DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
AMBAR SUKIRMAN (22101016)
JEFRY SIANIPAR (221010518)
JESIKA APRILIANI KATARINA R (221010439)
RABBI KHUSAINI (221010499)
RIZKY JHONATAN (221010526)
NAOMI IMELDA SAMOSIR (221010421)
WINDA SRI WAHYUNI (221010446)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Pancasila sebagai Sistem Etika Hidup Bangsa
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
Hidup Bangsa.
Saya ucapkan terima kasih kepada ibu Umi Muslikhah, S.H., M.H selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan pada bidang Pendidikan Pancasila.
Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna.Maka dari itu, kami meminta kritik dan saran diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Dan kami berharap semoga para pembaca dapat
menambah pengetahuan dari maklah yang kami buat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Metode Penelitian
Istilah etika berasal dari Bahasa Yunani, Ethos yang artinya tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan
cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang
biasa dilakukan atau tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain.
Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-
sama mengajarkan tentang nilai-nilai kebaikan. Etika pancasila merupakan etika
dasar tentang penilaian baik dan buruk terhadap nilai-nilai pancasila yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
Suatu tindakan dikatakan baik tidak hanya jika tidak rentan terhadap nilai-nilai
pancasila, tetapi bagaimana menugaskan nilai-nilai yang ada menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat bagi orang lain. Merujuk pada nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai
yang ada tidak hanya fundamental, tetapi juga realistis dan aplikatif. Nilai-nilai
Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa
Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai Pancasila
bila dipahami sepenuhnya, dihayati dan dipraktikkan, tentu mampu menurunkan
tingkat kejahatan dan pelanggaran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. (journal jefri)
3. Etika Pancasila
Setelah Anda mendapat gambaran tentang pengertian etika dan aliran etika,
maka selanjutnya perlu dirumuskan pengertian etika Pancasila, dan aliran yang
lebih sesuai dengan etika Pancasila. Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang
dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam
etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung dimensi
moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang
Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya. Sila kemanusiaan
mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi,
yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar sesama.
Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein),
cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap
menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli
atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika
kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan
teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan
karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan,
kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan
suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas
dasar kesatuan akal – rasa – kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada
kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan
nilai-nilai hidup religius. Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak
melampaui batas dalam hal kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri dalam
arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya
memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain, serta
terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya
(Mudhofir, 2009: 386).
Nilai dasar Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang
lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau
budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu yang
berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang
mencerminkan hakikat nilai kultural.
Nilai instrumental Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya
dalam wujud nilai sosial atau nilai hukum, yang selanjutnya akan
terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan
kebutuhan tempat dan waktu.
Nilai praktis Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian, apakah nilai dasar dan
nilai instrumental sungguhsungguh hidup dalam masyarakat atau
tidak. Di dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan
berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal, nilai material,
nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius
atau keagamaan. (jefry)
Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan
tingkah laku manusia maka perlu lebih dikonretkan lagi serta diformulasikan
menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya
dalam tingkah laku secara konkret. Wujud konkret dari nilai tersebut adalah
merupakan suatu norma. Terdapat berbagai norma, dan dari berbagai macam
norma tersebut, norma hukumlah yang paling kuat berlakunya, karena dapat
dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa ataupenegak
hukum.
D. Etika Politik
A.KESIMPULAN
Kesemuanya itu memperlihatkan pentingnya dan mendesaknya
peran dan kedudukan Pancasila sebagai sistem etika karena dapat
menjadi tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga negara
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Etika Pancasila
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang
hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai-nilai
moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang
bersifat mitos.
B. SARAN
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja
namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan penerapan pendidikan
karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan
melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam
bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, F. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 3(1), 176-184.
Amri, S. R. (2018). Pancasila sebagai sistem etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760-768.