Anda di halaman 1dari 4

Nama : Razwa Rakha Nurindra Kelas : 1PA02

NPM : 11522211 Pendidikan Pancasila


Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika diambil dari Bahasa Yunani kuno. Bentuk kata tunggalnya yaitu "'ethos" yang
berarti tempt tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan adat, watak, perasaan,
sikap, dan cara berfikir. Sedangkan bentuk jamaknnya adalah ta etha' yang berati
adat istiadat (kebiasaan).Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan
cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora).Etika sebagai cabang falsafah
membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan
moral. Etikasebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Pancasila memegang peranan dalam
perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini,di setiap saat dan
dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk menerapkan perilaku etika,
seperti tercantum pada sila kedua Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan
beradab” yang mana tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sungguh sangat diperlukan.
Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bertujuan untuk
:1)Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek. 2)Menentukan pokok-
pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.3)Menjadi
kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Etika kehidupan
berbangsa meliputi sebagai Etika sosial dan budaya. Etika ini bertolak dari
rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur,
saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan
tolong-menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. Selain itu, etika
ini juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan
dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
Nilai-nilai Pancasila sebagai nilai Fundamental terhadap sistem etika. Negara
Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan
maupun perseorangan. Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, “maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia” menunjukkan sebagai sumber hukum. Nilai dasar yang
fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang kuat dan
tidak dapat berubah mengingat pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita Negara
(staatsidee). Di samping itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan
moral etik dalam kehidupan kenegaraan yang ditegaskan dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa berdasar atas kemanusiaan yang adil dan beradab.Konsekuensi
penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara,
pembangunan negara, pertahanan-keamanan negara,politik negara serta
pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan
dengan masing-masing silanya. Nilai-nilai etika yang terkandung dalam kelima sila
Pancasila tersebut dapat membentuk perilaku manusia (esensi) dalam semua aspek
kehidupannya;
1. Sila Pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa” mengandung dimensi moral berupa
nilai spiritualitas mendekatkan diri kepada sang pencipta, ketaatan kepada nilai-
nilai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
2. Sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, mengandung dimensi
humanisme, yang menjadikan manusia lebih manusiawi dalam upaya peningkatan
kualitas kemanusian dalam pergaulan antar bangsa.
3. Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, mengandung dimensi nilai-nilai solidaritas
yang tinggi, rasa kebersamaan, dan rasa cinta terhadap tanah air. Berjuang bersama
dalam rangka bela negara.
4. Sila keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”, mengandung dimensi nilai sikap menghargai orang
lain, mempunyai kemauan untuk mendengar pendapat orang lain, saling
menghargai jika berlainan pendapat, tidak memaksakan kehendak dan tidak
bersikap ekslusif merasa pendapat dan cara pandan sendiri paling benar.
5. Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, mengandung
dimensi peduli terhadap orang lain, ikut serta dalam membantu kesusahan, musibah
atau bencana yang terjadi kepada orang lain. Etika pancasila juga mencakup
keutamaan moral, seperti cinta kasih terhadap Pencipta dan sesama, pengendalian
diri, penghargaan terhadap orang lain serta keadilan merupakan sifat, karakter
manusia yang harus dikembangkan. Penilaian moral harus dilihat dari tiga lembaga
yaitu esensi, forma dan ekspresi.
Adapun wujud pancasila sebagai sistem etika dalam berbagai aspek kehidupan
antaralain;
1. Etika sosial dan budaya. Segala hak dan kewajiban baik moral maupun hukum
dalam hubungan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara senantiasa diukur
berdasar filosofi manusia sebagai makhluk sosial
2. Etika keilmuan. Dengan menjunjung tinggi nilai nilai ilmu pengetahuan dan
teknologi agar mampu berpikir rasional , kritis , logis , dan obyektif .
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus menjunjung tinggi nilai
nilai Pancasila terutama sila pertama
3. Etika penegakan hukum. Etika penegakan hukum dan berkeadilan
dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa tertib sosial ,
ketenangan , ketentraman , dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan
dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada.
4. Etika pemerintahan dan politik. Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa (clean and good governance ) serta mampu menumbuhkan suasana
politik yang demokratis, bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap
akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, ketersediaan
untuk menerima pendapat yang lebih benar kendati berasal dari orang per orang
atau kelompok minoritas dan marginal serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
5. Etika ekonomi dan bisnis. agar prinsip danperilaku ekonomi , baik oleh pribadi
,institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan
kondisi dan realitas ekonomi yang baik dengan bercirikan prinsip prinsip antara
lain, memberikan kebebasan berusaha , membangun iklim usaha kerakyatan yang
berdaya saing secara sehat , mengutamakan kejujuran , memenuhi rasa keadilan ,
transparansi , akuntabilitas publik dan mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi yang berdaya saing global serta mampu memberdayakan ekonomi rakyat
melalui usaha usaha bersama secara berkesinambungan. Urgensi Pancasila sebagai
Sistem Etika. Menurut Regina Audri (2021) karakter nilai sila Pancasila hendak
terintegrasi menjadi guiding principles atau kaidah penuntun bagi generasi muda
dalam menhamparkan jiwa kepandaiannya. Jika dilihat Pancasila sebagai sistem
etika ini adapun masalah yang terjadi bagi bangsa Indonesia yakni Pertama,
banyaknya masalah penggelapan yang mewabah di negeri Indonesia sehingga
akibatnya bisa melunturkan sendi-sendi kehidupan warga negara. Kedua, masih
terjadinya aksi pelaku terror atau terorisme yang menggunakan simbol kepercayaan
sehingga dapat menghambat semangat toleransi dalam kehidupan antar umat
beragama, budaya, golongan, mengancam disintegrasi bangsa dan persatuan.
Ketiga, masih banyaknya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan
berbangsa. Keempat, kesenjangan antara kelompok sosial masyarakat antara yang
kaya dan miskin masih menandai kehidupan warga Indonesia sehingga tidak sama
rata. Kelima, ketidakadilan aturan yang masih terjadi pada proses peradilan di
Indonesia, masih ada hukum yang tidak seimbang dan kadang melihat jabatan dan
adanya kesenjangan antara miskin dan kaya.
Maka dapat disimpulkan bahwa di atas menunjukkan pentingnya peranan Pancasila
serta kedudukan Pancasila menjadi sistem etika lantaran Pancasila menjadi arahan
atau sebagai prinsip utama bagi warga negara untuk beraktivitasserasi dengan
menggunakan nilai-nilai Pancasila. Dinamika Pancasila sebagai sistem etika akan
mengalami ancaman diantaranya: 1) berubahnya tatanan kehidupan sosial dan
budaya masyarakat, 2) lunturnya wibawa pemerintahan, 3) munculnya konsep
ekonomi liberal dan kapitalisme, 4) penegakan hukum yang tidak menjungjung
tinggi nilai-nilai keadilan, dan 5) pamanfaatan perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi untuk hal-hal negative. Pancasila dan etika adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu sistem yang membentuk satu
kesatuan yang utuh, saling berkaitan satu dengan yang lain yang dijadikan
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.Implementasi Pancasila sebagai sistem etika dapatterwujud apabila
pemerintah dan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang ada dalam
pancasila dengan mengedepankan prinsip keseimbangan antara hak dan
kewajiban. (Fannia Sulistiani Putri, 2021)
Source : Fannia Sulistiani Putri, D. A. (2021). IMPLEMENTASI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM ETIKA. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology, and
Counseling, 176-183.

Anda mungkin juga menyukai