Anda di halaman 1dari 14

R A

E
L A U
I R
S BA
A
C E
N RD
A
P O
PANCASILA ERA ORDE BARU
1.Pengertian pancasila
Pancasila adalah philosofische grondslag
(dasar falsafah) Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang terdiri atas sila-sila:
Ketuhanan yang Maha Esa; Kemanusiaan
yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia;
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawarahan
perwakilan; dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Masa transisi (1966-1967)
Masa transisi (1966-1967)
Dalam masa 1966-1967 terdapat dualisme dalam ke
Masa transisi (1966-1967)
Dalam masa 1966-1967 terdapat dualisme dalam
Dalam masa 1966-1967 terdapat dualisme dalam kepemimpinan Nasional,
yaitu di satu pihak Presiden Sukarno yang masih aktif dan di pihak lain
kepemimpinan Nasional, yaitu di satu pihak
adanya tokoh Jendral pemberontakan G-30 S/PKI dalam waktu yang
singkat, serta melaksanakan dengan pasti usaha-usaha stabilisasi politik
Presiden Sukarno yang masih aktif dan di pihak lain
dan ekonomi berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966.

adanya tokoh Jendral Soeharto yang semakin


iden SukarnMasa transisi (1966-1967)
Dalam masa 1966-1967 terdapat dualisme dalam kepemimpinan Nasional,
populer. Ia populer berkat prestasinya menumpas
yaitu di satu pihak Presiden Sukarno yang masih aktif dan di pihak lain
adanya tokoh Jendral Soeharto yang semakin populer. Ia populer berkat
pemberontakan G-30 S/PKI dalam waktu yang
prestasinya menumpas pemberontakan G-30 S/PKI dalam waktu yang
singkat, serta melaksanakan dengan pasti usaha-usaha stabilisasi politik dan
singkat, serta melaksanakan dengan pasti usaha-
ekonomi berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966.
usaha stabilisasi politik dan ekonomi berdasarkan
o yang masih aktif dan di pihak lain adanya tokoh Jendral Soeharto yang semakin
populer. Ia populer berkat prestasinya menumpas pemberontakan G-30 S/PKI
Surat Perintah 11 Maret 1966.
dalam waktu yang singkat, serta melaksanakan dengan pasti usaha-usaha
stabilisasi politik dan ekonomi berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966.
2.      Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi
Stabilisasi berarti pengendalian inflasi,
agar supaya harga-harga tidak melonjak
terus secara cepat. Sedangkan rehabilitasi
adalah reahbilitasi secara fisik daripada
prasarana, rehabilitasi ekspor, rehabilitasi
alat-alat produksi yang banyak
mengalami kerusakan.[3] Dan juga
memperbarui landasan ekonomi dalam
ketetapan No.XXIII/MPRS/1966
3.      Perkembangan sosial budaya
Perkembangan pers dan media elektronika, titik tolak
dari pembinaan pers nasional adalah ketetapan sidang
umum MPRS IV tahun 1966. Dalam ketetapan ini
disebutkan “kebebasan pers Indonesia adalah
kebebasan untuk menyatakan serta menegakkan
kebenaran dan keadilan, dan bukanlah kebebasan
dalam penegertian liberalisme”. Disebutkan juga
bahwa kebebasan pers berhubungan erat dengan
keharusan adanya pertanggung jawaban, atau
singkatnya pers yang bertanggung jawab. Dan sahkan
UU No.11 Tahun 1966 tentang ketentuan pokok-pokok
pers dan disempurnakan dengan UU No.4 Tahun 1967.
Pancasila Pada Masa Orde Baru (1965-1998)
Terlaksananya dengan dasar “supersemar” dan TAP MPRS no.
XXXVII/MPRS/1968 periode ini disebut juga demokrasi
pancasila, karena segala bentuk penyelanggaraan negara
berlangsung berdasarkan nilai-nilai pancasila
Ciri-ciri umum :
1.      Mengutamakan musyawarah mufakat
2.      Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
3.      Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
4.      Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5.      Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksankan hasil
keputusan musyawarah
6.      Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur
7.      Keputusan dapat dipertanggungjawabkan
PERKEMBANGAN PANCASILA ERA ORDE
BARU

Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan


pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen semangat tersebut muncul berdasarkan
pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya
yang telah menyimpang dari pancasila serta UUD
1945. Demi kepentingan kekuasaan akan tetapi, yang
terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda dengan
apa yang terjadi pada masa orde lama, yaitu
pancasila tetap pada posisinya sebagai alat pembenar,
rezim, otoritarian di bawah Soeharto
Maka dari itu Pancasila perlu disosialisasikan
sebagai doktrin komprehensif dalam diri
masyarakat Indonesia guna memberikan
legitimasi atas segala tindakan pemerintah
yang berkuasa. dalam diri masyarakat
Indonesia. Adapun dalam pelaksanaannya
upaya indroktinisasi tersebut dilakukan
melalui berbagai cara, mulai dari
pengkultusan Pancasila sampai dengan
Penataran P4.
Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan
pemerintah orde baru guna memperoleh kontrol
sepenuhnya atas Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah
orde baru menempatkan Pancasila dan UUD 1945
sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak boleh
diganggu gugat. Penafsiran dan  implementasi
Pancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 1945
sebagai landasan konstitusi berada di tangan negara.
Pengkultusan Pancasila juga tercermin dari penetapan
Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober
sebagai peringatan atas kegagalan G 30 S/PKI dalam
upayanya menggantikan Pancasila dengan ideologi
komunis.
SOSIALIASI PANCASILA MELALUI PENATARAN P4
Pada era Orde Baru, selain dengan melakukan pengkultusan
terhadap Pancasila, pemerintah secara formal juga
mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila melalui TAP MPR NO
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) di sekolah dan di masyarakat. Siswa,
mahasiswa, organisasi sosial, dan lembaga-lembaga negara
diwajibkan untuk melaksanakan penataran P4. Tujuan dari
penataran P4 antara lain adalah membentuk pemahaman yang
sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan
pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan
nasional akan terbentuk dan terpelihara.
. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat
akan mengarah pada dukungan yang kuat
terhadap pemerintah Orde Baru. Selain
sosialisasi nilai Pancasila dan menerapkan
nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa,
dalam kegiatan penataran juga disampaikan
pemahaman terhadap Undang- Undang Dasar
1945 dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Pelaksanaan penataran P4 sendiri menjadi
tanggung jawab dari Badan Penyelenggara
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (BP7).
Masa Orde Baru yang telah ditinggalkan oleh Bangsa
Indonesia telah meninggalkan banyak warisan. Salah satu
warisan yang ditinggalkan oleh masa Orde Baru adalah
bidang politik

Secara ringkas, konsepsi ideologi atau keyakinan


terhadap gagasan pada masa Orde Baru
bertumpu pada dua kekuatan yakni
pembangunisme (developmentalism) dan
keyakinan akan dwifungsi ABRI
Sebelum lahir iedologi pembangunan yang digunakan Orde
Baru di kemudian hari ada perlunya melihat tiga teori sosial
yang mempengaruhi kalangan intelektual tahun 1960-an :

1. hipotesis Martin Lipset bahwa demokrasi politik umumnya


terjadi setelah keberhasilan pembangunan ekonomi.
2. pemikiran Daneil Bell tentang the end of ideology yang
menyebutkan bahwa akibat kemajuan teknologi,
pembangunan ekonomi di Barat telah berhasil menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi era Revolusi Industri
3. adanya pengaruh dari teori yang diajukan Samuel
Huntington yang mengemukakan akibat negatif dari mobilisasi
sosial tak terkendali di masyarakat sedang berkembang
Kesimpulan

Kecenderungan orde baru dalam memandang Pancasila sebagai doktrin


yang komprehensif terlihat pada anggapan bahwa ideologi sebagai sumber
nilai dan norma dan karena itu harus ditangani (melalui upaya indoktrinasi)
secara terpusat. Pada akhirnya, pandangan tersebut bermuara pada keadaan
yang disebut dengan perfeksionisme negara. Negara perfeksionis adalah
negara yang merasa tahu apa yang benar dan apa yang salah bagi
masyarakatnya, dan kemudian melakukan usaha-usaha sistematis agar
‘kebenaran’ yang dipahami negara itu dapat diberlakukan dalam
masyarakatnya. Sehingga formulasi kebenaran yang kemudian muncul
adalah sesuatu dianggap benar kalau hal tersebut sesuai dengan keinginan
penguasa, sebaliknya sesuatu dianggap salah kalau bertentangan dengan
kehendak penguasa.

Anda mungkin juga menyukai