Pancasila Sebagai Sistem Etika Etika diambil dari Bahasa Yunani kuno. Bentuk kata tunggalnya yaitu "'ethos" yang berarti tempt tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Sedangkan bentuk jamaknnya adalah ta etha' yang berati adat istiadat (kebiasaan).Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora).Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etikasebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini,di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk menerapkan perilaku etika, seperti tercantum pada sila kedua Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” yang mana tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sungguh sangat diperlukan. Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk :1)Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek. 2)Menentukan pokok- pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.3)Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai Etika sosial dan budaya. Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong-menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. Selain itu, etika ini juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Nilai-nilai Pancasila sebagai nilai Fundamental terhadap sistem etika. Negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan. Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia” menunjukkan sebagai sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang kuat dan tidak dapat berubah mengingat pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita Negara (staatsidee). Di samping itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan kenegaraan yang ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab.Konsekuensi penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara, pembangunan negara, pertahanan-keamanan negara,politik negara serta pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Nilai-nilai etika yang terkandung dalam kelima sila Pancasila tersebut dapat membentuk perilaku manusia (esensi) dalam semua aspek kehidupannya; 1. Sila Pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa” mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas mendekatkan diri kepada sang pencipta, ketaatan kepada nilai- nilai agama dan kepercayaan yang dianutnya. 2. Sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, mengandung dimensi humanisme, yang menjadikan manusia lebih manusiawi dalam upaya peningkatan kualitas kemanusian dalam pergaulan antar bangsa. 3. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, mengandung dimensi nilai-nilai solidaritas yang tinggi, rasa kebersamaan, dan rasa cinta terhadap tanah air. Berjuang bersama dalam rangka bela negara. 4. Sila keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, mengandung dimensi nilai sikap menghargai orang lain, mempunyai kemauan untuk mendengar pendapat orang lain, saling menghargai jika berlainan pendapat, tidak memaksakan kehendak dan tidak bersikap ekslusif merasa pendapat dan cara pandan sendiri paling benar. 5. Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, mengandung dimensi peduli terhadap orang lain, ikut serta dalam membantu kesusahan, musibah atau bencana yang terjadi kepada orang lain. Etika pancasila juga mencakup keutamaan moral, seperti cinta kasih terhadap Pencipta dan sesama, pengendalian diri, penghargaan terhadap orang lain serta keadilan merupakan sifat, karakter manusia yang harus dikembangkan. Penilaian moral harus dilihat dari tiga lembaga yaitu esensi, forma dan ekspresi. Adapun wujud pancasila sebagai sistem etika dalam berbagai aspek kehidupan antaralain; 1. Etika sosial dan budaya. Segala hak dan kewajiban baik moral maupun hukum dalam hubungan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara senantiasa diukur berdasar filosofi manusia sebagai makhluk sosial 2. Etika keilmuan. Dengan menjunjung tinggi nilai nilai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional , kritis , logis , dan obyektif . Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus menjunjung tinggi nilai nilai Pancasila terutama sila pertama 3. Etika penegakan hukum. Etika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa tertib sosial , ketenangan , ketentraman , dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. 4. Etika pemerintahan dan politik. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean and good governance ) serta mampu menumbuhkan suasana politik yang demokratis, bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar kendati berasal dari orang per orang atau kelompok minoritas dan marginal serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. 5. Etika ekonomi dan bisnis. agar prinsip danperilaku ekonomi , baik oleh pribadi ,institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang baik dengan bercirikan prinsip prinsip antara lain, memberikan kebebasan berusaha , membangun iklim usaha kerakyatan yang berdaya saing secara sehat , mengutamakan kejujuran , memenuhi rasa keadilan , transparansi , akuntabilitas publik dan mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi yang berdaya saing global serta mampu memberdayakan ekonomi rakyat melalui usaha usaha bersama secara berkesinambungan. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika. Menurut Regina Audri (2021) karakter nilai sila Pancasila hendak terintegrasi menjadi guiding principles atau kaidah penuntun bagi generasi muda dalam menhamparkan jiwa kepandaiannya. Jika dilihat Pancasila sebagai sistem etika ini adapun masalah yang terjadi bagi bangsa Indonesia yakni Pertama, banyaknya masalah penggelapan yang mewabah di negeri Indonesia sehingga akibatnya bisa melunturkan sendi-sendi kehidupan warga negara. Kedua, masih terjadinya aksi pelaku terror atau terorisme yang menggunakan simbol kepercayaan sehingga dapat menghambat semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, budaya, golongan, mengancam disintegrasi bangsa dan persatuan. Ketiga, masih banyaknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan berbangsa. Keempat, kesenjangan antara kelompok sosial masyarakat antara yang kaya dan miskin masih menandai kehidupan warga Indonesia sehingga tidak sama rata. Kelima, ketidakadilan aturan yang masih terjadi pada proses peradilan di Indonesia, masih ada hukum yang tidak seimbang dan kadang melihat jabatan dan adanya kesenjangan antara miskin dan kaya. Maka dapat disimpulkan bahwa di atas menunjukkan pentingnya peranan Pancasila serta kedudukan Pancasila menjadi sistem etika lantaran Pancasila menjadi arahan atau sebagai prinsip utama bagi warga negara untuk beraktivitasserasi dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila. Dinamika Pancasila sebagai sistem etika akan mengalami ancaman diantaranya: 1) berubahnya tatanan kehidupan sosial dan budaya masyarakat, 2) lunturnya wibawa pemerintahan, 3) munculnya konsep ekonomi liberal dan kapitalisme, 4) penegakan hukum yang tidak menjungjung tinggi nilai-nilai keadilan, dan 5) pamanfaatan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk hal-hal negative. Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling berkaitan satu dengan yang lain yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Implementasi Pancasila sebagai sistem etika dapatterwujud apabila pemerintah dan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang ada dalam pancasila dengan mengedepankan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. (Fannia Sulistiani Putri, 2021) Source : Fannia Sulistiani Putri, D. A. (2021). IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology, and Counseling, 176-183.