Anda di halaman 1dari 164

BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

Memahami Tumbuh
Kembang Anak
masa dalam kandungan sampai usia
sekolah dasar

Fatma Nofriza, S.Pd, M.Si

i
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Memahami Tumbuh Kembang Anak


(masa dalam kandungan sampai usia sekolah dasar)

Penulis
Fatma Nofriza, S.Pd, M.Si

Editor
Tim UHAMKA PRESS

Copyrights © Fatma Nofriza, 2017


Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved

ISBN : 978-602-1078-62-4

Cetakan ke 1, September 2017

Diterbitkan oleh:

UHAMKA PRESS
Anggota IKAPI, Jakarta
Jl. Gandaria IV, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 7398898/ext: 112, Website: www.uhamkapress.com
E-mail: uhamkapress@yahoo.com

ii
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.


Alhamdulillahi rabbil a’lamin, atas izin-Nya saya
dapat menyelesaikan penulisan buku ini hingga terwujud
walaupun dalam bentuk yang amat sederhana. Shalawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, semoga kita sebagai umatnya akan
mendapatkan syafa’at di akhir zaman nanti. Amin.
Buku ini bertujuan untuk memahami tumbuh
kembang anak khususnya pada anak dalam masa
kandungan sampai usia sekolah dasar. Disamping
itu, buku ini juga bertujuan untuk memaksimalkan
potensi mahasiswa calon guru, guru dan dosen untuk
meningkatkan dan melengkapi bahan ajar.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan buku ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu mohon
dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga

iii
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Allah memberikan balasan yang setimpal atas apa yang


telah Bapak/Ibu berikan. Terima kasih.
Billahi Fisabililhaq Fastabiqul Khoirots
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Agustus 2017


Penulis,

Fatma Nofriza, S.Pd, M.Si.

iv
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................v
BAB I :PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

A. Pengertian Perkembangan...........................................1
B. Pertumbuhan dan Perkembangan............................3
C. Aspek-aspek Perkembangan (Fisiologis,
Psikologis dan Psikososial)…......................................5
D. Hukum-hukun Dasar Perkembangan……………...7
E. Tugas-tugas Perkembangan………....…………..…...10
F. Life Span Perspective………………………………….....18
BAB II :MASA DALAM KANDUNGAN
A. Persiapan Orangtua dalam Menanti Kelahiran
Bayi……...............................................................................24
B. Ciri-ciri Periode Pranatal…………………….......…....29
C. Pertumbuhan Janin dalam Kandungan…………..31
D. Berbagai Masalah Selama Masa Kehamilan.......35

v
Memahami Tumbuh Kembang Anak

BAB III :MASA BAYI


A. Kebutuhan Gizi Bayi Berdasarkan Kecukupan
Gizi Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang..........43
B. Perkembangan Bayi.......................................................45
C. Panduan Pola Asuh Masa Bayi…….……………....…61
BAB IV : MASA TODDLER
A. Pengertian……………………………………….………....…65
B. Perkembangan Anak Masa Toddler……..................72
C. Kemampuan yang Harus Dicapai
Toddler................................................................................85
D. Pola Asuh Masa Toddler…....……..........…………...….93
BAB V USIA PRA SEKOLAH
A. Pengertian…………………….................………….……...107
B. Perkembangan Fisiologis…............................….…...108
C. Perkembanga Kognitif……...........................……........109
D. Perkembangan Psikososial…........................…….....112
E. Emosi di Usia Pra Sekolah….….................................115
F. Pola Asuh……………........................................................118
BAB VI : USIA SD
A. Pengertian...........................................................……......121
B. Pertumbuhan Fisiologis Anak Usia SD.................123
C. Perkembangan Emosi…………......,,,...........................126

vi
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan
Daftar Isi

D. Perkembangan Kognitif…….......................................129
E. Perkembangan Psikososial………………………........134
F. Peranan Kelompok dan Permainan….......................139
G. Tugas-tugas Perkembangan………………..............…141
H. Pola Asuh……………………….…………...…....................151
DAFTAR PUSTAKA...........................................................153

vii
Memahami Tumbuh Kembang Anak

viii
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

BAB I

PERKEMBANGAN
DAN PERTUMBUHAN

A. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang
dinamis. Dalam proses tersebut terjadi perubahan-
perubahan yang bergerak maju secara bertahap mulai
dari masa di dalam kandungan sampai dengan usia lanjut.
Menurut Hurlock (2007) Perkembangan merupakan
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman. Maksud dari
proses kematangan merupakan kemampuan seseorang
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan sesuai
dengan tahap-tahapnya.

1
kematangan dan pengalaman. Maksud dari proses
kematangan merupakan kemampuan seseorang
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Sumber: https://www.flickr.com

Gambar 1.1 Pertumbuhan kaki adalah contoh


pertumbuhan yang bersifat Irrreversible

Contoh anak usia 6 bulan belum bisa dilatih berjalan


karena organ-organ kakinya belum siap menopang
tubuhnya. Sedangkan pengalaman adalah berbagai
hal yang dialami oleh diri sendiri baik secara langsung
maupun tidak langsung, dari yang tidak bisa menjadi
bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Sepanjang hidup manusia terutama saat usia
tumbuh kembang, disadari atau tidak, proses tersebut
terus terjadi dengan sendirinya dan bersifat menetap
dan tidak dapat diulang kembali (Irrreversible). Jadi
setiap manusia akan mengalami masa-masa peka
untuk memperoleh sesuatu yang baru demi kehidupan
masa depannya baik fisiologis maupun psikologis.
Namun jika diabaikan salah satu aspek dari tahap dan

2
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

proses perkembangan tersebut, maka akan terjadi


ketidakseimbangan dalam diri seseorang, terutama
tumbuh kembangnya.
Sehingga dapat disimpulkan perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang
terjadi pada setiap individu sebagai akibat (hasil) dari
proses kematangan dan pengalaman bersifat tetap
dan tidak dapat diulang. Ini berlangsung secara terus
menerus, dimulai pada saat individu dalam kandungan
hingga akhir hayatnya.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan serangkaian perubahan
yang terjadi dalam diri individu yang sifatnya
kuantitatif. Artinya pertumbuhan tersebut menunjukan
penambahan jumlah, berat, tinggi secara fisiologis dari
diri individu seperti bertambahnya berat badan dan
tinggi badan.
Jika pada perkembangan terlihat adanya
serangkaian perubahan yang terjadi dalam diri individu
yang sifatnya kualitatif. Artinya perkembangan tersebut
menuju pada peningkatan kualitas yang dicapai oleh
individu seperti kecerdasan, kematangan emosi. Maka
pada petumbuhan terlihat adanya peningkatan secara
kuantitatif (jumlah yang cenderung bisa dihitung, dan

3
Memahami Tumbuh Kembang Anak

diukur). Perkembangan lebih ditekankan pada proses


perubahan psikologi pada diri individu sedangkan
pertumbuhan menekankan pada fisiologis manusia.
Berdasarkan penjelasan di atas, perkembangan dan
pertumbuhanperkembangan
adalah proses yang tidak bisa dipisahkan
tersebut menuju pada peningkatan
satu sama lain. Setiap
kualitas yangindividu yangindividu
dicapai oleh berkembang,
seperti pasti
kecerdasan, kematangan emosi. Maka pada
mengalami proses pertumbuhan dan juga sebaliknya.
petumbuhan terlihat adanya peningkatan secara
Hal ini sejalankuantitatif
dengan irama dan tempo perkembangan
(jumlah yang cenderung bisa dihitung,
yang memangdanpada diukur).dasarnya
Perkembanganmanusia adalah
lebih ditekankan padamakhluk

yang individual diferrensial (berbeda satu dengan yang


proses perubahan psikologi pada diri individu
sedangkan pertumbuhan menekankan pada
lainnya).
fisiologis manusia.

Berdasarkan
Sumber: penjelasan di
https://www.flickr.com atas,
perkembangan dan pertumbuhan adalah proses
Gambar 1.2 Genetis dan lingkungan memiliki pengaruh
yang kuat pada bayi

Banyak kasus yang terjadi ada individu yang


mampu tumbuh tetapi terlambat dalam perkembangan,

4
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

sebaliknya mampu berkembang tetapi terlambat dalam


pertumbuhan. Ada pada sebagian individu tersebut
yang mengalami stagnasi pada salah satu tahap tumbuh
dan kembang yang dilaluinya. Hal demikian karena
pada diri anak terjadi suatu kondisi perkembangan dan
pertumbuhan yang terganggu. Hal ini sebagai akibat
potensi yang dibawa sejak lahir atau kondisi lingkungan
yang tidak mendukung proses tumbuh kembang anak
dengan baik, misalnya saja karena kurangnya asupan gizi
yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
terhambat prosesnya.

C.
Aspek-aspek Perkembangan (Fisiologis,
Psikologis dan Psikososial)
a. Aspek Fisiologi, merupakan aspek perubahan
biologis yang terjadi kearah yang lebih baik dan
lebih sempurna seperti bertambah tinggi badan,
berat badan dan sebagainya. Hal ini terbukti
dengan adanya perubahan fisik individu yang
terjadi sangat cepat dimulai sejak masa konsepsi
hingga masa kelahiran. Kemudian dilanjutkan
pada masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa.
Proses perkembangan fisik ditandai dengan
perubahan organ-organ fisik eksternal seperti
tangan, kaki, badan yang makin membesar,
memanjang, melebar atau makin tinggi.

5
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Sedangkan perubahan organ-organ internal


ditandai dengan matangnya sistem jaringan sel-
sel dan syaraf yang semakin kompleks mampu
meningkatkan kapasitas fungsi kelenjar, hormon
maupun keterampilan motoriknya.
b. Aspek Psikologis, adalah aspek yang mengarah
kepada psikis individu. Setiap penambahan
umur manusia akan mengalami peningkatan
kemampuan dalam berfikir dan mengendalikan
emosi. Hal ini akan nampak dalam bentuk
perilaku yang semakin baik dan kepribadian
yang semakin mandiri serta pengendalian
emosi yang semakin baik. Berbagai tantangan
yang ditemui dalam kehidupan akan membuat
individu semakin matang dalam berbagai aspek
psikologisnya .
c. Aspek Psikososial, merupakan aspek yang
mengarah kepada fungsi manusia sebagai
makhluk sosial yang saling membutuhkan orang
lain dalam hidupnya. Manusia diuntut untuk
dapat menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Dengan berinteraksi terhadap
lingkungan dan orang-orang disekitarnya maka
ia akan mampu mengubah persepsi, pandangan,
sikap dan perilaku. Individu yang memiliki
banyak pengalaman dalam berhubungan

6
c. Aspek Psikososial, merupakan aspek yang
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan
mengarah kepada fungsi manusia sebagai
dengan orang
makhluklain maka
sosial darisaling
yang aspekmembutuhkan
sosial akan
lebih unggul
orang dibandingkan yang Manusia
lain dalam hidupnya. banyak diuntut
dilatih
dengan aspek
untuk kognitif
dapat saja.
menyesuaikan diri dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan

Sumber: https://www.flickr.com
berinteraksi terhadap lingkungan dan orang-
Gambarorang
1.3 Seluruh Aspek fisiologis, psikologis,
disekitarnya maka ia akan mampu
dan psikososial terus berkembang beriringan
mengubah persepsi, pandangan, sikap dan
perilaku. Individu yang memiliki banyak
D. Hukum-hukun Dasar dalam
pengalaman Perkembangan
berhubungan dengan orang

Merupakan lain maka dari


proses aspek sosial akan
perkembangan lebih terjadi
yang unggul

pada manusia yang bersifat deduktif, dan menunjukan


adanya hubungan tetap (continue). Selama proses
perkembangan itu lazimnya disebut sebagai hukum
dasar perkembangan. Hukum dasar perkembangan
adalah hal-hal terjadi dalam diri anak yang perlu menjadi
perhatian orang tua dan guru dalam mengamati anak
yang sedang tumbuh dan berkembang. Diantara hukum

7
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dasar perkembangan tersebut adalah:


a. Hukum Tempo Perkembangan
Bahwa perkembangan individu unik dan
berbeda atau menurut temponya masing-masing.
Ada yang cepat (singkat) ada pula yang lambat.
Tidak ada manusia yang sama persis sama dalam
perubahan yang dialaminya. Adakalanya seorang
yang terlebih dahulu mampu berjalan, tapi
terlambat dalam memulai berbicara.
Namun yang penting adalah keterlambatan itu
masih dalam tahapnya. Jika terlambat dari tahap
dan fasenya, maka orang tua perlu mewaspadai
dan segera konsultasi dengan ahli apabila terjadi
keterlambatan sesuai dengan kondisi umum
tersebut.
b. Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan seorang anak mengalami
gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga
dewasa. Bahkan tidak menutup kemungkinan,
akan mengalami kemunduran dalam suatu bidang
tertentu atau tahapan tertentu karena ada situasi
dan kondisi yang menyebabkan individu mengalami
kemunduran pada tahap sebelumnya.
Setiap tahap perkembangan memiliki irama
masing-masing. Pada tahap bayi perkembangan

8
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

berjalan dengan sangat cepat, tapi bisa jadi pada


tahap ini juga terjadi stagnasi atau keterhambatan.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh kondisi anak
sendiri (kondisi biologis dan psikologis yang
ada pada dirinya) dan lingkungannya. Semakin
bertambah usia, individu akan dihadapkan pada
berbagai persoalan baru. Jika dirinya tidak siap
dan lingkungan tidak mendukung, hal ini akan
membuat anak stagnant pada tahap tertentu dan
berbahaya bagi masa tumbuh kembang selanjutnya.
Kemampuan dalam menghadapi persoalan
baru sangat ditentukan bagaimana lingkungan
membimbing dan mengarahkan dengan metode/
strategi tertentu agar anak semakin matang dan
mandiri.
c. Hukum Hierarki Perkembangan
Untuk mencapai fase perkembangan tertentu
manuasia harus melalui tingkatan tahap-tahap dan
tidak mungkin dengan cara sepontan atau sekaligus.
Contoh perkembangan pikiran/intelektual anak,
mesti didahului dengan perkembangan pengenalan
dan pengamatan. Sehingga berdasarkan hierarki
tersebut perkembangan tidak bisa diputar ulang.
d. Hukum Masa Peka
Masa peka merupakan suatu masa dimana

9
Memahami Tumbuh Kembang Anak

anak lebih mudah mencapai kemampuan tertentu


melalui latihan dan belajar sesuai dengan tugas
perkembangan dan tahapnya baik kemampuan fisik
maupun psikologis. Sebab perkembangan fungsi
tersebut tidak berjalan serempak/bersamaan
antara satu dengan yang lainnya, contoh bayi yang
berumur enam bulan belum bisa dilatih untuk
berjalan. Tetapi memasuki usia satu tahun akan
lebih mudah dilatih karena masa peka untuk
berjalan terdapat kurang lebih pada saat bayi
berumur satu tahun.
Istilah masa peka pertama kali diperkenalkan
oleh seorang ahli biologi dari Belanda bernama
Prof. Dr. Hugo de Vries (Ahmadi, 2005). Kemudian
istilah tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan
khususnya psikologi oleh Dr, Maria Montessori
(Wiji dan Purnami, 2008).

E. Tugas-tugas Perkembangan
Menurut tokoh yang lahir pada tanggal 5 Juni
1900 di Indiana, Robert James Havighurst, setiap
tahap perkembangan manusia memiliki tugas-tugas
perkembangan tertentu. Havighurst menjelaskan
tugas perkembangan tersebut adalah kemampuan
yang harus dimiliki individu sesuai dengan tahapan

10
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

perkembangannya. Di akhir tahap perkembangan


diharapkan semua tugas sudah terpenuhi yang
menunjukan individu tersebut mencapai kematangan
dalam berbagai aspek baik aspek kognitif, emosi dan
sosial.
Pada tahap lanjut yang merupakan akhir dari
pencapaian tugas perkembangan individu telah berada
pada tahap integrasi atau “integrity”. Keikhlasan dan
kepasrahaan dan kebahagiaan yang dirasakan selama
hidup benar- benar menjadi bahagian dari diri yang
ditunjukkan siap menghadapi kematian kapanpun.
Tuntutan hidup saat usia lanjut hanyalah mencapai
kebahagiaan hakiki dengan menjalankan semua realita
hidup dengan sikap yang ikhlas dan pasrah dalam
kondisi apapun. Hal ini dalam agama islam bahwa
tujuan hidup manusia adalah meninggal dengan kondisi
husnul khatimah karena keikhlasan dan kepasrahan
dalam mempersiapkan diri menuju alam baqa.
Untuk lebih jelasnya tentang tugas perkembangan
pada setiap tahap kehidupan manusia menurut
Havighurst dapat dilihat pada tabel berikut (Hurlock,
2007; Gunarsa, 2006).

11
Memahami Tumbuh Kembang Anak
Tabel 1.1 Tugas Perkembangan Meurut
Tabel 1.1 Tugas Perkembangan Meurut Havighurst
Havighurst
Masa Tugas Perkembangan
No Perkembangan
1 Masa Bayi dan  Belajar berjalan
Anak-anak  Belajar mekan makanan
padat
 Belajar berbicara
 Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran
tubuh
 Mempelajari perbedaan
seks dan tata caranya
 Mempersiapkan diri
untuk membaca
 Belajar membedakan
benar dan salah serta
mulai mengembangkan
hati nurani
2 Masa Anak-anak  Mempelajari
Madya keterampilan fisik yang
diperlukan untuk
permainan-permainan
umum.
 Membangun sikap yang
sehat mengenai diri
sendiri sebagai makhluk
yang sedang tumbuh.

12
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

 Belajar menyesuaikan
diri dengan teman-teman
seusianya.
 Mulai mengembangkan
peran sosial pria atau
wanita yang tepat.
 Mengembangkan
keterampilan-
keterampilan dasar
untuk membaca, menulis
dan berhitung.
 Mengembangkan
pengertian-pengertian
yang diprtlukan untuk
kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan hati
nurani, pengertian
moral, tata da tingkatan
nilai.
 Mengembangkan sikap
terhadap kelompok-
kelompok sosial dan
lembaga-lembaga.
 Mencapai kebebasan
pribadi.
3 Masa Remaja  Mencapai hubungan baru
dan yang lebih matang
dengan teman sebaya

13
Memahami Tumbuh Kembang Anak

baik pria maupun


wanita.
 Mencapai peran sosial
pria dan wanta.
 Menerima keadaan
fisiknya dan
menggunakan tubuhnya
secara efektif.
 Mengharapkan dan
mencapai perilaku sosial
yang bertanggung jawab.
 Mencapai kemandirian
emosional dari orangtua
dan orang dewasa
lainnya.
 Mempersiapkan karier
ekonomi.
 Mempersiapkan
perkawinan dan
keluarga.
 Memperoleh perangkat
nilai dan system etis
sebagai pegangan untuk
berperilaku
mengembangkan
ideologi.
4 Awal Masa  Mulai bekerja
Dewasa  Memilih pasangan

14
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

 Belajar hidup denga


tunangan
 Mulai membina keluarga
 Mengasuh anak
 Mengelola rumah tangga
 Mengambil tanggung
jawab sebagai warga
Negara
 Mencapai kelompok
sosial yang
menyenangkan
5 Masa Usia  Mencapai tanggung
Pertengahan jawab sosial dan dewasa
sebagai warga Negara
 Membantu anak-anak
remaja menjadi orang
dewasa yang
bertanggung jawab dan
bahagia
 Mengadakan kegiatan-
kegiatan pengisi waktu
senggang untuk orang
dewasa
 Menghubungkan diri
sendiri dengan pasangan
hidup sebagai suatu
individu
 Menerima dan

15
Memahami Tumbuh Kembang Anak

menyesuaikan diri
dengan perubahan-
perubahan fisiologis
yang terjadi pada tahap
ini
 Mencapai dan
mempertahankan
prestasi yang
memuaskan dalam
karier pekerjaan
 Menyesuaikan diri denga
orang tuayang semakin
tua

6 Masa Lansia  Menyesuaikan diri
dengan semakin
menurunnya kekuatan
fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri
dengan masa pensiun
dan berkurangnya
income (penghasilan)
keluarga
 Menyesuaikan diri
dengan kematian
pasangan hidup
 Membentuk hubungan
dengan orang-orang
yang seusia

16
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

 Membentuk pengaturan
kehidupan fisik yang
memuaskan
 Menyesuaikan diri
dengan kehidupan
sosaial secara luwes.

Untuk pencapaian tugas perkembangan


Untuk pencapaian tersebut
tugas perkembangan
sepertitersebut
yang dijelaskan sebelumnya
seperti yang dikenal
dijelaskan dengan
sebelumnya
istilah dikenal
masa dengan
peka, artinya masapeka,
istilah masa dimana individu-
artinya masa
individu lebih mudah dilatih atau dibiasakan untuk
dimana individu-individu lebih mudah dilatih
memiliki kemampuan tertentu sesuai dengan tahap
atau dibiasakan untuk memiliki kemampuan
perkembangannya. Jika masa peka itu terlewatkan
tertentu sesuai dengan tahap perkembangannya.
karena tidak adanya rangsangan/ stimulus
yang diberikan orang tua untuk mencapai tidak
Jika masa peka itu terlewatkan karena tugas
adanya rangsangan/
perkembangan tersebut, makastimulus yang mengalami
anak akan diberikan
orang
kesulitan untuktuamasuk
untuk pada
mencapai
tahaptugas perkembangan
selanjutnya.
tersebut,
Oleh karenamaka anak akan
itu, orang mengalami
tua perlu kesulitan
memperbanyak
stimulus agar
untuk anakpada
masuk memperoleh pengalaman belajar
tahap selanjutnya.
secara maksimal. Namun perlu menjadi catatan bagi
Oleh karena pengalaman
orang tua, memperbanyak itu, orang bukantua berarti
perlu
memperbanyak
overload stimulus
atau terlalu pada agar anak
satu aspek memperoleh
saja seperti hanya
pada aspek kognitifbelajar
pengalaman serta mengabaikan
secara maksimalaspek agar
yang
lainnya.mendapat
Semua aspek perkembangan
keuntungannya. Namunperlu
perlumendapat
menjadi
porsi yang samabagi
catatan agar anak
orang mampu
tua, mengembangkan
memperbanyak
kecerdasan intelektual, emosional, soial, dan spiritual
pengalaman bukan berarti overload atau terlalu
secara baik.

17
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Untuk pencapaian tugas perkembangan tersebut,


faktor-faktor pendukung disamping stimulus dari
lingkungan yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi
dari anak sendiri selama masa tumbuh kembangnya.
Misalnya kesehatan atau gizi yang buruk, pengalaman
yang dimiliki akibat perlakukan yang tidak tepat bahkan
mengalami trauma yang mengakibatkan terganggunya
perkembangan psikologisnya. Kecelakaan yang
mengakibatkan anak kehilangan salah satu anggota
tubuh atau bahkan bahagian central dari sistem tubuh
yaitu otak. Oleh karena itu dukungan, pemeliharaan,
pendidikan, pegawasan, dan bimbingan yang tepat harus
selalu menjadi perhatian orangtua atau pengasuhnya.

F. Life Span Perspective


Life span perspective dikembangkan oleh para
ahli perkembangan untuk menjelaskan bahwa
perkembangan manusia berlangsung sepanjang hayat
manusia. Oleh karena itu setiap tahap perkembangan
‘saling’ memberikan warna dan berinteraksi. Pada satu
tahap perkembangan mungkin saja manusia mengalami
kemajuan atau kemunduran pada satu aspek atau pada
semua aspek.
Namun, bukan berarti ketika manusia mengalami
kemunduran ia hanya stagnant. Proses kehidupan yang
dilalui manusia dalam perkembangannya berlangsung

18
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

terus menerus dan berakhir sampai usia lanjut. Sampai


pada tahap remaja akhir terjadi proses pertumbuhan
secara terus menerus. Memasuki usia dewasa dan
usia lanjut, secara fisiologis tidak terjadi lagi proses
pertumbuhan tetapi secara psikologis proses tersebut
tetap berlanjut tetapi lebih menekankan pada
pencapaian kedewasan dan kematangan emosi untuk
mempersiapkan diri menjadi manusia yang holistik.
Menurut Paul Baltes (Santrock, 2002) menekankan
life span perspective pada 7 point penting yaitu sebagai
berikut.
1. Perkembangan adalah seumur hidup (lifelong);
tidak ada usia yang mendominasi perkembangan.
Perkembangan meliputi semua aspek, yang
sering berinteraksi dengan dinamis sepanjang
siklus kehidupan tahap-tahap perkembangan;
2. Perkembangan adalah multidimensional;
perkembangan terdiri dari dimensi biologis,
kognitif dan sosial. Misalnya ada banyak
komponen untuk aspek psikologis seperti
kepribadian, sifat, watak dan sebagainya.

19
2. Perkembangan adalah multidimensional;
perkembangan terdiri dari dimensi biologis,
kognitif dan sosial. Misalnya ada banyak
Memahami Tumbuh Kembang Anak
komponen untuk intelegensia saja terbagi-bagi:

Sumber: https://www.flickr.com

Gambar 1.4 Life Span Perspective berusha


memahami manusia dari dalam kandungan
sampai dengan kematiannya

3. Perkembangan adalah multidireksional;


Beberapa dimensi atau komponen dari satu
dimesi dapat meningkat dalam pertumbuhan,
sementara dimensi atau komponen lain
menurun. Misalnya: orang dewasa semakin
arif dengan berbagai pengalaman, tetapi untuk
melaksanakan tugas-tugas yang menuntut
kecepatan dalam memproses informasi lebih
buruk.
4. Perkembangan dipelajari dari berbagai disiplin
ilmu; mempelajari perkembangan manusia
dari berbagai displin seperti biologi, sosiologi,
psikologi dan sebagainya.
5. Perkembangan adalah kontekstual; individu
secara terus menerus merespon dan bertindak
bedasarkan konteks yang meliputi biologis,

20
BAB I Perkembangan dan Pertumbuhan

kebudayaan, lingkungan fisik, konteks sosial,


kesejarahan dan lain sebagainya.
6. Perkembangan adalah plastis (lentur); penalaran
orang dewasa bisa ditingkatkan melalui latihan.
Semakin banyak latihan maka daya nalar
semakin baik.
7. Perkembangan melekat secara kesejahteraan/
dipengaruhi oleh kondisi kesejarahan; pada
wanita dewasa usia 30 tahun, tahun 60-an
dengan tahun 90-an berbeda dalam pengalaman
masa lampau.
Lebih lanjut, Elizabeth B. Hurlock (2007) membagi
life span perspective dalam beberapa periodesasi yaitu
sebagi berikut.
a. Masa sebelum lahir (prenatal); 9 bulan
b. Masa bayi baru lahir (new born); 0-2 minggu
c. Masa bayi (babyhood); 2 minggu – 2 tahun
d. Masa kanak-kanak awal (early childhood); 2-6
tahun
e. Masa kanak-kanak akhir (later childhood); 6-12
tahun
f. Masa puber (puberty); 11/12-15/16 tahun
g. Masa remaja (adolescence); 15/16-21 tahun
h. Masa dewasa awal (early adulthood); 20-40
tahun

21
Memahami Tumbuh Kembang Anak

i. Masa dewasa madya (middle adulthood); 40-60


tahun
j. Masa usia lanjut (later adoldhood); 60- …

22
BAB II Masa dalam Kandungan

BAB II

MASA DALAM KANDUNGAN

Periode prenatal adalah periode masa dalam


kandungan yang dimulai sejak masa konsepsi, yakni
ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki (spermatozoa) sampai dengan waktu kelahiran
seorang individu. Tetapi menjadi periode yang sangat
penting karena pada tahap inilah terbentuknya potensi-
potensi manusia yang akan berpengaruh pada tahap
selanjutnya. Pada umumnya masa ini berlangsung
selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir.
Periode prenatal merupakan periode perkembangan
manusia yang paling singkat dan sangat cepat dalam
diri individu (Desmita, 2010).
Periode prenatal merupakan masa yang mengandung
banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Pada
periode ini merupakan masa dimana bahaya-bahaya
lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis sangat
memengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau
dapat mengakhiri suatu perkembangan. Untuk itu

23
Memahami Tumbuh Kembang Anak

diperlukan persiapan agar orang tua siap menerima


kehadiran anak dalam kehidupannya agar tercapainya
tumbuh kembang yang optimal.

A. Persiapan orangtua dalam menanti kelahiran


bayi.
Persiapan tidak hanya finansial tetapi juga
persiapan psikologis pasangan terutama ibu yang akan
mengalami perubahan kondisi tubuh selama anak dalam
masa kandungan. Wanita dalam keadaan hamil juga
membutuhkan pengertian suami agar menjalaninya
dengan bahagia tanpa rasa beban. Beberapa persiapan
yang diperlukan meliputi:
1. Biaya Kontrol dan persalinan
Selama hamil ibu perlu mendapat perawatan
khusus dan bimbingan dari ahli seperti bidan, spesialis
kandungan. Masa dalam kandungan adalah masa yang
unik. Banyak hal yang mungkin tidak diketahui oleh ibu
bagaimana harusnya merawat dan menjaga kesehatan
pada masa ini. Salah dalam mengambil satu tindakan
seperti jika ibu sakit minum obat yang ternyata justru
membahayakan janin maka berakibat tidak baik bagi
janin. Oleh karena itu ibu perlu mendapat bimbingan,
pengawasan dari yang ahli minimal setiap bulan harus
rutin kontrol. Sebaiknya biaya ini sudah diperkirakan

24
baik bagi janin. Oleh karena itu ibu perlu mendapat
bimbingan, pengawasan dari yang ahliBAB II Masa dalam Kandungan
minimal
setiap bulan harus rutin kontrol. Sebaiknya biaya
dan dipersiapkan sebelum kehadiran janin. WHO
ini sudah diperkirakan dan dipersiapkan sebelum
sangat menyarankan agarsangat
kehadiran janin. WHO setiap ibu hamil
menyarankan agar melakukan
setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan
pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari
kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat
saat pemeriksaan
pemeriksaankehamilan
kehamilan pertama pertama kali hingga usia
kali hingga usia
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari
usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu
usia kehamilan
minggu 28-36
sekali dariminggu dan36setiap
usia kehamilan minggu satu minggu
sekali dari usia kehamilan
hingga waktunya 36 minggu hingga waktunya
melahirkan.
Biaya yang juga perlu dipersiapkan adalah
melahirkan.biaya persalinan. Kondisi ibu saat persalinan dapat
saja berubah–ubah. Sebahagian wanita tentu

Sumber: https://www.flickr.com

Gambar 2.2 Pemeriksaan kesehatan secara berkala


selama periode kehamilan, memperkecil resiko
gangguan pada ibu dan bayi

Biaya yang juga perlu dipersiapkan adalah biaya


persalinan. Kondisi ibu saat persalinan dapat saja
berubah–ubah. Sebahagian wanita tentu menginginkan

25
Memahami Tumbuh Kembang Anak

persalinan yang normal dan dalam keadaan sehat.


Tetapi pada saat melahirkan justru kondisi ini bisa
saja berubah tergantung posisi dan kondisi bayi
pada saat persalinan, kesehatan ibu yang mungkin
sewaktu waktu dokter mewajibkan operasi. Agar ibu
tidak panik pada saat melahirkan sebaiknya pasangan
sudah mempersiapkan terlebih dahulu dengan semua
kemungkinan tersebut agar tidak menimbulkan beban
bagi ibu saat melahirkan.
2. Gizi yang dibutuhkan Ibu dan Janin
Seperti yang sudah dijelaskan ibu hamil memerlukan
asupan gizi yang cukup baik untuk kesehatan janin
maupun untuk ibunya. Oleh karena itu perlu dana ekstra
untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu seperti pembelian
susu untuk ibu hamil, makanan dengan protein yang
cukup, dan vitamin yang diperlukan ibu dan makanan
alami lainnya yang bervariasi agar janin mendapatkan
sumber yang bervariasi. Semakin bervariasi kandungan
gizi yang dimakan ibu tentu saja semakin baik untuk
janin agar janin mendapatkan gizi yang cukup.

26
gizi yang dimakan ibu tentu saja semakin baik
untuk janin agar janin mendapatkan gizi yang
BAB II Masa dalam Kandungan
cukup.

Sumber: http://www.ohsu.edu/
Sumber: http://www.ohsu.edu/
GambarGambar
2.3 My Pregnancy Plate adalah
2.3 My Pregnancy contoh
Plate adalah panduan
contoh
menu untuk ibu hamil yang dikeluarkan oleh Oregon
panduan menu untuk ibu hamil yang dikeluarkan
Health & Science University
oleh Oregon Health & Science University

3. Persiapan Psikologis
Persiapan psikologis
3. Persiapan terutama sekali dari ibu yang
Psikologis
akan mengalami perubaan fisik dengan kehadiran
Persiapan psikologis terutama sekali dari ibu
janin ditubuhnya. mencakup berbagai aspek yaitu
yang akan mengalami perubaan fisik dengan
kognitif yang mencakup pemahaman tentang ibu hamil.
Pemahaman tersebut diantaranya tentang bagaimana
perkembangan janin selama dalam kandungan setiap
minggu dan bulan agar ibu memperhatikan asupan gizi
yang harus dimakan. Pemahaman tentang kematangan
emosi ibu dalam menghadapi dan menyelesaikan

27
Memahami Tumbuh Kembang Anak

masalah selama hamil agar terhindar dari kondisi stress


yang berakibat tidak baik bagi janin. Serta kesadaran
religius untuk menerima amanah dari Tuhan dengan
sebuah rasa tanggungjawab dan keikhlasan untuk
membesarkan dan merawatnya. Hal yang tidak kalah
pentingnya juga adalah mengembangkan sikap positif
terhadap mulainya menjalani peran sebagai ibu.
Peran suami atau calon ayah juga tidak kalah
pentingnya agar ibu hamil tetap bahagia menjalani
perubahan tubuhnya. Memberikan motivasi, perhatian,
dukungan dan mendampingi istri dalam menghadapi
masalah adalah hal yang utama diperlukan istri selama
hamil. Pengertian dan pemahaman terhadap kondisi
istri selama hamil sangat dibutuhkan agar ibu hamil
jauh dari kondisi stress.
4. Menghentikan kebiasaan buruk selama hamil.
Kebiasaan buruk adalah kebiasaan yang
membahayakan janin. Wanita zaman modern
memiliki kebiasaan yang tidak lazim, seperti merokok,
minum alkohol dan yang lebih berbahaya adalah
konsumsi narkoba. Sebahagian ibu hamil tidak
mampu menghentikan kebiasaan buruk tersebut yang
tentunya beresiko terhadap tumbuh kembangnya
janin. Pemakaian obat penenang seperti softenon akan
mengakibatkan bayi cacat berat terutama bayi berumur
hari ke 34 dan ke 50. (Haditono, 2004).

28
BAB II Masa dalam Kandungan

B. Ciri-ciri Periode Pranatal


Menurut Hurlock (2007), periode prenatal memiliki
6 periode penting, yaitu:
1. Periode dimana sifat bauran sebagai potensi dasar
perkembangan anak.
Potensi yang dimaksud adalah genetik yang akan
dibawa anak baik itu yang berasal dari ibu, ayah atau
orang-orang terdekat yang memiliki ikatan biologis
langsung dengan janin. Hasil bauran ini bisa saja
yang mengandung potensi baik atau potensi tidak
baik yang berasal dari kedua keturunan orangtua
ayah atau ibu.
2. Kondisi kesehatan ibu dapat mendorong atau
mengganggu perkembangan janin.
Ibu yang sedang hamil diharapkan sangat
menjaga kondisi kesehatannya. Kesehatan tersebut
tidak hanya penyakit ringan seperti flu, demam,
batuk tetapi dari riwayat penyakit yang cukup berat
seperti diabetes, jantung dan sebagainya. Semua
konsumsi obat ibu hamil sebaiknya harus dibawah
pengawasan dokter karena memang tidak semua
obat yang aman bagi ibu hamil.
3. Periode dimana jenis kelamin sudah ditentukan dan
tidak bisa dirubah.
Jenis kelamin anak sudah ditentukan sejak

29
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dalam kandungan bahkan dengan USG jenis


kelamin anak sudah dapat diprediksi sejak awal.
Hanya saja prediksi USG terkadang meleset oleh
karena sesuatu yang memang semuanya takdir Allah
SWT. Namun dalam beberapa tahun belakangan
ini kecenderungan prediksi USG tidak jauh beda
hasilnya dengan pada saat anak lahir apakah bayi
laki-laki atau perempuan karena kecanggihan
teknologi USG saat ini.
4. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi sesuai
tahap dan dapat diprediksi.
Dengan usia yang begitu singkat dokter
sudah bisa memperkirakan pada setiap tahap
perkembaangan berapa berat janin, ukuran dan
kemampuan geraknya. Sehingga jika berat, gerakan
kurang dari yang diprediksi dokter maka dokter
meminta ibu hamil lebih giat lagi mengkonsumsi
makanan dan sebaliknya jika kelebiha berat pada
tahap tertentu justru dokter menyarankan ibu hamil
membatasi konsumsi karbohidratnya.
5. Periode yang penuh bahaya
Ibu terjatuh, sakit, mengalami emosi yang
hebat semuanya membahayakan janin. Oleh
karena itu sangat penting menjaga kesehatan ibu,
cara berjalan dan menjaga kondisi emosi ibu agar
tidak menimbulkan akibat langsung bagi janin.

30
BAB II Masa dalam Kandungan

Bahkan untuk berolahragapun ibu perlu mendapat


bimbingan dan pengarahan yang tepat agar tidak
membahayakan bagi janin.
6. Periode dimana orang-orang yang berarti
membentuk sikap terhadap individu yang baru.
Mislanya saja perliku yang ditunjukkan oleh mertua,
ipar, suami, adik, kakak akan menentukan sikap
dan kesehatan anak setelah lahir. Tekanan-tekanan
yang diberikan oleh orang-orang terdekat pada
wnaita yang hamil akan memberi dampak pada
janin. Bahkan dampak yang paling berat adalah
janin mengalami kecacatan jika tekanan tersebut
dirasakan berkelanjutan/kontinu oleh wanita hamil.

C. Pertumbuhan Janin dalam Kandungan


Secara biologis kehidupan dimulai sejak masa
konsepsi. Umur janin dihitung dari saat fertilisasi
atau saat sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai
dengan saat pertumbuhannya berbagai nama diberikan
pada anak yang dikandung itu.
1. 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut periode
ovum
2. 3-5 minggu disebut periode embrio:
pertumbuhan alat-alat badan dalam bentuk
dasar sudah terjadi.

31
Memahami Tumbuh Kembang Anak

3. Lebih dari 5 minggu disebut periode fetus: pada


periode ini sudah berbentuk manusia yang
belum sempurna.
Dalam praktek kedokteran, kehamilan dihitung
dari haid yang terakhir jadi ada perbedaan ±
2. 3-5 minggu disebut periode embrio: pertumbuhan
2 minggu alat-alat
yang badanditentukan dari
dalam bentuk dasar sudah terjadi.ovulasi. Lagi

pula tuanya kehamilan


3. Lebih dari 5 minggu disebutdihitung dalam bulan,
periode fetus: pada
periode ini sudah berbentuk manusia yang belum
masing-masing
sempurna.
4 minggu. Berikut ini merupakan
perkembangan bayi dan kondisi ibu dari waktu ke
Dalam praktek kedokteran, kehamilan dihitung
waktu sejak masa
dari haid kehamilan
yang terakhir (Sarwono,
jadi ada perbedaan ± 2 minggu 2013)
yang ditentukan dari ovulasi. Lagi pula tuanya
kehamilan dihitung dalam bulan, masing-masing 4

Sumber: Ariёns and Simonis 1974


Gambar 2.4 Perkembangan Fetal dan Periode Kritis
Pada Janin
Berdasarkan gambar yang ada, terlihat bahwa

32
BAB II Masa dalam Kandungan

setiap waktu mulai dari hitungan detik, menit, jam dan


hari terjadi pertumbuhan fisilogis janin yang sangat
pesat. Oleh karena itu masa ini diistilahkan juga salah
satu periode emas sepanjang kehidupan manusia. Amat
disayangkan jika ibu hamil tidak peduli dengan asupan
gizi dan nutrisi yan sangat berguna untuk janin dan
ibu hamil sendiri. Berikut ini dapat dipaparkan asupan
makanan yang harus diperhatikan oleh ibu hamil yaitu :
1. Kalori (karbohidrat dan lemak).
Kalori berguna untuk menunjang tumbuh
kembangnya janin seperti, tenaga dan berat dan ukuran
organ-organ tubuh janin sesuai periodenya. Ibu dalam
mencukupkan kalori tidak hanya bersumber dari nasi,
tetapi bahan-bahan lain yang kandungannya seimbang
juga dapat menambah kalori seperti kentang, jagung,
dan sebainya.
2. Protein
Protein berguna untuk pembentukan sel-sel baru
dan sebagai bahan pengatur dan pembentukan tulang.
Protein dapat diperoleh pada sumber hewani dan
nabati. Untuk ibu hamil disarankan makan makanan
yang sumber proteinnya sudah matang agar terhindar
dari virus atau kuman yang dibawa dari daging hewan
atau tumbuhan yang melekat pada bagian makanan
tersebut. Jika ibu hamil tidak memiliki riwayat alergi
dengan makanan tertentu lebih baik memakan

33
Memahami Tumbuh Kembang Anak

makanan yang variatif baik hewani dan tumbuhan


agar janin mendapatkan sumber yang lengkap untuk
pertumbuhannya.
3. Asam folat dan seng (Zn)
Berguna untuk pembentukan otak dan syaraf
pusat. Makanan ini terdapat di jeruk, pisang, bayam,
brokoli, wortel, dan tomat. Makanan ini terutama sekali
dibutuhkan waktu umur bayi tiga bulan pertama. Hal ini
karena pertumbuhan sistem syaraf pusat sangat pesat
3. Asam folat dan seng (Zn)
terjadi di tri semester pertama. Amat disayangkan jika
Berguna untuk pembentukan otak dan syaraf pusat.
ibu hamil
Makananmasa ini yang
ini terdapat juga
di jeruk, pisang,terkadang mengalami
bayam, brokoli,
masa ngidam
wortel, dan tidak tomat. mau
Makanan makan sehingga
ini terutama sekali asupan
dibutuhkan waktu umur bayi tiga bulan pertama. Hal ini
untuk pembentukan SSP (sistem syaraf pusat) menjadi
karena pertumbuhan sistem syaraf pusat sangat pesat
berkurang.
terjadi di tri semester pertama. Amat disayangkan jika ibu
hamil masa ini yang juga terkadang mengalami masa

ngidam tidak mau makan sehingga asupan untuk


Sumber: Sumber: https://www.flickr.com
pembentukan SSP (sistem syaraf pusat) menjadi
Gambar 2.5 Makanan beragam dengan kandungan gizi
berkurang.
seimbang sangat diperlukan selama masa kehamilan
Sumber: Sumber: https://www.flickr.com

34
BAB II Masa dalam Kandungan

4. Kalsium
Berguna untuk pembentukan tulang janin. Asupan
kalsium ibu yang cukup pada masa hamil merupakan
pondasi untuk kokohnya pembentukan tulang setelah
lahir. Jika ibu kurang asupan kalsium maka janin
akan mengambil sebahagian cadangan dari ibu dan
ini berakibat tidak baik bagi ibu. Kasus yang terjadi
pada seorang ibu dikampung penulis Kota Padang
Sumatera Barat pada tahun 1984 setelah melahirkan
ibu mengalami kelumpuhan karena kurang kalsium
saat hamil.
5. Zat besi.
Gunanya untuk: pembentukan darah, agar janin dan
ibunya tidak anemia. Hal ini juga sangat penting karena
kekurangan zat besi menyebabkan ibu lemah dan juga
janinnya. Aktivitas dan gerak yang cukup menandakan
janin sehat, tetapi jika kekurangan zat besi menyebabkan
janin kurang gerak dan indikasi janin tidak sehat.
Selain yang telah disebutkan, ibu hamil masih
banyak memerlukan asupan tambahan lainnya seperti
vitamin, makanan yang berserat dan minum air yang
cukup agar ibu dan janin tetap sehat.

D. Berbagai Masalah Selama Masa Kehamilan


Ibu yang sedang hamil seharusnya memperhatikan
berbagai hal agar janin tumbuh kembang sesuai dengan

35
Memahami Tumbuh Kembang Anak

yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diperhatikan


berbagai aspek baik sebelum kehamilan dan pada saat
kehamilan. Kondisi ibu pada saat hamil tidak hanya
ditentukan pada saat ibu hamil saja tetapi riwayat
yang dialami ibu sebelum masa kehamilan. Berbagai
kondisi tersebut akan memengaruhi pemeliharaan dan
perawatan pada saat hamil baik kesehatan maupun
mental si ibu. Beberapa hal perlu menjadi perhatian
calon ibu hamil atau ibu hamil sebagai berikut.

1. Kehamilan dibawah usia 20 tahun dan diatas usia 35


tahun.
Ibu yang hamil dibawah usia 20 tahun rentan untuk
menerima kehadiran janin dalam rahimnya. Hal ini
karena pada usia ini rahim wanita masih butuh waktu
proses pematangan agar benar-benar siap menyambut
hadirnya janin dirahim. Seperti yang kita jelaskan
diawal bahwa kematangan dalam perkembangan sesuai
dengan priode dan tahapnya. Jadi tidak bisa kematangan
tersebut dipaksakan yang belum sesuai dengan usianya.
Sebaliknya ibu yang hamil diatas usia 35 tahun
sebaiknya juga harus berhati hati dan selalu kontrol
dengan dokter kandungan. Semakin tinggi usia wanita
untuk hamil diatas 35 tahun maka tingkat resikonya juga
semakin meningkat. Hal ini karena kekuatan rahim dan
kemampuan tenaga wanita sudah semakin menurun.

36
BAB II Masa dalam Kandungan

Bee menyebutkan bahwa Kecendrungan anak down


syndrome untuk usia ibu 35-45 tahun 1: 280 (Haditono,
2004).

2. Riwayat penyakit yang dialami ibu.


Wanita yang memiliki riwayat penyakit yang kronis
dan cukup berat beresiko hamil, dan jika hamil harus
mendapat pengawasan dokter ahli. Contoh wanita
dengan riwayat penyakit jantung, dibetes melitus,
sering keguguran, sehingga resiko kelahiran melalui
ceasar semakin besar.
Kondisi hamil dan saat melahirkan bisa
membahayakan jika riwayat penyakit tersebut kambuh.
Namun bukan berarti ibu yang memiliki riwayat
penyakit kronis tersebut tidak boleh hamil. Hanya saja
mereka harus dalam pengawasan rutin dari dokter agar
tidak memengaruhi janin dalam kandungan.

3. Ibu yang sedang mengalami gangguan psikologis


Ibu hamil perlu memelihara agar emosi selalu
dalam keadaan terkendali, jauh dari stress dan rileks
dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi saat
hamil. Ibu yang selalu dalam kondisi psikologis yang
sehat dan bahagia dalam menjalankan kehamilan tentu
juga memberikan potensi kepribadian yang sehat bagi
regenerasinya saat ia tumbuh kembang nantinya.

37
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Menjaga hati agar tetap bersih,ikhlas tanpa ada rasa


sakit adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang
ibu hamil. Kondisi ini terutama sekali dalam menghadapi
perilaku lingkungan yang mungkin terkadang tidak
disukai atau perubahan yang terjadi tiba –tiba membuat
ibu merasa tidak nyaman dan bahkan marah dengan
perubahan tersebut seperti tubuh yang semakin gemuk,
perut yang semakin membesar, kaki yang terkadang
bengkak dan sebagainya. Kondisi tersebut haruslah
disikapi sebagai bentuk rasa tanggungjawab untuk
menerima amanah yang sudah dititipkan Allah Swt.
Hati yang ikhlas tentu dimulai dari pikiran yang
positif “(positif thingking)”. Bahwa perubahan yang
dialami sebagai bahagian dari proses belajar menjadi
orangtua yang sabar, ikhlas dan punya pengendaian diri.
Dalam Al-quran surat At-Taghabun, 64:15 dijelaskan
bahwa kedudukan anak adalah sebagai ujian. Artinya
disini bahwa sejak ibu hamil ibu sudah dilatih oleh
Allah Swt untuk menjadi manusia yang insan kamil.
Luar biasa memang waktu yang diberikan Tuhan untuk
manusia berlatih dan latihan tersebut semenjak anak
dalam kandungan.
Dukungan lingkungan juga diperlukan agar ibu hamil
tetap dalam kondisi psikologis yang sehat. Terutama
sekali suami, mertua, kakak, adik, ipar, teman dekat,
atasan dan orang terdekat lainnya. Peran lingkungan

38
BAB II Masa dalam Kandungan

yang dimaksud disini adalah menjauhkan ibu hamil dari


kondisi stress.
Emosi yang tidak terkendali pada ibu memiliki
pengaruh yang cukup kuat. Paula Tallal menyatakan
bahwa “Ibu yang stress mengakibatkan penyimpangan
perkembangan pada belahan otak janin yang membawa
efek terlambatnya perkembangan bahasa dan kognitif
setelah anak lahir”. Penelitian University New York
Fak. Kedokteran (kompas, Sabtu 22 Agustus 2008)
menemukan stress saat hamil dapat tingkatkan resiko
skhizofrenia pada anak terutama saat kehamilan usia 2
bulan.

39
Memahami Tumbuh Kembang Anak

40
BAB III Masa Bayi

BAB III

MASA BAYI

Manusia adalah mahluk yang sempurna yang


diciptakan oleh Allah Swt dibandingkan makhluk
lainnya (QS At-Tin, 95:4). Sejak bayi bahkan sejak dalam
kandungan, manusia telah diberikan karunia untuk
menggunakan akal dan pikirannya agar mampu menjadi
khalifah di muka bumi baik untuk dirinya maupun untuk
orang lain.
Masa bayi termasuk salah satu periode emas dalam
tahap perkembangan manusia, baik secara fisik maupun
secara psikologis. Otak pada saat lahir memiliki berat
25% dari otak orang dewasa, Menurut Santrock dan
Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada
usia dini. Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak
mencapai 90% dari ukuran otak dewasa. Kematangan
otak yang dikombinasikan dengan pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh

41
Memahami Tumbuh Kembang Anak

terhadap perkembangan kognisi anak. Pada usia 6 tahun


ukuran otak hampir sama dengan orang dewasa.
Oleh karena ituOlehdiperlukan dua giziduayang
karena itu diperlukan gizi utama
yang untuk
utama untuk mendukung masa bayi
mendukung masa bayi yaitu gizi untuk pertumbuhan yaitu gizi untuk
pertumbuhan fisiologis dan dan gizi untuk
fisiologis dan dan gizi untuk perkembangan dasar aspek
perkembangan dasar aspek psikologis. Gizi fisiologis
psikologis. tersebut
Gizi adalah
fisiologis
konsumsitersebut
makanan yangadalah
dibutuhkankonsumsi
makanan yang dibutuhkan
bayi. Konsumsi makananbayi. Konsumsi
yang sehat tentu sajamakanan
mengacu pada konsep pedoman gizi seimbang. Bayi
yang sehat tentu saja mengacu pada konsep pedoman
yang sehat jika tercukupi semua kebutuhan tersebut.
gizi seimbang. Bayi yang sehat jika tercukupi semua
kebutuhan tersebut.

Sumber: Sumber: https://www.flickr.com


Sumber: Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 3.1 Manusia diciptakan Allah Swt dalam
bentuk yang demikian sempurna untuk menjalankan
tugas sebagai hamba dan khalifah

42
BAB III Masa Bayi

A. Kebutuhan Gizi bayi berdasarkan kecukupan


gizi berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya
dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk
bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan
perkembangan sistem pencernaannya, murah dan
bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh
ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya
diberi ASI saja.
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap
berbagai zat gizi semakin meningkat dan tidak lagi dapat
dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada
pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat.
Secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap
zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan
aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai
gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6
bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain,
mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembek dan
selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi
berusia 1 tahun.
Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian
makanan secara seimbang pada usia dini akan

43
Memahami Tumbuh Kembang Anak

berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya,


sehingga pengenalan kepada makanan yang
beranekaragam pada periode ini menjadi sangat
penting. Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi
usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai
diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber
protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai
sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan
secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan
dan dalam proporsi yang juga seimbang.
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun
meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan
cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah
mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai
termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan
variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara
khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam
“memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan
yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini
sering keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit
infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih
perlu dibiasakan untuk mencegahnya. (Kemenkes RI,
2014: 8-9).

44
BAB III Masa Bayi

B. Perkembangan Bayi
Sejak bayi, manusia telah dibekali dengan dua
potensi utama untuk mengenali lingkungan yaitu
kemampuan reflek dan alat alat sensori motornya
yang telah mulai peka dalam menerima rangsang
lingkungan. Semua aspek tersebut saling berkaitan satu
sama lain. Pada saat lahir bayi memiliki minimal 27
reflek bawaan (Piaget, Theory of Cognitive Development)
sebagai bentuk reaksi bayi dalam berinteraksi dengan
lingkungannya termasuk juga cara bayi survival ketika
menghadapi bahaya. Contohnya mata berkedip ketika
ada bahaya yang datang pada mata.
Untuk lebih jelasnya, maka kita dapat melihat
perkembangan setiap aspek sebgai berikut:

1. Perkembangan Fisiologis
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses
tumbuh kembang gerak seorang bayi. Setiap gerak yang
dilakukan seorang bayi merupakan hasil pola interaksi
yang kompleks dari bagian dan sistem tubuh yang
dikontrol oleh otak. Perkembangan bayi dilihat dari
kemampuan motoriknya yang dapat dilihat dari dua
aspek yaitu motorik halus dan motorik kasar, yaitu:

45
Memahami Tumbuh Kembang Anak

a. Aspek Motorik Kasar


Aspek motorik kasar adalah kemampuan anak untuk
mengontrol gerakan tubuh yang mencakup gerakan-
gerakan otot besar. Perkembangan motorik kasar
dapart dilihat dari kemampuan anak untuk merangkak,
berjalan, berlari, melompat, memanjat, berguling,
berenang dan lain sebagainya.

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 3.2 Permainan yang aman dan tepat dapat
Sumber:pertumbuhan
merangsang https://www.flickr.com
motoruk kasar dan halus pada
bayi
Gambar 3.2 Permainan yang aman dan tepat dapat
merangsang pertumbuhan motoruk kasar dan halus
b. Aspek Motorik Halus

pada
Aspek bayi
motorik halus adalah kemampuan
anak untuk mengontrol keluwesan jemari tangan
yang dapat dilihat dari kemampuan untuk

b. Aspek Motorik Halus menyentuh, menjumput, meraih, mencoret,

Aspek motorik halus adalah kemampuan anak


untuk mengontrol keluwesan jemari tangan yang dapat
dilihat dari kemampuan untuk menyentuh, menjumput,

46
BAB III Masa Bayi

meraih, mencoret, melipat, memasukan benda atau


memakan kedalam mulut dan sebagainya.
Kedua aspek tersebut semakin bertambah usia bayi
setiap hari semakin terkoordinasi dengan baik pada
setiap hari, minggu, bulan, dan tahun kemampuan yang
dimiliki akan semakin terdiferensiasi sebagai hasil dari
latihan dan kematangan organ-organ tubuhnya.
1. Perkembangan Emosi
Pada masa bayi emosi yang ditunjukkan awalnya
adalah emosi primer, diawali dengan potensi reflek
dalam berorientasi dengan lingkungan, yaitu pada saat
usia 4 bulan bayi mulai merespon lingkungan. Sebagai
contoh, sikap bahagia dengan senyum, jika diajak
bercanda, sedangkan jika tidak nyaman yang membuat
dia marah dengan cara menangis. Biasanya orangtua
tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menghadapi
bayi yang rewel atau emosional karena suatu masalah.
Memasuki usia satu tahun bayi mulai menunjukkan
emosi lebih ekspresif dan terkadang tidak terkendali
apalagi jika bayi merasa keinginannya tidak dituruti atau
bentuk cara bayi meminta perhatian pada orangtuanya.

47
menunjukkan emosi lebih ekspresif dan terkadang
tidak terkendali apalagi jika bayi merasa
Memahami Tumbuh Kembang
keinginannya Anak
tidak dituruti atau bentuk cara bayi

meminta perhatian pada orangtuanya.


Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 3.3 Respon terhadap ekspresi emosi bayi,
Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 3.3
menjadi Respondari
bagian terhadap ekspresi emosi
interaksi bayi,
psikologis
menjadi bagian dari interaksi psikologis

Ketika melawati fase ini, di sinilah awal


Ketika melawati
dari sebuahfase ini, asuh
pola di sinilah awaldalam
orangtua dari sebuah
pola asuh orangtua
pembentukandalam
karaker pembentukan
anak agar tidak karaker
terjadi anak
malasuai dalam merespon lingkungan.
agar tidak terjadi malasuai dalam merespon lingkungan. Jika
orangtua selalu melebih-lebihkan perhatian pada
Jika orangtua selalu melebih-lebihkan perhatian pada
saat anak sedang bertingkah atau sedang
saat anak sedang bertingkah atau sedang menunjukan
menunjukan emosi yang tinggi seperti pada saat
emosi yangmenangis,
tinggi seperti pada saat menangis, berteriak,
berteriak, memukul atau berguling-
memukul atauguling berguling-guling maka terjadi
maka terjadi sebuah pembelajaran yang sebuah
pembelajaran yang tidak benar bahwa ketika saya
bertingkah laku demikian mama dan papa sayang pada
saya.
Pembelajaran yang salah ini bagi bayi menjadi
penguat untuk bersikap selanjutnya jika keinginan
tidak dituruti orang tua. Masa bayi masa try and error
bagaimana caranya dia diterima lingkungan. Jika respon
yang diberikan tidak tepat maka akan memunculkan
perilaku yang tidak tepat untuk tahap-tahap selanjutnya.

48
BAB III Masa Bayi

Para orangtua sebagian tidak menyadari hal ini.


Begitu anak sudah memiliki perilaku yang menyimpang
seperti meminta dengan cara membentak, menyakiti
diri jika tidak dituruti, maka hal yang demikian
merupakan awal dari kepribadian yang tidak sehat di
periode selanjutnya.
Memasuki usia satu tahun bayi mulai belajar
berinteraksi dengan lingkungan. Bayi mulai belajar
perilaku apa yang membuat saya diperhatikan
dan disayangi orang tua. Oleh karena itu orangtua
dalam merespon bayi yang emosinal tidak perlu
juga menanggapinya secara emosional. Mengalihkan
perhatian kepada hal-hal yang dianggap bayi lucu,
aneh, unik adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan
emosional bayi. Latihan untuk berperilaku empati dan
mengerti orang lain sebaiknya dimulai diusia dua tahun
ini. Reward yang tepat juga sangat diperlukan agar anak
juga belajar memahami lingkungan dengan cara yang
benar.
Penulis dalam memberikan pola asuh ketika ananda
masih bayi tidak membiasakan memberi respon ketika
ananda bertingkah dan lebih cenderung membiarkan.
Setelah katarsisnya reda barulah penulis ajak ananda
bicara. Alhamdulillah setiap muncul permasalahan
penulis dengan ananda, atau juga bapaknya atau
mungkin dengan orang lain dapat diselesaikan dengan
cara yang baik.

49
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Emosi bahagia pada bayi seperti tersenyum dan


tertawa awalnya adalah refleks bayi (terutama saat
tidur). Refleks-refleks ini semakin berkurang dengan
semakin mengenalnya bayi dengan dunia luar. Hal ini
dimulai pada bulan ketiga, Pada bulan ini bayi telah
mulai memunculkan senyum sadar. Bahkan semenjak
bulan kedua sebahagian bayi telah merespon benda /
orang / stimulus disekitarnya. Umur 15 dan 24 bulan
bayi sudah mulai muncul kesadaran dirinya (self-
conscious emotions) dan telah mengembangkan mawas
diri (self-awareness). Bayi akan lebih berhati –hati dalam
mengenal sesuatu yang baru terutama orang yang
tidak dikenalnya. Jika pendekatan orang dewasa salah
misalnya terlalu memaksa pada bayi justru membuat
bayi sangat tidak menyukainya.
Watson (Lazarus, 1991) emosi yang dimiliki
manusia pada dasarnya dipelajari bukan karena
faktor bawaan. Percobaan Watson terhadap bayi yang
didekatkan pada ular. Awalnya bayi tidak merasa takut
pada ular ketika didekatkan pertama kalinya. Namun
pada waktu didekatkan yang kedua bayi juga diletakkan
pada orang sekitar lainnya yang menjerit ketika melihat
ular. Sejak kondisi tersebut bayi merasa takut untuk
melihat ular dengan menjerit dan menangis.
Dengan demikian tergambar sejak bayi
perkembangan emosi dipengaruhi potensi bawaan

50
BAB III Masa Bayi

semenjak lahir serta pengalaman dan pembelajaran


yang diperoleh setelah lahir. Meskipun potensi
bawaan memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk
perkembangan emosi anak, sebagai orangtua jika
melihat dari gejala perilaku bayi yang kurang tepat
dalam pengungkapan emosi, pendidikan lingkungan
dari orangtua diharapkan dapat memperbaiki sehingga
perkembangannya tetap optimal.
Salah satu kasus yang penulis temukan seorang
bayi yang tidak bisa menangis selama 5 bulan. Hasil
asesmen yang ditemukan dokter ternyata bayi tersebut
mengalami permasalahan jantung bawaan akibat
tekanan psikologis yang dialami ibunya yang cukup
berat pada saat dia dalam kandungan. Kasus yang
seperti ini tentu perlu upaya pemberian pola asuh yang
tepat agar bayi tetap dapat tumbuh dan berkembang

2. Perkembangan Kognitif
Piaget mengemukakan bahwa pada masa bayi
disebut dengan periode sensori motor. Bayi dibekali
Allah Swt dengan komponen panca indra dalam upaya
menerima berbagai stimulus yang terjadi di sekitarnya.
Ketika seorang anak lahir, memori-memori yang
dimiliki sebagian besar masih banyak yang belum terisi.
Menurut Solso (2008) memori manusia diibaratkan
seperti komputer atau pengelompokan buku yang ada

51
Memahami Tumbuh Kembang Anak

di perpustakaan. Di dalam memori kita ada memori/


file tentang ayah, ibu, adik, kakak, tentang matematika,
dan sebagainya.
Ketika manusia lahir, file-file tersebut belum
banyak yang terisi. Melalui pengalaman individu file-file
tersebut terisi dan terus dilengkapi. Alat indera mata
menangkap berbagi bentuk warna, cahaya, ukuran,
wajah dan sebagainya. Melaui indera mata bayi kenal
dengan wajah ayah, ibu dan benda sekitarnya. Melalui
indera pendengaran bayi mengenal berbagai suara,
bunyi, musik, termasuk juga suara ayah, ibu dan bunyi
disekitarnya. Kulit bayi merasakan sakit, kehangatan
ketika dipeluk oleh ibu, dan mengenal benda sekitar
dengan menyentuh, memegang, meraba. Bayi baru
lahir lebih mudah beradaptasi terhadap rasa manis,
tidak berespon terhadap rasa asin, tetapi sebaliknya
rasa asam dan pahit ditolaknya. Rasa asin sendiri mulai
berkembang setelah bayi usia 4-6 bulan, sedangkan
kapan mulai timbulnya respon terhadap rasa gurih
belum banyak diketahui. Respon bayi terhadap rasa
ini sesungguhnya adalah suatu mekanisme pertahanan
alamiah dari bayi terhadap racun/kontaminan yang
mungkin terdapat dalam makanan. (dr. Titis Prawitasari,
Sp.A(K), IDAI: 2015).
Terdapat 4 hal yang penting pengalaman yang
didapat bayi selama tahap pertama kehidupannya yang

52
BAB III Masa Bayi

didapat melalui panca indra. Pertama, bayi memperoleh


gambaran utama dari pengalaman panca indra dengan
pengelihatan, suara, rasa dan penciuman. Kedua,
mereka dapat membedakan secara tepat kejadian-
kejadian fisik yang serupa. Mereka belajar mengenali
informasi yang diterima. Ketiga, mereka menggunakan
persamaan antara sekelompok objek dan kejadian untuk
membentuk kategori kejadian yang mempunyai kualitas
tertentu. Keempat, mereka mengingat pengalaman yang
telah lalu untuk tenggang waktu yang makin panjang.
a. Bagaimana pola pikir bayi berkembang
Bayi yang baru lahir melalui stimulus yang diterima
dari lingkungan akan aktif mencari informasi dan tidak
hanya menunggu orang lain secara pasif atau kejadian
yang membuat mereka beraksi dan berkembang secara
optimal. Dengan demikian gerakan benda, adanya
kontras hitam putih, dan kekerasan suara yang berbeda
serta irama sering menarik dan mengikat perhatian
bayi. Kita dapat membuktikan bahwa bila seorang bayi
diletakkan dalam ruangan gelap, ia membuka matanya
dan melihat sekelilingnya untuk mencari bayang-
bayang yang jelas atau sudut- sudut ruangan. (M.M.
Haith, 1980).
Secara singkat bayi telah siap berorientasi dengan
dimensi tertentu di dunia luar. Perhatian bayi terikat
pada kontras, pergerakan, kelengkungan dan warna,

53
Memahami Tumbuh Kembang Anak

terutama bila mereka menunjukkan perubahan langsung


dalam lapangan persepsi. Bayi akan cepat bereaksi
terhadap perubahan dari warna dan gerakan tertentu.
Penulis mengatakan bahwa bayi adalah observer paling
gigih dalam mengamati lingkungan sekitar.
Para ahli psikolog menyebut bahwa bayi
membentuk gambaran dari pengalaman mereka sejak
hari-hari pertama kehidupannya. Gambaran ini mereka
sebut Skemata. Menurut Barlett, skema mengacu pada
pengorganisasian secara aktif terhadap reaksi-reaksi
lampau atau pengalaman-pengalaman lampau (Solso,
2008: 205).
Misalnya, bila seorang bayi berusia 6 bulan diberi
dot dengan permukaan licin dan tidak rata untuk
dihisap tanpa melihat objek tersebut, kemudian
ditunjukan dot yang licin dan tidak, maka bayi akan
lebih lama melihat pada dot yang dirasakannya dengan
lidah. Fakta ini menunjukkan kemungkinan bayi telah
membentuk skema ‘permukaan yang tidak rata’ melalui
cara menghisap dot dan menggunakan skema tersebut
dalam pencarian dengan pengelihatannya.
b. Peningkatan ingatan
Bayi dapat dapat mengenali kejadian yang mereka
alami sekarang berhubungan dengan skemata mereka.
Kemampuan ini disebut ingatan rekognesi. Sebagai

54
BAB III Masa Bayi

contoh, seorang bayi yang diberi boneka baru akan


mengenalinya pada esok hari. Salah satu cara anak
mengenali kembali suatu kejadian inilah dengan melihat
secara bergantian antara objek yang baru dan yang
lama seolah-olah mereka membandingkan keduanya.
Kemampuan untuk mengingat kembali skema tanpa
rangsangan akan bertambah setelah usia 8 bulan.
c. Takut dengan keadaan yang baru
Sejalan dengan perkembangan usia, bayi mulai
memiliki rasa emosi sekunder. Salah satunya adalah rasa
takut dengan berbagi kondisi. Selama periode antara 8
sampai 12 bulan seorang bayi bahkan mungkin sampai
bayi berumur 18 bulan mulai mengembangkan beberapa
rasa ketakutan baru dengan kondisi yang tidak biasa,
hal ini disebabkan kemajuan memori aktif dan proses
kognitif lainnya. Walaupun suatu kejadian lain biasanya
menimbulkan perhatian yang lebih besar dan kadang-
kadang menyebabkan kegembiraan dan senyuman
tetapi juga dapat menumbuhkan suatu keadaan
psikologis yang disebut uncertainty (ketidakpastian)
yaitu bila usaha seorang anak untuk menghubungkan
suatu kejadian dengan skemanya tidak berhasil.
Contohnya, seorang bayi akan menangis jika ibunya
memakai topi yang membuatnya tampak lain atau
seorang anak untuk pertama kali mendengar suara

55
Memahami Tumbuh Kembang Anak

manusia melalui pengeras suara tape rekorder.


d. Takut terhadap orang asing
Usia 8 bulan sampai 18 bulan bayi menunjukan
rasa cemas pada saat seorang asing atau orang-orang
yang dianggap baru oleh bayi yang ingin mendekatinya.
Namun reaksi bayi Usia 8tidak selalu18takut
bulan sampai terhadap orang
bulan bayi
asing. Ketakutan tersebut
menunjukan rasa cemasterjadi
pada saatkarena
seorang orang asing
asing atau orang-orang yang dianggap baru
yang mendekat tidak melalui pendekatan yang step by
oleh bayi yang ingin mendekatinya. Namun
step tetapi langsung mendekat dan bahkan langsung
reaksi bayi tidak selalu takut terhadap orang
mengendongnya.
asing. Ketakutan tersebut terjadi karena orang

asing yang mendekat tidak melalui pendekatan


yangSumber:
step by https://www.flickr.com
step tetapi langsung mendekat
Gambar 3.4 Kesalahan
dan bahkan dalam mendekatkan atau
langsung mengendongnya.
memperkenalkan objek pada bayi dapat memicu
ketakutan bahkan phobia pada mereka
Sumber: https://www.flickr.com

Kasus ini misalnya sering terjadi pada badut yang


tiba-tiba mengendong bayi padahal belum semua bayi

56
BAB III Masa Bayi

siap untuk digendong. Bahkan sikap ini juga akan


mengakibatkan bayi setelah dewasa menjadi phobia
badut. Hal ini tidak akan terjadi bila bayi disiapkan
perlahan dengan kondisi yang baru. Orang asing itu
mendekat dengan perlahan-lahan, berbicara halus dan
mencoba mengajaknya bermain. Ketakutan akan terjadi
bila orang asing berjalan dengan cepat ke arah anak,
berisik, lalu berusaha menggendongnya.
e. Takut akan perpisahan
Ketakutan akan perpisahan biasanya timbul
antara usia 7 sampai 12 bulan, puncaknya terjadi
antara 15 sampai 18 bulan setelah itu turun secara
bertahap. Beberapa anak menangis setelah ibunya pergi
mendekati pintu, mengapa? Salah satu kemungkinan
adalah seorang bayi mungkin akan berpikir seperti
berikut “Apa yang akan terjadi sekarang? Apakah orang
tuaku akan kembali? Apa yang dapat dilakukan?” Bila ia
tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu atau
melakukan tindakan yang mungkin akan menghilangkan
ketidakpastiannya, ia merasa mudah mendapat
kesulitan dan mulai menangis. Tetapi bila bayi ditinggal
dengan orang yang cukup dekat dan dikenal dengannya
maka hal ini akan sedikit membuat bayi merasa nyaman.
Sebagian orang tua jika ingin meninggalkan bayi
dengan cara sembunyi atau membohongi bayi. Hal

57
Memahami Tumbuh Kembang Anak

ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika bayi merasa


nyaman dengan orang yang ditinggal bersamanya
atau semua kebutuhannya merasa sudah terpenuhi.
Orangua perlu memberikan waktu yang cukup lama
untuk meninggalkan bayi agar bayi tidak menangis jika
ditinggal pergi atau ditinggal kerja.
Hal yang sangat penting dipahami tentang takut
akan perpisahan adalah berhubungan dengan objek
lekat anak atau dikenal dengan “attachment”.

3. Perkembangan Psikososial
Perkembangan sosial pada bayi sudah dimulai
semenjak ia dilahirkan atau dengan perkataan lain sejak
terjadi interaksi antara bayi sebagai individu dengan
orang-orang yang ada di sekitarnya, diantaranya:

a) Pasca Lahir
Anak lebih suka ditinggalkan tanpa di ganggu. Merasa
senang waktu berinteraksi dengan ibu. Menangis keras
apabila merasa tidak enak, tetapi bila didekap erat atau
diayun dengan lembut bayi akan berhenti menangis.
Namun sebaiknya ibu juga tidak membiasakan
mengendong ketika bayi menangis karena perilaku ini
akan menjadi kebiasaan bayi jika ada sesuatu yang
tidak nyaman minta digendong dan diayun. Hal ini tentu

58
BAB III Masa Bayi

merepotkan ibu atau pengasuhnya. Mendekap bayi yang


sedang menangis atau mengelusnya hal ini juga bentuk
kasih sayang ibu.
b) Satu bulan sampai tiga bulan
Merasakan kehadiran ibu semakin berarti. Suka
mengamati setiap gerakan orang yang berada di dekatnya.
Berhenti menangis bila di ajak bermain atau berbicara
oleh siapa saja yang bersikap ramah. Ketajaman mata
bayi untuk melihat wajah belum sempurna. Namun bayi
akan berusaha unuk meggunakan indera lain seperti
telinga untuk mengetahui orang yang berarti baginya
terutama ibunya .
c) Enam bulan
Bayi sangat berminat terhadap segala sesuatu yang
sedang terjadi di sekitarnya. Jika kita mengulurkan
tangan untuk digendong maka bayi juga akan
mengulurkan kedua tangannya. Tertawa kecil bila di ajak
bermain, meskipun bayi sangat responsif dari stimulus
lingkungan dan cukup tanggap dalam berinteraksi
dengan orang sekitar tetapi hal ini justru sebaliknya
dalam menyambut dan memberi repon terhadap orang
yang tidak dikenalinya, bayi akan lebih sedikit hati-hati.
d) Sembilan bulan sampai dua belas bulan
Mengerti kata tidak, melambaikan tangan, bertepuk
tangan atau menggoyangkan tangan mengikuti

59
Memahami Tumbuh Kembang Anak

nyanyian. Bermain dengan orang dewasa yang dikenal


dan memperhatikan serta meniru tindakan orang
dewasa merupakan bentuk perilaku bayi untuk
merespon lingkungan pada usia ini. Bayi juga mulai
memahami dan mematuhi perintah yang sederhana
seperti ketika diminta untuk menangkap bola. Bahkan
sebahagian bayi pada umur ini sudah mampu berbicara
satu atau dua suku kata meskipun dengan cara bicara
yang masih cadel.
e) Delapan belas bulan sampai dua puluh satu bulan
Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal
bantuan, perhatian dan kasih sayang. Mengerti sebagian
apa yang dikatakan kepada dirinya dan mengulangi kata
yang diucapkan orang dewasa (LEE. Catherine, 1989)
Menurut Erikson, masa bayi adalah “trust versus
mistrust”. Masa ini merupakan awal terbentuknya rasa
percaya diri. Bayi yang mendapatkan pengasuhan
yang tepat, seperti dinyanyikan ketika dia tidur, diajak
berkomunikasi ketika dia bangun, dibelai ketika bayi
sedang mengisap ASI ibunya maka merupakan pondasi
dasar terhadap pembentukan rasa percaya diri anak.
Hal ini merupakan awal kesuksesan untuk memasuki
tahap berikutnya. Sebaliknya bayi yang suka diabaikan,
seperti bermain sendiri ketika ia bangun, jarang diajak
berkomunikasi dan berinteraksi. Hal ini sering terjadi
pada bayi yang diserahkan pada baby sitter. Sambil

60
BAB III Masa Bayi

memberi susu botol pengasuh menonton televisi.


Ketika bayi bangun pengasuh sibuk dengan pekerjaan
sementara bayi hanya mengamati dengan minim
interaksi dari pengasuh.
Bayi yang demikian cenderung akan merasa
diabaikan dan tidak diterima lingkungan keberadaannya.
Hal ini bisa saja menjadikan bayi rewel, atau secara
psikologis mulai merasa adanya tekanan secara tidak
langsung dari lingkungan yang menyebabkan awalnya
muncul rasa “mistrust” atau rasa tidak percaya diri
dalam diri bayi .

C. Panduan Pola Asuh Masa Bayi


Berikut adalah panduan dalam memberikan pola
asuh pada masa bayi.
1. Sejak seorang anak dilahirkan ke dunia ia mendapat
sebutan ‘bayi’. Seorang bayi bukan hanya sebagai
mahluk yang reaktif saja, tetapi ia berperan
sebagai mahluk aktif yang dapat memberikan
pengaruh bagi lingkungannya maupun terhadap
dirinya sendiri. Suasana yang penuh kehangatan,
stimulus serta rasa aman dan nyaman sangat
diperlukan bagi perkembangan anak dan sebagai
dasar berkembangnya hubungan emosional yang
baik dengan orang lain terutama ibunya. Hal ini
dapat diperoleh bayi melalui sentuhan, suara-suara

61
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dengan senantiasa memberikan tanggapan, respon


dan pujian dari ibu maupun orang-orang sekitar
sehingga anak merasa terlindungi.
2. Perkayalah lingkungan sekitar bayi dengan nuansa
warna yang kreatif, suara-suara yang variatif.
Semakin banyak stimulus yang diberikan lingkungan
maka hal ini mempercepat perkembangan perspektif
bayi. Semua sensori motor sebaiknya diberi
stimulus untuk melatih kepekaan sensori motornya
dan menambah ketrampilan dan pengetahuannya
tentang lingkungan yang baru.
3. Memberikan bayi baby walker sebaiknya
memperhatikan usia bayi. Terlalu dini memberikan
baby walker akan mengganggu pertumbuhan otot-
otot kakinya. Salah satu faktor penyabab kaki anak
membentuk “letter O” karena anak diberikan baby
walker belum tepat sesuai dengan usianya. Lebih
baik orang tua konsultasi dengan dokter sebelum
memberikan baby walker pada bayi.
4. Berikan selalu waktu ibu bersama bayi dalam
hal bermain, berkomunikasi dan aktivitas dalam
mencukupi kebutuhan bayi seperti memberi makan,
mengganti popok dan sebagainya meskipun bayi
didamping oleh baby sitter.
5. Hindari bayi dari cidera fisik. Misalnya terbentur
kepalanya, jatuh dari ketinggian (tempat tidur, kursi)

62
BAB III Masa Bayi

dan sebagainya. Jika memang terjadi segera kontrol


dan konsultasikan dengan dokter. Usia bayi belum
mampu menyampaikan keluhan secara detail. Jika
cidera terjadi didalam dan baru diketahui pada saat
sudah dewasa, hal ini tentu dapat berakibat fatal.
Namun jika diketahui sejak bayi masih ada waktu
memperbaiki organ tubuh dari dalam melalui terapi
farmakologi, makanan dan latihan masih dapat
dilakukan dengan maksimal.
6. Hindari juga pemberian pengalaman trauma pada
bayi. Seperti menakuti bayi pada saat makan. Sering
terjadi jika anak tidak mau makan ditakuti dengan
binatang tertentu seperti kecoa, kucing dan benda
lainnya. Jika ini terjadi maka akan menyebabkan
penyimpangan perilaku nantinya seperti phobia
terhadap hal yang ditakuti tersebut.
7. Memberikan pengalaman baru bagi bayi sebaiknya
dengan step by step. Seperti memperkenalkan pada
badut, dan lingkungan yang baru lainnya. Jika salah
pendekatan akan memberikan pengalaman trauma
bagi bayi.
8. Menyikapi kondisi sesaat seperti bayi sakit, jatuh
sebaiknya tidak panik. Jika orangtua panik, maka bayi
akan merasakan hal yang sama dengan orangtua. Hal
ini tentu akan memperlambat penyembuhan dan
penyelesaian masalah.

63
jatuh sebaiknya tidak panik. Jika orangtua
panik, maka bayi akan merasakan hal yang
Memahami Tumbuh Kembang Anakorangtua. Hal ini tentu akan
sama dengan

memperlambat penyembuhan dan


Sumber: https://www.flickr.com
penyelesaian masalah.
Gambar 3.5 Pengasuhan merupakan tugas dan
Sumber: https://www.flickr.com
kewajibam bersamamerupakan
Gambar 3.5 Pengasuhan Ayah dan Bund
tugas dan
kewajibam bersama Ayah dan Bund

64
BAB IV Masa Toddler

BAB IV

MASA TODDLER

A. Pengertian
Masa toddler merupakan masa dalam kehidupan
manusia yang rentang usianya sejak dua tahun sampai
usia tiga tahun (Caplan & Caplan, 1983). Sebagian
ahli psikologi perkembangan mengelompokkan
usia toddler dalam usia pra sekolah. Masa ini anak
terlalu tua untuk disebut bayi dan terlalu muda untuk
disebut anak-anak (Hurlock, 2013). Masa ini memiliki
karakteristek perilaku dan berbeda dari masa bayi
dan masa selanjutnya dari tahap perkembangan. Pada
masa bayi orang tua melihat tingkah anak begitu manis
dan menggemaskan. Namun pada masa toddler bagi
orangtua atau pengasuh yang kurang sabar dan kurang
hati-hati anak akan banyak mengalami masalah ketika
berinteraksi dengan lingkungannya. Masa ini bagi
pengasuh dan orangtua masa yang agak melelahkan

65
Memahami Tumbuh Kembang Anak

karena anak tidak mau diam, waktu tidur sudah mulai


berkurang. Secara umum, masa ini ditandai dengan
beberapa karakteristik perilaku. Karekteristik tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Masa toddler adalah masa mobilitas tinggi
Pada masa toddler kemampuan anak untuk bergerak
sangat cepat dan terkadang juga memunculkan gerakan
yang kurang terkendali. Hal ini karena perkembangan
fisik-motorik serta koordinasi saraf-sarafnya sedang
berlatih untuk semakin baik. Sehingga kemampuan
berjalan, memanjat dan gerakan otot lainnya semakin
terkoordinasi. Pada usia satu sampai dua tahun adalah
masa-masa awal anak mulai dapat berjalan saat orang
tua selalu menungguinya. Pada usia dua sampai tiga
tahun adalah masa-masa anak mulai lari, berbicara dan
kemampuan fisik dan mental merupakan yang paling
aktif dalam keseluruhan hidupnya (Caplan & Caplan,
1983; Rapson, 1990).
Dengan kemampuan ini anak aktif bergerak dan
berbicara dan tidak pernah lelah dalam aktivitasnya.
Ia tidak lagi terpaku di suatu tempat melainkan
pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
berjalan, berlari, memanjat tempat yang diinginkan dan
diminatinya tanpa rasa takut. Justru kita orangtua yang
sangat khawatir dengan mobilitas anak yang tidak mau
diam tersebut. Anak membutuhkan ruang gerak yang

66
BAB IV Masa Toddler

cukup untuk mobilitasnya. Lingkungan yang banyak


memberi ruang gerak dibutuhkannya pada masa ini.
Para orangtua sebaiknya berhati –hati dalam memberi
ruang gerak terhadap anak seperti barang pecah belah
dan hal-hal lain yang berbahaya untuk ruang gerak anak
seperti stop kontak, air yang tergenang dilantai, tangga
rumah dan sebagainya. Hal yang sangat utama adalah
mengawasi dari belakang bukan membatasi ruang
gerak anak.
b. Masa toddler adalah masa eksplorasi
Perkembangan kemampuan indera, kognitif, dan
juga mobilitas yang semakin cepat menyebabkan anak
dipenuhi dengan keingintahuan yang tinggi untuk
mengenal lingkungan sekitarnya dengan berusaha
menemukan, mencari, menyentuh, mengamati
berbagai benda sekitar, serta bertanya. Anak banyak
mengajukan pertanyaan tentang segala sesuatu untuk
mengetahuinya, menemukan segala sesuatu (Coople,
and Brodeman, 2010). Keadaan tersebut menyebabkan
anak selalu mengadakan penyelidikan terhadap segala
sesuatu yang ingin diketahuinya. Dunia toddler tidak
hanya penuh dengan aktivitas perabaan dan perasaan
tetapi juga aktivitas manipulasi benda-benda untuk
dieksplorasi dan ditentukan isi benda-benda tersebut
(Rapson, 1983). Dengan demikian, pada masa ini anak
selalu aktif menjelajah lingkungan untuk memenuhi
keingintahuannya.

67
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Oleh karena itu hindarilah barang-barang yag


berbahaya untuk di eksplorasi anak dan sebaliknya
sediakanlah berbagai permainan dan benda yang
dapat meningkatkan rasa keingintahuanya terhadap
benda tersebut sekaligus yang dapat dimanipulasinya
dalam rangka menigkatkan kemampuan kogintifnya
dalam melihat hubungan sebab akibat dalam konteks
yang masih sangat sederhana. Anak biasanya tidak
puas mencari ketika dia belum menemukan benda atau
belum berhasil memanipulasi benda sesuai dengan yang
dia inginkan. Permainan puzle, petak umpet, ciluk ba,
sangat menarik bagi anak untuk mengisi aktivitasnya
bersama orangtua.
Pengalaman penulis ketika bersama ananda waktu
masa toddler penulis selau menggunakan pakaian yang
bergambar boneka sehingga anak-anak juga merasa
senang bermain bersama penulis bahkan jika dirumah
penulis tidak memakai pakaian gambar yang lucu-lucu
ananda minta pakaian penulis diganti .
c. Masa toddler adalah masa emosionalitas
Masa toddler bagi sebahagian orangtua agak sulit
dan membingungkan karena anak sering bertindak
dengan cara aneh dan menyulitkan. Ia mungkin sukar
diarahkan dan diberi pengertian, kadang berperilaku
negatif, dan tidak kooperatif. Dia mungkin menolak
untuk patuh, marah-marah, agresif terhadap orang lain

68
BAB IV Masa Toddler

atau mendongkol. Kadangkalapun anak yang sudah


mampu dilatih dengan disiplin ke toilet mungkin
kembali buang air kecil saat tidur bahkan meskipun
terjaga, ia mungkin kembali menghisap ibu jari atau
bentuk tingkah laku lainnya yang telah ditinggalkan.
Hal ini adalah bentuk tuntutan atau cara anak untuk
diperhatian lingkungannya (Swaminathan, 1990).
Eksplorasi toddler tentang dunia sosial seringkali
melibatkan konflik. Anak belum memahami tentang
mana milik dirinya dan mana milik orang lain. Sehingga
jika sedang bermain dua orang anak dan menyukai
mainan pada jenis dan bentuk yang sama anak akan
saling berebut meskipun bukan milikinya. Masa toddler
mereaksi secara impulsif. Tetapi masa ini perasaan
empati anak mulai berkembang. Jika ibu berpura-pura
menangis anak akan ikut menangis, begitu juga jika
salah seorang dari teman sebaya menangis maka anak
juga akan mudah ikut menangis. Anak akan sangat cepat
berempati melihat orangtua sakit, saudaranya sakit
dengan mngelus kepala atau memberi pelukan. Mereka
dapat dengan mudah kecewa karena tidak senang
karena tidak mendapat perhatian orang yang disayangi,
demikian pula mereka mudah mereaksi dengan
kehangatan dan kemurahan hati (Coople dan Brodeman,
2010). Disamping itu, pada masa ini, anak mengalami
konflik emosional khusunya yang diakibatkan karena
pelatihan kebersihan yang kurang layak (Rapson, 1990).

69
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Sikap yang emosional dan reaktif tersebut


merupakan salah satu wujud dari dorongan otonomi
anak yang terkadang dalam melakukannya menghadapi
hambatan yang tidak diharapkannya. Namun demikian,
kondisi tersebut wajar dalam proses toddler karena hal
ini menunjukkan perkembangan kemampuan dalam
menenemukan dirinya-sendiri.
d. Masa toddler adalah masa pencarian diri
Pada masa ini, toddler mempunyai minat yang
sangat tinggi terhadap pencarian siapa dirinya
sebagaimana juga orang-orang lain. Ia mulai menyadari
dirinya, kemampuan, dan kemauannya. Ia ingin
menyatakan kemauan dan kemampuannya sendiri,
karena itu terkadang anak tidak mau lagi mengikuti
suruhan dan ajakan orang lain. Jika tidak dituruti maka
anak akan sangat ekspresif. Ia belajar mengekspresikan
diri dan mengendalikan tubuhnya dengan meniru
gerakan orang dewasa atau gerakan-gerakan di televisi.
Ia belajar membedakan dirinya dari orang lain dan
sehingga akan banyak konflik dengan orang lain
untuk menunjukkan kediriannya. Kondisi ini sering
dianggap sebagai penentangan oleh lingkungannya
sehingga sering terjadi konflik dengan orang lain.
Berdasarkan interaksi dengan lingkungan sosialnya,
toddler membangun rasa kediriannya sebagai makhluk
sosial yang kompeten, kooperatif, dan terkait secara

70
BAB IV Masa Toddler

emosional (Coople and Brodeman 2010; Swaminathan,


1990). Hal ini penting disadari orang tua dan pengasuh
anak bahwa perilaku anak pada masa toddler bukanlah
bentuk tindakan keras kepala anak tetapi adalah tahap
anak untuk mencapai kemandirian.
e. Masa toddler merupakan masa penuh bahaya
Pada masa ini, toddler mengalami banyak bahaya
dibandingkan masa-masa dari kehidupan sebelum dan
sesudahnya. Hal ini disebabkan karena karakteristik
anak memang berbeda dengan tahun sebelumnya. Masa
bayi meskipun anak sudah mulai melakukan aktivitas
dan mobilitas yang cukup tetapi masih dibawah
pengawasan orangtua dan gerakannyapun belum
segesit ketika anak usia 2-3 tahun.
Begitu juga ketika anak sudah diusia pra sekolah,
anak sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam
melakukan gerakan dan otot otot juga sudah cukup kuat
serta sudah bisa membedakan bahaya dari sikap yang
dilakukan seperti air panas yang berasap jika dipegang
maka tangan sakit. Sementara anak masa toddler belum
mampu membedakan sikap yang membahayakan dirinya
serta kekuatan otot untuk bergerak juga belum cukup
baik. Bahaya yang mungkin dialami adalah bahaya fisik
dan bahaya psikologis (Hurlock, 2013). Bahaya fisik,
misalnya, kecelakaan seperti terjatuh, luka, terbentur
dan sebagainya karena tingkat mobilitas yang tinggi

71
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dari toddler sehingga ia sering tidak memperhatikan


hal-hal yang membahayakan dirinya. Bahaya psikologis,
misalnya reaksi-reaksi negatif lingkungan sosial yang
kurang mendukung kemandirian toddler, seperti marah
dianggap nakal. Hal ini terjadi karena toddler
orangtua karena dianggap
sering emosional suka
dan menentang mengacaukan barang
lingkungannya.
Sumber: https://www.flickr.com
yang sudah dirapikan. Bahkan
Gambar 4.2 Kesenangan anakbagi
di masapengasuh
toddler dan orang
kadang dapat mendekatnya pada bahaya
tua yag tidak sabar bisa saja anak dicubit dan dipukul
karena dianggap nakal. Hal ini terjadi karena toddler
sering emosional dan menentang lingkungannya.

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 4.2 Kesenangan anak di masa toddler kadang
dapat mendekatnya pada bahaya

B. Perkembangan Anak Masa Toddler


Masa toddler merupakan masa tahun kedua sampai
tahun ketiga dalam kehidupan manusia. Masa tersebut
merupakan kelanjutan masa bayi dan persiapan ke

72
BAB IV Masa Toddler

masa pra sekolah. Sebahagian ahli tidak menyebutkan


masa ini secara rinci dalam tahap perkembangannya.
Toddler melanjutkan perkembangan kemampuan
yang telah diperoleh pada masa bayi. Perkembangan
tersebut di antaranya adalah perkembangan aspek
fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
dan perkembangan sosial-emosional sebagaimana
dijelaskan dalam bagian berikut ini.
a. Perkembangan Fisik
Pada saat anak mencapai masa toddler, perubahan
fisik yang jelas terjadi dalam hubungan dengan proporsi
tubuh dan keterampilan fisik. Misalnya, bentuk luar yang
bulat seperti bayi menjadi lebih langsing. Perkembangan
fisik memengaruhi pertumbuhan otot toddler dan
bentukan tubuh secara keseluruhan. Pertumbuhan ini
memungkinkan toddler melaksanakan berbagai jenis
aktivitas fisik di taman penitipan dan taman kelompok
bermain.
Tubuh toddler juga berubah. Sistem kerangka dan
otot anak toddler terus berkembang sesuai dengan
usianya. Kepala dan otak mencapai ukuran orang dewasa
pada masa prasekolah. Kematangan meningkatkan
hubungan dan penyampaian gerak saraf yang sangat
penting dalam fungsi otak yang sangat kompleks,
termasuk kendali motorik.

73
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Di samping perkembangan yang mencirikan masa


toddler, faktor-faktor tertentu juga memengaruhi
keseluruhan perkembangan dan ungkapan akhir
perubahan fisik. Perkembangan fisik merupakan proses
jangka panjang yang dipengaruhi banyak unsur. Beberapa
pengaruh tersebut berkaitan dengan karakteristik
internal sedangkan yang lain berkaitan dengan
lingkungan umum. Semua sumber tersebut memainkan
peran penting dalam keseluruhan perkembangan setiap
anak. Jenis kelamin, ras, nutrisi, dan kondisi fisik umum
semua memengaruhi pertumbuhan fisik anak, termasuk
tinggi dan proporsi badannya. Meskipun pertumbuhan
fisik ditentukan secara genetis, pengaruh lingkungan
seperti nutrisi, kesehatan, dan latihan secara berarti
memengaruhi perkembangan fisik toddler.
Perkembangan fisik berjalan menurut pola yang
dapat diprediksi. Toddler yang mendapat rangsangan
lingkungan dan latihan yang memadai secara bertahap
memperoleh kemampuan untuk mengendalikan
gerakan tubuhnya. Otaknya memproses informasi dari
lingkungan dan mengkoordinasi tindakan dan interaksi
dengan lingkungan.

74
rangsangan lingkungan dan latihan yang memadai
secara bertahap memperoleh kemampuan untuk
mengendalikan gerakan tubuhnya. Otaknya
BAB IV Masa Toddler
memproses informasi dari lingkungan dan

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 4.3 Permainan dan interaksi toddler perlu
dibina agar ia tumbuh dan berkembang dengan optimal

Perkembangan fisik memengaruhi perkembangan


kepribadian dengan berbagai cara. Tampakan fisik
memengaruhi cara toddler bertindak dan berpikir
tentang diri mereka sendiri dan orang lain. Tingkat
kematangan toddler khususnya memengaruhi
perkembangan kepribadiannya (Spodek, Saracho, dan
Davis, 1991).
Tingkat pertumbuhan fisik yang cepat pada tahun
pertama mulai menurun pada tahun kedua. Peningkatan
berat badan yang lebih banyak dari peningkatan tinggi
badan pada tahun pertama terjadi sebaliknya pada
tahun kedua, yaitu pertumbuhan tinggi badan lebih
meningkat dari pada berbadan. Sekitar usia dua dan
tiga tahun berat tubuh anak bertambah 1.5 sampai

75
Memahami Tumbuh Kembang Anak

2,5 kg. setiap tahunnya. Tampaknya berat badan anak


tidak lagi bertambah dengan cepat sesudah ia berusia
tiga tahun bahkan ada kecenderungan perlahan sampai
waktunya memasuki usia remaja. Umumnya gigi susu
sudah tumbuh ketika bayi berusia enam sampai delapan
bulan. Umumnya, pada usia Sembilan bulan bayi sudah
memiliki tiga buah gigi sedangkan pada usia dua sampai
dua setengah tahun mereka memiliki 20 gigi susu yang
telah tumbuh. Susunan saraf tumbuh dengan cepat
sekali selama dalam kandungan dan usia tiga sampai
empat bulan pertama setelah dilahirkan. Setelah anak
berusia lebih dari empat tahun, pertumbuhan susunan
saraf berlangsung sedikit lebih lambat (Hurlock, 2008;
Hurlock, 2013).
Pada usia tiga tahun, toddler telah menguasai
keterampilan dasar fisik-mereka mampu membuat
keseimbangan diri secara baik, berjalan dan lari pada
alas yang tidak rata tanpa kesukaran (Rapson, 1990;
Monk, Knoers, & Haditono, 2004).
Perkembangan fisik-motorik toddler di atas
merupakan kelanjutan perkembangan fisik-motorik
yang dicapai pada masa sebelumnya dan memengaruhi
perkembangan aspek lainnya serta dasar memasuki
perkembangan fisik-motorik selanjutnya.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif toddler yang berada pada

76
BAB IV Masa Toddler

tahun kedua berada pada akhir tahap sensorimotorik


dan yang berada pada tahun ketiga berada pada awal
tahap praoperasional menurut teori perkembangan
kognitif Piaget. Dari segi tahap sensorimotorik, toddler
yang berada pada tahun kedua berada pada tahap V
(Eksperimentasi) dan tahap VI (Representasi).
Tahap V (Eksperimentasi) yaitu tahap yang
berlangsung dari usia 12 sampai 18 bulan. Tahap
ini menandai permulaan perilaku inteligen yang
sebenarnya yang merupakan puncak periode
sensorimotorik. Secara fisik, tahap ini juga merupakan
permulaan toddler mulai dapat berjalan. Toddler
mampu mengkoordinasikan perilaku yang melibatkan
lengan, kaki, dan tangan. Mobilitas fisik yang dipadukan
dengan kemampuan dan keinginan yang tumbuh untuk
bereksperimen dengan berbagai benda menjadikan
pengasuhan anak yang menakjubkan dan sekaligus
mengecewakan. Pada tahap ini, toddler tampaknya
tertarik terhadap segala sesuatu. Selama tahap ini
kesadaran tentang kekalan benda terus tumbuh
sebagaimana dibuktikan oleh toddler yang menyelidiki
benda-benda di tempat terakhir benda-benda tersebut
tersembunyi.
Reaksi serkuler tertier merupakan karakteristik
tahap eksperimentasi ini. Kebaruan sangat menarik
bagi toddler dan ia bereksperimen dengan berbagai

77
Memahami Tumbuh Kembang Anak

macam cara melalui objek yang ada (Morrison, 1988).


Tahap VI (Representasi) yaitu tahap yang
berlangsung pada usia 18 sampai 24 bulan. Tahap
ini merupakan transisi dari tahap sensorimotorik ke
berpikir simbolis. Perilaku toddler ditandai oleh
mencoba hal hal baru yang mereka lihat dari pekerjaan
orang lain. Hal ini tidak selalu disambut oleh orang
tua yang kadang-kadang mengharapkan anak-anaknya
tidak mengulangi apa yang mereka lihat dari apa yang
dilakukan orang lain.
Selama tahap ini, toddler dapat memecahkan
masalah secara internal tanpa bergantung tindakan
sensorimotorik. Jadi mereka dibebaskan dari tindakan
sensomotorik sebagai satu-satunya alat pengembangan
intelektual. Konstruksi terus-menerus dari pikiran
representasional memungkinkan toddler mencari
dan menemukan benda-benda tersembunyi yang
tidak mereka lihat karena disembunyikan orang
lain. Karena toddler sekarang dapat berfikir dengan
menggunakan representasi mental yang melibatkan
bayangan dan ingatan mental maka mereka mampu
melakukan aktivitas yang berpura-pura (Marrison,
1988).
Dari segi tahap praoperasional, toddler yang berusia
dua sampai tiga tahun berada pada tahap berpikir
simbolis. Pada tahap ini toddler menggunakan

78
BAB IV Masa Toddler

simbol untuk menyatakan suatu objek yang saat itu


tidak ada di hadapannya. Kemampuan membentuk
dan menggunakan simbol seperti kata-kata, isyarat,
tanda, bayangan dan sebagainya menjadi capaian
tahap praoperasional dan menggerakan toddler lebih
dekat dengan penguasaan operasi mental pada tahap
berikutnya. Kemampuan bekerja dengan simbol seperti
menggunakan kata sepeda atau gambar sepeda
menunjukkan arti sepeda yang sebenarnya walaupun
saat itu tidak ada sepeda bersama anak.(Suparno, 2001;
Woolfolk, 1993).
Penggunaan simbol oleh toddler pada tahap
represantasi (tahap sensorimotorik) sifat pura-pura
atau peniruan. Anak yang belum mampu berbicara akan
sering menggunakan simbol tindakan berpura-pura
minum dari cangkir yang kosong atau memegang sisir
pada rambutnya, yang menunjukkan bahwa mereka
mengetahui fungsi setiap objek. Perilaku ini juga
menunjukkan bahwa skema mereka bersifat umum dan
kurang terkait dengan tindakan spesifik. Skema makan,
misalnya, digunakan dalarn rumah mainan. Selama
tahap praoperasional, anak toddler mengalami
perkembangan yang cepat dari system simbol yang
penting yaitu bahasa. Antara usia dua sampai empat
tahun, kebanyakan anak memperbanyak kosa katanya
dari sekitar 200 sampai 2000 kata (Woolfolk, 1993).

79
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Masa toddler yang berentang dari tahun kedua dan


ketiga dalam rentang kehidupan memungkinkannya
mencakup dua tahap perkembangan kognitif. Dalam
hal ini toddler yang berusia 2 tahun mengalami
perkembangan tahap akhir kemampuan berpikir
sensorimotorik, sedangkan toddler yang berusia 3
tahun memasuki tahap awal kemampuan berpikir
praoperasional. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan
pendamping dalam mengidentifikasi perkembangan
kemampuan mereka sehingga kegiatan pendampingan
sesuai dengan kondisi kemampuan toddler.
c. Perkembangan Bahasa
Toddler melanjutkan kemampuan bahasa yang
telah diperoleh pada masa bayi. Pada akhir tahun
kedua, toddler berada pada tahap kelima dari
penggunaan bahasa. Pada tahap ini ia menggunakan
kalimat dengan dua atau tiga kata. Selama tahap ini,
anak-anak menggunakan sebagian besar kata benda
dan kata kerja. Misalnya, seorang anak mengatakan,
“Mama gelas” atau “Mama berikan” sebagai ganti
“Mama, tolong berikan kepada saya segelas susu.”
Selama tahap ini, anak menggunakan kata-kata yang
paling penting dalam menjelaskan pikirannya dan
menghilangkan kata-kata yang tidak berguna dalam
menyampaikan makna (Rapson, 1990). Perkembangan
bahasa anak menjadi semakin kompleks. Antara usia

80
BAB IV Masa Toddler

20 sampai 30 bulan, anak memperoleh dasar-dasar


sintaksis. Pada usia tiga tahun, pembicaraannya
menjadi lebih panjang dan kompleks meskipun ia
menghilangkan banyak bagian pembicaraan. (Papalia,
Olds, and Feldman, 2009).
Saat anak tumbuh, produksi bahasanya meningkat
dari segi kuantitas, rentang, dan kompleksitasnya.
Setahap demi setahap, anak membuat transisi dari
pengunaan suara ke komunikasi ungkapan emosi, dari
penggunaan gerakan dan isyarat ke komunikasi tujuan
pribadi dan komunikasi melalui bahasa terurai yang
lebih baik.
Toddler menggunakan keterampilan bicara yang
berkembang untuk percakapan hiburan. Mereka
menggunakan bahasa dengan berbagai cara termasuk
pertanyaan, lagu, atau sajak. Kebanyakan anak juga
menggunakan bahasa untuk eksperimentasi, dan
aktivitas irama. Perubahan anak dalam bahasa
berkaitan dengan perkembangan dalam persepsinya
tentang dunia di sekitar mereka. Anak usia dua tahun
memiliki minat yang tinggi terhadap nama-nama benda.
Minat demikian menjadi kuat selama beberapa tahun
dan membantu anak secara cepat meningkatkan kosa
katanya. . Anak toddler dapat menggunakan bahasa
dengan bentuk-bentuk yang lain seperti bermain peran,
isyarat ekspresif, dan bentuk-bentuk seni. Ungkapan

81
Memahami Tumbuh Kembang Anak

demikian memberikan tanda sebagai persepsi anak-


anak tentang dunia dalam hubungan dengan mereka
dan orang lain (Spodek, Saracho, dan Davis, 1991).
Perkembangan bahasa penting bagi peningkatan
perkembangan kognitif anak karena itu pendamping
diharapkan memberikan lingkungan yang memfasilitasi
perkembangan kemampuan bahasa tersebut. Salah satu
lingkungan demikian adalah pemberian model oleh
guru dalam interaksi verbal yang cocok dengan tingkat
perkembangan anak.
d. Perkembangan Sosial dan Emosional
Dunia sosial di luar keluarga baru mulai bagi
anak usia dua tahun. Institut Gesell melaporkan
bahwa anak usia dua tahun pada dasarnya bermain
sendirian dari pada bermain dengan anak-anak yang
lain meskipun mereka menyenangi kehadiran anak-
anak yang lain. Pada usia ini, terdapat sedikit hubungan
yang bersifat kooperatif. Lebih jauh, anak usia dua
tahun kekurangan strategi pendekatan sosial yang
damai dalam interaksi dengan anak-anak yang lain dan
cenderung menguasai lebih dahulu apapun yang ingin
mereka mainkan dengan teman-teman lain.

82
BAB IV Masa Toddler

Sumber: https://www.flickr.com
Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 4.3 Permainan dan interaksi toddler perlu
dibina agar ia tumbuh dan berkembang dengan
Gambar 4.3 Permainan dan optimal interaksi toddler perlu

dibina agar ia tumbuh


Pada dan berkembang
usia tiga dengan optimal
tahun, toddler mulai
memperoleh keterampilan sosial yang belum
sempurna - karenanya ia senang menyenangkan
orang-orang dewasa pada tahap ini dan sering
Pada usia tiga tahun,
responsif toddler
terhadap saran-saran orangmulai
dewasa memperoleh
keterampilan sosial yang belum sempurna - karenanya
ia senang menyenangkan orang-orang dewasa pada
tahap ini dan sering responsif terhadap saran-saran
orang dewasa tentang perilaku sosial yang layak.
Sekitar usia tersebut, anak-anak mulai membentuk
persahabatan meskipun sering berubah dalam jangka
waktu yang singkat. Anak usia tiga tahun bermain
bersama-sama tetapi sering bertengkar walaupun
sebentar (Rapson, 1990). Sejak usia tiga atau empat
tahun, anak mulai bermain bersama dalam kelompok,
bercakap-cakap antar mereka pada waktu bermain. Di
samping itu, mereka memilih siapa di antara mereka
yang akan diajak bermain bersama. Tingkah laku yang

83
Memahami Tumbuh Kembang Anak

paling umum dilakukan anak-anak ini ialah pengamatan


satu dengan yang lain, mengadakan perbincangan, dan
saling memberikan saran secara lisan (Hurlock, 2013).
Masa Toddler dicirikan oleh adanya dorongan
anak untuk penegasan diri secara kuat. Hal ini
mungkin dipandang sebagai pertentangan oleh orang
tua. Namun bagi Erickson hal tersebut disebut
sebagai upaya yang sehat dari anak untuk mencapai
kemandirian. Kondisi anak yang bertindak demikian
berada pada tahap otonomi lawan rasa malu dan rasa
ragu setelah anak berhasil melalui tahap kepercayaan
dan ketidakpercayaan dasar dari perkembangan sosial
emosionalnya. Pada usia 2,5 tahun, toddler mengalami
perkembangan emosi yang labil sedangkan pada usia
sekitar tiga tahun ia mulai mengalami kendali diri yang
lebih baik (Rapson, 1990).
Pada masa ini anak mampu belajar berinteraksi
dengan teman sebaya melalui bermain. Oleh karena itu,
teman sebaya menjadi penting perannya bagi mereka
dalam pengembangan kemampuan sosial. Untuk itu
pendamping diharapkan memfasilitasi perkembangan
interaksi sosial tersebut melalui diskusi dengan mereka
dan pemberian contoh cara bergaul dengan teman
sebaya.

84
BAB IV Masa Toddler

C. Kemampuan Yang Harus Dicapai Masa Toddler


Terdapat berbagai kemampuan yang dapat dikuasi
toddler sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Kemampuan-kemampuan tersebut berkembang pada
saat yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-
masing toddler. Kemampuan-kemampuan tersebut
antara lain scbagai berikut.
Pada usia 12 bulan sampai 18 bulan, menurut
Wortham (1994) toddler dapat melakukan berbagai
kemampuan dalam beberapa bidang perkembangan,
yaitu sebagai berikut.
a. Bidang perkembangan motorik
1) Melempar bola
2) Membentuk dua menara yang terdiri atas dua
balok
3) Berjalan dengan baik
4) Berjalan mundur
5) Naik tangga (dengan mengalami kesulitan)
6) Melepas baju (dengan mengalami kesulitan)
Melepas sepatu dan kaos kaki
7) Menggunakan sendok dengan sedikit bantuan
8) Membalik halaman buku
9) Minum dari cangkir atau gelas tanpa bantuan
tetapi sebagian tumpah

85
Memahami Tumbuh Kembang Anak

10) Menghasilkan tulisan cakar ayam


b. Bidang perkembangan bahasa
1) Mengatakan kata-kata tunggal (mungkin
menambah dua dan tiga kata)
2) Menunjuk pada suatu bagian badan atas
permintaan
3) Meniru kata-kata
4) Merespons satu permintaan tunggal
5) Menyebutkan minimal lima nama benda
c. Bidang perkembangan kognitif
1) Mencari dan mengingat satu permainan yang
hilang dari penglihatan
2) Meletakkan benda di dalam dan di luar bejana
3) Bermain peran dengan benda-benda yang
dikenal
4) Menyadari dan mereaksi diri yang ada dalam
kaca
5) Memecahkan teka-teki atau konstruksi
sederhana
d. Bidang perkembangan sosial-emosional
1) Kerjasama dalam permainan dengan pengasuh
2) Memberikan benda kepada orang lain
3) Bermain secara mandiri atau parallel

86
BAB IV Masa Toddler

4) Membantu tugas-tugas sederhana


5) Memelihara minat terhadap suatu aktivitas
dalam waktu yang lama
6) Memandang pembicara yang sedang bercakap-
cakap
7) Membawa dan merangkul mainan
Pada usia 18 sampai 24 bulan, menurut Wortham
(1994) toddler dapat melakukan berbagai kemampuan
dalam beberapa bidang perkembangan, yaitu sebagai
berikut.
a. Bidang perkembangan motorik
1) Membasuh dan mengeringkan tangan
2) Membentuk menara yang terdiri atas tiga
sampai empat kubus
3) Menendang bola ke depan
4) Melempar bola dengan ayunan tangan tinggi
5) Menaiki tangga
6) Lari
7) Menumbuk dan menggulung tanah Hat
8) Melompat
9) Melepas baju
10) Minum dari cangkir atau gelas
11) Menggunakan sendok

87
Memahami Tumbuh Kembang Anak

12) Menaiki perabot dan peralatan permainan


b. Bidang perkembangan bahasa
1) Menggabungkan dua sampai tiga kata yang
berbeda
2) Mengikuti dua dari tiga arahan
3) Memberi nama gambar
4) Meniru pembicaraan orang dewasa tanpa isyarat
5) Melakukan percakapan yang seolah-olah
percakapan telepon
6) Menggunakan minimal 15 kata yang berbeda
dengan benar
c. Bidang perkembangan kognitif
1) Menunjukkan pemahaman fungsi permainan
yang benar
2) Memecahkan dua atau tiga teka-teki
3) Menempatkan bentuk yang tepat dalam kotak
bentuk
4) Menggunakan permainan rumah tangga
5) Mengenali diri dalam foto
6) Memadankan benda-benda yang dikenal
berdasarkan warna
7) Memadankan benda-benda yang dikenal ber-
dasarkan bentuk

88
BAB IV Masa Toddler

8) Memahami makna “satu lagi”


9) Mengembalikan mainan ke tempat yang benar

d. Bidang perkembangan sosial-emosional


1) Menggunakan kata-kata agar keinginannya
diketahui atau mengungkapkan perasaan
2) Menjauhkan mainan atas permintaan
3) Melakukan hubungan timbal-balik secara
mesra dengan orang dewasa dan anak-anak
lain
4) Menyanyi bersama orang dewasa atau anak-
anak
5) Menunjukkan minat dalam menjelajah tempat-
tempat baru
Pada Usia tiga tahun, menurut Spodek, Saracho,
dan Davis (1991) toddler dapat melakukan berbagai
kemampuan dalam beberapa bidang perkembangan,
yaitu sebagai berikut.
a. Bidang perkembangan motorik
1) Menaiki tangga tanpa bantuan
2) Belajar melompat
3) Melompat, berjalan, dan lari dengan music
4) Menggelindingkan bola dengan arahan

89
Memahami Tumbuh Kembang Anak

5) Melempar dengan ayunan rendah


6) Menangkap bola besar
7) Berjingkat
8) Duduk bersila
9) Mengelilingi pojok luas dengan sepeda tiga roda
10) Berhenti atau berjalan di atas papan luncur

11) Berjalan dengan papan berjalan sambil


memegang tangan orang dewasa
12) Memasang dan membuka kancing baju
13) Memegang krayon dengan j ari-j emari
14) Menyalin tanda silang di kertas
15) Memotong dengan gunting

16) Membersihkan diri sepanjang hari


b. Bidang perkembangan bahasa
Menurut Coople and Brodeman (2010) dan Spodek,
Saracho, dan Davis (1991) toddler usia tiga tahun
dapat melakukan berbagai kemampuan bahasa sebagai
berikut.
1) Menggabungkan kata-kata
2) Mendengarkan cerita sebentar
3) Memiliki kosa kata pembicaraan sekitar 200
kata

90
BAB IV Masa Toddler

4) Mengembangkan fantasi dalam baha-


sa. Mulai memainkan permainan
pura-pura
5) Menentukan penggunaan banyak peratalatan
rumah tangga
6) Menggunakan kalimat majemuk
7) Menggunakan kata sifat dan kata keterangan
dan mengingat peristiwa hari itu.
c. Bidang perkembangan kognitif
1) Suka bercakap-cakap dengan orang dewasa
2) Berbicara pada diri sendiri secara monolog
3) Mengajukan pertanyaan
4) Menyebutkan nama penuh
5) Menceritakan tindakan dalam gambar
6) Mendengarkan cerita dalam waktu yang lama
7) Bernyanyi dan tertawa
8) Mengucapkan sajak anak-anak yang sederhana
9) Berbicara dengan menggunakan kalimat enam
kata
10) Mengulang tiga angka
11) Menghitung sampai bilangan lima dengan
meniru
12) Mengidentifikasi gambar diri-sendiri
13) Mengerjakan teka-teki sebanyak tujuh buah

91
Memahami Tumbuh Kembang Anak

14) Membentuk menara dengan lima balok yang


bertanda ukurang
15) Membangun jembatan yang terdiri atas tiga
balok
16) Memahami tempat (di atas, di bawah, dan di
dalam)
17) Dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh
18) Dapat menunjukkan satu empat persegi yang
lebih kecil dari dua empat
persegi yang ada
19) Mengidentifikasi besar dan kecil.
d. Bidang perkembangan sosial-emosional
1) Mengetahui diri sebagai seorang individu
2) Bermain dengan diri sendiri dan orang lain
3) Belajar berbagi mainan
4) Tidak dapat berbagi tempat kerja
5) Merasa simpatetik
6) Menunggu giliran
7) Menyukai berpakaian
8) Menyukai humor sederhana
9) Menyukai pujian
10) Menyukai permainan lantai
11) Bangga pada buatannya

92
BAB IV Masa Toddler

12) Membantu orang dewasa dengan aktivitas


rumah
13) Berpisah dengan ibu untuk pergi ke taman
penitipan anak atau taman kelompok
bermain
14) Menciptakan orang dan objek.
Kemampuan toddler dalam bidang motorik, kognitif,
sosial-emosional, dan bahasa sebagaimana ditunjukkan
di atas merupakan kemampuan yang pada umumnya
dikuasai oleh anak pada usia 2-3 tahun. Namun
demikian, munculnya kemampuan tersebut untuk
setiap anak mungkin berbeda-beda dalam rentangan
usianya bergantung pada kondisi diri dan lingkungan ia
berada.

D. Pola Asuh Masa Toddler


Pendampingan perkembangan masa toddler
dimaksudkan untuk membantu memfasilitasi tumbuh
kembang anak toddler tersebut secara optimal. Agar
tujuan tersebut tercapai diperlukan pola asuh yang
sesuai dengan prinsip-prinsip tumbuh-kembang
sebagaimana praktik pendidikkan yang sesuai
dengan perkembangan anak toddler (developmentally
appropriate practice).

93
a. Hubungan antara pengasuh dan anak toddler

Hubungan pengasuh dan anak toddler memiliki peran penting bagi

Memahamiperkembangan optimal anak


Tumbuh Kembang Anaktoddler. Oleh karena itu perlu hubungan yang hangat

dan kontinu untuk memantau setiap perilaku anak toddler. Sebagai individu yang
sedang baru Sumber: https://www.flickr.com
mulai mengenali interaksi dengan dunia luar. Anak toddler perlu
Gambar 4.4 Interaksi
pendampingan agar anak yang hangat
mendapatkan antara
bimbingan yang Ayah
tepat danBunda
contoh perilaku
dan Toddler mengajarkan
yang baik dari mereka
lingkungan sekitar. Bimbinganbanyak arti
tersebut tentu yangdalam
paling berperan
kehidupan
adalah orangtua atau pengsuh yang selalu bersama toddler.

Hubungan orangtua atau pengasuh tidak hanya sebagai pembimbing tetapi


model bagi anak. Sebagai pembimbing tentu anak toddler membutuhkan bahasa -

Di bawah ini dikemukakan


bahasa komunikasi pola
yang mengandung asuh
makna perkembangan
kasih sayang, penghargaan dan
empati dari setiap perilaku yang dimunculkan anak. Kasih sayang dalam arti
anak toddler sebagaimana dikemukakan Coople and
bahwa anak toddler dalam berinteraksi merasa diperhatikan dan disayangi oleh
Brodeman (2010) diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Hubungan antara pengasuh dan anak toddler
Hubungan pengasuh dan anak toddler memiliki
peran penting bagi perkembangan optimal anak
toddler. Oleh karena itu perlu hubungan yang hangat
dan kontinu untuk memantau setiap perilaku anak
toddler. Sebagai individu yang sedang baru mulai
mengenali interaksi dengan dunia luar. Anak toddler
perlu pendampingan agar anak mendapatkan
bimbingan yang tepat dan contoh perilaku yang baik

94
BAB IV Masa Toddler

dari lingkungan sekitar. Bimbingan tersebut tentu


yang paling berperan adalah orangtua atau pengsuh
yang selalu bersama toddler.
Hubungan orangtua atau pengasuh tidak hanya
sebagai pembimbing tetapi model bagi anak. Sebagai
pembimbing tentu anak toddler membutuhkan
bahasa-bahasa komunikasi yang mengandung
makna kasih sayang, penghargaan dan empati dari
setiap perilaku yang dimunculkan anak. Kasih sayang
dalam arti bahwa anak toddler dalam berinteraksi
merasa diperhatikan dan disayangi oleh orangtua
atau pengasuhnya. Panggilan yang diakhiri sayang,
seperti hani sayang, dan mengajarkan anak dengan
sikap yang sabar adalah hal ynag dibutuhkan anak
agar masa toddler merasa disayangi orangtuanya.
Penghargaan dalam arti memberikan reward
setiap perilaku positif yang dilakukan anak, seperti
anak berdiri sendiri ketika jatuh dan tidak menangis,
kemudian orangtua menyampaikan anak mama
hebat, maka hal itu merupakan bentuk bimbingan
yang membuat anak toddler semakin mengarahkan
dirinya kepada perilaku positif.
Selanjutnya empati dalam hal ini menunjukkan
ikut merasakan ketika anak megalami masalah.
Anak toddler melakukan sesuatu bukan karena
logika tetapi try and error sehingga sebahagian

95
Memahami Tumbuh Kembang Anak

perilakunya menimbulkan masalah sendiri baginya.


Seperti memanjat jendela, setelah diatas bingung
untuk turun, berlari kencang tanpa terkendali
akhirnya nabrak sesuatu. Perilaku seperti ini perlu
empati dari orangtua atau pengasuh, tetapi bukan
disalahkan. Banyak orangtua menyalahkan seperti
dengan kata-kata ibukan udah bilang makanya jatuh,
tetapi sebaiknya gimana sayang lain kali hati hati ya
sambil dipeluk.
Kebiasaan yang sering dilakukan orangtua adalah
menyalahkan benda sekitar jika anak jatuh seperti
“ Wah anak ibu jatuh lantainya jahat nih, kemudian
lantai dipukul”. Cara yang seperti ini sebaiknya
tidak dilakukan karena dengan ucapan orangtua
yang seperti ini anak mulai belajar menyalahkan
orang lain jika dia mengalami masalah nantinya.
Sebaiknya tentu kita lebih membimbing anak untuk
hati-hati daripada menyalahkan benda sekitar.
Strategi-strategi yang dapat dilakukan orangtua atau
pengasuh dalam menyikapi perilaku anak toddler
diantaranya adalah sebagi berikut.
1) Mengajar berbahasa yang baik dan benar
diupayakan banyak merespon pembicaraan
anak dengan respon yang benar. Artinya
disini orang dewasa mencontohkan bahasa
yang benar kepada anak, bukan justru

96
BAB IV Masa Toddler

meniru bahasa anak. Orangtua memberi


nama benda-benda, menjelaskan peristiwa, dan
merefleksikan perasaan untuk membantu anak-
anak toddler belajar kata-kata baru. Pengasuh
menyederhanakan bahasa bagi toddler yang
baru. Misalnya ketika anak mengucapkan
mimik cucu, maka pengasuh membahasakan
kembali “Adik mau susu?“. Orang dewasa
juga mengembangkan bahasa yang mereka
ungkapkan seperti mau makan , maka orang
dewasa mengulang, “ OO adik lagi lapar dan
sekarang mau makan ya.“
2) Memperbanyak bahasa anak juga bisa dilakukan
dengan menanyakan tentang suara dan kata
apa yang digunakan toddler . Disamping itu
banyak menirukan berbagai macam bunyi dan
suara dari orang dewasa. Seringkali bahasa
anak toddler sulit dipahami, maka sebaiknya
orang dewasa minta anak untuk mengulang
sehingga pengasuh akan dapat memahami
apa yang dikatakan anak saat ia menggunakan
pembicaraan awal atau bahasa di rumah yang
tidak dipahami pengasuh.
3) Orang dewasa merespons tangisan toddler
atau perilaku emosional tanda-tanda kesedihan
lainnya dengan lebih menekankan pembelajaran

97
Memahami Tumbuh Kembang Anak

agar anak toddler tidak memanfaatkan bentuk


rasa kecewa untuk mendapatkan perhatian
orangtua. Sering kita bersikap berlebihan
memanjakan anak toddler ketika sedang
emosional. Diawal sudah kita jelaskan bahwa
anak toddler sedang try and error bagaimana
untuk mendapatkan perhatian orangtua. Jika
sikap kita salah maka akan muncul mindset yang
salah dalam diri anak, bahwa jika aku ngambek
aku diperhatikan orang tua, jika aku menyakiti
diri aku disayang oleh mama. Apabila mindset
tersebut sudah menjadi bahagian dari anak
maka ini merupakan perilaku salah suai akibat
pola asuh yang salah.
4) Orang dewasa sebaiknya banyak memberikan
respon dan sentuhan positif dari setiap
kemampuan yang dimiliki anak dengan tepuk
tanggan, tepukan pada punggungnya, atau
pelukan dan memangkunya. Anak toddler
biasanya dengan ekspresif akan memunculkan
dari setiap kemampuan yang dimiliki. Hal ini
perlu direspon agar ia memiliki kebanggan
dengan dirinya.
5) Anak toddler sedang mengembangkan konsep
kediriannya. Mereka masih bingung dengan
masalah kepemilikan. Sehingga sering terjadi

98
BAB IV Masa Toddler

rebutan mainan. Contoh perebutan boneka,


“Ani ingin bermian boneka ya, boneka itu punya
nina, sekarang mari kita ambil boneka ani ya”.
Terkadang dalam kondisi yang demikian jika
tidak bisa diatasi lebih baik digunakan cara lain
dengan mengalihkan perhatiannya pada mainan
lainnya.
b. Belajar bersama anak toddler
Perkembangan kemampuan yang diperlukan
toddler agar dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya memerlukan kegiatan belajar yang
sesuai dengan kondisinya atas bimbingan orangtua.
Belajar masa toddler adalah bermain. Hal ini karena
anak toddler belum mampu untuk diajak belajar seperti
pendidikan formal. Untuk itu kegiatan belajar bersama
toddler dilaksanakan sebagai berikut.
1) Bersifat luwes baik dari segi waktu maupun jens
permaianan. Orangtua sebaiknya menyesuaikan
dengan kebutuhan mereka. Bermain dapat
dilakukan dalam setting individu maupun
kelompok. Permainan dapat berubah rubah
sesuai dengan interestnya anak toddler pada
saat itu. Intinyanya bermain adalah belajar bagi
toddler.

99
Memahami Tumbuh Kembang Anak

2) Pengasuh melakukan permainan timbal-balik


dengan toddler. Artinya orangtua terkadang jadi
pemeran utama dan sebaliknya anak juga dapat
jadi peran utama. Orangtua dapat memberikan
model bagi anak-anak bagaimana cara bermain
baik itu yang ekploratif, imajinatif, seperti
petak umpet, mencari benda yang hilang puzle
dan sebagainya. Pengasuh juga mendukung
permainan toddler sehingga anak-anak tetap
tertarik pada benda atau aktivitas dalam waktu
yang lama dan permainannya menjadi lebih
kompleks, yang bergerak dari kesadaran dan
eksplorasi benda-benda yang sederhana sampai
permainan yang lebih kompleks.
3) Anak Toddler dalam memberikan ragam
permaianan dapat diberikan bahan-bahan
seni yang layak seperti krayon yang besar,
pensil warna, dan kertas besar. Orangtua
mengharapkan anak toddler mengeksplorasi
dan memanipulasi bahan-bahan seni dan tidak
mengharapkan mereka menghasilkan produk
seni jadi. Tentu saja hal yang harus diperhatikan
agar bahan yang mereka pakai tidak mengandung
racun . Anak-anak memiliki kesempatan harian
untuk aktivitas eksplorasi seperti permainan
air dan pasir, lukisan, manipulasi tanah liat atau

100
BAB IV Masa Toddler

permainan adonan. Disamping itu permaianan


anak –anak sebaiknya bukan jenis makanan,
karena pada masa ini anak baru belajar untuk
membedakan makanan dan benda yang tidak
boleh dimakan.
4) Menyediakan alat –alat makanan khusus
bagi anak toddler juga sebaiknya hal yang
disarankan. Tujuannya adalah agar anak
toddler terhindar dari barang berbahaya
untuknya seperti pecah belah, serta mengajar
kemandirian untuk melakukan sendiri semua
kebutuhan yang diperlukannya. Hal ini juga
diperlukan untuk melatih ketrampilan motorik
halus dan kasarnya Usaha anak-anak untuk
memakai baju dan sepatu sendiri didukung dan
didorong secara positif.
5) Orangtua juga mendorong anak-anak untuk
belajar menggunakan toilet. Saat toddler
mencapai usia ketika ia merasa percaya diri dan
tidak takut untuk duduk di atas tempat duduk
toilet. Orangtua mengajak anak toddler untuk
mulai menggunakan toilet dan membimbing
untuk belajar mengeluarkan kotoran di toilet.
Awal toilet training perlu pendampingan yang
penuh dari orangtua sampai akhirnya anak
belajar untuk mampu melakukan sendiri. Perlu

101
mencapai usia ketika ia merasa percaya diri dan tidak takut untuk duduk di atas
tempat duduk toilet. Orangtua mengajak anak toddler untuk mulai menggunakan
toilet dan membimbing untuk belajar mengeluarkan kotoran di toilet. Awal toilet
Memahami Tumbuh Kembang Anak
training perlu pendampingan yang penuh dari orangtua sampai akhirnya anak belajar
untuk mampu melakukan sendiri. Perlu ditanamkan sikap sehat dan menerima fungsi
ditanamkan sikap sehat dan menerima fungsi
tubuhnya termasuk dalam hal pembuangan.
tubuhnya termasuk dalam hal pembuangan.
Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 4.5 Lingkungan dan pertemanan yang kondusif dapat menopang tumbuh

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 4.5 Lingkungan dan pertemanan yang kondusif
dapat menopang tumbuh kembang toddler dengan baik

c. Memberikan lingkungan yang kondusif bagi toddler


Pengembangan keseluruhan aspek diri toddler
secara optimal memerlukan wahana yang mendukung
yaitu lingkungan kondusif. Mengingat pentingnya peran
lingkungan tersebut dalam mendukung perkembangan
optimal toddler tersebut, maka pendampingan
perkembangan toddler yang berkaitan dengan
lingkungan tersebut dilaksanakan sebagai berikut.
1) Kamar tidur didesain tidak membahayakan
toddler, seperti tempat tidur yang mudah bagi

102
BAB IV Masa Toddler

anak toddler untuk turun naik, perlengkapan


tidur, seperti selimut, bantal, alas kasur .
2) Tembok dicat dengan cat yang mudah
dibersihkan. Bahan-bahan karpet dan lantai
dipilih untuk memberikan latar belakang yang
lembut sehingga mata toddler tertarik pada
bahan-bahan dan pilihan aktivitas.
3) Penutup lantai hendaknya layak bagi aktivitas
yang terjadi di sana ubin penahan goncangan bagi
daerah terbuka di mana toddler mendorong dan
menarik mainan sekitar dan untuk seni, makan,
tempat permainan pasir dan air. Karpet berlapis
rendah dan mudah dibersihkan atau tikar yang
tidak licin menutupi tempat permainan yang
tenang.
4) Hasil kerja seni toddler dan aktivitas kreatif
yang lain digantung pada tingkat tepat di atas
jangkauan toddler tetapi cukup rendah bagi
mereka untuk melihat. Pengasuh memajang
gambar-gambar anak-anak dan keluarga
mereka.
5) Bak cuci seukuran anak dengan persediaan
handuk kecil ditempatkan dekat tempat yang
dimaksudkan untuk aktivitas yang banyak
menimbulkan kekotoran sehingga toddler
belajar untuk membersihkan dan mencuci

103
Memahami Tumbuh Kembang Anak

tangannya setelah aktivitas tersebut. Baju


pelapis dicantelkan pada kaitan yang rendah
sehingga toddler dapat dengan mudah
mengelolanya dan membersihkannya dengan
mudah. Toddler dapat mengerjakan sebagian
besar aktivitas tanpa bantuan.
6) Buku gambar yang kokoh disediakan. Orang-
orang dengan berbagai usia, kelompok
budaya dan ras, jenis keluarga, pekeijaan, dan
kemampuan/ kecacatan digambarkan.
7) Anak-anak memiliki banyak kesempatan bagi
permainan otot besar yang aktif baik di dalam
maupun di luar ruang. Lingkungan yang meliputi
bidang pendakian yang lembut, terowongan
untuk merangkak, dan alat pelantak dan tangga
yang sesuai dengan ukuran anak-anak untuk
memperaktikkan keterampilan yang baru
diperoleh. Ruang permainan luar ruang toddler
dipisah dari ruang anak-anak yang lebih tua.
Peralatan permainan luar ruang bagi toddler
meliputi peralatan pendakian kecil tempat
mereka dapat berkeliling dan keluar-masuk
dari peralatan permainan sendirian yang
memerlukan pengawasan, seperti ayunan dan
papan seluncur.

104
BAB IV Masa Toddler

d. Kesehatan dan keselamatan


Ketika bermain, anak toddler memerlukan
lingkungan yang bersih dan yang mampu memberikan
tempat aman bagi toddler. Kondisi tersebut menjadi
sangat penting bagi perkembangan optimal seluruh
aspek diri toddler. Karena itu, salah satu kegiatan
pendampingan diarahkan untuk mengembangkan
kesehatan dan keselamatan toddler. Pengasuh atau
pendamping sebaiknya memperhatikan kebersihan
tempat bermain dan sekaligus juga adakalanya menjadi
tempat makan sambil bermain dan sebagainya.
Keselamatan dari benda–benda yang akan diper-
gunakan toddler juga perlu diperhatikan, seperti benda
tajam, berat yang akan menimpa toddler sebaiknya
dijauhkan dari lingkungan.
e. Hubungan timbal-balik dengan keluarga.
Hubungan timbal balik tersebut adalah upaya
pengasuh, pendamping dan orangtua menciptakan
komunikasi multi arah agar tercapainya perkembangan
yang optimal. Sejak masa toddler orangtua sebaiknya
mulai menciptakan komunikasi yang membangn
hubungan yang positif antara anak dan orangtua.
Meskipun banyak sikap dan perilaku toddler yang
sangat membingungkan orangtua dan pengasuh tetapi
bukan berarti ketidakpahaman dan ketidakmengertian
tersebut dibiarkan sehingga anak toddler merasa

105
Memahami Tumbuh Kembang Anak

pengasuh atau orangtua tidak mau mengerti tentang


dirinya.
Pada usia ini watak atau karakter anak sudah mulai
terbentuk dan akan berubah dari waktu ke waktu
tergantung pada situasi atau kondisi serta pengalaman
yang ia terima dari lingkungannya. Semakin banyak
pengalaman yang didapat dari lingkungannya, maka
semakin mempercepat aspek kognitif, afeksi dan
psikomotor anak, seperti kemandirian.
Selain itu pada masa ini sangat penting sikap
memberikan kebebasan pada anak untuk bereksplorasi.
Hal ini karena usia ini anak dalam masa try and
error. Minimalkan kata-kata yang sifatnya melarang,
mencegah ketika anak melakukan sesuatu. Lebih baik
kita selalu berada didekat, disamping dan mengawasai
anak. Masa ini anak sangat aktif bergerak dalam rangka
memperkuat otot dan mengembangkan rasa ingin
tahunya. Menciptakan lingkungan yang aman dari
bahaya yang ditimbulkan sangat penting, karena anak
akan memegang, mengutak-atik apapun benda yang
ada disekitarnya. jika perlu berikanlah ruangan seperti
lapangan sepak bola yang diisi dengan berbagai macam
benda yang bisa dimainkannya. Orang tua atau pengasuh
tinggal mengamati perilakunya.

106
BAB V Usia Pra Sekolah

BAB V

USIA PRA SEKOLAH

A. Pengertian
Usia pra sekolah berkisar antara 2/3 tahun sampai
5/6 tahun. Usia ini bagi sebahagian orang tua mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak. Pada
masa toddler orang tua melihat perilaku anak terasa
menggembirakan, sehingga menjadikan sebuah hiburan
dengan tingkahnya yang spontan, meskipun melelahkan
namun berbeda menyikapi anak usia pra sekolah. Bagi
sebahagian orang tua di usia ini perilaku anak terasa
menjengkelkannya, anak terkesan sengaja membuat
kita marah dan sulit diatur. Disatu sisi kita harus mulai
menanamkan nilai kebaikan dalam diri anak, disisi lain
kita kebingungan bagaimana caranya, padahal di usia
ini awal dari pembentukan sikap kepribadian si anak
demi kehidupan masa depannya.

107
Memahami Tumbuh Kembang Anak

B. Perkembangan
Penampilan Fisiologis
maupun gerak gerik anak usia prasekolah mudah dibedakan dengan
anak yang berada dalam tahapan sebelumnya, (a) Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka

telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan
yang dilakukan sendiri, (b) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan
Sumber: https://www.flickr.com
istirahat yang cukup, seringkah anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat
Gambar 5.1 Kesiapan fisiologis dan kognitif perlu
cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak. (c) Otot-otot besar pada anak
diarahkan sebelum anak sekolah dan mendapatkan
prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya
lingkungan barunya
anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit, seperti mengikat tali
sepatu, (d) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan
Penampilan maupun
masih kurang sempurna, gerak
(e) Walaupun gerik
tubuh anak lentur, anak usiakepala yang
tetapi tengkorak

prasekolah mudah
melindungi dibedakan
otak masih dengan
lunak (soft) (Hurlock, 2008;anak
2013). yang berada
Sumber: https://www.flickr.com
dalam tahapan sebelumnya,
Gambar 5.1 Kesiapan (a) perlu
fisiologis dan kognitif Anak
diarahkanprasekolah
sebelum anak sekolah dan
mendapatkan lingkungan barunya
umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan
C. Perkembangan Kognitif
atau kontrolPiaget terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
memberi istilah tahap ini sebagai tahap berfikir praoperasional, yaitu suatu
kegiatantahapyang dilakukan
yang berlangsung dari usiasendiri,
dua atau tiga(b)
tahun Setelah anak
sampai tujuh atau delapan tahun.
Pengertian anak tentang orang, benda, dan situasi meningkat dengan pesat, yang dapat di
melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan
istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari
bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal
aktivitas yang tenang diperlukan anak. (c) Otot-otot

108
BAB V Usia Pra Sekolah

besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari


kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu
biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan
kegiatan yang rumit, seperti mengikat tali sepatu, (d)
Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus
memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang
kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan
masih kurang sempurna, (e) Walaupun tubuh anak
lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak
masih lunak (Hurlock, 2008; 2013).

C. Perkembangan Kognitif
Piaget memberi istilah tahap ini sebagai tahap
berfikir praoperasional, yaitu suatu tahap yang
berlangsung dari usia dua atau tiga tahun sampai tujuh
atau delapan tahun. Pengertian anak tentang orang,
benda, dan situasi meningkat dengan pesat, yang dapat
di pahami bahwa peningkatan ini timbul dari arti-arti
baru yang di sosialisasikan dengan arti-arti yang di
pelajari selama masa bayi.
Ciri tahap praoperasional menurut Piaget ditandai
dengan cara berfikir anak sebagai berikut.
a. Perspective taking
Yaitu mengambil perspektif orang lain
seolah-olah perspektif dirinya. Apa yang

109
Memahami Tumbuh Kembang Anak

didengar dan disampaikan orang dewasa maka


akan diucapkan kembali dan seolah olah hal
tersebut adalah pemikirannya. Bahkan cara
dewasa bicara ditiru sepenuhnya oleh anak .
Anak usia ini terkesan sulit menyimpan rahasia.
Contoh ketika ia mendengar orang tua bergosip
di rumah tentang tetangganya, maka anak akan
menyampaikan kepada orang tersebut tentang
apa yang dibicarakan di rumah oleh orang
tuanya.
b. Ego sentris
Cara berfikir anak berdasarkan pada
pandangannya sendiri dan sulit menerima
masukan orang lain. Orang tua kesulitan
berdiskusi dengan anak, karena sulit untuk
diberikan pengertian. Seringkali anak
membantah dan menentang orang dewasa
ketika anak merasa tidak sesuai dengan jalan
pemikirannya yang masih kekanak-kanakkan.
Anak terkesan keras kepala . Namun yakinlah
para orang tua dengan pertambahan usia dan
pengalaman yang dimiliki anak, cara berfikir
anak semakin berkembang dan semakin baik.
c. Animistik
Anak usia ini dalam mengembangkan
kemampuan berfikirnya melalui cara berfikir

110
BAB V Usia Pra Sekolah

animistik. Artinya, benda-benda yang ada


disekitar anak seolah-olah seperti hidup, anak
suka bicara sendiri atau bicara dengan benda-
benda sekitar yang seolah-olah hidup seperti
bicara dengan boneka, robot dan mainan
lainnya. Hal ini dalam upaya mengembangkan
kemampuan imajinasi dan kreatifitasnya.
Ciri Kognitif Anak Pra sekolah atau TK
yaitu : (a) Anak prasekolah umumnya terampil
dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang
berbicara, khususnya dalam kelompoknya,
sebaiknya anak diberi kesempatan untuk
berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik, (b) Kompetensi
anak perlu dikembangkan melalui interaksi,
minat, kesempatan, mengagumi dan kasih
sayang. Ainsworth dan Wittig (1969) serta
Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara
mengembangkan agar anak dapat berkembang
menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan
bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat
terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan
anak. c) Berikan kesempatan kepada anak
untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan
dalam banyak hal. d) Berikan kesempatan dan

111
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dorongan maka untuk melakukan berbagai


kegiatan secara mandiri, e) Doronglah anak
agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan
dalam berbagai tingkah laku. f) Tentukan
batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan
oleh lingkungannya, g) Kagumilah apa
yang dilakukan anak. h) Sebaiknya apabila
berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan
hangat dan dengan ketulusan (Hidayani, 2005).

D. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson tahap ini disebut juga dengan tahap
Inititive Versus Guilt. Pada tahap ini anak sangat aktif
dan suka bertanya, benda-benda yang ada disekitarnya
menjadi mainan dalam mengisi hari-harinya. Kreativitas
anak sangat tinggi dalam berinteraksi sosial, anak
mudah berteman dan mudah bermusuhan dengan anak
sebaya. Hal ini karena usianya yang ego sentris.
Pertanyaan-pertanyaan anak usia ini sangat kritis,
sehingga sering orang tua kewalahan dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan anak, seperti; dari mana
adik lahir.
Pada periode pra sekolah, anak mampu
mengembangkan diri dengan berbagai orang dari
berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman

112
BAB V Usia Pra Sekolah

sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan,


sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam
menyesuaikan diri dengan aturan- aturan yang berlaku
di dalam masyarakat dimana anak berada.
Perkembangan sosial diperoleh dari kematangan
dan kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan
terhadap anak, pada usia dua tahun anak- anak mulai
Perkembangan sosial diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari
memantapkan
berbagai respon identitas dirinya
lingkungan terhadap danusia selalu
anak, pada ingin
dua tahun anak- anak mulai

menunjukan kemauan dan kemampuannya dengan


memantapkan identitas dirinya dan selalu ingin menunjukan kemauan dan kemampuannya
dengan berbagai pertanyaan. Tidak jarang pada saat tersebut anak- anak dinilai sebagai anak
berbagaikeras pertanyaan.
kepala. Tidak jarang pada saat tersebut
anak- Sumber:
anak dinilai sebagai anak keras kepala.
https://www.flickr.com
Gambar 5.2 Anak harus diajarkan cara berdamai dengan rasa bersalahnya yaitu dengan

meminta maaf dan belajar memperbaiki kesalahan


Sumber: https://www.flickr.com
Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan
Gambar 5.2 Anak harus diajarkan cara berdamai
karakteristik sebagai berikut: a)Berkembangnya konsep diri, b) Munculnya egosentris, c)
dengan rasa bersalahnya yaitu dengan meminta maaf
Rasa ingin tahu yang tinggi, d) Imajinasi yang tinggi, e) Belajar menimbang rasa, f)
dan belajar memperbaiki kesalahan
Munculnya kontrol internal, g) Belajar dari lingkungannya, h) Berkembangnya cara berfikir,
i) Berkembangnya kemampuan bahasa, j) Munculnya perilaku "buruk".

Di usia ini Pada


anak perkembangan anak usia pra sekolah pada saat
mengalami banyak perubahan awal masuk sekolah
baik
memasuki lingkungan yang baru, sering merasa tidak nyaman atau tidak betah.
fisik dan mental,
Berbagai haldengan
yang munculkarakteristik
dalam pikiran sehinggasebagai berikut:rasa takut,
kadangkala menibulkan
tidak percaya diri yang membuat dia ingin ditemani, karena terkadang merasa asing
dengan lingkungan yang baru tersebut.
113
Memahami Tumbuh Kembang Anak

a)Berkembangnya konsep diri, b) Munculnya egosentris,


c) Rasa ingin tahu yang tinggi, d) Imajinasi yang tinggi, e)
Belajar menimbang rasa, f) Munculnya kontrol internal,
g) Belajar dari lingkungannya, h) Berkembangnya cara
berfikir, i) Berkembangnya kemampuan bahasa, j)
Munculnya perilaku “buruk”.
Pada perkembangan anak usia pra sekolah pada
saat awal masuk sekolah memasuki lingkungan yang
baru, sering merasa tidak nyaman atau tidak betah.
Berbagai hal yang muncul dalam pikiran sehingga
kadangkala menibulkan rasa takut, tidak percaya diri
yang membuat dia ingin ditemani, karena terkadang
merasa asing dengan lingkungan yang baru tersebut.
Jadi pengalaman yang baru yang memberi kesan
positif bagi anak sangat penting di usia dini. Orang
dewasa seperti orangtua, guru juga harus selalu
mengamati perkembangan dan kemampuan anak
dalam beradaptasi dengan lingkungan. Inilah arti
penting “individual differencess”. Bahwa masing masing
anak memiliki ciri tertentu dalam beradaptasi dengan
lingkungan. Sebahagian anak mungkin sangat cepat,
sehingga dihari pertama sekolah sudah memiliki
banyak teman. Namun pada anak yang lain lain bisa saja
kondisinya berbeda.
Ciri-Ciri Perilaku sosial menurut Hartup (Monks
dan haditono 2004:183)

114
BAB V Usia Pra Sekolah

a. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu


atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti,
mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan
diri secara sosial, mereka mau bermain dengan
teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama
jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang
sahabat dari jenis kelamin yang berbeda
b. Kelompok bermain cenderung sedikit dan tidak
terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti-ganti dan tidak menetap
sesuai interest anak terhadap permainan dari
kelompok tersebut.
c. Anak lebih mudah berinteraksi dengan usia
yang lebih sedikit diatasnya. Dan biasanya lebih
mengikuti permainan anak yang usia sedikit di
atasnya.

E. Emosi di Usia Pra Sekolah


Emosi di usia pra sekolah menunjukkan perilaku
impulsif, tidak terkontrol, suka berubah-ubah
dan tidak terkendali. Hal ini sejalan dengan tahap
perkembangan ego sentris, di usia pra sekolah anak juga
sulit dikendalikan jika pendekatan tidak tepat dalam
menangani masalahnya.

115
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Mungkin sering kita mendengar orang dewasa yang


kekanak-kanakkan. Istilah ini menunjukkan bahwa
pemunculan emosi usia pra sekolah sulit dipahami.
Agak berbeda memang dengan emosi di masa toddler,
dimana pengungkapan emosi baik positif dan negatif
dengan tujuan mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari lingkunga sekitar. Tetap dimasa usia pra
sekolah lebih kepada pemunculan ego atau kediriannya
yang ingin diakui oleh lingkungan.
Namun orang dewasa sering mengalami kesulitan
untuk memberikan pemahaman jika ternyata anak
kekeh dengan keinginan dan maunya yang menurut kita
sebagai orang dewasa tidak mungkin diberikan. Hal ini
bisa saja karena usia untuk memiliki barang tersebut
belum cukup dan lainnya.
Pertentangan dan konflik akan sering terjadi antara
anak dengan pengasuh dan orangtua. Pada saat itu
sebaiknya hindari pertentangan yang mengakibatkan
anak melawan orangtua atau orangtua harus menyakiti
anak dengan mencubit atau tindakan lainnya karena
merasa tidak dihormati dan dihargai.

116
melawan orangtua atau orangtua harus menyakiti anak dengan mencubit atau tindakan
lainnya karena merasa tidak dihormati dan dihargai.

BAB V Usia Pra Sekolah

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 5.3 Belajar mengalola emosi adalah salah satu tugas utama pengasuhan di masa pra
Sumber: https://www.flickr.com
sekolah
Gambar 5.3 Belajar mengalola emosi adalah salah satu
Pengalaman penulis dalam menyikapi anak dalam situasi konflik dengan anak
tugas utama pengasuhan di masa pra sekolah
pada saat mereka diusia pra sekolah, adalah tidak pernah membujuk bahkan mendekati
pada saat anak sedang marah. Bagi penulis membiarkan anak untuk melepaskan

Pengalaman penulis dalam menyikapi anak dalam


situasi konflik dengan anak pada saat mereka diusia
pra sekolah, adalah tidak pernah membujuk bahkan
mendekati pada saat anak sedang marah. Bagi penulis
membiarkan anak untuk melepaskan katarsisnya
akan lebih baik daripada membujuk, mendekati
bahkan memarahinya. Menangis, melepaskan emosi
saat usia pra sekolah adalah bahagian dari proses
tumbuhkembangnya. Mungkin kita sering mendengar
orang dewasa yang berperilaku dan pengungkapan
emosi yang kekanak-kanakan. Hal ini terjadi karena
masa usia kanak –kanak anak tidak banyak diberi
kesempatan untuk membuangnya atau melepaskannya.

117
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Namun bukan berarti dibiarkan begitu saja. Setelah


lepas semua emosi barulah ananda diajak bicara itupun
atas seijinnya“. Gimana sayang sudah bisa kita bicara,
jika belum lanjutkan nangisnya nak, ibu tunggu sampai
kamu siap”. Alhamdulillah ketika selesai marahnya
ananda sangat mudah diajak berkomunikasi dua arah.
Tapi kuncinya disini, jika dalam komunikasi tersebut
ternyata orangtua yang bersalah maka segera memberi
contoh untuk meminta maaf dulu kepada anak.
Sering kita para orangtua merasa malu untuk
meminta maaf pada anak, padahal kita yang bersalah.
Sementara anak diminta untuk segera minta maaf kalau
salah. Apakah kita adil sebagai orangtua. Penulis yakin
jika penanganan emosi anak usia pra sekolah dilakukan
dengan cara yang tepat dan bijak, maka tidak akan
pernah terjadi konflik antara anak diusia pra sekolah
dengan orangtua. Yakinlah tidak ada kata kata yang
sulit dalam mendidik anak jika kita lakukan dengan
ilmu, sabar dan strategi yang tepat.

F. Pola Asuh
Pola asuh yang perlu dikembangkan pada masa
prasekolah adalah sebagai berikut.
1. Tanggapi setiap pertanyaan anak dengan
sabar, sesuai dengan cara berfikir anak. Sulit
menjeleskan kepada anak dengan kemampuan

118
BAB V Usia Pra Sekolah

berfikir yang masih sangat sederahana, namun


tanggung jawab orang tua untuk memenuhi
rasa ingin tahu anak tentang lingkungannya.
Sebahagian anak yang cerdas, ia tidak akan
puas dengan jawaban yang diberikan, butuh
jawaban, pemikiran, dan strategi yang tepat
untuk memuaskan anak terhadap pertanyaan
yang diberikan.
2. Beri kesempatan pada anak untuk
mengembangkan kreativitasnya seoptimal
mungkin. Kedisiplinan, kerapihan dan kebersihan
dimulai di usia ini, namun pembiasaan sikap-
sikap yang baik tersebut tidak dapat dipaksakan
bahwa anak harus mampu melakukan. Hal ini
akan mengurangi rasa kebebasan dan percaya
diri anak yang baru dimulai.
3. Bila ingin menegur, menasehati lakukan
dengan cara yang tepat, sesuai dengan usianya.
Dalam keseharian jangan sampai anak banyak
mendengar larangan orangtua daripada pujian
dan penghargaan dengan perbuatan baik yang
dia lakukan.

119
Memahami Tumbuh Kembang Anak

120
BAB VI Usia SD

BAB VI

USIA SD

BAB VI
USIA SD
A. Pengertian

A. Pengertian Masa Usia SD (usia 6-12 tahun) adalah


periode ketika anak-anak dianggap mulai belajar

Masa Usia bertanggung


SD (usia jawab 6-12 tahun)
atas perilaku adalah periode
sendirinya, dalam
hubungannya dengan orang lain yaitu orangtua,
ketika anak-anak
temandianggap
sebaya dan orang mulai
lainnya. Anakbelajar
mulai belajar bertanggung
tentang bagaimana mempertahankan harga dirinya,
jawab atas perilaku sendirinya, dalam hubungannya
menghargai orang lain agar dapat diterima dalam
dengan orang lain yaitu
kelompoknya. orangtua,
Oleh karena teman
itu peran kelompok sangat sebaya dan

Sumber: https://www.flickr.com

Gambar 6.1 Kelompok memiliki arti penting bagi anak


Usia SD

121
Memahami Tumbuh Kembang Anak

orang lainnya. Anak mulai belajar tentang bagaimana


mempertahankan harga dirinya, menghargai orang lain
agar dapat diterima dalam kelompoknya. Oleh karena
itu peran kelompok sangat penting bagi anak bagaimana
merasa dihargai dan diperlakukan.
Terdapat perbedaan proses sosialisasi anak diusia
pra sekolah dan usia sekolah dasar. Jika diusia pra
sekolah anak masih dominan diawasi orangtua dalam
bermain dan berinteraksi dengan orang lain dan teman
sebaya. Disamping itu anak lebih jujur mengungkapkan
apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan pada
orangtua. Sehingga orangtua dapat membimbing dan
mengarahkan anak jika ditemukan persoalan pada
anak yang harus diatasi untuk kedepannya. Namun
diusia sekolah dasar, waktunya sudah lebih dominan
bersama teman –teman dan juga anak sudah mampu
memanipulasi keadaaan dengan caranya agar disukai
teman –teman. Terkadang anak berani berbohong pada
orangtua agar ia disenangi teman –temannya. Sehingga
peran teman sebaya ikut memengaruhi pembentukan
dasar kepribadian anak sebagai bekal anak memasuki
usia remaja.
Usia 6 – 12 tahun juga sering disebut usia sekolah.
Artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak-anak usia
ini, yang menjadi titik pusat perkembangan fisik, kognitif
dan psikososial. Bersekolah merupakan pengalaman

122
BAB VI Usia SD

pembentuk perkembangan anak yang utama, yang


memengaruhi setiap aspek perkembangan anak.
Disekolah anak-anak mendapatkan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi sosial, mengembangkan
tubuh dan pikirannya dan menyiapkan kehidupan
perkembangan anak.
Pada kebudayaan tertentu, periode usia 5-7
tahun dikatakan sebagai awal dari ‘age of reason’ atau
usia penggunaan akal. Memasuki usia ini anak-anak
diasumsikan mampu mengembangkan keterampilan
baru dan mulai mempunyai peran dan tanggung jawab
baru dalam keluarga dan masyarakat. Namun saat ini,
sudah terjadi pergeseran peran keluarga dan aturan
sekolah formal, yaitu anak- anak usia 6 tahun adalah
usia sekolah. Karena mereka harus bersekolah maka
keterlibatan mereka dalam aktivitas orang dewasa
menjadi berkurang.

B. Pertumbuhan Fisiologis Anak Usia SD


Pada setiap periode perkembangan selalu beriringan
dengan pertumbuhan. Pertumbuhan usia sekolah
dasar mencakup pertumbuhan tinggi dan berat badan,
perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian
tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan
tulang, gigi, otot dan lemak. Banyak faktor yang
memengaruhi perkembangan fisik anak diantaranya

123
Memahami Tumbuh Kembang Anak

jenis kelamin, potensi yang dibawa dari ayah, ibu dan


orang terdekat lainnya, , gizi dan kesehatan, status sosial
ekonomi, dan lain sebagainya..
Pertumbuhan fisik anak memengaruhi
keterampilan bergerak anak, dan bentuk porsi tubuh
akan memengaruhi interaksinya dengan teman sebaya
seperti terlalu kurus, terlalu gemuk. Meskipun terdapat
perbedaan pola, bentuk , tinggi dan berat yang dimiliki
anak, namun perbedaan tersebut tetap mengikuti irama
dan arah perkembangan masing –masing.
Memasuki kelas satu, dua dan tiga SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan,
anak telah memiliki keseimbangan dalam aktivitas
gerak yang dilakukan seperti mampu mengendarai
sepeda roda dua, bermain sepatu roda, dapat melompat
dengan kaki secara bergantian, dapat menangkap bola
dan motorik halas dan kasar seperti menulis, memegang
pencil, menggunting sudah mampu dilakukan dengan
baik. Namun seiring dengan masa pekanya tersebut
lingkungan tetap harus memberikan latihan sebanyak
mungkin agar anak memiliki ketrampilan moorik yang
semakin baik.
Memasuki usia kelas lima dan enam atau masa
pra puber, terjadi perubahan fisik yang sangat pesat
disebabkan oleh kematangan kelenjar dan hormon yang
berkaitan dengan pertumbuhan seksual. Perubahan ini

124
BAB VI Usia SD

mengakibatkan anak mengalami ketidakseimbangan,


menarik diri, bersikap negatif, kurang percaya diri,
perubahan minat dan aktivitas. Dalam hal ini lingkungan
seharusnya memberikan arahan dan bimbingan yang
tepat, agar anak tidak salah dalam mempersepsikan
dirinya. Tidak mudah memang melakukan pendekatan
pada anak diusia pra puber karena anak cenderung
menentang orangtua jika apa yang disampaikan orangtua
tidak sesuai dengan nila –nilai kelompok. Bahkan
diusia ini juga banyak dikeluhkan oleh para pendidik
bahwa rata–rata diusia kelas lima dan enam perilaku
anak mulai berubah dari yang mudah diatur menjadi
sulit diatur. Kuncinya adalah menerima kejujuran anak
dengan berbagai kesalahan yang dilakukan sehingga
anak selalu merasa ada teman untuk berbagi ketika dia
merasa bahwa perilakunya sudah tidak sesuai harapan
orangtuanya.
Anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun.
Secara fisik, anak SD memiliki karakteristik sendiri yang
berbeda, dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya.
Beberapa ahli seperti tipologi Sheldon dalam Hurlock,
2013, Papalia et all, 2009) dan beberapa ahli lainnya
menjelaskan tentang pertumbuhan usia SD sebagai
berikut.
1. Tinggi dan berat badan
Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan

125
Memahami Tumbuh Kembang Anak

berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi


badan 5- 7 cm pertahun . Hal ini tergantung makanan,
olahraga dan potensi genetik yang dimiliki anak. Anak
SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Namun ketika anak memasuki
kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh
anak sudah mendekati seimbang. Ada tiga kemungkinan
bentuk primer tubuh anak SD yaitu:
a. Endomorph yakni berbadan gemuk dan besar.
b. Mesomorph memiliki otot yang kokoh, kuat dan
kekar
c. Ectomorph yaknik jangkung, dada pipih, lemak
dan seperti tak berotot
Ketrampilan motorik kasar dan motorik halus anak,
juga sudah semakin terdiferensiasi. Hal ini dapat dilihat
pada tulisan anak yang semakin bagus, cara anak berlari,
melompat dan melakuan olahraga lainnya. Bahkan anak
juga sudah mampu menghasilkan gambar atau pra
karya melalui kegiatan menulis, melipat, menggunting,
menjahit dan sebagainya.

C. Perkembangan Emosi
Emosi di usia SD berbeda dengan di usia pra
sekolah. Jika di usia pra sekolah cenderung impulsif,
meledak-ledak, tidak terkendali, maka pada usia SD

126
BAB VI Usia SD

perilaku tersebut sudah jarang diperlihatkan karena


sudah memiliki rasa malu. Pengungkapan emosi anak
sering terjadi jika anak merasa kecewa dengan janji
dan komitmen yang telah disampaikan orang dewasa
tetapi tidak ditetapi. Disamping itu rasa kecewa
dan tidak puas dengan apa yang dirasakan juga bisa
memunculkan emosi negatif anak usia SD. Bahasa yang
diungkapkan anak cenderung bahasa bebas, jujur atau
apa adanya. Kalimat seperti ibu tukang bohong, ibu
jahat, b. guru tidak adil menunjukkan rasa kecewa anak
dengan kondisi saat itu. Makanya sebagai orang dewasa
lebih baik berhati hati jika berjanji sama anak usia SD.
Terkadang juga suasana yang membuat anak
memunculkan emosi negatif jika perlakukan lingkungan
membuat anak jauh dari temannya. Karena memang
usia SD adalah usia berkelompok. Sering orangtua
mengalami dilema ketika anak sudah terlanjur memiliki
kelompok bermain semenara orangtua sudah melihat
akibat buruk yang ditimbulkan dari teman kelompok
bermain tersebut. Jika membimbing tidak sesuai
dengan harapan anak maka berakibat, anak mungkin
akan menentang orang tua atau berbohong dengan
kegiatannya agar tidak diketahui orangtua.

127
ditimbulkan dari teman kelompok bermain tersebut.
Jika membimbing tidak sesuai dengan harapan anak
maka berakibat, anak mungkin akan menentang orang
Memahami Tumbuh Kembang Anak
tua atau berbohong dengan kegiatannya agar tidak

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 6.2 Anak pada masa ini mulai mengeksplore
apa minat dan hobi mereka

Akan lebih berbahaya lagi jika perilaku buruk yang


tidak diketahui orangtua sudah menjadi habituasi bagi
anak yang akan dia bawa diusia remaja. Hal ini yang harus
disikapi secara bijak , Sebagai orangtua diupayakan
jangan sampai jadi musuh bagi anak. Tetap hati-hati,
tunjukkan rasa kasih sayang mampu tegas tapi juga
memberikan pendidikan bagi anak yang membuat anak
menjadi orang yang tidak merasa tertekan. Tarik ulur
antara peran orangtua dan teman kelompok bermain
bagi anak dalam hal ini akan terjadi. Strategi agar
orangtua tetap menjadi nomor satu bagi anak, itulah
yang utama. Meluangkan waktu bersama anak dengan

128
BAB VI Usia SD

kegiatan yang mereka senangi baik dirumah dan ke luar


rumah agar anak tidak hanya menjadi bahagian dari
teman-temannya. Sehingga pada saat itu kita sebagai
orangtua mampu menciptakan suasana sharing maka
yang lebih berarti bagi anak tentu orangtua daripada
teman sebayanya.
Bukan berarti kita menghilangkan peran teman bagi
anak. Tetapi upaya kita sebagai orang tua agar anak
mempersepsikan orangtua pada posisi yang utama
itulah yang dapat meminimalisir pengaruh buruk dari
teman –temannya yang mengakibatkan anak memiliki
pengendalian emosi yang tidak tepat .
Perilaku umum yang ditunjukkan anak pada
saat emosi diantaranya menggerutu, mengurung
diri di kamar, ngomel atau bicara tanpa kendali dan
terkadang masih impulsif. Namun kadang sudah
mulai menunjukkan self kontrol tetapi hanya saja cara
pengungkapan sering tidak tepat.

D. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (Kail and Nelson, 1993) anak-
anak yang berada pada masa kanak-kanak lanjut
perkembangan kognitifnya berada pada tahap “concret
operational”. Artinya anak sudah mampu memahami
apa yang disampaikan oleh orangtua, guru dan apa yang

129
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dibaca dengan menggunakan bahasa sederhana dan


ditambah lagi dengan contoh-contoh yang nyata dalam
kehidupannya sehari- hari. Artinya anak memahami
konsep melalui pengalaman sendiri dan lebih objektif.
Anak-anak berpkir konkrit, dan secara bertahap menuju
pada tahap berpikir abstrak. Oleh karena itu anak bisa
memahami sesuatu, melakukan sesuatu yang nampak,
nyata, dan bahasa- bahasa yang konkrit. Sampai kelas
empat SD kata-kata seperti ekonomi, politik sulit
dipahami anak kecuali dijelaskan dengan bahasa dan
contoh yang konkrit.
Permasalahan yang sering penulis temukan
disekolah adalah terdapat perbedaan bahasa buku dan
bahasa anak dalam menjawab soal soal ujian. Sehingga
guru mengurangi nilai anak dengan memberikan nilai
setengah bahkan disalahkan. Hal ini pernah terjadi
pada penulis ketika ananda masih usia SD. Anak merasa
kecewa ketika jawabannya berbeda dengan bahasa
buku tetapi maksud dari jawabannya sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan bahasa buku. SD kelas rendah
dengan kemampuan kognitif yang dijelaskan Piaget
dalam menjelaskan sesuatu sulit untuk mengungkapkan
dengan bahasa yang absrak, Mereka lebih bsa
menjelaskan dengan contoh yang nyata. Persoalannya
dengan kondisi yang seperti ini, apakah pantas anak-
anak kita disalahkan dalam menjawab pertanyaan yang

130
BAB VI Usia SD
SD kelas rendah dengan kemampuan kognitif yang
tidak sesuai dengan
dijelaskan buku, meskipun
Piaget dalam menjelaskan maksudnya
sesuatu sulit sama.
untuk mengungkapkan dengan bahasa yang absrak,
Hal ini tidak hanya
Mereka lebih bsaterjadi
menjelaskanpada
dengan satu anak, penulis
contoh yang

yakin juga banyak terjadi pada anak – anak lainnya. Cara


nyata. Persoalannya dengan kondisi yang seperti ini,
apakah pantas anak- anak kita disalahkan dalam
guru menilai seperti ini tidak
menjawab pertanyaan membangun
yang tidak sesuai dengan buku, salah satu

karakter anakmeskipun
yang maksudnya
berhubungan dengan kreativitas.
sama. Bisa saja para penulis
buku disekolah dasar tidak cukup memahami
Anak hanya dilatih
kemampuandengan bahasa
kognitif anak buku
SD. Para penulis bukan dengan
terkadang

bahasa merekaterjebab
yang sebenarnya maksud dan intinya
dengan gaya bahasanya sendiri.

sama atau tidak jauh berbeda.


Hal ini tidak hanya terjadi pada satu anak,

Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 6.3 Bimbingan yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya kreativitas pada anak SD

Begitu juga dalam memberikan bimbingan dan


pengajaran bagi anak. Dengan kemampuan bahasa
konkrit bahasa bahasa yang disampaikan guru atau
orangtua sebaiknya disesuaikan dengan tingkat berfikit
anak sehingga ilmu tersebut menjadi bahagian dari
kehidupannya dan tidak hanya sebagai hafalan semata.

131
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Perlu memberikan contoh contoh yang konkrit pada


anak dan dengan bahasa bahasa yang menyesuaikan
dengan tingkat berfikirnya.
Salah satu kemampuan penting yang berkembang
pada masa adalah tahap reversibility, yakni beberapa
perubahan dapat dilakukan dengan melakukan kembali
tindakan yang sebelumnya dilakukan secara terbalik.
Misalnya mereka dapat memahami bahwa bola dari
lilin yang kemudian dibentuk menjadi sosis panjang
akan dapat dirubah menjadi bola lagi dengan langkah
yang sama seperti sebelumnya, namun dengan urutan
terbalik. Oleh karena itu anak juga perlu diberi latihan
problem solving sesuai tingkat usianya untuk melatih
berfikir kritis dalam melihat suatu gejala.
Pada tahap ini anak-anak mengalami
perkembangan yang sangat cepat dalam keterampilan
mentalnya. Kemampuan mereka bertambah dalam
hal mendeskripsikan pengalaman dan mengutarakan
apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan. Anak-
anak juga mengalami perubahan kemampuan berfikir,
dari yang sebelumnya lebih berpusat pada diri sendiri
menjadi mampu bepikir juga tentang hal lain diluar
dirinya.
Anak yang memiliki prestasi bagus tentu
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya keyakinan
dan kemampuan diri, pengasuhan orangtua, dan status

132
BAB VI Usia SD

sosial . Tentang keyakinan dan kemampuan anak


bahwa dia merasa mampu untuk menguasai tugas-tugas
dan mengatur sendiri belajarnya di sekolah. Anak yang
mempunyai keyakinan yang tinggi atas kemampuannya
cenderung mempunyai semangat yang tinggi pula dalam
pencapaian prestasinya di sekolah.
Disamping itu pengasuhan orang tua juga menjadi
penting karena waktu bersama orang tua atau keluarga
lebih banyak dari pada sekolah. Perhatiaan orang
tua merupakan dukungan tersendiri bagi anak untuk
mencapai prestasi disekolah. Orang tua pun harus ikut
terlibat pada kegiatan kegiatan yag menunjang prestasi
anak agar anak terpantau.
Tentang status sosial-ekonomi memang tidak selalu
memberi pengaruh langsung dan juga bukan menjadi
indikator juga bahwa anak yang tidak mampu tidak
memiliki prestasi. Namun sudah barang tentu anak yang
memiliki orangtua berkecukupan dan sarana belajar
mendapat kesempatan berlatih yang lebih banyak
dibandingkan anak dengan orangtua yang kategori
cukup.

E. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson tahap usia SD diistilahkan dengan
tahap pembentukan “Industri versus Inferiority”. Artinya

133
Memahami Tumbuh Kembang Anak

anak pada usia ini memiliki semangat dan motivasi


untuk memiliki prestasi dan mengembangkan bakat
dan minat yang dimiliki. Semangat yang tinggi bagi
anak untuk belajar sesuatu yang baru tentu harus
didukung oleh kesempatan yang diberikan orangtua
dan sekolah agar memiliki rasa harga diri dan percaya
diri dalam dirinya. Bimbingan yang tepat tentang cara
belajar dengan tidak menekan dan memaksa, serta
penyaluran bakat dan minat yang dapat memberi rasa
aman dan menyenangkan bagi anak adalah hal yang
perlu diperhatikan. Pengembangan prestasi, bakat dan
minta diusia pra sekolah bukan berarti membuat anak
menjadi anak karbitan yang pada akhirnya menjadikan
anak usia SD merasa tertekan dengan kesempatan yang
diberikan.
Hal yang sama diungkapkan oleh Miller bahwa
tahap yang penting bagi anak adalah ketika mereka
mulai masuk sekolah. Masuk sekolah membuat mereka
berhadapan dengan banyak hal baru yang harus
dipelajari. Pengalaman berhasil akan membuat anak
menumbuhkan ‘sense of industry’. Sebaliknya, kegagalan
akan menghasilkan perasaan ninferior, (Miller, 1993;
Nuryanti, 2008:44).
Emosi yang meledak-ledak diusia pra sekolah
menjadi berkurang memasuki usia SD, sehingga pada
usia ini anak cenderung menjadi anak yang patuh.

134
BAB VI Usia SD

Istilah fase ini dikemukakan Freud (Kail and Nelson,


1993) dengan fase Latent (diam) dan perhatian anak
lebih tertuju pada interaksi dengan orang lain, terutama
teman sebaya. Anak usia SD lebih mudah dibentuk,
diarahkan dibimbing dibanding usia pra sekolah dan
sampai menjelang memasuki usia remaja atau akhir
usia SD.
Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan
menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat
membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak
menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk
meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu
terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah.
Melalui proses pendidikan ini, anak belajar untuk
bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain,
saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar
peraturan - peraturan yang berlaku. Dalam hal ini
proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan
teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang
tua, melainkan terhadap guru.
Sifat egosentris, juga mulai dikurangi dan berganti
dengan semangat berkompetitif. Anak juga mulai
belajar bagaimana berinteraksi yang baik, disenangi
teman dan berusaha melakukan penyesuaian diri yang
sesuai dengan norma kelompoknya. Anak juga mulai
melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang

135
Memahami Tumbuh Kembang Anak

menarik perhatiannya. Pada aspek sosial, perubahan


yang terjadi pada masa kanak-kanak lanjut antara lain
sebagai berikut.
a. Pengenalan diri
Pada tahap ini, pengenalan diri tentu dalam kontek
yang sederhana, tentang keadaan diri dan keluarga,
peran sosial sesuai dengan jenis kelamin, Namun dalam
beajar mengenal tentang diri termasuk bakat dan minat
anak juga sebaiknya banyak mendapat bimbingan
dan arahan yang tepat agar pemilihan jati diri yang
merupakan proses selanjutnya dari pengenalan diri
menjadi sebuah citra diri yang positif bagi anak dan
menyadari bahwa setiap individu memang berbeda
dalam berbagai hal. Oleh sebab itu panggilan yang
diberikan oleh orangtua pada anak seperti sigendut,
sihitam akan memengaruhi pada jati diri anak yang akan
memengaruhi cara bergaul anak dengan teman sebaya.
Panggilah mereka yang mengarah kepada jati diri yang
positif seperti “si hebat”, “siulet”, dan sebagainya.
Satu hal yang juga sering dilakukan oleh orangtua
dan sebaiknya dihindari adalah membandingkan anak
dengan anak lain atau dengan saudaranya. Hal ini tentu
akan memengaruhi pada pembentukan jati diri anak
bahwa saya anak yang lebih bodoh, lebih tidak berguna.
Bahkan membandingkan anak dengan saudaranya justru

136
BAB VI Usia SD

merupakan awal dari rasa suka atau tidak sukanya anak


pada saudara. Tentu jika rasa ini mulai tumbuh dalam
diri anak akan berakibat pada interaksi mereka nanti
pada usia selanjutnya.
b. Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya.
Dalam hal ini, interaksi anak dengan orangtua
juga semakin berkurang karena anak lebih cenderung
menyukai bahagian dari teman –temannya. Peran
orang tua dalam pengontrolan dirinya terhadap
tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke
waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya,
karena sebahagian anak menghabiskan waktunya di
sekolah. Interaksi guru dan teman sebaya di sekolah
memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-
anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan
ketrampilan sosial.
Interaksi dan hubungan yang positif antara anak
dan orangtua akan berdampak hubungan dan interaksi
yang positif juga antara anak dengan teman sebaya.
Hal ini akan tampak dalam berbagai hal perilaku dan
kondisi psikologis anak. Jika anak merasa bahwa dirinya
berharga dikelaurga. Hal itu juga akan nampak ketika
anak bersama dengan teman-temannya. Begitu juga
dalam hal kemandirian, kepercayaan diri, sikap dan
kebiasaan yang baik dan lain sebagainya.

137
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Namun perlu menjadi catatan untuk orang


tua melatih life skill anak untuk berbagai hal yang
disebutkan di atas perlu starategi dan kearifan serta
kepekaan dari orangtua agar anak tidak terjebak dengan
ketergantungan untuk selalu dibantu. Banyak cara yang
dilakukan orangtua justru menjadikan anak tergantung
Jika anak merasa bahwa dirinya berharga
untuk selalu dibantu oleh orangtua sehingga anak tidak
dikelaurga. Hal itu juga akan nampak ketika anak
terlatih menyelesaikan masalahnya.
bersama dengan teman-temannya. Begitu juga

dalam hal kemandirian, kepercayaan diri, sikap


dan kebiasaan yang baik dan lain sebagainya.
Sumber: https://www.flickr.com
Gambar 6.4. Biarkan
Namun perluanak berekslorasi,
menjadi namun
catatan untuk orang
pastikan anda “siap” ketika dia butuh bantuan
tua melatih life skill anak untuk berbagai hal yang
disebutkan di atas perlu starategi dan kearifan
serta kepekaan dari orangtua agar anak tidak
Cara orangtua yang
terjebak lainketergantungan
dengan dengan membiarkan
untuk selalu karena
dibantu. Banyak cara yang dilakukan orangtua
menganggap anak pasti bisa dan ada guru disekolah
yang akan membantunya menghadapi masalah. Hal
ini dilakukan karena kesibukan kedua orangtua. Hal
ini juga akan banyak menimbulkan masalah bagi anak.

138
BAB VI Usia SD

Perlu kita sadari bahwa dalam tumbuh kembang anak


tidak hanya butuh materi. Tetapi anak perlu dibimbing
bagaimana mengatasi setiap masalah yang ditemui baik
itu belajar, berinteraksi dengan teman, guru dan orang
sekitarnya.
Para peserta didik usia SD yang berada pada posisi
anak akhir akan mulai membentuk kelompok bermain
yang selanjutnya berkembang menjadi kelompok belajar
dan melakukan aktifitas pada masa anak. Sedangkan
peserta didik kelas lima atau enam kadang-kadang
sudah mengalami masa puber.

F. Peranan Kelompok dan Permainan


Pada masa anak akhir, kelompok atau geng anak
memegang peranan penting dalam perkembangan
sosial. Jika pada masa anak awal terbentuk kelompok
bermain yang terbentuk secara spontan, informal dan
sementara, maka kelompok yang terbentuk pada masa
anak akhir mempunyai struktur yang lebih tegas dan
formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut.
Mereka melakukan beberapa aktivitas seperti bermain,
hiburan, minat dan hobi, bahkan kadang mencoba
menggangu orang lain. Kelompok pada masa anak
akhir merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu
masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhannya.

139
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Pada masa ini seorang peserta didik mengalami


perubahan fisik yang sangat pesat. Sehingga terkadang
seorang anak cenderung menarik diri dari kelompoknya,
kurang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain. Juga terkadang terjadi kemunduran minat
untuk bermain dan melakukan aktifitas kelompok.
Kelompok bermain bagi anak sangat penting
artinya terutama dalam mengembangkan ketrampilan
sosialnya. Diantaranya, membantu anak untuk belajar
bergaul dengan teman sebaya dan agar memiliki perilaku
yang dapat diterima oleh kelompoknya, membantu
anak mengembangkan kesadaran tentang nilai sosial
berdasarkan nuraninya, melatih kemandirian anak
dengan cara memberikan kepuasan emosional melalui
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.
persahabatan dengan teman-teman
Juga terkadang terjadi kemunduran sebaya.
minat untuk

bermain dan melakukan aktifitas kelompok.


Sumber: https://www.flickr.com
Kelompok bermain bagi anak sangat
Gambar 6.5 Ajarkan anak nilai pertemanan,
penting artinya terutama dalam mengembangkan
penghargaan terhadap kelompok, dan saling
ketrampilan sosialnya. Diantaranya, membantu
menghargai perbedaan
anak untuk belajar bergaul dengan teman sebaya
dan agar memiliki perilaku yang dapat diterima

140 oleh kelompoknya, membantu anak


mengembangkan kesadaran tentang nilai sosial
berdasarkan nuraninya, melatih kemandirian anak
BAB VI Usia SD

Salah satu aktivitas kelompok yang dilakukan anak


adalah bermain. Kegiatan bermain merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan dengan
sukarela tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar
apalagi kewajiban. Melalui permainan atau bermain,
anak juga dapat mempelajari sesuatu.
Permainan atau bermain mempunyai beberapa
manfaat bagi anak diantaranya melatih fungsi-fungsi
organ tubuh seperti motorik halus dan motorik
kasar, belajar untuk mengendalikan diri dan emosi,
bekerjasama, taat aturan, sportif dan bertanggungjawab.

G. Tugas -Tugas Perkembangan


Tugas perkembangan diusia SD lebih diarahkan
pada pemantapan ketrampilan motorik anak, kognitif
dan interaksi sosialnya. Lingkungan sosial anak pada
masa ini semakin beragam. Sebahagian besar waktu
anak sudah beralih ke lingkungan diluar lingkungan
keluarga karena anak mulai memasuki masa sekolah.
Dalam lingkup ini sekolah memberikan pengaruh yang
cukup besar bagi perkembangan dirinya. Di sekolah
anak memperoleh hubungan sosial secara lebih luas
dan memperoleh pengalaman- pengalaman yang
baru. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak
dalam berinteraksi dengan lingkungan yang baru

141
Memahami Tumbuh Kembang Anak

tersebut diperlukan dalam mencapai tugas –tugas


perkembangannya.
Berikut ini kita bahas tugas perkembangan anak di
usia SD menurut Hurlock dan Collins.
1. Mempelajari keterampilan fisik yang di
perlukan untuk permainan- permainan yang
umum di lakukan anak-anak.
Ketrampilan fisik yang dimaksud adalah
ketrampilan dalam hal motorik halus dan
motorik kasar. Untuk mencapai dua ketrampilan
tersebut anak harus banyak berlatih agar
semakin matang bagian organ tubuhnya untuk
melakukan aktivitas untuk tahap selanjutnya.
Ketrampilan motorik halus seperti dalam hal
menulis, menghasilkan karya seperti melukis,
melipat, menjahit, menggunting dan sebagainya.
Sedangkan ketrampilan motorik kasar dapat
dilatih melalui kegiatan olah raga atau permainan
yang dilakukan anak dalam kelompok bermain.
Banyak sekali permainanan tradisional yang
sudah dimainkan anak dari setiap generasi
yang tidak hanya untuk semakin memantapkan
ketrampilan motoriknya tetapi juga ketrampilan
sosialnya dalam berinteraksi dengan teman
sebaya seperti petak umpet, bermain lompat
karet, bola kasti dan sebagainya.

142
BAB VI Usia SD

2. Membangun sikap yg sehat mengenai diri


sendiri sebagai individu yang sedang tumbuh.
Sikap yang sehat dalam arti bagaimana
anak membangun jatidirinya yang positif
atau pandangan – pandangan tentang nilai
hidup baik dalam hal hubungan dengan orang
lain dan dengan Tuhannya. Oleh karena itu
lingkungan yang positif seperti menerima anak
dengan segala kekurangannya, komunikasi
dua arah dengan anak, membimbing dalam
hal pengamalan agama dengan cara yang tepat
dan bijak dengan berdasarkan pada tahap
perkembangan anak seperti melatih sholat.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman
sebaya.
Sebagai seorang inividu yang baru
belajar berinteaksi agar anak mencapai tugas
perkembangan untuk mampu menyesuaikan diri
dengan teman sebaya dengan cara yang tepat
anak butuh pengalaman langsung untuk terlibat
dengan teman sebaya dan juga butuh bimbingan
yang dapat menuntunnya ke arah perilaku yang
tepat.
Sikap menyalahkan temannya ketika anak
bermasalah dengan temannya dan terlalu
melindungi anak dari perilaku kasar teman

143
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dengan menyerang temannya, atau menunjukkan


perilaku arogan orangtua kepada temannya
justru membuat anak menjadi tidak mandiri
dan cenderung menjadi korban bulying. Latihan
kemandirian dalam menghadapi masalah anak
dengan teman sebaya perlu diberikan agar anak
menjadi mampu menyikapi masalahnya dengan
teman dan tetap menjadi bahagian dari teman-
temannya. Bimbingan untuk tetap disenangi
teman tanpa merendahkan harga dirinya diantara
teman-teman sangat diperlukan anak. Pada anak
usia ini masih meraba – raba bagaimana sikap
yang seharusnya ketika mereka punya masalah
dengan teman. Oleh karena itu perlu selalu dijaga
oleh orang tua membangun keterbukaan antara
orangtua dengan anak.
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria dan
wanita secara tepat.
Peran sosial sebagai pria dan wanita
menyangkut sifat peran jenis androgini. Sebagai
wanita anak harus memiliki sifat dasar feminin
dalam dirinya, tetapi bukan berarti anak wanita
dilarang untuk melakukan olah raga bela diri,
minat terhadap otomotif. Sebaliknya sebagai
seorang laki-laki anak harus memiliki sifat
dasar maskulin, tetapi bukan berarti anak

144
BAB VI Usia SD

laki-laki dilarang melakukan pekerjaan rumah


tangga seperti membantu ibu mencuci piring,
memasak, mengasuh atau merawat adik. Anak
yang memiliki sifat androgini dalam dirinya
berdasarkan hasil penelitian penulis lebih sukses
dan di dunia kerja memiliki karir yang lebih baik
( Bem,1975, dan ahli lainnya).
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan
dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
Pencapaian tugas perkembangan mampu
untuk menulis, berhitung dan membaca
diperlukan anak karena bekal untuk
mendapatkan pengetahuan dan pembelajaran
anak disekolah. Latihan dalam menuliskan huruf
secara lancar dan cepat, membaca buku dengan
lancar dan menghitung secara cepat dan teliti
diperlukan anak untuk mempermudah anak
belajar dalam seluruh mata pelajaran. Anak yang
tergolong disgrafia (kesulitan menulis), disleksia
(kesulitan mengeja) dan diskalkula (kesulitan
berhitung) banyak mengalami masalah dalam
belajar.

145
dan diskalkula (kesulitan berhitung) banyak
Memahami Tumbuhmengalami
Kembangmasalah
Anak dalam belajar.

Sumber: https://www.flickr.com

Sumber:
Gambar https://www.flickr.com
6.6 Keterampilan merawat diri adalah salah
satu skill yang perlu dikuasai oleh anak SD
Gambar 6.6 Keterampilan merawat diri adalah salah
satu skill yang perlu dikuasai oleh anak SD
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari- hari.
6. Mengembangkan Kemampuanpengertian-pengertian
kognitif yang masih yang
diperlukan untuk
operasional kehidupan
konkrit menyebabkan sehari- hari.
anak terbatas

Kemampuan kognitif yang masih opera-


sional konkrit menyebabkan anak terbatas
dalam memahami bahasa – bahasa absrak yang
diperlukan bagi anak. Penulis dalam hal ini
pernah punya pengalaman dengan ananda putri.
Pada saat mengantar ananda kesekolah saat
ananda kelas satu, pada beberapa waktu suka
kehilangan uang yang disediakan buat parkir
sejumlah seribu. Uang tersebut suka hilang.
Akhirnya bertanya pada ananda “Kok uang ibu

146
BAB VI Usia SD

suka hilang ya”, tanpa rasa bersalah ananda


menjawab “putri ambil” . Penulis bertanya
“kenapa diambil itukan mencuri sayang jika
mengambil uang tanpa sepengatuan orang yang
punya”. Jawaban ananda membuat saya paham
dengan pola pikirnya. “ Bu putrikan tidak ambil
uang orang, putrikan ambil uang ibu “. Setelah itu
baru saya jelaskan sesuai dengan kemampuan
bahasa konkritnya.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral,
dan tata nilai.
Sebahagian orangtua mungkin kurang
memahami arti penting komunikasi dua arah
dengan ananda. Apalagi dilakukan setiap hari,
setiap bertemu dengan anak. Sebagai anak
yang masih usia SD banyak hal yang tidak
mereka ketahui tentang bagaimana menjadi
manusia yang diharapkan dan sekaligus
menjadi manusia yang benar serta baik. Setiap
langkah yang mereka lakukan baik itu dalam
berbicara, bersikap, bertindak, pantas atau
tidak pantas, boleh aau tidak boleh, apakah
memenuhi nilai-nilai kemanusiaan semuanya
membutuhkan bimbingan melalui komunikasi
dua arah dengan orangtua untuk mencapai tugas
perkembangannya.

147
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Di sekolah guru memang banyak


mengajarkan berbagai hal. Tetapi bagaimana
mengimplementasikan apa yang anak terima
disekolah dalam kehidupannya sehari hari
terutama yang menyangkut nilai, norma, etika
dan sebagainya membutuhkan bimbingan dari
orangtua. Mereka butuh contoh contoh yang
konkrit yang diberikan orangtua dan diajarkan
orangtua untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang apa yang dipelajari di sekolah.
Mengasah nurani sama halnya dengan
mengasah pisau . Semakin sering anak dilatih
maka semakin tajam nuraninya dalam melihat
yang baik –buruk, benar – salah. Namun jika
tidak pernah di latih bahkan anak mendapatkan
perlakukan buruk dari orangtua maka tentu saja
nuraninya semakin tumpul.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-
kelompok sosial dan lembaga di lingkungan
hidupnya.
Untuk mencapai tugas perkembangan ini
anak banyak dilibatkan dan diikut sertakan
dalam kegiatan-kegiatan sosial baik dalam
bentuk kepanitiaan, lomba-lomba, eksra
kurikuler, kegiatan –kegiatan yang sifatnya
pada kelompok-kelompok pengembangan

148
BAB VI Usia SD

bakat, minat dan sebagainya. Pencapaian tugas


perkembangan ini dalam rangka menumbuhkan
rasa empati sosial anak pada lingkungannya.
9. Mencapai kebebasan pribadi.
Hal ini nampak dari ekspresi anak ketika
menyampaikan pendapat atau pikiran, perasaan,
sikap tanpa ada rasa takut dan keraguan. Anak
yang memiliki kebebasan pribadi mereka
akan mampu bersikap asertif terhadap teman-
temannya yang ingin mengajak kepada hal-hal
yang negatif.
Selanjutnya tugas perkembangan SD menurut
Collins, yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Fisik
Meningkatkan kekuatan dan koordinasi
otot,yaitu meningkatkan kemampuan beberapa
aktivitas dan tugas fisik.
2. Aspek kognisi
Pada taraf operasional konkret, berfokus pada
kejaadian saat ini, menambah pengetahuan dan
ketrampilan baru, mengembangkan perasaan
mampu (self efficacy).
3. Aspek sosial
a) mencapai bentuk relasi yang tepat dengan
keluarga ,teman, dan lingkungan;

149
Memahami Tumbuh Kembang Anak

b) mempertahankan harga diri yang sudah di


capai;
c) mampu mengkompromikan antara
tuntunan individualisnya dengan tuntunan
konformitas;
d) mencapai identitas diri yang memadai atau
adekuat.
Tugas-tugas perkembangan tersebut harus
diselesaikan oleh anak ketika menyelesaikan masa
anak.Keberhasilan atau kegagalan dalam menguasai
tugas- tugas perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor,baik yang mendukung maupin
menghambat.
Faktor pendukung penyelesaian tugas
perkembangan
1. Tingkat perkembangan yang normal
2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-
tugas perkembangan tersebut dengan arahan dan
bimbingan yang tepat
3. Motivasi yang tinggi
4. Kesehatan fisik yang baik dan tidak memiliki
ketunaan secara fisik
5. Tingkat kecerdasan yang memadai
6. Kreativitas.

150
BAB VI Usia SD

Faktor penghambat penyelesaian tugas


perkembangan adalah sebagai berikut.
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk
belajar dan tidak mendapat bimbingan dan arahan
yang tepat
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat Kecerdasan yang rendah

H. Pola Asuh
Pola asuh yang perlu dikembangkan untuk
mendampingi tumbuh dan kembang anak SD adalah
sebagai berikut.
1. Pembentukan sikap da kebiasaan yang baik sangat
tepat di usia sekolah dasar. Oleh karena usia ini anak
sedang cenderung patuh maka usia ini merupakan
usia peka untuk pembentukan sikap dan kebiasaan
yang baik. Hal ini tergantung cara, strategi atau
pendekatan yang dilakukan orang tua. Membentuk
kebiasaan yang baik bukan dengan paksaan, tetapi
dengan memulaikan kesadaraan dan kebutuhan
anak terhadap sikap dan kebiasaan tersebut, sikap
dan kebiasaan tersebut contohnya: shalat, belajar

151
Memahami Tumbuh Kembang Anak

dan aktivitas-aktivitas lain yang bermanfaat untuk


kehidupan masa depannya.
2. Dalam berinteraksi dengan anak, gunakanlah
bahasa-bahasa yang kongkrit terutama bagi para
guru yang mengajar di SD. Adapun yang dijelaskan
kepada anak-anak hendaknya dengan contoh-contoh
yang nyata yang bisa diimplementasikan anak dalam
kehidupan sehari-hari: seperti menjelaskan tentang
politik. “Politik adalah cara orang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, sama halnya kamu ingin
tambah uang jajan pada ibumu, makanya ibunya
dibujuk, disayang supaya member uang jajan yang
lebih”. Hal itu berarti kamu sudah berpolitik.
3. Selalu asah nurani anak melalui komunikasi dua
arah. Dalam memberikan pola asuh sebaiknya
hindari bahasa dokrin, tetapi lebih kepada bahasa
mengajak, sehingga setiap perilaku baik yang kita
harapkan dari anak tidak hanya dipahami sebagai
sebuah kewajiban tetapi yang jauh lebih penting
adalah kesadaran untuk melakukannya sebagai
tanggungjawab pribadi.

152
BAB V Usia Pra Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Santrok, John W. 2002. Life Span Development:


Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Ahmadi, Abu dan Soleh Munawar. 2005. Psikologi
Perkembangan (Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hidayati, Wiji dan Sri Purnami. 2008. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Teras.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Rosda Karya
Knoers, F.J. Monks-A.M.P dan Siti Rahayu Hardiantono.
2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Press.
Sarwono, Sarlito W. 2013. Pengantar Psikologi Umum.
Jakarta: Raja Grafindo Persada (Rajawali Perss).
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

153
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Lazarus, S. R. 1991. Emotion and Adaptation. New York:


Oxpord Univercity Press.
Solso, R, dkk. 2008. Psikologi Kognisi edisi ke 8. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama
M.M. Haith. 1980. Rules That Babies Look By: The
Organization of Newborn Visual Activity. UK:
Psychology Press, Taylor & Francis.
Lee, Chaterine. 1989. Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. Jakarta: PT Archan
Caplan, Frank and Theresa Caplan. 1983. The Second
Twelve Months of Life. USA: Bantam.
Hurlock, Elizabeth B. 2013. Perkembangan Anak Jilid. 1
Ed. 6. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. 2013. Perkembangan Anak Jilid. 2
Ed. 6. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. 2007. Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
Coople and Brodeman. 2010. Developmentally
Appropriate Practice in Early Childhood Programs
Serving Children from Birth Through Age 8 3rd
Edition. Washington, USA: NAEYC.
Morrison, Keith. 1998. Management Theories for
Educational Change. Ca, USA: Sage Publishing.

154
BAB V Usia
Daftar
Pra Pustaka
Sekolah

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean


Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Woolfolk, A. 1993. Educational psychology (5th ed.).
Boston, MA: Allyn & Bacon.
Spodek, B., Saracho, O.N., and Davis, M.D. 1991.
Foundations of early childhood education: Teaching
three, four, and five year old children. Englewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Papalia D.E., Olds, S.W, & Feldman, R.D. 2009. Human
Development (Perkembangan Manusia edisi 10
buku 1). (Penerj. Brian Marwensdy). Jakarta:
Salemba Humanika.
Papalia D.E., Olds, S.W, & Feldman, R.D. 2009. Human
Development (Perkembangan Manusia edisi 10
buku 2). (Penerj. Brian Marwensdy). Jakarta:
Salemba Humanika.
Wortham, Sue C. 1998. Early Childhood Curriculum:
Developmental Bases for Learning and Teaching,
2nd Edition. UK: Pearson.
Ainsworth, M. I). S., & Wittig, B. A. 1969. Attachment
and the exploratory behaviour of one-year-olds in a
strange situation. In B. M. Foss (Ed.), Determinants
of infant behavior (Vol. 4). London: Methuen.
Hildayani, Rini. 2005. Psikologi Perkembangan Anak.
Jakarta: Universitas Terbuka.

155
Memahami Tumbuh Kembang Anak

Kail, Robert V. and Rita Wicks-Nelson (Author). 1993.


Developmental Psychology (5th Edition) 5th Edition.
USA: Prentic Hall.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks.

156

Anda mungkin juga menyukai