Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hal inidengan pancasila maka
ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagaisistem etika.Pancasila sebagai
suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilaiyang menjadi sumber dari
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun normakenegaraan lainnya. Selain itu,
terkandungjuga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,mendasar, rasional, sistematis dan
komprehensif. Oleh karena itu, suatu pepemikiran filsafat adalahsuatu nilai-nilai yang mendasar yang
memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan yang bersifat praksi atau kehidupan nyatadalam masyarakat, bangsa dan
Negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudianmenjadi pedoman. Norma-norma itu
meliputi :1.Norma moral: Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
baikdanburuk, sopan atau tidak sopan, sus ila at au tidak susila Norma hukum : Sistem peraturan-
undangan yang berlaku dalam suatu tempat danwaktu tertentu dalam pengertian ini peraturan
hukum.Dalam pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber
hukum.Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yanglangsung
bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem-nilai etikayang merupakan sumber
norma.
ituialahsistemhipotesis yang
menggunakan pertimbangan
Menurut Putranto
tanggung jawab.
banyak orang.
Pancasila memegang
diperlukan.
Rumusan Pancasila yang otentik dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat. Dalam penjelasan
UUD 1945 yang disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa “pokok-pokok pikiran yang termuat dalam
Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan dan ketuhanan menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab) dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan menurut TAP MPRS
No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai
sumber segala sumber, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai sumber segala
sumber Pancasila merupakan satu-satunya sumber nilai yang berlaku di tanah air. Dari satu sumber
tersebut diharapkan mengalir dan memancar nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan
penguasa. Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih
dimana sila tersebut melekat pada setiap insane, maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat
manusia. oleh sebab itu penyelenggaraan Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh
bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah
nusantara.
Pancasila memiliki peran -
peran yang sangat penting bagi
masyarakat berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Peran
Pancasila sebagai dasar negara,
Pancasila sebagai cita – cita
bangsa, Pancasila sebagai
pedoman atau landasan hidup
bagi bangsa Indonesia, dan
Pancasila
sebagai jiwa bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai
sistem etika tujuannya untuk
mengembangkan dimensi moral
pada setiap individu sehingga
dapat mewujudkan sikap yang
baik dalam berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
Menurut
Aristoteles, pengertian etika
menjadi dua yaitu Terminius
Technikus dan
Manner and Custom.
Terminius Technikus
merupaka etika yang
dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari
suatu problema tindakan atau
perbuatan manusia. Sedangkan
Manner and Custom merupakan
suatu pembahasan etika yang
berhubungan atau berkaitan
dengan tata cara dan adat
kebiasaan yang melekat dalan
kodrat manusia atau in herent in
human nature yang sangat
terkait denag arti baik dan
buruk suatu perilaku, tingkah
laku atau
perbuatan manusia.
Etika Pancasila adalah
cabang yang terkandung dalam
sila Pancasila digunakan untuk
mengatur kehidupan
masyarakat berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.
Dalam etika
Pancasila dikemukakan nilai
ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan
keadilan
Pancasila memiliki peran -
peran yang sangat penting bagi
masyarakat berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Peran
Pancasila sebagai dasar negara,
Pancasila sebagai cita – cita
bangsa, Pancasila sebagai
pedoman atau landasan hidup
bagi bangsa Indonesia, dan
Pancasila
sebagai jiwa bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai
sistem etika tujuannya untuk
mengembangkan dimensi moral
pada setiap individu sehingga
dapat mewujudkan sikap yang
baik dalam berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
Menurut
Aristoteles, pengertian etika
menjadi dua yaitu Terminius
Technikus dan
Manner and Custom.
Terminius Technikus
merupaka etika yang
dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari
suatu problema tindakan atau
perbuatan manusia. Sedangkan
Manner and Custom merupakan
suatu pembahasan etika yang
berhubungan atau berkaitan
dengan tata cara dan adat
kebiasaan yang melekat dalan
kodrat manusia atau in herent in
human nature yang sangat
terkait denag arti baik dan
buruk suatu perilaku, tingkah
laku atau
perbuatan manusia.
Etika Pancasila adalah
cabang yang terkandung dalam
sila Pancasila digunakan untuk
mengatur kehidupan
masyarakat berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.
Dalam etika
Pancasila dikemukakan nilai
ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan
keadilan
Pancasila memiliki peran - peran yang sangat penting bagi masyarakat berbangsa danbernegara di
Indonesia. Peran Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai cita – citabangsa, Pancasila sebagai
pedoman atau landasan hidup bagi bangsa Indonesia, dan Pancasilasebagai jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai sistem etika tujuannya untukmengembangkan dimensi moral pada setiap
individu sehingga dapat mewujudkan sikap yangbaik dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Menurut Aristoteles, pengertian etika menjadi dua yaitu Terminius Technikus danManner and
Custom. Terminius Technikus merupaka etika yang dipelajari sebagai ilmupengetahuan yang
mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. SedangkanManner and Custom
merupakan suatu pembahasan etika yang berhubungan atau berkaitandengan tata cara dan adat
kebiasaan yang melekat dalan kodrat manusia atau in herent inhuman nature yang sangat terkait denag
arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku atauperbuatan manusia. Etika Pancasila adalah
cabang yang terkandung dalam sila Pancasila digunakan untukmengatur kehidupan masyarakat
berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dalam etikaPancasila dikemukakan nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan
Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya
dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah
lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada dalam pamcasila yang
saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan ataupun ditukar tempatkan karena saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang dimaksud ialah :
Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai
yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan.
Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar
nilai, kaidah, dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai ketuhanan menghasilkan
nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. (Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban.
Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan
sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan.
hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban.
Dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan contohnya seperti tolong menolong,
penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois
dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak baik, demikian pula sikap yang memecah
belah persatuan. Sangat mungkin seseorang seakanakan mendasarkan perbuatannya atas nama
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan
maka menurut pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan baik. Dari nilai
persatuan
menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
180)
Dalam kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat penting, yaitu nilai
hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat atau kebijaksanaan berorientasi
pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan,
pandangan minoritas belum tentu kalah dibandingkan dengan pandangan mayoritas. Pelajaran
yang sangat baik misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam
Jakarta. Sebagian
besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, namun memerhatikan kelompok yang
sedikit (dari wilayah Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka
belum tentu baik apabila disetujui atau bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu
baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah atau kebijaksanaan. Dari
nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lainlain. (Ibid,
Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dalam konteks
manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks
sosial. Suatu perbutan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak. Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap
pribadi dan masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama
derajatnya dengan orang lain. Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Dari
nilai
keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dan
lainlain.
Pengertian Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika dikelompokkan
menjadi :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun makhluk
Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila Pancasila dalam
Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem pemerintahan.
Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di dalam Pancasila.
Deontologi artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga
negara. Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun, Pancasila
tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan.
Adapun pemaknaan tersebut di dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa terkait erat
dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Etika bersifat universal, berbeda dengan
etiket yang berlaku pada tempat tertentu (misal adat bertamu orang Jawa berbeda dengan adat
bertamu orang Batak). Etika mencakup norma moral yang bersumber dari hati nurani demi
kenyamanan bersama.
Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi, etika mengandung
arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri serta orang lain. Etika bertendensi
dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap orang. Pada intinya, etika adalah
struktur pemikiran yang disusun guna memberi tuntunan kepada manusia dalam bersikap dan
bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar
Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang
berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan
ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari
Pancasila.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan permaslahan yang dihadapi oleh
2. Masih terdapat kasus terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga menurunkan sikap
3. Masih terjadinya pelanggaran atas arti HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
4. Terdapat kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya serta masih terdapatnya kaum
marginal di beberapa wilayah yang merasa terasingkan
Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai moral yang
hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang bersifat mitos. Misalnya korupsi terjadi karena
pejabat diberi hadiah oleh seorang yang membutuhkan sehingga urusannya lancar. Dia
menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan bantuan. Sehingga
Hal yang sangat penting dalam mengembangkan Pancasila sebagai sistem etika meliputi:
1. Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap, tindakan serta keputusan
2. Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar memiliki orientasi yang jelas
3. Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara negara sehingga
4. Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang dalam berbagai bidag
kehidupan
1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral. Setiap
perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada norma agama.
Ketika prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan memberikan kekuatan
makhluk yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).
3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu dan
kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
bangsa.
4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada kewajiban saja
(deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi lebih menonjolkan pada kebijaksanaan
(virtue ethics).
Hakikat Pancasila sebagai system etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :
1. Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan atas
nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang
berlandaskan pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan untuk
2. Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusai yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu
tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral
diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata
yang mementingkan masalah bangsa diatas kepentingan individu atau kelompok. System
etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas social akan melahirkan
kekuatan untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.
4. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat,. Artinya,
5. Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari
sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau menekankan pada tujuan
belaka, tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu
sendiri.
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai system etika meliputi
1. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai system etika berarti menempatkan Pancasila sebagai
sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap
warga negara.
2. Pancasila sebagai system etika memberi guidance bagi setiap warga negara sehingga
memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan, baik local, nasional, regional, maupun
internasional.
3. Pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang
dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat negara kebangsaan
4. Pancasila sebagai system etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem
tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara negara,
niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu
berikut:
Pertama, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidak dapat
membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk (good and bad).
Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas kriteria baik (good) dan buruk
(bad). Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan
dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan manusia, maksudnya
godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat
dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat
terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, simpulan Archie Bahm, ”Maksimalkan kebaikan,
Kedua, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda
sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak mendapat
pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia
sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi ketika
pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar
kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran,
tawuran di kalangan para pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan
Ketiga, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia
ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain. Kasus-kasus
pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-pihak yang
seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain. Kesemuanya
itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem
etika belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, di samping diperlukan sosialisasi sistem etika
tentang HAM.
Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,
seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati
sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya. Contoh yang paling jelas adalah pembakaran hutan di Riau
sehingga menimbulkan kabut asap. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu