Anda di halaman 1dari 11

IMPLIMENTASI PANCASILA SEBAGAI ETIKA BERKEHIDUPAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu : Drs. Usman Raidar, M.Si.

Nama : Muhammad Rangga Pratama


Npm : 23160611066
PENDAHULUAN

Pancasila Sebagai Dasar Etika Berkehidupan

Pancasila merupakan asas dasar dari undang-undang negara Indonesia. Selain , ini adalah
sistem hipotetis yang disusun untuk memberikan syarat dan pedoman dalam berpendapat dan
berkarakter kepada masyarakat bangsa Indonesia. Artinya, masyarakat dituntut untuk
meningkatkan dimensi moral dalam dirinya dan memperoleh kemampuan untuk memiliki sikap
yang menentukan hari dengan komitmen hidup sebagai warga negara Indonesia. Dengan
harapan menjadi civitas akademika yang ilmiah, pada akhirnya mampu mengambil keputusan
secara komprehensif dengan menerapkan pertimbangan moral. Menurut Yudhyarta (2020) Etika
Pancasila secara normative bisa membentuk suatu tumpuan atas perbuatan benar, dan secara
aturan dapat membentuksudut pandang tinjauan atas nilai dan kebiasaan yang bertumbuh
padawarga negara.

Setiap negara di dunia memiliki dasar negaranya sendiri yang digunakan sebagai acuan
dalam kehidupannya sehari-hari. Masing-masing dasar negara dari berbagai negara di dunia
memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan karakteristik negara tersebut. Seperti Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia yang juga menjadi identitas Indonesia di mata dunia. Pancasila
juga sebagai sumber dari segala sumber hukum menurut UUD 1945 (Berbangsa & Susanto,
2016).

Pada hakikatnya, Pancasila bukan hanya hasil dari sebuah perenungan serta pemikiran
para tokoh pendiri bangsa, melainkan juga sebagai ideologi negara yang diangkat dari
kebudayaan, adat istiadat, serta kebiasaan leluhur Indonesia. Dalam kata lain, Pancasila berasal
dari bangsa Indonesia sendiri yang kemudian dijadikan pandangan hidup untuk mencapai tujuan
bersama. Pancasila juga memuat norma-norma mendasar yang digunakan sebagai tolak ukur
dalam memandang dan menentukan segala bentuk penyelenggaraan negara oleh pemerintah dan
masyarakat (Cholisin, 2012).

Lima sila Pancasila memiliki nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sehingga harus dipahami
serta diimplementasikan oleh setiap warga negara Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila tersebut bersifat mengikat setiap tatanan kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai
tersebut juga menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain sebagai pandangan hidup dan ideologi negara, Pancasila juga memiliki sitem etika sebagai
bentuk pengimplementasian Pancasila dalam segala aspek kehidupan. Sistem etika tersebut
berasal dari gagasan nilai-nilai pancasila. Sistem etika Pancasila memiliki konsep yang berfungsi
sebagai pandangan dalam menyelesaikan permasalahan yang mengakar di Indonesia secara
rasional. Sebab permasalahan-permasalahan tersebut berasal dari kurangnya perhatian terhadap
pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hakikat Nilai-Nilai Pancasila

Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini menjadi sebuah keharusan, disaat berbagai
informasi mulai marak beredar di dunia maya. Nilai Pancasila ini berfungsi sebagai benteng agar
anak tidak mudah lupa dengan Pancasila sebagai dasar, idiologi dan pandangan hidup bangsa.

Menurut Asmaroini di kutip oleh Maulani & Dinie (2021) menyatakan bahwa penanaman
nilai-nilai Pancasila adalah menanamkan nilai yang dikandung Pancasila baik dalam kedudukan
sebagai dasar dan ideologi negara maupun sebagai falsafah negara dalam arti pandangan hidup
bangsa, selain itu nilai Pancasila dijadikan sebagai suatu pandangan hidup yang bernegara dan
memiliki tujuan tertentu dalam hal mengembangkan nilai motivasi dan menjadikan nilai
kehidupan bagi seseorang. Penerapan ini dikaitkan dengan undang-undang yang berlaku di
negara Indonesia, sebab warga Indonesia wajib memiliki nilai dalam kehidupannya yang
berkaitan dengan nilai dalam sila-sila Pancasila, bahkan menerapkannya.

Menurut Khanza, dkk (2021) nilai-nilai Pancasila merupakan suatu upaya yang dilakukan
dalam hal membangun dan menguatkan karakter yang dimiliki oleh anak. Pancasila terdiri dari 5
sila yaiti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan Yang Di Pimpin Oleh Himat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. hubungan di dalam setiap sila
Pancasila, memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada sila pertama mengandung nilai kemanusiaan,
sila kedua mengandung nilai kemanusiaan, sila ketiga mengandung nilai persatuan, sila keempat
mengandung nilai kerakyaratan, dan sila kelima mengandung nilai keadilan.
Menurut Kaelan & Zubaidi dikutip oleh Umillah & Nugraha (2021) Penanaman nilai
Pancasila adalah menanamkan serangkaian nilai yang terdiri dari nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut
dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Pancasila bersifat subjektif artinya bahwa nilai-
nilai Pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan suatu dasar yang
terdiri dari 5 pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang
dijadikan pandangan hidup dan motivasi serta yang memiliki tujuan tertentu dalam kehidupan
seseorang.

Hambatan dan Tantangan Kehidupan Bernegara dalam Etika Pancasila

Pancasila sebagai sistem etika merupakan salah satu cabang filsafat yang dijelaskan asas-
asasnya, dengan tujuan mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia. Oleh karena itu, etika Pancasila mencakup nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi, dan keadilan. Kelima nilai inilah yang membentuk perilaku masyarakat
Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan, kapanpun dan dimanapun.

Makna Pancasila sebagai sistem etika di Indonesia sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila dan menjadi pedoman dalam mengatur kehidupan warga
negara Indonesia agar mencerminkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berpemerintahan
yang baik. Mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian, pelanggaran-pelanggaran seperti korupsi dan penyalahgunaan


kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan dapat diminimalisir bahkan
dihilangkan. Hal ini masih menjadi masalah yang sangat sulit untuk diberantas di negara kita
tercinta Indonesia. Mengingat Pancasila merupakan sistem etika yang menjadi pedoman
pemikiran dan tindakan seluruh warga negara Indonesia, maka kita perlu memahami tantangan
etika Pancasila saat ini.

Pancasila sebagai suatu sistem etika akan terus mengalami pasang surut dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tantangan yang mungkin dihadapi Pancasila sebagai suatu sistem etika
adalah, pertama, perubahan tatanan sosial dan budaya masyarakat Indonesia; Akibat kejadian
ini, generasi muda akan dihadapkan pada situasi yang sama sekali berbeda dari sebelumnya, dan
akan bergerak ke arah negatif. Misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, minuman
keras, dan kejahatan lainnya. Hal ini juga merupakan dampak dari globalisasi yang dapat
mengubah pola pikir masyarakat terhadap westernisasi.

Tantangan berikutnya yang mungkin kita hadapi adalah terkikisnya kekuasaan negara.
Hal ini tentu akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan atasan lainnya di
kalangan masyarakat Indonesia. Ketidakpercayaan ini menghambat program yang dibuat
pemerintah untuk rakyatnya.

Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dan memperkuat kewenangannya agar
masyarakat memiliki kepercayaan penuh terhadap pemerintah dan patuh pada rencana yang
telah dibuat. Ekonomi liberal dan munculnya konsep kapitalisme. Hal ini merupakan salah satu
tantangan yang mungkin dihadapi oleh Pancasila yang dapat berdampak pada terjadinya
kesenjangan dalam kehidupan masyarakat, dan dapat menimbulkan ketidakamanan akibat
meningkatnya kejahatan dan kenakalan yang disebabkan oleh munculnya kesenjangan ekonomi
dalam masyarakat.

Ada pula tantangan yang mungkin dihadapi Pancasila. Merupakan lembaga penegak
hukum yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Hal ini mengarah pada gaya hidup
yang tidak mengikuti undang-undang yang berlaku di Indonesia, dan mudah bagi pejabat
pengadilan untuk terbujuk untuk melindungi diri mereka sendiri dan tidak menerima sanksi yang
pantas mereka terima. Kejadian ini sudah sering kita lihat di negeri tercinta ini.

Sistem Etika Pancasila


Dalam Pancasila banyak terkandung nilai-nilai yang saling berhubungan, ketergantungan,
dan tidak dapat dipisahkan. Begitupun dengan etika dan sistem-sistemnya dalam Pancasila. Nilai
yang terdapat dalam Pancasila diantaranya nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, serta nilai sosial. Etika Pancasila terbentuk dari kelima nilai Pancasila tersebut
(Khoiriah, 2019).

Pancasila juga sebagai pedoman hidup masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara memiliki tujuan agar membentuk masyarakatnya menjadi pancasilais melalui
setiap nilai Pancasila. Masyarakat yang pancasilais dapat terlihat dari segala tindakannya yang
sesuai dengan setiap nilai Pancasila. Bukan hanya kehidupan bermasyarakat saja yang harus
mengacu pada Pancasila, juga sistem kepemerintahan yang harus sejalan dengan ideologi
bangsa, yakni ideologi Pancasila. Pengimplementasian nilai- nilai Pancasila tersebut yang
merupakan perwujudan etika Pancasila berdasarkan prinsip nilai dalam berkehidupan
(Kurniawan, 2016).

Berikut ini penjabaran mengenai etika Pancasila (Soeprapto, 2013).


1. Etika Pancasila yang merupakan etika keutamaan yang susunannya berasal dari nilai- nilai
moral bangsa Indonesia karena etika keutamaan mengutamakan moral yang terdapat pada setiap
individu masyarakat. Moral yang diutamakan dalam hal ini ialah rasa setia, jujur, ketulusan, serta
sayang menyayangi. Etika keutamaan beranggapan bahwa orang yang bermoral melakukan
tindakan atau perilaku yang baik yang merupakan bentukan dari pembelajaran atau pengalaman
nyata yang pernah terjadi sepanjang hidupnya.
2. Etika Pancasila sebagai etika teleologis yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman setiap
masyarakat Indonesia untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita. Termasuk pada zaman yang
semakin canggih seperti saat ini. Untuk mencapai segala tujuan dan cita-cita dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ini diperlukan pendalaman pemahaman mengenai sistem nilai dari
Pancasila agar setiap tindakan yang dilakukan tidak keluar dari ideologi negara.
3. Etika Pancasila yang merupakan etika deontologis sebagai penuntun dalam menumbuhkan
kesadaran dalam mengimplementasikan Pancasila kepada generasi bangsa khusunya generasi
muda Indonesia untuk persiapannya menuju masa depan. Persiapan untuk generasi muda yang
harus dikokohkan ialah kemampuan untuk beradaptasi dengan kebudayaan modern dan
menyelaraskan sosio-kultural yang sesuai engan kepribadian bangsa. Sebab zaman akan
membentuk setiap individu masyarakat menjadi pribadi yang lebih kompleks pada zamannya.
Oleh karena itu, kemampuan para generasi muda harus terus ditingkatkan untuk membentuk
pribadi unggul yang adaptif.
Pancasila Sebagai Nilai Inti dan Sistem Etika Nasional Indonesia

Peraturan Pancasila merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap peraturan mempunyai
nilai, namun peraturan-peraturan tersebut saling berkaitan dan saling bergantung secara
sistematik, dan nilai peraturan mempunyai tingkatan-tingkatan.

Oleh karena itu, mengenai nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila adalah
seperangkat nilai yang bersumber dari prinsip-prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa nilai agama, nilai tradisional, dan budaya, dan setelah
disahkan menjadi landasan suatu bangsa. Ini berisi nilai negara bagian.

Dalam kedudukannya sebagai landasan falsafah bangsa, nilai-nilai Pancasila harus


dijabarkan sebagai norma-norma yang menjadi pedoman pelaksanaan penyelenggaraan negara,
termasuk di tingkat nasional dan masyarakat. Norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
ada dua macam, yaitu norma hukum dan norma kesusilaan atau etika. Sebagai norma hukum
positif, Pancasila tertuang dalam peraturan hukum yang tegas dan khusus dituangkan dalam
sistem hukum Indonesia.

Namun pemberlakuan memerlukan kode moral yang menjadi landasan penegakan


ketertiban hukum di Indonesia. Sebagus apapun suatu undang-undang, jika tidak didasari oleh
standar moral yang tinggi dalam penyelenggaraan dan penyelenggaraan negara, maka dengan
sendirinya akan gagal mencapai keadilan bagi kehidupan manusia.

Selain itu, nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Artinya hakikat nilai-nilai
Pancasila– Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan – bersifat universal.
Oleh karena itu, mungkin bisa diterapkan di negara lain yang namanya bukan Pancasila. Artinya,
ketika suatu negara menerapkan prinsip filosofis yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan berkeadilan, maka pada hakikatnya negara tersebut menganut prinsip filosofis
dari nilai-nilai sila Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan dapat dijelaskan sebagai berikut:


1) Rumusan Pancasila sendiri merupakan fakta terdalam yang menunjukkan adanya sifat-sifat
umum yang bersifat universal dan abstrak, karena sebenarnya merupakan nilai.
2) Hakikat nilai-nilai Pancasila akan tetap melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia, dan
mungkin bangsa lain, baik dalam adat istiadat, budaya, sistem nasional, dan kehidupan
keagamaan.
3) Menurut ilmu hukum, Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi
syarat sebagai asas negara dan oleh karena itu menjadi sumber hukum positif di Indonesia. Oleh
karena itu, Indonesia berada pada tatanan hukum tertinggi dalam hierarki sistem hukum. Oleh
karena itu, secara obyektif, hal tersebut tidak dapat diubah secara hukum dan kelangsungan
hidup negara bergantung padanya.

Oleh karena itu, setiap perubahan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran Negara berdasarkan Proklamasi 1945. Hal ini
tertuang dalam Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/. Tahun 1966 diperkuat dengan tap no.
V/MPR/1973. diperkuat Nomor IX/MPR/1978. Sebaliknya, nilai subyektif Pancasila dapat
diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila bergantung pada negara Indonesia itu sendiri,
atau bersifat khas dari negara Indonesia itu sendiri.

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Pokok-Pokok Sistem Etika Negara

Negara Indonesia adalah negara kesatuan, negara yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan pertumpahan darah serta melampaui keyakinan suatu kelompok atau
perseorangan. Sumber hukumnya adalah ketentuan dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan: “Pada waktu itu kemerdekaan nasional Indonesia ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun . ” Nilai-nilai fundamental yang fundamental
dalam hukum mempunyai sifat dan status yang kuat dan tidak dapat diubah sebagai cita-cita
nasional (national ideals) berdasarkan berlakunya UUD 1945.

Selain itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan landasan moral dan etika kehidupan
berbangsa, yang ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa negara
berdasarkan atas
Tuhan didasarkan pada kemanusiaan yang adil dan beradab. Hasil penyelenggaraan
negara antara lain meliputi tindakan politik negara, dan penyelenggaraan demokrasi nasional
harus senantiasa berlandaskan moralitas yang suci dan kemanusiaan. Pancasila sebagai falsafah
dasar bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan seperangkat nilai yang tidak
dapat diuraikan menjadi prinsip-prinsip tersendiri.

Untuk lebih memahami nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
mencakup dan menjiwai empat perintah lainnya. Prinsip ini mencakup nilai bahwa bangsa yang
mapan mewujudkan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Kemanusian yang adil dan beradab.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk beradab yang mempunyai kemampuan
berpikir, merasakan, berkehendak, dan mencipta. Potensi memberikan harkat dan martabat yang
tinggi kepada manusia yang sadar akan nilai dan norma. Kemanusiaan dapat diartikan sebagai
sifat atau sifat manusia yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
3) Persatuan Indonesia.
Kesatuan berarti pola berbeda bersatu membentuk satu kesatuan. Persatuan Indonesia dalam sila
ketiga ini meliputi kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Satuan
Indonesia adalah satuan nasional yang berkedudukan di seluruh Indonesia. Unit Indonesia
merupakan elemen dinamis dalam kehidupan.
4) Kerakyatan yang berpedoman pada kebijaksanaan musyawarah dan perwakilan.
Etnis adalah sekelompok orang yang tinggal di wilayah tertentu di suatu negara. Ia mempunyai
prinsip menempatkan orang pada puncak hierarki kekuasaan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial berarti keadilan yang diterapkan pada masyarakat dalam segala bidang
kehidupan, baik material maupun spiritual. Sedangkan orang tersebut merupakan warga negara
Indonesia tanpa terkecuali.

Arti dan maksud istilah "beradab" dalam sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab" adalah mewujudkan perwujudan unsur sifat manusia, jiwa dan raga, budi, emosi dan
kemauan. Hal ini dilakukan demi menjaga kehidupan bernegara dan berbangsa tetap
bermartabat.

KESIMPULAN

Sebagai landasan etika kehidupan masyarakat Indonesia, Pancasila memuat lima perintah yang
menjadi landasan moral, ideologi, dan hukum bangsa. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan mencerminkan jati diri Indonesia di mata dunia.
Dalam penerapannya, Pancasila bukan sekedar sistem hipotetis, namun juga merupakan
pandangan hidup yang menentukan tindakan dan perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila berasal dari kebudayaan, adat istiadat, dan adat istiadat leluhur Indonesia. Nilai-nilai
luhur inilah yang menjadi pedoman kita dalam mencapai tujuan bersama sebagai sebuah bangsa.
Meskipun Pancasila memberikan landasan moral dan etika, tantangan penerapannya masih tetap
ada. Perubahan tatanan sosial, merosotnya kekuasaan negara, pengaruh ekonomi liberal, dan
tantangan globalisasi menjadi kendala yang harus diatasi.

Pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini menjadi kunci pengembangan karakter
pada generasi muda. Etika Pancasila, baik etika kebajikan, etika teleologis, maupun etika
deontologis, membangkitkan kesadaran dan memberikan pedoman dalam mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Meski tantangan dan hambatan muncul, namun keberlangsungan nilai-nilai Pancasila sebagai
sistem etika tetap memegang peranan sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia diharapkan terus mengedepankan keadilan, persatuan, dan kesejahteraan bersama
melalui penerapan nilai-nilai Pancasila. Pancasila bukan sekedar dokumen tetapi juga komitmen
hidup terbentuknya masyarakat yang berlandaskan moral, etika, dan norma yang mengakar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. R. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760–768.
https://doi.org/10.35906/vom.v8i01.43

Berbangsa, S., & Susanto, D. B. (2016). Pancasila Sebagai Identitas Dan Nilai Luhur
Bangsa: Analisis Tentang Peran Pancasila Sebagai Modal. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, 2(1), 44–52.

Cholisin. (2012). Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Relevansinya Dengan Kondisi Saat
Ini. Universitas Negeri Yogyakarta, 1–8.

Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga eksistensi Pancasila dan penerapannya bagi masyarakat di era
globalisasi. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 1(2), 50-64.

Khanza, S.N, Dinie A.D dan Yayang F.F. 2021. Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Nilai
Pancasila Terhadap Anak Usia Dini. No.5 No.3. Jurnal Pendidikan Tambusai.

Soeprapto, S. (2013). Konsep Muhammad Hatta Tentang Implementasi Pancasila Dalam


Perspektif Etika Pancasila. Jurnal Filsafat, 23(2), 99–116.
https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/13194

Anda mungkin juga menyukai