Anda di halaman 1dari 23

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Disusun Oleh:
Aditya Fahlevi
Andre Alvalis
Fadil Nurullah
Mirinda
Rifkal Alfansyah
LATAR B E LAKAN G
Kesadaran etik yang merupakan kesadaran
relational akan tumbuh subur bagi warga
masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai
pancasila itu diyakini kebenarannya,
kesadaran etik juga akan lebih berkembang
ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di
breakdown kedalam norma-norma yang di
berlakukan di Indonesia. Masih banyak
penyimpangan yang dilakukan para elit
politik dalam berbagai pengambilan
keputusan yang seharusnya mampu
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan
keadilan bersama. Sehingga cita-cita untuk
mewujudkan rakyat yang adil dan makmur
lenyap ditelan kepentingan politik pribadi.
Apa pengertian etika ?

Bagaimana pengertian nilai,


norma dan moral ?

Bagaimana hubungan
RUMUSAN MASALAH antara nilai, norma dan moral ?

Bagaimana pengertian
etika politik ?

Apa defenisi dimensi politis manusia ?

Nilai-nilai apa saja yang terkandung


dalam pancasila sebagai sumber
etika politik ?
Pengertian Etika

Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang


membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa
yang ada) dan dibagi mendasar tentang ajaran-ajaan dan
pandangan-pandangan moral.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau
bagaimana kita bersikat dan bertanggung jawab dengan
berbagai ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adalah
sebagai berikut :

Etika Umum Etika Khusus


ETIKA UMUM

yaitu mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi


setiap tindakan manusia.
ETIKA KHUSUS

Yaitu membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam


hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia,
baik sebagai individu (etika individual) maupun mahluk
sosial (etika sosial).
Pancasila dalam Etika Politik
Etika politik adalah cabang dari filsafat politik yang membicarakan perilaku
atau perbuatan-perbuatan politik untuk dinilai dari segi baik atau buruknya.
Filsafat politik adalah seperangkat keyakinan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang dibela dan diperjuangkan oleh para penganutnya, seperti
komunisme dan demokrasi.

Tujuan etika politik adalah mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik,
baik bersama dan untuk orang lain, dalam rangka membangun institusi-
institusi politik yang adil. Etika politik membantu untuk menganalisa korelasi
antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan struktur-struktur politik
yang ada. Penekanan adanya korelasi ini menghindarkan pemahaman
etika politik yang diredusir menjadi hanya sekadar etika individual perilaku
individu dalam bernegara.
Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik
menuntut agar kekuasaan dalam Negara dijalankan sesuai
dengan:

Legitimasi hukum Legitimasi demokratis Legitimasi moral


Pancasila Sebagai Sistem Etika

Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan.


Dalam hubungannya dengan Pancasila, maka ketiganya akan memberikan
suatu pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika. Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma
moral maupun norma kenegaraan lainnya. Disamping ituh, terkandung juga
pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan
komprehensif.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam
masyarakat,bangsa, dan negara maka diwujudkan dalam
norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-
norma itu meliputi:

Norma Moral Norma Hukum


Norma Moral
yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat
diukur dari sudut pandang baik maupun buruk, sopan
maupun tidak sopan, susila atau tidak susila.
Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini
peratran hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Hubungan Nilai, Norma, Dan Moral
Nilai berbeda dengan fakta di mana fakta dapat
diobservasi melalui suatu verifikasi empiris, sedangkan nilai
bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, dipikirkan,
dimengerti, dan dihayati oleh manusia. Nilai dengan
demikian tidak bersifat kongkret yaitu tidak dapat ditangkap
dengan indra manusia, dan nilai dapat bersifat subjektif
maupun objektif. Bersifat subjektif manakala nilai tersebut
diberikan oleh subjek dan bersifat objektif jikalau nilai
tersebut telah melekat pada sesuatu, terlepas dari penilaian
manusia.
Prinsip Dasar Etika Politik Pancasila
1.Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima
pluralitas, artinya untuk hidup dengan positif, damai,
toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang
berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.
Pluralisme mengimplikasikan pengakuan terhadap
kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan
mencari informasi, toleransi. Pluralisme memerlukan
kematangan kepribadian seseorang dan sekelompok orang.
2.Hak asasi manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti
kemanusian yang adil dan beradab. Karena hak-hak asasi
manusia menyatakan bagaimana manusia wajib
diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan.

3.Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi
diri sendiri, melainkan juga demi orang lain, bahwa kita
bersatu senasib sepenanggungan.
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak
ada manusia atau sebuah elit atau sekelompok ideologi
berhak untuk menentukan dan memaksakan orang lain
harus atau boleh hidup.

5. Keadilan sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam
kehidupan masyarakat. Moralitas masyarakat mulai dengan
penolakan terhadap ketidakadilan.
Nilai-Nilai Pancasila sebagai Sumber Etika Politik

1.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, termasuk moral penyelenggara
negara, politik negara, pemerintahan negara dan peraturan
perundang-undangan negara, kebebasan dan hakasasi
warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2.Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini memberikan legitimasi moral kemanusiaan
dalam penyelenggaraan negara sehingga menuntut warga
negara dan penyelenggara negara agar memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita
moral rakyat yang luhur.
3.Sila Persatuan Indonesia
Proses penyelenggaraan negara harus selalu didasari oleh
asas persatuan, dimana setiap kebijakan yang ditetapkan
oleh penguasa tidak ditujukan untuk memecah belah
bangsa, tetapi untuk memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa. Hal ini sesuai dengan hakikat Indonesia
yaitu satu kebangsaan dan satu cita-cita politik serta sesuai
dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
4.Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ini menegaskan bahwa negara berasal dari rakyat dan
segala kebijakan dan kekuasaan senantiasa untuk rakyat.
Sila ini memberikan legitimasi demokrasi bagi
penyelenggaraan Negara dimana segala kebijakan,
kewenangan dan kekuasaan harus sesuai kehendak rakyat.
5.Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
memberikan legitimasi hukum dalam kehidupan dan
penyelenggaraan negara.
Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar etika politik bagi bangsa Indonesia. Hal
ini mengandung pengertian nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila pancasila menjadi sumber etika politik yang harus selalu
diamalkan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia, baik oleh
rakyat ataupun penyelenggara negara. Oleh karena itu, kehidupan
politik meliputi berbagai aktivitas politik akan dinilai etis jika selalu
berpijak kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
selalu ditujukan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai