Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. AGAM FAHRI ALFAJRI
2. DWI HANDOKO
3. EVITA ANANDA PUTRI
4. ADELIA PANE
5. ANGGIE LUTHFIA. F.
6. TIKA SAFITRI
7. INDAH SEPTIANI
8. MELINDA WINI ARI ANTI
9. YURIKA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)
LAMPUNG 2019

i
KATA PENGANTAR

Memberi kata sambutan bukan sekedar basa-basi apalagi untuk memberi nilai
tambah atas isi tulisan. Dalam budaya pancasila dan tentang budaya pancasila,
jangan hendaknya sekedar ucapan, tetapi harus berakar sebagai perwujudan iman.
Dan akibatnya laksanakan segala sesuatu berdasarkan iman di sirami roh ke-
Tuhanan YME. Untuk menyambut hasil karya ini diawali dengan niat “Lillahi
Robbil Alamin” dan diawali pula dengan syukur “Alhamdulillah Robbil Alamin”.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan
dan manusia pilihan-Nya, dialah penyampai, pengamal dan penafsir pertama al-
Qur’an.

Dengan pertolongan dan hidayahnya-lah, makalah Perkembangan Kepribadian


Remaja ini dapat diselesaikan dan disusun berdasarkan tugas perkuliahan, dengan
harapan dapat bermanfaat bagi semua komponen, khususnya dan bagi
berlangsungnya perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Pringsewu, sebagai
bahan kuliah dan bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan. Tentu saja
kehadiran makalah ini sama sekali tidak dimaksudkan membelenggu minat
mahasiswa untuk membaca refrensi lainnya.

Ucapan terma kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penyusunan ini.
dan penghargaan pula kami persembahkan kepada teman-teman yang selalu
memberikan, dorongan dan motifasi serta suport kepada kami. Penulis berharap
agar para pembaca dapat memberi kritik dan saran yang positif untuk
kesempurnaan makalah ini.

Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal
sholeh dan menjadi motifator bagi penulis untuk menyusun makalah lain yang
lebih baik dan bermanfaat. Amin.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Perkembangan Kepribadian Remaja............. 3
1. Makna Kepribadian.............................................................................. 3
2. Karakteristik Remaja............................................................................ 4
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja.......................... 9
C. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Remaja................................. 11
D. Pengaruh Perkembangan Kepribadian Terhadap Tingkah Laku................. 11
E. Upaya-Upaya Perkembangan Kepribadian Remaja.................................... 14
F. Implikasi Karakteristik Kepribadian Terhadap Pendidikan......................... 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Remaja merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa
“Masa remaja adalah usia yang paling rawan dalam kehidupan anak-
anak.Salah mendidik, anak akan menjadi sosok yang angkuh, egois dan
pemberontak” (menurutDr. Farah Agustin, Psikolog anak). Di usia ini anak-
anak mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi itu,
meliputi: jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Dalam pembagian
tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap
progresif.

Masa remaja adalah puncak perkembangan seluruh aspek-aspek kepribadian


anak. Sebab setelah melewati masa remaja ini anak tersebut akan menjadi
seorang yang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi
yang relatif tetap.

Perkembangan moral, nilai dan sikap (tingkah laku) ini berkembang sangat
pesat pada masa remaja. Dapat dikatakan bahwa pada masa remaja menjadi
penentu perkembangan hal-hal tersebut.

Penanaman nilai-nilai keagamaan menyangkut konsep tentang ketuhanan,


semenjak usia dini mampu membentuk religiositas anak mengakar secara
kuat pada masa remaja dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup. Pada
teoriHarms, dinyatakan bahwa pemahaman anak tentang tuhan melalui tiga
fase, dan masa remaja adalah masa yang mengalami faseindividualistic
stage. Dua situasi yang mendukung perkembangan rasa agama pada usia
remaja adalah kemampuannya untuk berfikir abstrak dan kesensitifan
emosinya.

1
B.     Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan karakteristik dari perkembangan kepribadian
remaja?
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
remaja?
3. Jelaskan perbedaan individual dalam perkembangan kepribadian
remaja?
4. Bagaimanakah pengaruh perkembangan kepribadian terhadap tingkah
laku?
5. Bagaimanakah upaya-upaya pengembangan kepribadian remaja?
6. Bagaimanakah implikasi perkembangan kepribadian masa remaja
dalam pendidikan?

C.    Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik perkembangan
kepribadian remaja
2. Untuk menjelaskan factor-factor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian remaja
3. Untuk menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan
kepribadian remaja
4. Untuk mendeskripsikan pengaruh perkembangan kepribadian remaja
terhadap tingkah laku
5. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya pengembangan kepribadian
remaja
6. Untuk mendeskripsikan implikasi perkembangan kepribadian remaja
dalam penyelenggaraan pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Karakteristik Perkembangan Kepribadian Remaja


1. Makna Kepribadian
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari
bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona
biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk
memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain
sandiwara itu melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk
mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.

Pengertian secara terminologi menurut pendapat para ahli antara lain:


a. May mengartikan kepribadian sebagai “a social stimulus value”. Jadi
menurutnya cara orang lain mereaksi, itulah kepribadian individu.
Dalam kata lain, pendapat orang lain yang menentukan kepribadian
individu itu.
b. McDougal dan kawan-kawannya berpendapat, bahwa kepribadian
adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi
tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan.
c. Gordon W. allport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individul sebagai sistim psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. (Yusuf, 2009:126).

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas prilaku individu yang


tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan
secara unik. Keunikan peyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan
aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal sebagai
berikut:

3
a. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku,
konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat.
b. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya
meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungan.
c. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau
ambivalen (ragu-ragu).
d. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional
terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya
tersinggung, marah, sedih atau putus asa.
e. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko
dari tindakan atau perbutan yang dilakukan.
f. Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dala sifat pribadi yang
tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain. (Yusuf, 2009:128).

Salah satu kata kunci dari defenisi kepribadian adalah penyesuaian.


Penyesuaian itu dapat diartikan sebagai suatu proses respons individu
baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan
konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan
tersebut dengan tuntutan lingkaran.

2. Karakteristik Remaja
Early Adolescence Waktu ini sekarang adalah cepatnya pertumbuhan
yang sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya
koordinasi antara pikiran dan badan. Hal ini juga memberikan rasa malu
pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti hidung,
mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain
membuat mereka seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh
tetapi waktu dewasa menjadi gadis yang molek dan memberikan rasa

4
ketakutan yang tak tersalurkan yang membuat mereka akan selalu merasa
begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai puncaknya dan
mulai mulai surut digantikan oleh ketertarikan kepada lawan jenis dan
disertai perasaan malu pada periode ini. Hal ini dapat dilihat melalui
karakteristik-karakteristik:
1. Remaja Awal
a. Karakteristik Mental
1) Remaja terjaga tetapi terpaku pada periode suka berkhayal.
2) Remaja berlajar dengan cepat.
3) Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang
khusus.

b. Karakteristik Fisik:
1) Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode
pra-remaja
2) Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang
kuat menyertai masa pertumbuhan ini.
3) Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk
menjaga tahap perkembangan struktur tulang menyebabkan
kecenderungan menuju kejanggalan atau kekakuan.
4) Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang
cepat secara biologis. Hormon-hormon yang baru yang
memperkembang insting sexual yang mempengaruhi tingkah
laku. Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua kali, pertama
kali melalui kehadiran dan kedua pada kehidupan; pertama
kali sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai
anggota dari kelompok secara jenis kelamin.
5) Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12
tahun sampai 13 tahun, benar-benar lebih tinggi pada usia 14
tahun dan mulai berkurang pada usia 15 tahun dan 2 inchi
lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.

5
c. Karakteristik Sosial
1) Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada
kelompok, dengan satu ketakutan bahwa dirinya berbeda
dengan kelompoknya. Remaja mencari persetujuan dari
kelompok untuk semua aktifitas.
2) Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu
dengan suatu ketajaman batin yang baru menunjukkan
kwalitas secara pribadi. Weigles menandai: “ Pandangannya
menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan mengambil
semangat diantara manusia. Mereka mulai melihat mutu
ketajaman batin untuk merasakan nilai hakiki pada
kebenaran, iman dan pengorbanan diri. Mereka penuh dengan
ambisi dan membuat rencana untuk masa depan.
3) Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja
pada usia ini, menghasilkan keinginan untuk lepas dari
sekolah
4) Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati.
Suatu ketika aktifitas ditunjukkan, sementara lain waktu lesu.
Di pagi hari, anak-anak permulaan remaja mungkin baik
dengan keinginan hati , sementara di siang hari mereka
mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-tiba di lain
waktu menjadi penakut.
5) Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:
a) Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan,
menyukai makanan tertentu yang dimakan secara
berlebihan.
b) Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu
kecenderungan berlebihan.
c) Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung
tertawa genit. Anak remaja pada usia ini mempunyai rasa
ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah usia yang
bahaya untuk seksualitas dan keinginan berteman.

6
apabila anak remaja tidak dibekali untuk menjalin
hubungan secara pribadi.

d. Karakteristik Kerohanian
1) Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara
drastis pada usia ini tetapi remaja dipengaruhi oleh
tingkah laku teman-teman sepergaulannya.
2) Kesadaran dalam beribadah seperti ikut ibadah salat di
masjid,pengajian-pengajian,dsb.
3) Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur
hidup sering akan ditentukan. Hal penting dari pegangan
sebelum anak-anak remaja ini tentukan nasibnya dalam
menyelesaikan perkerjaan.
4) Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk
menyatakan perasaannya pada hal-hal yang bersifat
rohani atau keyakinannya.
5) Sering terjadi pertentangan dengan suara hati.

2. Remaja Pertengahan (16/17)


Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal
mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana
pada waktu yang lalu anak-anak ini telah melalui satu periode
dimana mereka mencari jati diri, remaja sekarang mulai untuk
mengembangkan rasa individualitasnya dan menjadi seseorang yang
mempunyai keputusannya sendiri.
a. Karakteristik Mental:
1) Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali
bertanya segala sesuatu dan ingin bukti sebelum dia
menerimanya.
2) Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap “bea
siswa” dan sering cenderung untuk mengambil satu
jawaban atas sesuatu yang akan dipegang menjadi bukti
bahwa seserang mempunyai nama besar.

7
3) Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka
benar-benar merencanakan cara untuk mencapainya.

b. Karakteristik Fisik:
1) Seksualitas berkembang terus, suatu kekuatan untuk
berurusan dengan hal ini.
2) Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa
dewasa.
3) Otot-otot menjadi berkembang dan mereka suka latihan-
latihan kebugaran fisik.

c. Karakteristik Sosial:
1) Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi
oleh teman-teman istimewanya
2) Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya
kepada orang lain.
3) Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang
banyak dan apa yang dipikirkan oleh kelompoknya adalah
pasti baik untuk dilakukan.

d. Karakteristik Kerohanian:
1) Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-
nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian menjadi terutama,
dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan
kehilangan daya tarik.
2) Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi
yang akan mendasari dasar pemikirian mereka sekarang
menjadi sulit untuk diberikan.

3. Remaja Akhir (18-24)


Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk bertumbuh,
pertumbuhan yang terlambat pada bagian yang lain akan

8
menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul dan
karakter menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang
menemukan jalan keluarnya, tidak dalam grup-grup atau kelompok-
kelompok tetapi dalam satu klub, kelompok persaudaraan, tempat
satu rumah dan gereja.

Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan yang juga


dipikirkan dan suatu dasar yang memuaskan dalam penemuan iman
atau ini adalah penolakan terhadap barang peninggalanpada masa
lalu, dengan kekecewaan yang menhasilkan sinisme. Ketertarikan
pada lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan
rumah tangga dan membangun sebuah rumah tangga.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Remaja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu faktor
internal dan eksternal.
1.   Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau
bawaan. Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan
sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang
dimiliki oleh salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan
atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita
mendengar istilah “ buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.
Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki oleh sang ayah bukan tidak
mungkin akan menurun pula pada anaknya.

2.   Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga,
teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari barbagai madia

9
audiovisual seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti
koran, majalah dan lain sebagainya.

Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang


akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama
dari cara orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama
peran sebagai orang tua sering kali tidak dibarengi oleh pemahaman
mendalam tentang kepribadian. Akibatnya, mayoritas orang tua hanya
bisa mencari kambing hitam –bahwa si anaklah yang tidak beres- ketika
terjadi hal-hal negatif mengenai prilaku keseharian anaknya.seorang anak
yang memiliki prilaku demikian sesungguhnya meniru cara berpikir dan
perbuatan yang sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh orang tua
mereka. Contoh orang tua sering memerintahkan anaknya, “ tolong nanti
kalau ada telepon, bilang ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah,
karena ayah dan ibu akan tidur “. Peristiwa ini adalah suatu pendidikan
kepada anak bahwa berbohong boleh atau halal dilakukan. Akibatnya
anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain termasuk pada
orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang dilakukan
anak memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak memperoleh
hukuman, maka perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih lanjut
oleh anak tersebut. Bahkan mungkin saja daya bohong itu akan menjadi
suatu kesenangan dan dapat juga menjadi suatu keahlian yang lama-
kelamaan menjadi kepribadiannya. Demikian juga prilaku positif dan
negatif lain yang terperaktikkan di lingkungan rumah.

Menurut Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan


berpengaruh terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan
membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada
kepribadian si anak tersebut.

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-


faktor yang dapat mempengaruhi di antaranya, yaitu iklim emosional

10
kelas, sikap dan prilaku guru, disiplin, prestasi belajar, penerimaan teman
sebaya.

C. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Remaja


Lingkungan kehidupan soial budaya yang mempengaruhi perkembangan
pribadi seseorang amatlah kompleks dan heterogen. Baik lingkungan alami
maupun lingkungan yang diciptakan untuk maksud pembentukan pribadi
anak-anak dan remaja, masing-masing memiliki ciri yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan pribadi
setiap individu berbeda-beda pula sesuai dengan lingkungan di mana mereka
dibesarkan.

Contohnya dua orang anak dibesarkan di dalam satu keluarga akan


menunjukan sifat pribadi yang berbeda, karena hal itu ditentukan oleh
bagaimana mereka masing-masing berinteraksi dan mengintegrasikan dirinya
dengan lingkungannya.

D. Pengaruh Perkembangan Kepribadian Terhadap Tingkah Laku


Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam
dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap
segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari
lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan
fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian
seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya
apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan
kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat dari para ahli
di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara
pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang

11
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya.

Beberapa Kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja:


1. Usia Kematangan
Remaja yang cepat matang, yang diperlakukan seperti orang hampir
dewasa, maka akan mempunyai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya
remaja yang lambat matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, maka
akan mempunyai penyesuaian diri yang kurang baik.

2. Penampilan Diri
Penampilan diri menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari
lingkungan, sehingga membentuk konsep diri yang bagus dan menambah
dukungan sosial.
Sebaliknyan penampilan diri yang berbeda akan mendapatkan penilaian
yang kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkan rasa rendah diri.

3. Nama dan Julukan.


Remaja akan malu kalau teman sekelompoknya menilai namanya buruk
atau mendapatkan julukan yang bernada cemoohan.

4. Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang tersebut dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Jika jenis kelaminnya
sama, remaja akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang
sesuai dengan jenis kelaminnya.

5. Teman Sebaya
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang
dirinya. Mereka mengembangkan ciri kepribadian yang diakui
kelompoknya.

12
6. Kreativitas
Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan
mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang memberi
pengaruh baik pada konsep dirinya. Sementara remaja yang di masa anak-
anak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang
mempunyai perasaan identitas dan individualitas.

7. Cita-cita
Cita-cita yang realistis dan remaja yang berhasil akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang
baik. Sementara cita-cita yang tidak realistis dan remaja yang sering
menemui kegagalan akan membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu
menyalahkan sebab kegagalan tersebut (diri dan lingkungan).

Karakteristik Kepribadian juga berpengaruh terhadap tingkah laku remaja.


E.B. Hurlock (1986) mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat atau
kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan karakteristik
sebagai berikut.
1. Mampu menilai diri secara realities
2. Mampu menilai situasi secara realistik.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
4. Menerima tanggung jawab.
5. Kemandirian (autonomi).
6. Dapat mengontrol emosi.
7. Berorientasi tujuan.
8. Berorientasi keluar.
9. Penerimaan sosial.
10. Memiliki filsafat hidup.
11. Berbahagia

13
E. Upaya-Upaya Pengembangan Kepribadian Remaja
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain:
1. Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai.
2. Belajar menilai kelebihan dan kekurangan diri.
3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil.
4. Harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki
kekurangan.

Seorang remaja dapat di kategorikan telah memiliki identitas yang matang


(sehat), jika sudah memiliki pemahaman dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, peran-peranya dalam kehidupan social
baik di lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat,dunia kerja,dan nilai-
nilai agama.

Keberhasilan remaja dalam usaha untuk memperbaiki kepribadianya


tergantung pada banyak factor:
1. Remaja harus membuat penilaian yang realistik mengenai kelemahan dan
kelebihanya.
2. Remaja harus memiliki konsep-konsep yang stabil
3. Remaja harus cukup puas dengan apa yang yang mereka capai dan
memperbaiki prestasi-prestasi di bidang yang mereka anggap kurang.
Menerima diri sendiri akan menimbulkan perilaku yang membuat orang
lain menyukai dan menerimanya. Hal ini akan mendorong remaja untuk
berperilaku yang baik dan mendorong perasaan menerima diri sendiri,
yang mana sikap ini dapat menentukan kebahagiaan seseorang.

Menurut Hurlock (1997:235) Teman-teman sebaya turut mempengaruhi pola


kepribadian remaja, kreativitas dalam bermain dan dalam tugas-tugas
akademis dapat mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang 
member pengaruh positif pada konsep dirinya. Cita-cita remaja yang realistic
sesuai kemampuanya maka akan lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagaln, Ini akan menimbulkn kepercayaan diri dan kepuasan diri
yang lebih besar memberikan konsep diri yang lebih baik.

14
Menurut freud,masa remaja dapat dikategorikan dalam fase genital ,Dalam
teori psikoanalisa ,karakter genital mengikhtisarkan tipe ideal dari
kepribadian ,yakni terdapat pada  orang  yang mampu mengembangkan relasi
seksual yang matang dan bertanggung jawab,serta mampu memperoleh
kepuasan percintaan heteroseksual.Untuk mencapai karakter genital ini
individu haruslah terbebas dari ketidakpuasan dan hambatan masa kanak-
kanak awal.Sebaliknya,apabila individu memiliki  pengalaman traumatikdi
masa kanak-kanak awalnya maka penyesuaian yang memadai selama fase
genital akan sulit.

F. Implikasi Karakteristik Kepribadian Remaja Terhadap Pendidikan


Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa
remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan.
Dalam kaitan pendidikan sekolah dalam istilahnya ‘rumah kedua’ bagi siswa,
merupakan tempat rujukan dan perlindungan jika remaja mengalami masalah.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa


sebagai sosok remaja, yaitu:
1. Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan
yang dihadapinya.
2. Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja. Guru dapat
membimbing remaja untuk pengendalian emosi negative.
3. Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru
dalam mendidik remaja.

Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu


siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran.
Karena setiap remaja berbeda, maka guru mau tidak mau harus bisa menjadi
teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif
terhadap siswa, adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam
menghadapi remaja.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal dari
bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Sedangkan yang
dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu melalui
kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk
gambaran manusia tertentu. Memahami karakteristik-kepribadian peserta
didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik sama-
sama belajar. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik
saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas.

Di dalam kepribadian Remaja, ada dua faktor tetap yang mempengaruhi.


Yaitu faktor luar (external) dan faktor dalam (internal). Konsep diri
merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila
individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan
atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya
jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan
kegagalan bagi dirinya.

Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain,


menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai, belajar menilai
kelebihan dan kekurangan diri, harus mempunyai konsep diri yang stabil,
harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki
kekurangan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami siswa


sebagai sosok remaja, yaitu membantu siswa dalam menemukan jati diri dan
menghadapi kegagalan yang dihadapinya, emosi yang memuncak adalah
karakteristik dari remaja. guru dapat membimbing remaja untuk

16
pengendalian emosi negative, mengajari cara memahami orang lain dan
toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.

B. Saran
Hendaknya kita mampu memahami dan menerapkan pengetahuan tentang
karakteristik perkembangan kepribadian remaja. Karena perkembangan
kepribadian remaja sangat mempengaruhi pendidikannya. Kita harus mampu
mengakomodir pembentukan kepribadian tersebut dan
mengimplementasikannya terhadap pendidikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sunarto, dan B. Agung Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: C.V. Rajawali.

Salwanis, Melji. 2016. Karakteristik perkembangan kepribadian pada peserta

didik dan implikasinya. (online)

(http://meljisalwanis.blogspot.co.id/2016/10/karakteristik-perkembangan-

kepribadian.html)

Zakia, Estrella. 2012. Perkembangan Kepribadian Remaja. (online)

(http://zakiacuteharrier.blogspot.co.id/2012/01/perkembangan-

kepribadian-remaja.html)

Utama, Arya. 2010. Kepribadian Anak Tergantung Bagaimana Orang Tua

Mendidik. (Online).

(https://ilmupsikologi.wordpress.com/tag/kepribadian-remaja/)

Pradipta, W Rivan. 2012. Kepribadian Remaja. (online)

(http://rivanpradipta.blogspot.co.id/2012/10/kepribadian-remaja.html)

Nurdin. 2011. Perkembangan Kepribadian Remaja. (online)

(http://nurdindianhusada.blogspot.co.id/p/perkembangan-kepribadian-

remaja.html)

Buckori, Imam. 2015. Perkembangan Kepribadian Remaja. (Online)

(http://imanbuckhoori.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-kepribadian-

remaja.html)

18

Anda mungkin juga menyukai