Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM ETIKA

(RESUME)

YUSWARNI, S.Ap.,MPA
Oleh:

Tri Damayantho

200501072191

PENDIDIKAN PANCASILA

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SIBER ASIA

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya dapat
terselesaikan makalah Tugas II Mata Kuliah Pendidikan Pancasila sebagai salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Genap di Program Studi
Komunikasi Universitas Siber Asia Tahun Ajaran 2020/2021.

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila adalah salah satu tahapan belajar dimana
mahasiswa diharapkan dapat memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan
dan cinta tanah air sepanjang hayat.

Pada tugas kali ini, mahasiswa diminta untuk menuliskan resume makalah dengan
mengambil tema “Pancasila sebagai Sistem Etika”. Pada makalah ini penulis
menggunakan dua sumber utama makalah yang berjudul Pancasila sebagai Sistem
Etika dan Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika dan ditunjang dengan
beberapa sumber lainnya.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat memberikan manfaat.

Terima Kasih

Penulis

Tri Damayantho

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

Latar Belakang .................................................................................................... 3

Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

Tujuan ................................................................................................................. 4

Manfaat Penulisan ............................................................................................... 5

Metode Penelitian................................................................................................ 5

Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 9

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11

Kesimpulan ....................................................................................................... 11

Saran .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Etika berasal dari bahasa Yunani yang berarti cara berpikir, kebiasaan, adat, watak,
perasaan dan sikap. Dalam arti luas, etika membahas mengenai hal yang baik dan
yang buruk dalam suatu komunitas. Secara etimologis etika adalah ilmu mengenai
segala sesuatu yang biasa dilakukan atau dapat dikatakan ilmu mengenai adat
kebiasaan. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup dan tata cara yang baik, baik
terhadap orang lain maupun diri sendiri. Kebiasaan baik ini diturunkan dan
diwariskan ke generasi selanjutnya.

Etika adalah cabang dari filsafat dan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora)
yang membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan
moral. Pancasila sebagai nilai dasar yang menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia
menjadi dasar etika sosial yang mengatur etika keluarga, etika profesi, etika bisnis,
etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual
dan etika politik.

Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai dasar itu menjadi penuntun hukum yang akan menjadikan pedoman
dalam pembangunan hukum. Hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin
integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis.

Pancasila merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan


dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bersikap dan
bertingkah laku di kehidupan sehari-hari. Sebagai sistem etika, Pancasila
dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperkuat dimensi moralitas dalam
diri individu sehingga dapat menampilkan nilai spiritualitas di dalam masyarakat.

Pancasila memegang peranan penting dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk
menerapkan perilaku etika, seperti yang tercantum pada sila kedua Pancasila
“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” yang mana tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran Pancasila dalam membangun etika ini sangat diperlukan.

3
Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena sama-sama
mengajarkan tentang nilai-nilai yang mengandung kebaikan. Etika Pancasila adalah
etika mendasarkan pada penilaian baik dan buruk terhadap nilai-nilai Pancasila,
yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan.
Suatu perbuatan dinyatakan baik bukan hanya tidak bertentangan dengan Pancasila
tetapi meninggikan nilai-nilai yang ada menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
orang lain. Nilai-nilai Pancasila adalah kristalisasi dari realitas kehidupan sosial,
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, pada dasarnya nilai-nilai
itu bersifat universal dan dapat diterima oleh siapapun, etika Pancasila berbicara
tentang nilai-nilai dasar yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia, bahkan
kehidupan sehari-hari.

Rumusan Masalah
Pancasila sebagai sistem etika sangat diperlukan oleh masyarakat yang memerlukan
sistem etika yang orisinil dan kompreshensif agar dapat mewarnai dimensi
moralitas sebagai masyarakat Indonesia dan mewarnai setiap keputusan dalam
kehidupan sehari-hari. Integrasi Pancasila sebagai sebuah sistem etika dalam
kehidupan sehari-hari diharapkan akan menguatkan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan di dalam masyarakat, sehingga
dapat tercipta perilaku moralitas dan etika yang baik di dalam masyarakat.

Masih maraknya kasus korupsi, aksi terorisme, pelanggaran hak asasi manusia,
kesenjangan kelompok dalam masyarakat, hukum yang masih tajam ke bawah
tumpul ke atas dan keengganan orang kaya untuk membayar pajak adalah bukti-
bukti belum terintegrasinya sistem etika Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk merangkum dan menyimpulkan penelitian-penelitian
mengenai Pancasila sebagai sistem etika agar menjadi makalah yang mempunyai
relevansi kekinian dalam menjawab tantangan urgensi Pancasila sebagai sistem
etika. Ada tiga buah makalah yang akan menjadi sumber bahasan resume kali ini
yang berjudul: Pancasila sebagai Sistem Etika dan Implementasi Pancasila sebagai
Sistem Etika.

4
Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah menjadi salah satu literatur awal yang dapat
menjadi tambahan informasi bagi pemangku kepentingan mengenai pentingnya
peranan Pancasila sebagai sistem etika di tengah kondisi masyarakat Indonesia
yang berdinamika dengan keragaman budayanya.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada makalah kali ini adalah dengan melakukan
pendekatan kualitatif, menitik beratkan pada studi kepustakaan dengan bahan-
bahan kajian dari penelitian sebelumnya sesuai dengan topik yang dipilih yaitu
Pancasila sebagai Sistem Etika.

Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yaitu Pendahuluan (terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika
penulisan), Tinjauan Pustaka, Pembahasan dan Penutup (terdiri dari Kesimpulan
dan Saran) serta diakhiri oleh Daftar Pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam tinjauan pustaka ini akan diuraikan mengenai Pancasila, Sistem dan Etika.

Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata, Panca dan Sila. Panca artinya lima, sila artinya dasar
atau peraturan yang baik. Jadi Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan pedoman
untuk bersikap dan bertingkah laku. Menurut Muhammad Yamin, Pancasila adalah
dasar, dominasi perilaku yang fundamentaldan benar, dengan begitu Pancasila
adalah lima dasar yang menyimpan panduan dan pengaturan mengenai budi pekerti
yang fundamental dan benar. Menurut Notonegoro, Pancasila adalah dasar
pemikiran serta ajaran negara yang dijadikan tumpuan membentuk pendirian hidup
bangsa Indonesia sebagai dasar negara, karakter negara, perhimpunan dan
kepaduan.

5
Sistem
Sistem merupakan makna kepaduan yang mencakup materi atau benda yang
dipertemukan untuk memudahkan aliran berita dan elemen untuk mencapai satu
tujuan. Sistem nilai pada Pancasila suatu kepaduan nilai yang terdapat pada
Pancasila yang silih bertautan antara yang lainnya, tidak dapat dibedakan karena
saling bertautan. Dikutip dari Amri (2018) nilai-nilai yang dimaksud adalah:

1. Nilai Ketuhanan: secara hirarkis, nilai ini merupakan nilai tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara
empiris dapat dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai,
kaidah dan hukum Tuhan akan menghasilkan konflik dan permusuhan.
Dari nilai Ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan dan
toleransi.
2. Nilai Kemanusiaan: suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan adalah
keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan kesimbangan, antara lahir
dan batin jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri
dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban
mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain
seperti hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang
didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban. Dari nilai kemanusiaan
menghasilkan nilai kesusilaan contohnya seperti tolong menolong,
penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan lain-lain.
3. Nilai Persatuan: suatu perilaku dinilai benar apabila mampu
mempertahankan perhimpunan dan kepaduan. Sikap mementingkan diri
dan egoisme inilah contoh perilaku yang tidak baik. Hal ini dapat dilihat
dalam kegiatan sehari-hari. Apabila perilaku tersebut dapat memecahkan
kepaduan berdasarkan pengetahuan etika Pancasila ini merupakan perilaku

6
tidak baik. Nilai persatuan menggambarkan rela berkorban, bangga
terhadap negara, serta kepentingan keselamatan.
4. Nilai Kerakyatan: berhubungan dengan kedaulatan dan tercantum nilai lain
yakni nilai hikmat dan kebijaksanaan serta permusyawaratan. Pengkajian
yang sangat baik contohnya dalam kejadian penghilangan tujuh kata dalam
sila pertama Piagam Jakarta. Dari nilai kerakyatan ini menggambarkan
nilai mengutamakan kepentingan bersama serta adanya kesejajaran.
5. Nilai Keadilan: sila ini lebih mengarah dalam kedudukan sosial. Sesuatu
perilaku dapat dinilai baik jika serasi dengan asas-asas kesamarataan warga
negara. Keadilan mengumpamakan kolega sebagai kolega yang benar dan
kesamarataan dengan orang lain. Dapat digambarkan perilaku yang luhur
memperlihatkan sikap kekeluargaan dan gotong royong.

Melihat nilai sila yang tercantum pada Pancasila diatas, dengan demikian Pancasila
menjadi sistem etika yang sangat teguh pandirian, karena nilai yang bersifat
keabsahan, realistis dan penerapan. Nilai-nilai Pancasila adalah nilai-nilai yang
seharusnya tertanam pada cita-cita dan tujuan warga negara yang Indonesia yang
wajib diraih dalam asas kehidupan. Nilai-nilai Pancasila jika betul-betul dipelajari,
dihayati dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan mampu
menurunkan angka korupsi, kesenjangan dalam masyarakat, aksi terorisme, hak
asasi manusia dan hukum yang tajam ke bawah tumpul keatas.

Etika
Dikutip dari Putri (2021) Etika Pancasila berperan menjadi prinsip, panduan dan
kriteria perilaku manusia Indonesia pada segala aspek kehidupan termasuk
administrasi negara Indonesia. Dengan begitu, manusia dapat meningkatkan budi
pekerti yang Pancasilais melalui berbagai kepribadian yang positif. Pancasila
adalah etika dasar penaksiran baik dan buruk dalam nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sebagai masyarakat
Indonesia perilaku tidak boleh bertentangan dengan Pancasila sehingga harus dapat
meninggikan nilai-nilai Pancasila dan meneruskan faedah dan manfaat ke banyak
orang.

7
Menurut Franz Magnis-Suseno obyek etika adalah pernyataan moral (Yudhyarta,
2020). Pada dasarnya moral terdiri atas 2 jenis, yaitu pernyataan tentang tindakan
manusia dan pernyataan tentang manusia itu sendiri, mengenai unsur-unsur
kepribadian dan watak. Skemanya adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Etika menurut Franz Magnis-Suseno

Skema tersebut jika dirincikan adalah sebagai berikut:

a. Dalam suatu pernyataan kita akan membuat pernyataan mengenai suatu


tindakan tertentu sesuai atau tidak sesuai dengan norma-norma moral dan
oleh karena itu adalah betul, salah dan atau wajib. Contoh: “Engkau
seharusnya mengembalikan uang itu”. “Mencuri itu salah”. “Perintah jahat
tidak boleh ditaati”. Ketiganya disebut dengan pernyataan kewajiban.
b. Orang, kelompok orang dan unsur-unsur kepribadian (motif, watak dan
sebagainya) kita nilai sebagai baik, buruk, jahat, mengagumkan , suci,
memalukan, bertanggung jawab, pantas ditegur, disebut sebagai pernyataan
penilaian moral.
c. Himpunan pernyataan ketiga yang harus diperhatikan adalah penilaian
bukan moral. Contoh: Mangga itu enak, Anak itu sehat. Mobil itu baik,
kertas ini jelek dsb.

Perbedaan penting mengenai pernyataan diatas adalah:

a. Pernyataan kewajiban tidak mengenal tingkatan. Wajib atau tidak wajib,


betul atau salah, tidak ada tengahnya.

8
b. Penilaian moral dan bukan moral mengenal tingkatan. Rasa dari sebuah
mangga dapat agak enak atau enak sekali. Watak dapat bersifat amat jahat
atau agak jahat; dan lain sebagainya.

BAB III PEMBAHASAN


Sila-sila dalam Pancasila adalah sebuah sistem nilai yang saling berhubungan,
saling ketergantungan secara sistematik dan diantara satu sila dengan sila lainnya
memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang
terkandung dalam Pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari
prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut
diantaranya adalah nilai religius, kebudayaan, adat istiadat dan nilai kenegaraan.

Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat negara, maka nilai-nilai Pancasila harus
dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman dalam menjalankan
penyelenggaraan negara, kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua norma
yang berperan yaitu norma hukum dan norma moral atau etika. Dalam menjalankan
Pancasila sebagai norma hukum, pelaksanaan undang-undang harus berlandaskan
norma etika agar hukum dapat mencapai nilai keadilan dan kehidupan
kemanusiaan. Dengan begitu, dapat dipahami nilai-nilai Pancasila adalah nilai-nilai
universal yang dapat diterapkan di berbagai kebudayaan yang mempunyai filosofi
dasar berupa negara berketuhanan, berkemanusiaan, persatuan, berkerakyatan dan
berkeadilan. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat terdalam


menunjukkan adanya sifat-sifat umum universal dan abstrak, karena
merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain baik dalam
adat kebiasaan, kebudayan, kenegaraan maupun dalam kehidupan
keagamaan.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu
hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah fundamental negara

9
sehingga merupakan sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu
dalam hirarki suatu tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib
hukum tertinggi.

Nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai


Pancasila itu bergantung atau melekat pada bangsa Indonesia. Berikut
penjelasannya:

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa


Indonesia sebagai kausa matrialis, dimana nilai tersebut sebagai hasil
pemikiran, penilaian kritis serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa
Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai
sumber nilai atas nilai kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung ke nilai-nilai kerohanian
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan
nilai relijius yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa
Indoensia karena bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia.

Etika kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat bertujuan untuk:

1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam


menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dinamika Pancasila sebagai sistem etika akan mengalami ancaman diantaranya:

1. Berubahnya tatanan kehidupan sosial dan budaya masyarakat


2. Lunturnya wibawa pemerintahan
3. Munculnya konsep ekonomi liberal dan kapitalisme
4. Penegakan hukum yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan

10
5. Pemanfaatan yang negatif dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.

Contoh kasus dalam dinamika ini dapat dilihat dari sejarah perjalanan bangsa
Indonesia terutama dari politik Indonesia, pertamakali muncul ketika Indonesia
melakukan pesta demokrasi pertama kalinya pada tahun 1955, kemudian ketika
masuk ke era orde baru, muncul konsep humanisme yaitu manusia Indonesia
seutuhnya untukmenjadi gambaran manusia yang berkarakter benar dan akhlak
yang mulia dan terpuji selaras dengan nilai Pancasila. Warga negara seutuhnya
adalah masyarakat sebagai ciptaan Tuhan yang Maha Esa yang secara karakter
merupakan makhluk monodualistik, yaitu makhluk rohani dan makhluk jasmani,
juga makhluk perorangan dan makhluk bersosialisasi.

BAB IV PENUTUP
Berdasarkan resume diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kesimpulan
1. Pancasila dan Etika adalah dua hal yang merupakan kesatuan utuh dan
saling berkaitan yang menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai sistem etika menunjukkan nilai Pancasila melaksanakan
kehidupan warga negara. Etika pada Pancasila tercantum nilai-nilai seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
3. Pancasila sebagai sistem etika akan terwujud dengan peran pemerintahdan
masyarakat yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dan mengedepanakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Saran
1. Menjadikan Pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga terwujud masyarakat adil
dan makmur sesuai dengan tujuan dari NKRI.

11
2. Pada setiap sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
haruslah senantiasa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari sehingga terwujud perilaku etika yang menjunjung moralitas
sebagai perwujudan dari ciri dan kepribadian bangsa Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA
Zulmasyhur, 2019. Pendidikan Pancasila; Buku Ajar untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Lembaga Edukasi dan Advokasi Demokrasi dan Ekonomi Rakyat.

RISTEKDIKTI, 2016. Pendidikan Pancasila; Buku Ajar Mata Kuliah Wajib


Umum, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Amri, S.R. (2018). Pancasila sebagai Sistem Etika. Jurnal Voice of Midwifery, Vol
8(1), 760 – 768.

Putri, S. P., Dewi, D.A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika.
Jurnal of Education, Psychology and Conseling, Vol 3(1), 176–184.

Yudhyarta, D.Y. (2020). Pemberdayaan Etika Pancasila dalam Konteks


Kehidupan Kampus. Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5(1), 43 – 63.

13

Anda mungkin juga menyukai