DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. AGAM FAHRI ALFAJRI
2. DWI HANDOKO
3. EVITA ANANDA PUTRI
4. ADELIA PANE
5. ANGGIE LUTHFIA. F.
6. TIKA SAFITRI
7. INDAH SEPTIANI
8. MELINDA WINI ARI ANTI
9. YURIKA
i
KATA PENGANTAR
Memberi kata sambutan bukan sekedar basa-basi apalagi untuk memberi nilai
tambah atas isi tulisan. Dalam budaya pancasila dan tentang budaya pancasila,
jangan hendaknya sekedar ucapan, tetapi harus berakar sebagai perwujudan iman.
Dan akibatnya laksanakan segala sesuatu berdasarkan iman di sirami roh ke-
Tuhanan YME. Untuk menyambut hasil karya ini diawali dengan niat “Lillahi
Robbil Alamin” dan diawali pula dengan syukur “Alhamdulillah Robbil Alamin”.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan
dan manusia pilihan-Nya, dialah penyampai, pengamal dan penafsir pertama al-
Qur’an.
Ucapan terma kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penyusunan ini.
dan penghargaan pula kami persembahkan kepada teman-teman yang selalu
memberikan, dorongan dan motifasi serta suport kepada kami. Penulis berharap
agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang positif untuk
kesempurnaan makalah ini.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal
sholeh dan menjadi motifator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang
lebih baik dan bermanfaat. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Perkembangan Kepribadian Remaja............. 3
1. Makna Kepribadian.............................................................................. 3
2. Karakteristik Remaja............................................................................ 4
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja.......................... 9
C. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Remaja................................. 11
D. Pengaruh Perkembangan Kepribadian Terhadap Tingkah Laku................. 11
E. Upaya-Upaya Perkembangan Kepribadian Remaja.................................... 14
F. Implikasi Karakteristik Kepribadian Terhadap Pendidikan......................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat
pesat pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi
penentu perkembangan hal-hal tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan karakteristik dari perkembangan kepribadian
remaja?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
remaja?
3. Jelaskan perbedaan individual dalam perkembangan kepribadian
remaja?
4. Bagaimanakah pengaruh perkembangan kepribadian terhadap tingkah
laku?
5. Bagaimanakah upaya-upaya pengembangan kepribadian remaja?
6. Bagaimanakah implikasi perkembangan kepribadian masa remaja
dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik perkembangan
kepribadian remaja
2. Untuk menjelaskan factor-factor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian remaja
3. Untuk menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan
kepribadian remaja
4. Untuk mendeskripsikan pengaruh perkembangan kepribadian remaja
terhadap tingkah laku
5. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya pengembangan kepribadian
remaja
6. Untuk mendeskripsikan implikasi perkembangan kepribadian remaja
dalam penyelenggaraan pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku,
konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat.
b. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya
meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungan.
c. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau
ambivalen (ragu-ragu).
d. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional
terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya
tersinggung, marah, sedih atau putus asa.
e. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko
dari tindakan atau perbutan yang dilakukan.
f. Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dala sifat pribadi yang
tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain. (Yusuf, 2009:128).
2. Karakteristik Remaja
Early Adolescence Waktu ini sekarang adalah cepatnya pertumbuhan
yang sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya
koordinasi antara pikiran dan badan. Hal ini juga memberikan rasa malu
pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti hidung,
mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain
membuat mereka seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh
tetapi waktu dewasa menjadi gadis yang molek dan memberikan rasa
4
ketakutan yang tak tersalurkan yang membuat mereka akan selalu merasa
begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai puncaknya dan
mulai mulai surut digantikan oleh ketertarikan kepada lawan jenis dan
disertai perasaan malu pada periode ini. Hal ini dapat dilihat melalui
karakteristik-karakteristik:
1. Remaja Awal
a. Karakteristik Mental
1) Remaja terjaga tetapi terpaku pada periode suka berkhayal.
2) Remaja berlajar dengan cepat.
3) Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang
khusus.
b. Karakteristik Fisik:
1) Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode
pra-remaja
2) Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang
kuat menyertai masa pertumbuhan ini.
3) Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk
menjaga tahap perkembangan struktur tulang menyebabkan
kecenderungan menuju kejanggalan atau kekakuan.
4) Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang
cepat secara biologis. Hormon-hormon yang baru yang
memperkembang insting sexual yang mempengaruhi tingkah
laku. Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua kali, pertama
kali melalui kehadiran dan kedua pada kehidupan; pertama
kali sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai
anggota dari kelompok secara jenis kelamin.
5) Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12
tahun sampai 13 tahun, benar-benar lebih tinggi pada usia 14
tahun dan mulai berkurang pada usia 15 tahun dan 2 inchi
lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.
5
c. Karakteristik Sosial
1) Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada
kelompok, dengan satu ketakutan bahwa dirinya berbeda
dengan kelompoknya. Remaja mencari persetujuan dari
kelompok untuk semua aktifitas.
2) Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu
dengan suatu ketajaman batin yang baru menunjukkan
kwalitas secara pribadi. Weigles menandai: “ Pandangannya
menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan mengambil
semangat diantara manusia. Mereka mulai melihat mutu
ketajaman batin untuk merasakan nilai hakiki pada
kebenaran, iman dan pengorbanan diri. Mereka penuh dengan
ambisi dan membuat rencana untuk masa depan.
3) Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja
pada usia ini, menghasilkan keinginan untuk lepas dari
sekolah
4) Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati.
Suatu ketika aktifitas ditunjukkan, sementara lain waktu lesu.
Di pagi hari, anak-anak permulaan remaja mungkin baik
dengan keinginan hati , sementara di siang hari mereka
mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-tiba di lain
waktu menjadi penakut.
5) Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:
a) Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan,
menyukai makanan tertentu yang dimakan secara
berlebihan.
b) Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu
kecenderungan berlebihan.
c) Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung
tertawa genit. Anak remaja pada usia ini mempunyai rasa
ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah usia yang
bahaya untuk seksualitas dan keinginan berteman.
6
apabila anak remaja tidak dibekali untuk menjalin
hubungan secara pribadi.
d. Karakteristik Kerohanian
1) Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara
drastis pada usia ini tetapi remaja dipengaruhi oleh
tingkah laku teman-teman sepergaulannya.
2) Kesadaran dalam beribadah seperti ikut ibadah salat di
masjid,pengajian-pengajian,dsb.
3) Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur
hidup sering akan ditentukan. Hal penting dari pegangan
sebelum anak-anak remaja ini tentukan nasibnya dalam
menyelesaikan perkerjaan.
4) Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk
menyatakan perasaannya pada hal-hal yang bersifat
rohani atau keyakinannya.
5) Sering terjadi pertentangan dengan suara hati.
7
3) Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka
benar-benar merencanakan cara untuk mencapainya.
b. Karakteristik Fisik:
1) Seksualitas berkembang terus, suatu kekuatan untuk
berurusan dengan hal ini.
2) Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa
dewasa.
3) Otot-otot menjadi berkembang dan mereka suka latihan-
latihan kebugaran fisik.
c. Karakteristik Sosial:
1) Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi
oleh teman-teman istimewanya
2) Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya
kepada orang lain.
3) Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang
banyak dan apa yang dipikirkan oleh kelompoknya adalah
pasti baik untuk dilakukan.
d. Karakteristik Kerohanian:
1) Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-
nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian menjadi terutama,
dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan
kehilangan daya tarik.
2) Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi
yang akan mendasari dasar pemikirian mereka sekarang
menjadi sulit untuk diberikan.
8
menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul dan
karakter menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang
menemukan jalan keluarnya, tidak dalam grup-grup atau kelompok-
kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok persaudaraan, tempat
satu rumah dan gereja.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan
sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang
dimiliki oleh salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan
atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita
mendengar istilah “ buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.
Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki oleh sang ayah bukan tidak
mungkin akan menurun pula pada anaknya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga,
teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari barbagai madia
9
audiovisual seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti
koran, majalah dan lain sebagainya.
10
kelas, sikap dan prilaku guru, disiplin, prestasi belajar, penerimaan teman
sebaya.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya
apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan
kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat dari para ahli
di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara
pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang
11
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya.
2. Penampilan Diri
Penampilan diri menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari
lingkungan, sehingga membentuk konsep diri yang bagus dan menambah
dukungan sosial.
Sebaliknyan penampilan diri yang berbeda akan mendapatkan penilaian
yang kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkan rasa rendah diri.
4. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang tersebut dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Jika jenis kelaminnya
sama, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang
sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Teman Sebaya
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang
dirinya. Mereka mengembangkan ciri kepribadian yang diakui
kelompoknya.
12
6. Kreativitas
Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan
mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi
pengaruh baik pada konsep dirinya. Sementara remaja yang di masa anak-
anak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang
mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
7. Cita-cita
Cita-cita yang realistis dan remaja yang berhasil akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang
baik. Sementara cita-cita yang tidak realistis dan remaja yang sering
menemui kegagalan akan membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu
menyalahkan sebab kegagalan tersebut (diri dan lingkungan).
13
E. Upaya-Upaya Pengembangan Kepribadian Remaja
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain:
1. Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai.
2. Belajar menilai kelebihan dan kekurangan diri.
3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil.
4. Harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki
kekurangan.
14
Menurut freud,masa remaja dapat dikategorikan dalam fase genital ,Dalam
teori psikoanalisa ,karakter genital mengikhtisarkan tipe ideal dari
kepribadian ,yakni terdapat pada orang yang mampu mengembangkan relasi
seksual yang matang dan bertanggung jawab,serta mampu memperoleh
kepuasan percintaan heteroseksual.Untuk mencapai karakter genital ini
individu haruslah terbebas dari ketidakpuasan dan hambatan masa kanak-
kanak awal.Sebaliknya,apabila individu memiliki pengalaman traumatikdi
masa kanak-kanak awalnya maka penyesuaian yang memadai selama fase
genital akan sulit.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari
bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Sedangkan yang
dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui
kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk
gambaran manusia tertentu. Memahami karakteristik-kepribadian peserta
didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik sama-
sama belajar. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik
saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas.
16
pengendalian emosi negative, mengajari cara memahami orang lain dan
toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
B. Saran
Hendaknya kita mampu memahami dan menerapkan pengetahuan tentang
karakteristik perkembangan kepribadian remaja. Karena perkembangan
kepribadian remaja sangat mempengaruhi pendidikannya. Kita harus mampu
mengakomodir pembentukan kepribadian tersebut dan
mengimplementasikannya terhadap pendidikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
(http://meljisalwanis.blogspot.co.id/2016/10/karakteristik-perkembangan-
kepribadian.html)
(http://zakiacuteharrier.blogspot.co.id/2012/01/perkembangan-
kepribadian-remaja.html)
Mendidik. (Online).
(https://ilmupsikologi.wordpress.com/tag/kepribadian-remaja/)
(http://rivanpradipta.blogspot.co.id/2012/10/kepribadian-remaja.html)
(http://nurdindianhusada.blogspot.co.id/p/perkembangan-kepribadian-
remaja.html)
(http://imanbuckhoori.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-kepribadian-
remaja.html)
18