasila didukung oleh sifatnya yang dinamis dan terbuka, sehingga meskipun
zaman telah berkembang dengan pesat, Pancasila tetap dapat digunakan sebagai
acuan.

B. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi negara tidak hanya memiliki peran yang terletak
pada aspek legal formal saja, namun juga ada di dalam kehidupan masyarakatnya
sendiri. Peran konkret Pancasila antara lain:

1. Ideologi sebagai Penuntun Warga Negara


Peran ini memiliki makna bahwa setiap perilaku dari warga negara
Indonesia harus dilandasi pada preskripsi moral. Salah satu contohnya adalah
kegiatan contek-mencontek yang dilakukan oleh para pelajar di Indonesia yang
mengindikasikan bahwa kehadiran preskripsi moral ideologisnya belum disadari.
Oleh karenanya, diperlukan norma-norma penuntun sehingga dapat menanamkan
moral. Baik itu dalam bentuk yang persuasif, imbauan, maupun penjabaran nilai-
nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang dapat memberikan rambu yang jelas
dan hukuman yang sesuai bagi yang melanggar.

2. Ideologi sebagai Penolakan terhadap Nilai-nilai yang Tidak Sesuai dengan


Sila-sila Pancasila
Peran ini memiliki makna bahwa setiap perilaku maupun nilai-nilai dan
norma-norma yang tidak sesuai dengan sila-sila Pancasila harus dilakukan
penolakan. Hal ini mencegah terjadinya dampak negatif yang ditimbulkan dari
nilai-nilai tersebut. Contohnya adalah kasus genosida terhadap suatu kaum karena
memiliki suatu perbedaan dalam keyakinan yang bahkan tidak merugikan siapa
pun. Tentu saja ini bertentangan dengan nilai toleransi yang dikandung dalam
Pancasila, serta hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.
Dari peran-peran konkret tersebut, Pancasila memiliki peranan yang
krusial dalam berlangsungnya kehidupan masyarakat. Yaitu dalam penanaman
moral yang berperan sebagai penuntun dari nilai-nilai yang bertentangan, dimana
nilai-nilai bertentangan ini akan membawa dampak buruk bagi berlangsungnya
kehidupan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki urgensi yang tidak dapat
digantikan. Jika suatu saat masyarakat dan pemerintahan Indonesia memutuskan
untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain, sudah dipastikan bahwa
Indonesia akan mengalami perubahan nilai-nilai dan norma-norma yang telah ada
di masyarakat dan menciptakan kebingungan. Dalam skenario terburuk,
Indonesia akan terpecah belah dan masing-masing akan mencoba untuk
membentuk negara baru.

C. Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara


Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara di dalam sejarah bangsa
Indonesia menunjukkan terjadinya pasang surut atau deviasi dalam pelaksanaan
nilai-nilainya. Pancasila dalam perjalanannya mengalami bermacam-macam
penyimpangan dalam upaya merealisasikan nilai-nilainya. Penyimpangan ini
antara lain adalah penambahan, pengurangan dan perubahan dari arti nilai-nilai
yang sebenarnya. Selanjutnya diikuti dengan upaya penyesuaian kembali. Dari
kedudukan Pancasila inilah yang membuat nilai-nilainya harus diaplikasikan di
dalam kehidupan negara yang sebenar-benarnya. Pancasila sering kali
diklasifikasikan sebagai ideologi yang berada di tengah antara dua ideologi yang
paling berpengaruh, sehingga sering dikatakan bahwa Pancasila bukanlah
ideologi ini dan bukan ideologi itu. Posisi Pancasila yang canggung ini
mempersulit implementasi nilai-nilainya ke dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Soekarno merupakan salah satu orang yang merumuskan Pancasila yang
disahkan oleh PPKI. Dalam pemerintahan di masa Soekarno ini terjadi pasang
surut atau deviasi kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara dalam
menjalankan pemerintahannya. Sebagai ideologi, deviasi Pancasila dialami
dengan pencampuran demokrasi liberal pada November 1945 dan kemudian
digantikan dengan paham demokrasi terpimpin setelah dikumandangkannya
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara diperkuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasayarakatan P-4. Oleh karena itu, Pancasila menjadi asas tunggal bagi
semua organisasi politik maupun organisasi masyarakat.
Di masa era reformasi, terjadi deviasi dalam beberapa hal, antara lain: tidak
berkenannya penyelenggara negara dalam mewacanakan Pancasila dan hilangnya
Pancasila dalam kurikulum nasional. Namun, pada akhirnya munculnya
kesadaran tentang pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa dinamika Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia dalam sejarahnya telah mengalami berbagai perubahan, pasang surut,
ataupun deviasi. Beberapa kali Pancasila hampir kehilangan esensinya. Oleh
karena itu, penting sekali diterapkannya pendidikan Pancasila dalam edukasi
generasi penerus bangsa yang akan meneruskan dan mengaplikasikan nilai-nilai
Pancasila, serta mempertahankan Pancasila sehingga mencegah terjadinya
pasang surut seperti di masa lalu.

D. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara


Hal yang paling penting bagi sebuah ideologi adalah aplikasinya di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila nilai-nilai dari
suatu ideologi tidak dapat diaplikasikan, maka ideologi tersebut akan kehilangan
kredibilitasnya untuk dijadikan ideologi dari sebuah negara. Tantangan tersulit
bagi sebuah ideologi adalah mempertahankan konsistensinya sehingga nilai-
nilainya tidak berubah secara drastis yang dapat menghambat implementasinya
dalam kehidupan. Sebagai ideologi, Pancasila tentu saja memiliki tantangannya
tersendiri, unsur-unsur tantangannya meliputi faktor internal dan eksternal.

Faktor internal antara lain:


- Pergantian rezim yang memiliki kuasa menciptakan kebijakan politik yang
bertentangan dengan nilai Pancasila, yaitu kebijakan yang hanya menguntungkan
kepentingan suatu kelompok tertentu sehingga keuntungannya bersifat eksklusif,
sehingga ideologi Pancasila terbengkalai.
- Disalahgunakannya kekuasaan yang salah satunya adalah korupsi. Hal ini akan
berakibat fatal pada tingkat kepercayaan mamsyarakat terhadap para rezim yang
berkuasa. Fenomena ini juga berdampak buruk pada kepercayaan masyarakat
terhadap ideologi.
Faktor eksternal antara lain:
- Meningkatnya kebutuhan dunia akibat dari pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi. Hal ini menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang
masif untuk memenuhi kebutuhan global. Hal ini tidak hanya berdampak buruk
bagi lingkungan namun juga pada ideologi, yaitu dengan menormalkannya
perilaku yang merusak alam dan tentu saja bertentangan dengan Pancasila.
- Menguatnya isu kebudayaan global, salah satunya adalah masuknya ideologi
asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh globalisasi. Pancasila
adalah ideologi yang terbuka, namun tanpa disaringnya penyerapan nilai-nilai
ideologi asing dapat menggantikan nilai-nilai asli dari Pancasila.
- Terjadinya pertarungan ideologis antara negara-negara adidaya, contohnya
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1945 hingga 1990, yang
diakhiri dengan dibubarkannya negara Soviet sehingga Aamerika Serikat satu-
satunya menjadi negara adidaya.

Dapat disimpulkan bahwa tantangan-tantangan terhadap Pancasila sebagai


ideologi negara harus diawasi secara ketat karena dapat menimbulkan perpecahan
bila nilai-nilai Pancasila dilupakan atau digantikan dengan nilai-nilai ideologi
lain. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila merupakan salah satu fundamental
yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila
kepada generasi penerus. Penanaman nilai-nilai Pancasila inilah yang akan
mempertahankan Pancasila nantinya.
Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata


Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Raditya, Iswara N. 2022. Hakikat Pancasila: Dimensi & Urgensinya sebagai
Ideologi Negara.
https://tirto.id/hakikat-pancasila-dimensi-urgensinya-sebagai-ideologi-negara-
gidP
Maulia, Siti Tiara. PEMAHAMAN KONSEP NILAI-NILAI PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10772/4%20Siti%20T
iara%20Maulia.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Nurhikmah, Amalia Rizki. 2021. Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan
Pandangan Hidup Bangsa
https://jurnal.ugm.ac.id/pancasila/article/view/67807
Samaloisa, Laras Prilmiyanti. 2021. DINAMIKA PANCASILA DAN
TANTANGAN TERHADAP PANCASILA.
https://www.researchgate.net/publication/348927704_Dinamika_Pancasila_dan
_Tantangan_terhadap_Pancasila

Anda mungkin juga menyukai