1. Suhu tubuh
2. Denyut jantung atau Denyut nadi
3. Tingkat pernapasan
4. Tekanan darah
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah termometer , sphygmomanometer , dan jam
tangan . Meskipun denyut nadi dapat diambil dengan tangan, stetoskop mungkin diperlukan
untuk pasien dengan denyut nadi yang sangat lemah.
Suhu
Pencatatan suhu memberikan indikasi suhu tubuh inti yang biasanya dikontrol dengan ketat
( termoregulasi ) karena mempengaruhi laju reaksi kimia. Suhu tubuh dipertahankan melalui
keseimbangan antara panas yang dihasilkan tubuh dan panas yang hilang dari tubuh
Tekanan darah
Tanda-tanda lain
Di AS, selain empat di atas, banyak penyedia diwajibkan atau didorong oleh undang-undang
teknologi-kedokteran pemerintah untuk mencatat tinggi badan, berat badan, dan indeks massa
tubuh pasien . Berbeda dengan tanda-tanda vital tradisional, pengukuran ini tidak berguna
untuk menilai perubahan akut dalam keadaan karena kecepatan perubahannya; namun,
mereka berguna untuk menilai dampak penyakit yang berkepanjangan atau masalah kesehatan
kronis.
Definisi tanda-tanda vital juga dapat berbeda dengan pengaturan asesmen. Teknisi medis
darurat (EMT), khususnya, diajarkan untuk mengukur tanda vital pernapasan, denyut nadi,
kulit, pupil , dan tekanan darah sebagai "5 tanda vital" di lingkungan non-rumah sakit.
Tanda-tanda vital kelima
"Tanda vital kelima" mungkin merujuk pada beberapa parameter yang berbeda.
Sistolik Diastolik
Sebelum
3 sampai 5 tahun 80-110 [33] 95 50–80 [33] 65
sekolah
Usia sekolah 6 sampai 13 tahun 85-120 [33] 100 55–80 [33] 65
13 sampai 18
Remaja 95-140 [33] 115 60–90 [33] 75
tahun
Anak-anak dan bayi memiliki pernafasan dan detak jantung yang lebih cepat dari pada orang
dewasa seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:
11–14
60–105 80 12-20 16
tahun
15–20
60–100 80 12–30 [37] 20
tahun
Memantau
Pemantauan parameter vital paling sering mencakup setidaknya tekanan darah dan detak
jantung , dan lebih disukai juga oksimetri nadi dan laju pernapasan . Monitor multimodal yang
secara bersamaan mengukur dan menampilkan parameter penting yang relevan biasanya
diintegrasikan ke dalam monitor samping tempat tidur di unit perawatan intensif , dan mesin
anestesi di ruang operasi . Ini memungkinkan pemantauan pasien secara terus-menerus,
dengan staf medis terus-menerus diberi tahu tentang perubahan kondisi umum pasien.
Meskipun pemantauan secara tradisional dilakukan oleh perawat dan dokter, sejumlah
perusahaan mengembangkan perangkat yang dapat digunakan oleh konsumen sendiri. Ini
termasuk Cherish Health , Scanadu dan Azoi.
Vital Sign
Vital sign terdiri dari tekanan darah, pulsus, laju respirasi, dan suhu tubuh. Terdapat dua
keuntungan dari pengukuran vital sign selama pemeriksaan awal. Pertama, penentuan nilai
dasar normal dapat memastikan perbandingan standar saat kegawatdaruratan terjadi selama
perawatan. Jika kegawatdaruratan terjadi, pengetahuan pasien tentang nilai normal penting
untuk menentukan keparahan masalah. Sebagai contoh, jika pasien hilang kesadaran secara
tidak terduga dan tekanan darahnya 90/50 mmHg, perhatiaannya tentu akan berbeda pada
pasien yang memiliki tekanan darah normalnya 115/65 mmHg dibanding dengan pasien dengan
hipertensi yang memiliki tekanan darah normalnya 180/110 mmHg. Contoh kedua, pasien yang
berada pada keadaan shock mungkin akan baik-baik saja.
Manfaat kedua adalah untuk mengidentifikasi abnormalitas baik yang sudah terdiagnosis
maupun yang belum terdiagnosis. Sebagai contoh, pasien dengan hipertensi parah yang tidak
terkontrol yang tidak teridentifikasi dan tidak mendapat manajemen yang baik akan sangat
berbahaya. Tujuan dari pemeriksaan ini hanya untuk mendeteksi buat untuk mendiagnosis. Jika
terdapat temuan abnormalitas yang signifikan, pasien harus dirujuk ke dokter untuk evaluasi
lebih lanjut
1. Tekanan darah. Tujuan dari pemeriksaan tekanan darah adalah untuk menentukan adanya
normotensi, hipertensi atau hipotensi.
Tekanan darah diukur dengan pemeriksaan indirek pada ekstremitas atas dengan maset
tekanan darah dan stetoskop. Maset harus memiliki lebar yang tepat untuk mendapatkan
pengukuran yang akurat. Idealnya, kantong dalam manset harus mencakup 80% dari keliling
lengan, dengan pusat kantong diatas arteri brakialis. Standar lebar manset untuk rata-rata
lengan dewasa yaitu 12-14 cm. manset yang terlalu kecil memberikan hasil lebih
tinggi,sedangkan manset yang terlalu besar menghasilkan nilai yang lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya. Manset yang lebih sempit tersedia untuk digunakan pada anak-anak, dan manset
yang lebih lebar atay manset paha digunakan untuk pasien obesitas atau pasien dengan tubuh
yang besar. Untuk alternatif pasien obesitas, manset ukuran standar dapat diletakkan pada
lengan bawah dibawah fossa antecubital, dan arteri radialis dapat dipalpasisehingga hanya
hanya nilai sistolik rata-rata yang dapat terukur. Instrumen yang mengukur tekanan darah pada
pergelangan tangan atau jari mulai populer, namun, penggunaannya kurang disarankan karena
potensi ketidakakuratannya. Stetoskop harus yang memiliki standar yang baik. Bell end
(cup) lebih digunakan untuk auskultasi pada arteri brakialis; namun, penggunaan diafragma
(datar) lebih sering digunakan dan dapat diterima.
Metode auskultasi pada pengukuran tekanan darah yang direkomendasikan American Heart
Association adalah sebagai berikut:
pasien harus didudukan dengan nyaman dengan tidak menyilangkan kaki. Kemudian
manset segera dipasangkan pada lokasi arteri brakialis. Manset diletakkan ketat pada
lengan atas dengan lengan baju yang sudah disingkap, dengan batas bawah kira-kira
satu inchi diatas fossa antecubital. Manset standar memiliki tanda panah yang didesain
menunjukkan titik tengah manset, yang berpusat diatas arteri brakialis yang sebelumnya
telah dipalpasi (pada aspek medial pada tendon bisep).
Selanjutnya, saat pulsus radialis dipalpasi, manset dikembangkan hingga pulsus radial
menghilang; dikembangkan hingga ditambahkan 20-30 mmHg (tekanan sistolik
palpatoir).
Stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis yang sebelumnya telah dipalpasi yang
membelok pada siku dalam fossa antecubital (tidak menyentuh manset), dan
seharusnya tidak ada suara yang terdengar.
Katup tekanan perlahan dilepaskan, jarum menurun 2-3 mmHg perdetik. Seiring jarum
menurun, titik yang dicatat yaitu suara denyut pertama (suara Korotkoff) yang
terdengar. Pada titik ini dicatat sebagai tekanan sistolik.
Selanjutnya jarum masih berlanjut turun, suara denyut menjadi lebih kencang, sehingga
berkurang hingga detak yang terdengar melemah untuk beberapa saat dan menghilang
seketika. Indeks tekanan diastolik yang paling tepat saat suara hilang sempurna.
Kadang, suara redaman dapat terdengar berlanjut jauh dibawah tekanan diastolik
sesungguhnya. Jika hal ini terjadi, suara meredam pertama digunakan sebagai tekanan
diastolic.
Pada pasien usia lanjut dengan tekanan pulsus yang lebar, bunyi Korotkoff mungkin
tidak dapat terdengar antara tekanan sistolik dan diastolic, dan mungkin muncul kembali
jika pengempisan manset dilanjutkan. Fenomena ini disebut auscultatory gap.
Pada dewasa normal sehat, tekanan sistolik normal berkisar 90-140 mmHg dan umumnya
meningkat seiring usia. Nilai normal tekanan diastole berkisar 60-90 mmHg. Tekanan pulsus
bervariasi diantara tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi pada orang dewasa ditandai dengan
tekanan darah sama atau lebih besar dari 140/100 mmHg. Sangat dianjurkan untuk mengukur
tekanan darah dua kali selama perawatan, diberi jeda beberapa menit, dan pengukuran akhir
diambil dari rata-rata dua pengukuran.
2. Nadi/Pulsus
Palpasi arteri karotis pada tepi trakea atau arteri radial pada sisi ibu jari lengan. .
Penggunakaan arteri karotis untuk pengukuran pulsus memiliki beberapa keuntungan.
Pertama, arteri karotis cukup familiar karena umumnya dokter gigi mendapatkan
pelatihan resusitasi jantung paru (RJP). Kedua, arteri ini cukup menggambarkan karena
merupakan arteri utama yang mensuplai otak; terlebih pada situasi kegawatdaruratan,
arteri ini dapat dipalpasi ketika arteri perifer lainnya tidak dapat dipalpasi. Terakhir,
arteri ini letaknya mudah ditemukan dan mudah dipalpasi karena ukurannya. Untuk
pemeriksaan terbaik sebaiknya dilakukan selama satu menit penuh untuk mendeteksi
adanya ritme irregular.
Meraba dengan tiga jari tangan (digiti Ii, ii, iv manus) tepat di atas arteri radialis. Digiti
II dan IV digunakan untuk fiksasi dan digiti II untuk deteksi denyutan. Setelah denyut
nadi teraba jari-jari dipertahankan pada posisinya kemudian dilakukan pengukuran
frekuensi dan irama nadi.
Pulsus harus dipalpasi selama 1 menit sehingga ritme abnormal dapat terdeteksi. Sebagai
alternative, dapat dipalpasi selama 30 detik dan dikalikan 2. Untuk denyut teratur hitung
frekuensi nadi selama 15 detik dikalikan 4 (atau Alecs count hitung cepat selama 6 detik
dikalikan 10).
Rata-rata pulsus orang dewasa normal adalah 60-80 kali permenit. Jika pulsus lebih dari 100
kali permenit disebut takikardia, sedangkan juka pulsus kurang dari 60 kali permenit disebut
bradikardia. Nilai pulsus abnormal dapat menjadi tanda dari kelainan kardiovaskulat namun
dapat dipengaruhi oleh latihan fisik, keadaan pasien, kecemasan, obat, atau demam. Pulsus
normal merupakan serial dari ritme detak jantung yang terjadi pada interval yang regular.
Ketika detak terjadi pada interval yang ireguler, pulsus disebut ireguler, disritmia atau aritmia.
3. Pernafasan
Teknik : Operator berdiri di belakang dan tanpa sepengetahuan pasien kemudian dilakukan
observasi sangkar dada. dihitung jumlah gerakan sangkar dada (siklus fase inspirasi dan
ekspirasi) dalam 1 menit.
4. Suhu Tubuh
Teknik : menggunakan berbagai alat tera suhu tubuh , disesuaikan alat tera yang digunakan
Intepretasi :
Denyut nadi
Tekanan darah
Laju pernapasan
Suhu tubuh
Pengukuran denyut nadi termasuk salah satu prosedut pemeriksaan TTV normal
Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui jumlah detak jantung per menit. Selain
itu, pengukuran ini juga dapat mengetahui ritme detak jantung dan kekuatan detak
jantung.Nilai denyut nadi yang normal untuk orang dewasa adalah 60-100 kali per menit.
Namun, denyut dapat lebih rendah atau tinggi dari rentang normal sehabis berolahraga, sedang
sakit, cedera, atau ketika mengalami kondisi psikologis yang tidak stabil.Perempuan berusia 12
tahun ke atas, umumnya memiliki denyut nadi yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. Selain itu
orang yang berprofesi sebagai atlet, seperti pelari, mempunyai nilai denyut nadi yang
cenderung lebih lambat dari normal, yaitu sekitar 40 kali per menit. Kondisi ini disebabkan oleh
latihan kardio yang sering mereka lakukan.
Nilai TTV normal tekanan darah
Perlu diingat, satu kali pengukuran tekanan darah tidak menggambarkan kondisi Anda dalam
jangka panjang. Apabila tekanan darah rendah atau tinggi hanya terjadi sesekali, maka Anda
tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika tekanan darah Anda secara konstan terus-menerus
rendah atau tinggi, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Baca Juga
Mengenal Kriteria Hipertensi dan PenyebabnyaCiri-Ciri Tensi Rendah dan Cara Mengatasinya
yang Bisa Jadi PilihanJangan Kaget, Ini Manfaat Pete untuk Kesehatan yang Berlimpah
Nilai TTV normal untuk pernapasan
Suhu tubuh yang normal adalah 36,5 hingga 37,2 derajat celcius
Ukuran suhu tubuh seseorang dapat berbeda, tergantung dari:
Jenis kelamin
Aktivitas yang dilakukan
Makanan dan minuman yang dikonsumsi
Cuaca
Siklus menstruasi pada wanita
Untuk orang dewasa yang sehat, temperatur tubuh yang normal dapat berkisar antara 36,5
derajat Celcius hingga 37,2 derajat Celcius. Pengukuran temperatur tubuh dapat dilakukan
dengan bermacam cara, seperti:
Seseorang dikatakan demam apabila suhu tubuhnya meningkat sekitar satu derajat dari
rentang suhu tubuh yang normal. Sementara itu, seseorang dikatakan hipotermia apabila suhu
tubuhnya kurang dari 35 derajat Celcius.