RADIOLOGI PRAKTIKUM
KODE KPD205
TANDA – TANDA VITAL
Oleh :
Dannis Virendo
413221040
Kelas B
Dari hasil studi yang pernah dilakukan ada 2 faktor penyebab yang dapat
menimbulkan tekanan darah yaitu faktor yang dapat dikontrol meliputi riwayat
keluarga, usia, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikontrol adalah
lifestyle, pola makan, kebiasaan merokok, minum alkohol, obesitas, serta kurangnya
aktivitas fisik. Tekanan darah darah dalam arteri dapat meningkat dengan dipengaruhi
beberapa hal seperti:
1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya.
2) Arteri besar kehilangan keelastisannya sehingga menjadi kaku dan tidak
dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri.
1.1.1 Tekanan Darah Normal
Tekanan darah normal setiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini dapat
dipengaruhi usia hingga jenis kelamin. Memantau dan menjaga tekanan darah tetap
normal penting dilakukan agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan akibat
komplikasi tekanan darah yang tidak normal. Orang dewasa dengan kondisi tubuh
sehat umumnya memiliki tekanan darah normal sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg. Angka 90 dan 120 menunjukkan tekanan ketika jantung memompa darah ke
seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik. Sementara itu, angka 80 dan 60
menunjukkan tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali
memompa darah lagi, atau disebut juga tekanan diastolik.
1.1.2 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi ialah tekanan di atas nilai normal yaitu tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/
tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI). Disebut hipertensi sekunder bila penyebab
kondisi hipertensi dikaitkan dengan kondisi patologis penyakit yang diketahui.
Namun bila penyebabnya tidak diketahui, maka disebut sebagai hipertensi primer atau
esensial. Hipertensi merupakan penyakit umum. Hipertensi diastolik persisten yang
berkepanjangan (menetap) adalah masalah tekanan darah yang sangat serius. Sebagian
besar menyebabkan kematian dini dan kecacatan yang cukup serius.
1.1.3 Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Tekanan darah rendah ialah tekanan darah yang nilainya di bawah nilai
normal. Pada umumnya di usia lanjut terjadi tekanan darah yang konsisten misalnya
pada sistolik terbaca nilai 90-115 mmHg namun tidak terlihat efek sakit. Dikatakan
sebagai hipotensi ortostatik atau postural bila tekanan darah rendah, dikaitkan dengan
adanya kelemahan pada saat pasien berada dalam posisi berdiri ataupun tegak. Hal ini
merupakan sebuah hasil dari vasodilatasi perifer tanpa adanya peningkatan
kompensasi di dalam curah jantung. Hipotensi tipe ini dapat dicegah dengan cara
berdiri atau bergerak dengan perlahanlahan, terutama setelah bangun dari tempat
tidur. Selain itu, dapat pula dikoreksi dengan merendahkan kepala, untuk memulihkan
aliran darah ke otak. (Eviana S. Tambunan Deswani Kasim, 2012).
1.2 Suhu
Suhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh
dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar tubuh. Mekanisme kontrol suhu
tubuh pada manusia yakni dengan menjaga suhu inti (suhu pada jaringan dalam) tetap
konstan pada kondisi lingkungan serta aktivitas fisik yang ekstrem. Namun, suhu
permukaan dapat berubah sesuai aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang
ke lingkungan luar tubuh. Karena perubahan itu maka suhu normal pada manusia
berkisar pada nilai 36-38 derajat Celcius. Nilai suhu tubuh juga ditentukan oleh lokasi
pengukuran (oral, rectal, aksila, membran timpani, arteri temporalis, esophagus,
arteripulmonal, atau kandung kemih). Pengukuran suhu tubuh ini berfungsi
memperoleh nilai suhu jaringan dalam pada tubuh. Lokasi yang mewakili suhu ini
merupakan indikator yang lebih terpercaya dibanding lokasi yang mewakili suhu
permukaan (Patricia A. Potter, 2010).
Suhu tubuh merupakan derajat panas yang dipertahankan oleh tubuh dan
diatur oleh hipotalamus (dipertahankan dalam batas normal yaitu ± 6 0c dari 370C)
dengan menyeimbangkan antara panas yang dihasilkan dan panas yang dilepaskan
(Eviana S. Tambunan Deswani Kasim, 2012). Temperatur tubuh bervariasi pada
beberapa bagian tubuh. Suhu inti tubuh lebih tinggi dari suhu seluruh tubuh.
Temperatur inti biasanya diukur secara rektal, tetapi dapat juga diukur dalam
esofagus, arteri pulmonari, atau kandung kemih melalui monitor peralatan invasif.
Pengukuran suhu tubuh yang lain dapat diukur di oral, aksila, dan membran timpani
(Eviana S. Tambunan Deswani Kasim, 2012). Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu tubuh :
Termometer Gun
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh adalah sebagai berikut:
1. Irama Sirkadian
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Stres
5. Temperatur lingkungan
Catatan :
1. Oral : 0,20C - 0,50C lebih rendah dari suhu rektal
2. Axilla : 0,50C lebih rendah dari suhu oral (Sonia Prastika, 2016)
1.3 Nadi
Denyut nadi merupakan aliran rah yang dapat naik turun saat dipalpasi pada
berbagai titik tubuh. Darah dapat mengalir di dalam sirkuit yang berada dalam kondisi
terus menerus. Gelombang denyut kadangkadang bergerak 15x lebih cepat melalui
sebuah aorta dan 100x lebih cepat melalui arteri kecil jika dibandingkan dengan
volume ejeksi darah. Ketika gelombang denyut telah mencapai pada arteri perifer,
maka kita dapat merasakannya dengan melakukan palpasi areri secara lembut dengan
menekan area tulang dan otot yang berada di bawahnya (Patricia A. Potter, 2010).
Nadi merupakan gelombang yang disebabkan oleh adanya perubahan
pelebaran (vasodilatasi) serta penyempitan (vasokonstriksi) dari pembuluh darah
arteri yang diakibatkan kontraksi ventrikel ketika melawan dinding aorta. Tekanan
nadi merupakan tekanan yang timbul oleh perbedaan sistolik dan diastolik. Denyut
nadi dapat dipengaruhi oleh saraf simpatik (untuk meningkatkan) dan saraf
parasimpatik (untuk menurunkan) (Eviana S. Tambunan Deswani Kasim, 2012).
Pengukuran denyut nadi, meliputi:
1) Frekuensi
Pengkajian frekuensi nadi perifer dan apikal dapat menyatakan perbedaan
frekuensi jantung. Ketidaknormalan nadi biasa disebut:
a. Takikardia adalah nadi lebih dari normal (nadi cepat).
b. Bradikardia adalah nadi kurang dari normal (nadi lambat).
2) Irama
Secara normal irama adalah interval reguler yang terjadi antara setiap denyut nadi
atau jantung. Interval yang disela oleh denyut di awal dan di akhir atau tidak ada denyut
menandakan irama yang tidak normal yang disebut disritmia.
3) Kekuatan
Kekuatan nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding arteri pada
setiap kontraksi jantung dan kondisi sistem pembuluuh darah arteri yang mengarah nadi
dan digambarkan dengan kuat, lemah, berurutan atau bersamaan.
4) kesetaraan dari setiap denyutan.
Nadi kedua tempat dari sistem pembuluh darah perifer harus dikaji. Semua nadi
simetris dapat dikaji secara simultan kecuali nadi karotid karena tekanan yang besar dapat
menyumbat pasokan darah ke otak
Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan
masalah dalam pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme
tubuh. Disritmia jantung dapat megancam kemampuan jantung untuk berfungsi
dengan baik. Kekuatan denyutan menunjukkan volume darah yang di pompa dalam
setiap kontraksi jantung. Perbandingan denyut nadi pada kedua sisi tubuh dapat
menunjukkan variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang disebabkan oleh
pembekuan darah. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi:
1) Latihan fisik
2) Obat-obatan
3) Suhu
4) Emosi
5) Perubahan postur tubuh
6) Peradarahan
7) Gangguan paru
1.4 Respirasi
Kemampuan oksigen (O2) untuk mencapai sel tubuh dan untuk
karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan dari sel mempengaruhi ketahanan hidup
manusia. Menurut Patricia A. Potter (2010) Pernapasan merupakan sebuah
mekanisme tubuh untuk melakukan pertukaran gas antara atmosfer dan darah.
Pernapasan juga akan melibatkan:
1. Ventilasi yakni pergerakan gas ke dalam dan keluar dari paru-paru
2. Difusi yakni pergerakan oksigen dan karbondioksida antara alveoli serta sel
darah merah
3. Perfusi yakni distribusi sel darah merah dari kapiler paru-paru
Pernapasan selalu berhubungan dengan suhu serta denyut nadi. Apabila suhu
nadi tidak normal, pernapasan juga demikian adanya. Pemeriksaan status pernapasan
terdiri dari suara napas, cara bernapas, serta gangguan suara napas. Tanda-tanda
terjadinya peningkatan usaha bernapas pasien dapat ditandai adanya retraksi dinding
dada, tarikan trakea, pernapasan pada cuping hidung, keterlibatan otot dada atau
aksesorious, tidak mampu berbicara dalam satu kalimat yang penuh, serta suara napas
yang terganggu muncul (Dewi Kartika N., 2011).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pernapasan menurut (Cahya
Ramadhan, 2015) yaitu intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit,
dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas
pernapasan pada manusia berkisar 16-18 kali. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan frekuensi pernapasan ialah:
1. Usia. Balita memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibandingkan
dengan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin
menurun.
2. Jenis kelamin. Laki-laki mempunyai frekuensi pernapasan yang lebih cepat
dibandingkan perempuan.
3. Suhu tubuh semakin tinggi suhu tubuh (demam) angka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat.
4. Posisi tubuh. Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan ataupun berlari di
bandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan pada saat posisi berdiri akan
lebih cepat dibandingkan dengan posisi duduk. Frekuensi pernapasan akan
semakin cepat.
5. Aktivitas. Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin
cepat (Cahya Ramadhan, 2015).
6. Nyeri Akut. Adanya nyeri mengubah ritme pernapasan sehingga pernapasan
dapat menjadi lebih dangkal.
7. Kegelisahan. Kegelisahan meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan
karna stimulasi simpatis.
8. Cedera Neurologis. Gangguan pusat pernapasan serta hambatan frekuensi dan
ritme pernapasan dapat terjadi pada cedera batang otak
Pulse Oximetry
Interpretasi :
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Pulse Oximetri
5. Jam Tangan / Stopwatch
6. Mahasiswa
7. Handsanitizer
8. Buku catatan
9. Bed pasien
10. Alkohol swab
4. Pemeriksaan respirasi
a. Mencuci tangan/menggunakan handsanitizer sebelum bertemu
pasien
b. Memastikan pasien dalam kondisi tenang
c. Siapkan jam tangan dengan penunjuk detik atau stopwatch.
d. Lihat jam tangan atau stopwatch dan hitung berapa kali orang yang
akan diperiksa menarik napas selama 60 detik.
e. Dapat menghitung frekuensi pernapasan selama 30 detik dan
kalikan hasilnya dengan 2.
f. Catat hasil pengukuran frekuensi pernapasan.
g. Perhatikan apakah pernapasan orang yang akan diperiksa teratur
atau tidak teratur.
h. Perhatikan apakah ada suara napas abnormal, seperti wheezing
(bunyi mengi) atau stridor (bunyi melengking).
i. Perhatikan apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, seperti
otot leher dan dada.
d. Fase evaluasi
Fase terminasi merupakan tahap dimana tenaga Kesehatan memberhentikan
interaksi, memberi healt edukasi, dan berpisah dengan pasien.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Oc : …………
Pengamat : …………
3.2 Pembahasan
Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah prosedur penting dalam evaluasi
kesehatan seseorang. Tanda-tanda vital ini mencakup tekanan darah, suhu tubuh,
denyut nadi, pernapasan, saturasi oksigen, capillary refill time (CRT), dan Glasgow
Coma Scale (GCS). Pengukuran yang teliti dari tanda-tanda vital ini dapat
memberikan informasi yang berharga tentang kondisi fisiologis seseorang, serta
membantu mendeteksi kelainan atau perubahan dalam sistem tubuh.
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dibutuhkan oleh darah untuk mengalir
melalui pembuluh darah arteri. Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah 80-
120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-80 mmHg untuk tekanan diastolik.
Hipertensi terjadi jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg, sedangkan hipotensi terjadi jika tekanan darah sistolik
kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik kurang dari 60 mmHg. Pengukuran
tekanan darah dapat dilakukan dengan alat tensimeter atau sphygmomanometer,
dengan metode auskultasi atau palpasi. Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah yaitu usia, stress, fluktuasi norma terjadi sepanjang hari, dan merokok.
Pencegahan jika hipertensi dapat mengurangi makanan contohnya yang mengandung
banyak garam dan buah bit. Dan juga hipotensi dapat dicegah dengan makan-
makanan contohnya sayur bayam dan daging kambing/lainnya. Hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ tubuh lainnya seperti
jantung, ginjal, dan otak. Sedangkan, hipotensi dapat menyebabkan pusing, lemas,
dan bahkan pingsan.
2. Suhu
Suhu tubuh adalah suhu internal tubuh yang mencerminkan keseimbangan
antara produksi dan hilangnya panas. Suhu tubuh normal pada orang dewasa
adalah 36-37°C. Suhu tubuh dapat diukur melalui oral, rektal, axilla, atau
menggunakan thermometer gun. Hipotermia terjadi jika suhu tubuh di bawah
36°C, sementara hipertermia terjadi jika suhu tubuh di atas 38°C.
Hipertermi dapat menunjukkan adanya infeksi atau peradangan dalam
tubuh, seperti flu, pneumonia, atau infeksi saluran kemih. Jika suhu tubuh di atas
40°C, dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan bahkan dapat
mengancam nyawa. Sedangkan jika suhu tubuh rendah dapat menunjukkan
adanya masalah kesehatan seperti hipotermia, yaitu kondisi di mana suhu tubuh
terlalu rendah.
3. Nadi
Nadi denyut yang terasa pada dinding arteri akibat aliran darah yang dipompa
oleh jantung. Nadi normal pada orang dewasa adalah 60-100 denyut per menit.
Bradikardia adalah nadi lambat, sedangkan takikardia adalah nadi cepat. Pengukuran
nadi dilakukan dengan meletakkan jari pada arteri, seperti arteri radialis atau arteri
karotis. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi yaitu latihan fisik/olahraga, obat-
obatan, suhu, emosi, perubahan postur tubuh, peradarahan, dan gangguan paru-paru.
4. Respirasi
Pernapasan adalah proses yang melibatkan proses menghirup dan
menghembuskan udara ke paru-paru. Frekuensi pernapasan normal pada orang
dewasa adalah 12-20 kali per menit. Bradipnea adalah pernapasan lambat, sementara
takipnea adalah pernapasan cepat. Pernapasan juga dapat diukur dengan mengamati
naik turunnya dinding dada dan abdomen, serta menghitung jumlah napas selama 1
menit..
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan yaitu usia, jenis
kelamin. suhu tubuh , posisi tubuh, aktivitas, nyeri akut, kegelisahan, dan cedera
Neurologis. Takipnea yang parah dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam
tubuh dan menyebabkan gejala seperti sesak napas atau pusing. Sedangkan, bradipnea
yang parah dapat mengurangi pasokan oksigen ke tubuh dan menyebabkan gejala
seperti kebingungan atau pingsan
5. Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen adalah persentase hemoglobin dalam darah yang terikat
dengan oksigen. Nilai normal saturasi oksigen adalah 95-100%. Pengukuran
saturasi oksigen dapat dilakukan dengan pulse oximetry, yang ditempatkan pada
ujung jari atau bagian tubuh lainnya. Nilai saturasi oksigen yang rendah
mengindikasikan hipoksemia atau kekurangan oksigen dalam darah. Dan dapat
menyebabkan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, batuk, sakit kepala, detak
jantung cepat, hingga kulit membiru. Hipoksemia dapat mengganggu kerja organ
dan jaringan tubuh, serta berisiko menyebabkan komplikasi berbahaya.
6. CRT (Capillary Refil Time)
Capillary refill time (CRT) adalah waktu yang dibutuhkan oleh darah
untuk mengisi kembali kapiler setelah ditekan. Nilai normal CRT adalah kurang
dari 2 detik. Pemeriksaan CRT dilakukan dengan menekan kulit hingga memucat,
lalu mengamati berapa lama warna kembali normal.
7. GCS (Glasgow Coma Scale)
Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
berdasarkan respons mata, verbal, dan motorik. Skor total GCS berkisar dari 3-15.
Semakin rendah skor yang didapat berrati pasien dalam keadaan koma, efek bius,
halusinasi, dll. GCS menilai 3 komponen yaitu pembukaan mata dengan skor 1-4,
respon verbal dengan skor 1-5, dan respon motorik dengan skor 1-6. Semakin
rendah skor GCS, tingkat kesadaran semakin buruk. GCS berguna untuk
memantau perkembangan neurologis pasien dengan cedera otak atau gangguan
kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat. (2009). Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Cahya Ramadhan. (2015). Pendalaman Materi Lengkap Ulangan & Ujian Intisari 5
Mata Pelajaran Utama yang Menjadi Rahasia Bimbel. ARC Media.
Cason, M., Trowbridge, C., Baxley, S. M., & Ricard, M. D. (2019). Physiologic
Effects and Monitoring of Pulse Oximetry and Capnography. Respiratory care, 64(4), 426–
436.
NILAI
Nama : …………………………………………………………………………
Nim : …………………………………………………………………………
Kelas : …………………………………………………………………………
Nama Pasien : …………………………………………………………………………
Jenis Pemeriksaan : …………………………………………………………………………
Fase Pra-Interaksi : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Fase Orientasi : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Fase Kerja : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Fase Terminasi : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
INFORMED CONSENT
Universitas Airlangga
Jl. Airlangga No.4 – 6 Surabaya 60115
Telp : (031) 5912564
PERSETUJUAN / PENOLAKAN
Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh tenaga kesehatan dan telah
saya mengerti sepenuhnya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Mengetahui, Surabaya,…………………..2024
Radiografer Yang Membuat Pernyataan