Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori
Dalam kedokteran sangat penting untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk tanda-tanda vital pasien adalah:
1.

Pemeriksaan suhu tubuh

2.

Pemeriksaan pernafasan

3.

Pemeriksaan denyut nadi dan pemeriksaan tekanan darah


Metode pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah merupakan pemeriksaan yang

menentukan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular.


Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat
menyususn sebuah differensial diagnosis yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum
dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut
dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

Tanda Vital tubuh


1

Tanda vital merupakan tanda yang sangat penting dalam perawatan pasien. karena
mempunyai nilai akurasi yang sangat tinggi. Perubahan dari tanda vital tersebut berarti
menandakan terjadi gangguan fungsi dari tubuh atau perubahan dari kondisi pasien, hal ini perlu
mendapat perhatian dengan seksama dan perlu penanganan segera. Tiap individu mempunyai
variasi tanda vital yang berbeda, seperti adanya perubahan cuaca, umur, keadaan emosional,
olahraga, makan, dsb.

Pemeriksaan Suhu Tubuh


Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas
dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :
Metabolisme dari makanan (Basal Metabolic Rate)

Olahraga
Shivering atau kontraksi otot skelet
Peningkatan produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler)

Proses penyakit infeksi


Termogenesis kimiawi (rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau

dari rangsangan langsung simpatetik). Hilangnya panas tubuh terjadi melalui


beberapa proses yaitu :
1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa
melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang
terbuka.
2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya
melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es.

3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan


udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi
hangat.
4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses
penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya
keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Suhu tubuh terjaga
konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini
disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negatif

feedback sistim (mekanisme umpan balik). Organ pengatur suhu yang


utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan
konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan
disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7
derajat Celcius dari normal (1.4 F).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :
1. Umur
Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu
harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak- anak
mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.

2. Aktivitas Tubuh
3

Aktivitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari
jam 04.00 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00
20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1 1.6 C (2 3 F).
3. Jenis Kelamin
wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini
disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya
progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 0.5 C (0.5 1
F), sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate.
4. Perubahan emosi
Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga
metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.
5. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca, Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi,
konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.
6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen
Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat
menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral
sekitar 30 menit setelah makan, minum atau merokok, sedangkan temperatur rectal
diukur setelah 15 menit melakukan lavemen/ enema.

Pemeriksaan Pernafasan
4

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi system
pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam
paru dan pengaturan keseimbangan asam basa. (sumber: www.wikipedia.org)

Pemeriksaan Tekanan Darah


Pengertian dari tekanan darah yaitu kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah. Tekanan darah hampir selalu diukur dengan millimeter air
raksa karena manometer air raksa telah digunakan sebagai referensi standar untuk mengukur
tekanan darah di sepanjang sejarah fisiologi.

Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovas kular
bersamaan dengan pemeriksaan nadi, dapat diukur dengan 2 metode :
5

1. Metode Langsung (Direct Method)


Metode ini menggunakan jarum / kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan
dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk
menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keterampilan khusus.
2. Metode tidak langsung (Indirect Method)
Metode ini berbeda dari metode yang di atas. Metode ini menggunakan sphygmomanometer
(tensimeter). Dengan metode ini, tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara, yaitu :
a. Cara Auskultasi
Dengan cara ini dapat dikur tekanan sistolik maupun tekanan distolik. Cara ini
menggunakan alat stethoscope. Pada cara ini stethoscope di letakkan di atas arteri
brachialis pada fossa cubiti. Sebelum manset dipompa seharusnya tidak terdengar suara,
karena pulsasi denyut jantung tertransmisi secara lembut pada arteri. Setelah manset
dipompa, pada setiap denyutan arteri akan terdengar bunyi korotkoff yang disebabkan
pancaran darah yang melewati pembuluh darah yang tertekan.
b. Cara Palpasi
Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik. Tekanan yang diperoleh dengan metode
palpasi ini biasanya 2-5 mmHg lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil pengukuran
metode auskultasi.
Dalam prosesnya perubahan tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Tolakan Perifer.
Merupakan sistem peredaran darah yang memiliki sistem tekanan tertinggi (arteria)
dan sistem tekanan terendah (pembuluh kapiler dan vena), diantara keduanya terdapat
arteriola dan pembuluh otot yang sangat halus.

2. Gerakan memompa oleh jantung. Semakin banyak darah yang dipompa ke dalam
arteria menyebabkan arteria akan lebih menggelembung dan mengakibatkan
bertambahnya tekanan darah. Begutu juga sebaliknya.
3. Volume darah. Bertambahnya darah menyebabkan besarnya tekanan pada arteria.

4. Kekentalan darah. Kekentalan darah ini tergantung dari perbandingan sel darah
dengan plasma.

Pemeriksaan Denyut Nadi


Nilai denyut nadi merupakan indicator untuk menilai sistem kardi ovaskular. Denyut nadi
dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) ataua dapat juga dilakukan
dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat
dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri berakhialis pada siku bagian
dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada
arteri frontalis pada bayi.

Penilaian denyut nadi yang lain adalah takikardia sinus yang ditandai dengan variasi 10
15 denyutan dari menit ke menit dan takikardia supraventrikuler paroksimal ditandai dengan
nadi sulit dihitung karena terlalu cepat (lebih dari 200 kali per menit). Bradikardia merupakan

frekuensi denyut jantung lebih lambat dari normal. Pemeriksaaan nadi yang lain adalah
iramanya, normal atau tidak. Disritmia (aritmia) sinus adalah ketidakteraturan nadi, denyut nadi
lebih cepat saat inspirasi dan lambat. Frekuensi nadi akan meningkatkan bila kerja jantung
meningkat. Bila kita berlatih, maka dengan sendirinya frekuensi denyut nadi akan semakin cepat
sampai batas tertentu sesuai dengan beratnya latihan yang dilakukan. Setelah latihan selesai,
frekuensi nadi akan turun lagi. Orang yang terlatih, nadi istirahatnya lebih lambat dibandingkan
dengan orang yang tidak terlatih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan nadi :


1. Pengeluaran isi secukupnya jantung
Pada umumnya, makin besar isi secukupnya, makin besar pula jumlah darah yang harus
ditampung di dalam percadangan arteri pada setiap denyut jantung oleh sebab itu makin
besar kenaikan tekanan selama sistole menyebabkan tekanan nadi yang lebih besar.
2. Compliance Percabangan Arteri
8

Sebaiknya semakin besar compliance sistem arteri, makin sedikit kenaikan tekanan
untuk suatu volume darah secukupnya tertentu yang dipompakan ke dalam arteri.
Hal hal yang dapat diperiksa pada denyut nadi :
a. Frekuensinya (berapa denyut per menit)
b. Iramanya (teratur/tidak teratur)
Pengaruh Posisi tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Pada saat berdiri, duduk maupun berbaring akan menunjukan hasil pemeriksaan denyut
nadi dan tekanan darah yang berbeda. Denyut nadi & tekanan darah berubah seiring adanya
perubahan posisi tubuh. Hal ini disebabkan karena :
Fungsi baroreseptor selama perubahan posisi tubuh
Kemampuan baroreseptor untuk menjaga bangkit berdiri setelah ia berbaring. Segera
setelah seseorang itu berdiri, tekanan arteri di kepala dan tubuh bagian atas cenderung
menurun, dan berkurang tekanan yang nyata ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Penurunan tekanan pada baroreseptor akan menghasilkan refleks segera, yang
menimbulkan rangsangan simpatis kuat di seluruh tubuh dan hal ini akan memperkecil
penurunan tekanan di kepala dan tubuh bagian atas.
Penyakit gravitasi / Hidrastatik Selama Perubahan Sikap Tubuh
Gaya garvitasi pada saat berbaring menyebabkan tinggi darah pada pembuluh darah
relative sama sehingga baroreseptor cenderung tidak mengalami rangsangan atau
regangan. Sedangkan pada waktu duduk atau berdiri darah relative tertarik oleh gravitasi
bumi ( ke arah ekstremitas ) sehingga darah pada pembuluh darah bagian superior
menurun jumlahnya. Penurunan volume darah akan mengurangi tegangan pada pembuluh
darah yang akan merangsang baroreseptor. Baroreseptor akan mengurangi impuls ke
pusat vasomotor sehingga timbul vasokonstriksi pembuluh darah. Impuls baroreseptor ini
akan mempengaruhi saraf simpatis sehingga timbul pacuan jantung yang mengakibatkan
meningkatnya tekanan darah dan denyut nadi. (sumber: Sherwood)
Pengaruh Latihan Fisik terhadap denyut Nadi dan Tekanan Darah
Latihan fisik sangat berpengaruh terhadap peningkatan denyut nadi dan tekanan darah.
Hal ini disebabkan oleh gerak badan dan efek metabolisme. Dengan melakukan kegiatan Step
Up Test seperti yang telah kita lakukan pada percobaan ini berarti konsumsi oksigen meningkat,
menyebabkan jantung akan meningkatkan tekanan darah, selain ini akan terjadi penurunan netto
9

resistansi perifer total akibat vasodilatasi dalam otot otot yang berolahraga. Curah jantung
berkontraksi dengan lebih kuat dan menyorot volume sistolik, akhirnya saraf simpatis ke jantung,
aktivitas dicetuskan oleh rangsangan psiksis, yaitu melalui olahraga naik turun bangku. Setelah
olahraga selesai (setelah beberapa menit kemudian) maka tekanan darah akan kembali ke tingkat
praolahraga, kecepatan denyut janyung kembali ke normal.
1.2 Permasalahan
Adapun pokok permasalahan dalam praktikum Pemeriksaan Denyut Nadi
dan Tekanan Darah adalah sebagai berikut :
1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah ?
2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi ?
3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara
auskultasi ! ( dari segi : konsep teori sarana prosedur hasil ) ?
4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lenan atas kanan ?
5. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah ? jelaskan !
6. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara suara korotkoff (korotkoff I ,
II , III , IV , V , VI) ?
7. Suara korotkoff IV & V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolik. Mana
yang lebih baik ? jelaskan !
8. Apakah ada perbedaan antara atlet & non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi &
tekanan darah post exercise ( setelah latihan ) ? jelaskan !
9. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi & tekanan
darah ?
-

apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori ?

Apakah hasil praktikum

saudara sesuai dengan teori, jelaskan mengapa

demikian ?
10. - Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi &
tekanan ?
-

Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori ?


10

Apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa
demikian ?

11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa ?


12. Ada beberapa macam jenis febris ? sebutkan & jelaskan masing masing !
13. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap suhu tubuh ? jelaskan !
14. Sebutkan macam macam tipe pernafasan & jelaskan masing masing ?
15. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap ritme pernafasan ? jelaskan !
16. Bilamana dikatakan hypothermia ? Apa penyebabnya ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dalam praktikum Pemeriksaan Denyut Nadi dan Tekanan
Darah adalah sebagai berikut :
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermometer.
2. Pemeriksaan pernafasan dengan cara inspeksi.
3. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah.
a. Memeriksa denyut nadi secara palpasi.
11

b. Mengukur tekanan darah seraca palpasi


c. Mengukur tekanan darah secara auskultasi.
4. Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap suhu tubuh,
pernafasan, denyut nadi dan tekanan darah.
5. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap suhu tubuh,
pernafasan, denyut nadi dan tekanan darah.

BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat
1. Meja praktikum
2. Stopwatch
3. Sphygmomanometer ( Tensi meter ) terdiri dari,
a. Manometer air raksa + klep pembuka penutup
b. Selang karet
c. pompa udara dari karet
4. Stethoscope
12

5. Bangku latihan fisik


6. Metronom
7. Thermometer

2.2 Tata Kerja


2.2.1

MEMERIKSA SUHU TUBUH

A.Memeriksa suhu tubuh dalam keadaan berbaring


a) Pilih dua mahasiswa coba ( MC1-2 )laki laki dan perempuan
b) Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menitndimeja periksa/tempat
tidur
c) Bersihkan thermometer dengan alkohol 70% dan keringkan
d) Thermometer diletakkan dalam fosa aksiler, sebaiknya daerah tersebut dalam keadaan
kering dan biarkan selama 5 menit.
e) Catat hasilnya dalam tabel E-1

B.Memeriksa suhu tubuh dalam keadaan setelah beraktifitas


a) Suruh MC1-2 melakukan aktifitas naik turun bangku melakukan latihan fisik dengan
cara:STEP TEST ( NAIK-TURUN BANGKU) selama 20 kali/menit selama 2
menit demgan dipandu oleh irama metronom yang diatur pada frekuensi 80 ketukan /
menit
b) Ukur suhu tubuh MC1-2 selama 5 menit dengan interval 1 menit. ( 5 menit ke 1....5
menit keII.....5 mneit ke III....dst )
c) Catat hasilnya ke dalam tabel E-2
13

2.2.2

MEMERIKSA PERNAFASAN

A.Memeriksa pernafasan dalam keadaan berbaring


a) Mahasiswa coba ( MC1-2 ) adalah orang coba yang sama
b) Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di meja periksa/tempat
tidur.
c) Perhatikan dengan melihat gerakan pernafasan pada dada dan perut bagian atas, saat
inspirasi kemudian ekspirasi di hitung 1 kali.
d) Hitunglah frekuensi dan irama pernafasan tersebut selsma kurang lebih 1 menit
Catat hasilnya ke dalam tabel E-3

B.Memeriksa pernafasan dalam keadaan setelah beraktifitas


a) Suruh MC1-2 melakukan aktivitas naik turun bangku ( praktikum ini dilakukan
bersama sama dengan pemeriksaan suhu tubuh setelah beraktifitas).
b) Hitunglah frekwensi dan irama pernafasan selama kurang lebih 1 menit dengan
interval 1 menit ( 1 menit ke I....1 menit ke II.....1 menit ke III ).
c) Catat hasilnya kedalam tabel E-4

2.2.3

MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR TEKANAN DARAH

1.Memeriksa Denyut Nadi Secara Palpasi


a) Mahasiswa coba ( MC1-2 ) adalah orang coba yang sama
b) Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit di meja periksa/tempat
tidur
14

c) Letakkan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar


d) Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang
diletakkan sejajar atau terhadap yang lain di atas arteri radilais tersebut. Tentukan :
- Frekuensinya.................jumlah denyut/menit
- Iramanya......................teratur/tidak teratur
e) Catat data sesuai format ; Tabel E.5
Catatan :
Tiap mahasiswa harus melakukan pemeriksaan ini. Bagi mahasiswa coba ( MC1-2) diberi
kesempatan melakukannya di sela- sela praktikum ini.

Penilaian Frekuensi Denyut Nadi


Normal

: 60-100 x/menit

Bradikardia

: <60 x/menit

Takikardia

: >100 x/menit

2.Mengukur tekanan darah secara palpasi


a) MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang di meja periksa/tempat tidur
b) Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya ( lengan kanan ) di sisi tubuh
dengan keadaan volar.
c) Pasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti ( jangan
terlalu ketat maupun longgar )
d) Raba serta rasakan denyut a.Radialis dextra
15

e) Pompakan udara ke dalam manchet ( menggunakan pompa udara ) sampai denyut


arteri radialis dextra tak teraba
f) Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar
20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteria radilais tak teraba
g) Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan ( dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam ).Catat tinggi Hg pada
manometer dimana arteri radilais pertama kali teraba kembali. Nilai ini menunjukkan
besarnya tekanan sistolik cara palpasi
h) Catat data sesuai format Tabel E.5

CATATAN :
Tiap mahasiswa harus melakukan pemeriksaan ini. Bagi mahasiswa coba (MC1-2) diberi
kesempatan melakukannya di sela sela praktikum ini.

3.Mengukur tekanan darah secara auskultasi


a) MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang di atas meja periksa / tempat tidur dengan
manchet tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap di sisi tubuh dengan
kedudukan volar.
b) Tentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan
sthetescope ( bell stethoscope ) di atas arteri brachialis dextra tersebut.
c) Pompakan udara kedalam manchet, maka saudara akan mendengar suara bising
arteria brachialis dextra melalui stethescope
d) Teruskan memompa udara kedalam manchet, pada suatu saat suara bising arteria
brachialis dextra akan menghilang
16

e) Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar
20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteria brachialis dextra tadi
menghilang.
f) Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan, maka saudara
akan mendengar :
1) Suara Korotkoff I
Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara auskultasi
2) Suara Korotkoff IV dan V
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi

g) Catat data sesuai format : Tabel E.5.

4.Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tuuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah
1. a. Pilih dua mahasiswa coba ( MC1-2 boleh siswa yang sama ) atau mahasiswa lain dalam
kelompok bersangkutan.
b. Pilih mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1-2 pada arteri radilais
sinistra
c. Pilih mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1-2 pada lengan kanan
secara auskultasi selama praktikum
d. Pilih dua mahasiswa untuk mencatat data masing masing pada MC1 dan MC2
2. MC1-2 suruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi
dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara

17

auskultasi ( masing masing diukur tiga kali berturut turut ) selanjutnya hitung nilai rata
rata.
3. MC1-2 suruh duduk tenag selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi dan irama
denyut arteri radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi
( maisng masing diukur tiga kali berturut turut ) selanjutnya hitung nilai rata ratanya.
4. MC1-2 suruh berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 2-3 menit, kemudian tentukan
frekuensi, irama denyut arteri radilais sisnistra dan tekanan darah pada lengan kanan
secara auskultasi, masing masing diukur tiga kali berturut turut serta hitung nilai rata
ratanya.
5. Catat data sesuai format : tabel E.6.

Catatan :
Bila didalam tiga kali pengukuran secara berturur turut terdapat perbedaan yang besar,
gunakan interval waktu 2 menit.

5.Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan
tekanan darah
1.a. Pilih mahasiswa coba ( MC1-2), MC1-2 boleh sama atau mahasiswa lain dalam
kelompok nyang bersangkutan
b. Pilih dua mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1-2 pada arteri radialis
sinistra selama praktikum
c. Pilih dua mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1-2 pada lengan kanan
secara auskultasi selama praktikum.
d. Pilih dua mahasiswa untuk mencatat data.
18

2. MC1-2 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian periksa denyut nadi arteri radialis
sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi, masing masing diperiksa
/ di ukur tiga kali berturut turut. Catat Frekuensi, irama denyut nadi dan tekanan
sisitolik, diastolik serta hitung nilai rata ratanya. Bila waktu mendesak boleh dikukur
satu kali saja.
3. Dengan manchet tetap terpasang pada lengan atas kanan, MC1-2 melakukan latihan fisik
cara :
STEP TEST ( NAIK TURUN BANGKU ) selama 20 kali/menit selama dua menit
dengan dipandu oleh irama metrnom yang diatur pada frekuensi 80 ketukan per menit.

4. Setelah step test berakhir, MC1-2 suruh segera duduk, ukurlah frekuensi nadi serta tekanan
darah dengan interval 2 menit ( menit ke 3...menit ke 5.....menit ke 7....dst) sampai
nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan.
Catatan : Untuk setiap saat/interval, pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya
diukur satu kali
6. Catat data sesuai format : Tabel E.7

19

BAB III
HASIL PRAKTIKUM
TABEL E.1 DATA PEMERIKSAAN SUHU TUBUH POSISI BERBARING
MAHASISWA
COBA 1

PEMERIKSA

SUHU TUBUH
AKSILER (C)

Panca

Dipta

35.8 C

MAHASISWA
COBA 2

PEMERIKSA

SUHU TUBUH
AKSILER (C)

Vebi

Andani

36.4 C

TABEL E.2 DATA PEMERIKSAAN SUHU TUBUH SETELAH AKTIFITAS

20

MAHASISWA
COBA 1

Panca

MAHASISWA
COBA 2

Vebi

PEMERIKSA

SUHU TUBUH
AKSILER (C)

a. 5 menit pertama

36.3 C

b. 5 menit kedua

36.3 C

c. 5 menit ketuga

36.3 C

PEMERIKSA

SUHU TUBUH
AKSILER (C)

a. 5 menit pertama

36 C

b. 5 menit kedua

36 C

c. 5 menit ketiga

36 C

GRAFIK PEMERIKSAAN PERNAFASAN SETELAH AKTIFITAS

TABEL E.3 DATA PEMERIKSAAN PERNAFASAN POSISI BERBARING


21

MAHASISWA
COBA 1

PEMERIKSA

RR
(X/MIN)

Panca

Dipta

23 x/mnt

MAHASISWA
COBA 2

PEMERIKSA

RR
(X/MIN)

Vebi

Andani

23 x/mnt

IRAMA
Agak
Cepat

IRAMA
Agak
Cepat

TABEL E.4 DATA PEMERIKSAAN PERNAFASAN SETELAH AKTIVITAS


MAHASISWA
COBA 1

Panca

PEMERIKSA

RR
(X/MIN)

IRAMA

a. 1 menit pertama

21 x/mnt

Tdk. Teratur

b. 2 menit kedua

20 x/mnt

Teratur

c. 3 menit ketiga

19 x/mnt

Teratur

PEMERIKSA

RR
(X/MIN)

IRAMA

a. 1 menit pertama

35 x/mnt

Tdk. Teratur

b. 2 menit kedua

30 x/mnt

Tdk. Teratur

c. 3 menit ketiga

30 x/mnt

Teratur

\
MAHASISWA
COBA 2

Vebi

22

TABEL E.5 DATA


MAHASISWA
PEMERIKSA
COBA

Panca

DENYUT TEKANAN TEKANAN TEKANAN


NADI
SISTOLIK SISTOLIK DIASTOLIK
(X/MIN)
(palp)
(ausk)
(ausk)

Dipta

63 x/mnt

110

110

80

Sugi

64 x/mnt

100

110

70

Ridho

62 x/mnt

100

110

70

GRAFIK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

23

PEMERIKSA:

MAHASISWA
COBA

Vebi

PEMERIKS
A

DENYUT TEKANAN TEKANAN TEKANAN


NADI
SISTOLIK SISTOLIK DIASTOLIK
(X/MIN)
(palp)
(ausk)
(ausk)

Andani

89 x/mnt

100

110

70

Lidya

87 x/mnt

100

110

70

Raras

86 x/mnt

100

110

70

Febriliana

84 x/mnt

100

110

70

GRAFIK DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH


PEMERIKSA:

TABEL E.6 DATA MC1 Panca Herdy


POSISI
TUBUH
BERBARING
TERLENTANG

DENYUT NADI
(X/MIN)

TEKANAN
SISTOLIK (ausk)

TEKANAN
DIASTOLIK (ausk)

1. 62

1. 110

1. 80

2. 71

2. 110

2. 80

3. 65

3. 110

3.80

24

DUDUK

BERDIRI

Mean = 66

Mean = 110

Mean = 80

1. 63

1. 90

1. 60

2. 71

2. 100

2. 70

3. 65

3. 110

3. 80

Mean = 66

Mean = 100

Mean = 70

1. 77

1. 100

1. 80

2. 65

2. 110

2. 90

3. 66

3. 120

3. 90

Mean = 69

Mean = 110

Mean = 87

GRAFIK PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI


DAN TEKANAN DARAH

MC2 Vebi
POSISI
TUBUH

DENYUT NADI
(X/MIN)

TEKANAN
SISTOLIK (ausk)

TEKANAN
DIASTOLIK (ausk)

BERBARING
TERLENTANG

1. 83

1. 110

1. 70

2. 72

2. 110

2. 70

3. 84

3. 110

3. 70

25

DUDUK

BERDIRI

Mean = 83

Mean = 110

Mean = 70

1. 90

1. 110

1. 70

2. 86

2. 110

2. 70

3. 89

3. 110

3. 70

Mean = 88

Mean = 110

Mean = 70

1. 96

1. 110

1. 70

2. 92

2. 110

2. 70

3. 95

3. 110

3. 70

Mean = 94

Mean = 110

Mean = 70

GRAFIK PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI


DAN TEKANAN DARAH

TABEL E.7 : PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN


TEKANAN DARAH
MC1 Panca Herdy
WAKTU

DENYUT NADI
(X/MIN)

TEKANAN
SISTOLIK
(ausk)

TEKANAN
DIASTOLIK
(ausk)

PRA LATIHAN

1. 63

1. 110

1. 80

2. 64

2. 100

2. 70

26

PASCA
LATIHAN

3. 62

3. 110

3. 70

Mean = 63

Mean = 107

Mean = 73

menit ke-1

120 x/mnt

150

50

menit ke-3

87 x/mnt

120

50

menit ke-5

89 x/mnt

110

60

menit ke-7

100 x/mnt

100

70

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT


NADI DAN TEKANAN DARAH

MC2 Vebi
WAKTU

PRA LATIHAN

DENYUT
NADI (X/MIN)

TEKANAN
SISTOLIK
(ausk)

TEKANAN
DIASTOLIK
(ausk)

1. 83

1. 110

1. 70

2. 82

2. 110

2. 70

3. 84

3. 110

3. 70

Mean = 83

Mean = 110

Mean = 70

27

PASCA
LATIHAN

menit ke-1

115 x/mnt

120

60

menit ke-3

106 x/mnt

110

65

menit ke-5

104 x/mnt

110

70

menit ke-7

107 x/mnt

110

70

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT


NADI DAN TEKANAN DARAH

28

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil Praktikum
1.Hasil denyut nadi dan tekanan darah
Pada hasil pemeriksaan denyut nadi secara palpasi, didapatkan hasil rata-rata 83
denyut/menit dengan irama yang teratur. Pada percobaan ini kami menggunakan arteri
radialis dextra dan arteri brachialis dextra karena denyut pada tempat tersebut sangat
besar sekali. Denyut nadi tiap orang berbeda-beda tergantung dari emosi, pekerjaan,
makanan, aktivitas, cara hidup dan lain-lain.
Selain mengukur denyut nadi kami juga melakukan pengukuran tekanan darah
secara palpasi dan auskultasi. Secara teoritis tekanan sistolik baik diukur secara palpasi
maupun auskultasi menghasilkan hasil yang sama tapi dari hasil percobaan didapatkan
hasil yang berbeda. Karena mahasiswa coba melakukan aktivitas lain.
2.Pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Secara teori sebenarnya posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap denyut nadi dan
tekanan darah. Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi
pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga
tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. pada saat duduk maupun
29

berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya
gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat.
Frekuensi denyut nadi dan tekanan darah terendah diperoleh pada saat posisi
tubuh terlentang dan tertinggi pada saat posisi berdiri atau duduk. Hal ini disebabkan
karena perubahan posisi tubuh dapat meningkatkan kerja jantung, namun peningkatan
yang terjadi tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan pengaruh latihan fisik.
Meningkatnya kerja jantung dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi denyut
nadi. Semakin tinggi posisi tubuh, didapatkan nilai tekanan nadi yang semakin tinggi
pula. Pengaruh gravitasi saat berdiri menyebabkan aliran darah arteri sangat cepat, tetapi
aliran darah vena lambat, karena vena adalah pembuluh darah balik, sehingga denyut nadi
pada saat berdiri sangat cepat.
Pengaruh gravitasi sewaktu tubuh dalam keadaan berbaring menyebabkan tinggi
darah pada pembuluh darah relative sama sehingga baroreseptor cenderung tidak
mengalami rangsangan atau regangan. Sedangkan saat duduk atau berdiri, darah relative
tertarik oleh gravitasi bumi sehingga darah pada pembuluh darah bagian superior
menurun jumlahnya. Penurunan volume darah akan mengurangi regangan pada pembuluh
darah yang merangsang baroreseptor. Baroreseptor akan mengurangi impulsnya kepusat
vaso motorik, sehingga timbul vasokontriksi pembuluh darah. Impuls baroreseptor ini
akan mempengaruhi saraf simpatis sehingga timbul pacuan jantung yang mengakibatkan
meningkatnya tekanan darah dan denyut nadi.
Pada mahasiswa coba 1 hasil tes sesuai dengan teori.
3.Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
Hasil percobaan menunjukkan ada peningkatan denyut nadi, tekanan sistolik, dan
tekanan diastolik setelah melakukan latihan fisik seperti naik turun bangku. Hal ini
disebabkan karena efek metabolisme dan gerak badan dan dimana akan meningkatkan
cardiac output dan perubahan yang besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan. Hal ini
terjadi karena dengan mengadakan latihan fisik ( step test ) berarti konsumsi akan
oksigen meningkat sehingga tekanan jantung berusaha menyeimbangkan keadaan ini
30

dengan meningkatkan tekanan darah agar bagian tubuh yang memerlukan peningkatan
oksigen untuk metabolisme segera terpenuhi.
Setelah dilakukan step test dan diberi istirahat tekanan berangsur-angsur menjadi
normal kembali sebab dengan diadakan kompensasi oleh jantung akan suplai oksigen
untuk metabolisme yang meningkat maka jantung yang membutuhkan oksigen akan
terbutuhi kebutuhannya. Dengan istirahat berarti aktifitas otot berkurang atau kembali ke
keadaan semula.

4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan :


1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah ?
Jawab : Tekanan darah adalah kecepatan aliran terhadap setiap satuan luas dinding
pada pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah yang mengalir.
2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi ?
Jawab : Pada a. Radialis, a. Brachialis, a. Femoralis, a. Temporalis superficialis, a.
Tibialis posterior, a. Carotis communis, a. Dorsalis pedis.
3.

Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara
auskultasi ! ( dari segi : konsep teori sarana prosedur hasil ) ?
Jawab : Perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dan auskultasi
Cara Palpasi
a)

Konsep teori : pemeriksaan pada arteri radialis dextra, dimana dengan tekanan
parsial dr manset yang diploma, setelah beberapa saat tak akan teraba. Kemudian
manset dikempiskan perlahan-lahan.Hanya dapat mengukur tekanan sistolik.

b)

alat : jari II,III,IV dan sphygmomanometer

c)

prosedur:

Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di


sisi tubuh dengan kedudukan volar.

Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra


31

Pompakan udara kedalam manset ( menggunakan pompa udara) sampai


denyut arteri radialis dextra tak teraba.

Pompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi Hg pada manometer


sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis dextra
tak terasa

Keluarkan udara dalam manset secara pelan dan berkesinambungan


( dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan dengan arah jarum
jam )

Catat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba
kembali.

d)

Hasil: Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Hasilnya kurang akurat bila
dibandingkan dengan pengukuran secara auskultasi yaitu lebih rendah.

Cara Auskultasi
a)

Konsep teori : Pemeriksaan pada arteri brachialis, sama dengan palpasi namun
pada auskultasi terjadi 2 denyutan sistolik & Diastolic atau yang lebih dikenal
sebagai Korotkoff I &IV

b)

Alat : Stethoscope dan Sphygmomanometer

c)

Prosedur:

Lengan tetap berada disisi tubuh dengan kedudukan volar.

Tentukan letak arteria brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan
letakkan stethoscope ( bell stethoscope) diatas arteria brachialis dextra
tersebut.

Pompakan udara kedalam manset, maka saudara akan mendengar suara


bising arteria brachialis dextra melalui stethoscope.

Teruskan memompa udara kedalam manset, pada suatu saat suara bising
arteria brachialis dextra akan menghilang

Pompakan terus udara kedalam manset sampai tingi Hg pada manometer


sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri
branchialis dextra telah menghilang
32

Keluarkan udara didalam manset secara pelan dan berkesinambungan,


maka saudara akan mendengar:
1.Suara Korotkoff I
Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
2.Suara Korotkoff IV dan V
Nilai ini menunjukkan besarnya

tekanan diastolic secara

auskultasi.
d)

Hasil : Dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolic. Hasilnya lebih
akurat dibandingkan pengukuran secara palpasi.

4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan ?


Jawab : Arteri brachialis dextra sejajar dengan jantung, sehingga Arteri brachialis
dextra mempunyai tekanan yang relative sama dengan jantung. Selain itu suara bising
pada arteri brachialis dextra lebih besar dan jelas jika dibandingkan dengan arteri
brachialis sinistra, karena arteri brachialis dextra mempunyai penampang pembuluh
darah yang kecil, semakin kecil penampang arteri semakin besar tekanannya sehingga
rambatan tekanan pulsatif dari pangkal aorta semakin cepat dan jelas. Disamping itu
semakin kecil atau semakin sempit pembuluh darah maka turbulensi pada arteri ini
besar sehingga denyut nadinya jelas.
5. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah ? jelaskan !
Jawab : Ya berpengaruh. Cara pemasangannya haruslah tepat yaitu tidak terlalu ketat
dan tidak terlalu longgar.
a.Apabila terlalu longgar :

bunyi yang terdengar lemah

menghasilkan tekanan darah yang tinggi.

b.Apabila terlalu ketat:

33

tekanan yang didapat sangat besar sehingga kadang suara korotkoff tidak
terdengar

menghasilkan tekanan darah menjadi lebih rendah dari seharusnya.

6. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara suara korotkoff (korotkoff I ,


II , III , IV , V , VI) ?
Jawab : Mekanisme yang mendasari suara korotkoff adalah suara yang ditimbulkan
oleh arus turbulen yang timbul sebagai akibat arus darah yang melewati arteri yang
menyempit sebagian maupun yang bercabang. Arus turbulensi terjadi dalam pola
yang berbeda sampai arteri terbuka sempurna.
a) Bunyi Korotkoff I
Kontraksi ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba
mengenai katup A-V ( katup mitral dan katup tricuspid ).Katup menutup dan
mencembung kearah atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan
pencembungan ini. Elastisitas korda tendinae dan katup yang tegang kemudian
akan

mendorong

darah

bergerak

kembali

ke

ventrikel-ventrikel

yang

bersangkutan. Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding ventrikel serta katup
yang tegang bergetar dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah. Getaran
kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga
terdengar sebagai bunyi Korotkoff I dengan menggunkan sthetoscope.
b) Bunyi Korotkoff II

Ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris yang tiba-tiba pada akhir


systole

Mekanisme :
1) Ketika katup semilunaris menutup, katup ini menonjol ke arah ventrikel dan
regangan elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri.
2) Menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri
dan katup semilunarasi, dan juga antara katup dan dinding ventrikel dalam
waktu singkat
34

3) Getaran yang terjadi di dinding arteri kemudian dihantarkan terutama di


sepanjang arteri
4) Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai dinding suara
(mis:dinding dada), getaran ini menimbulkan suara yang dapat didengar
c) Bunyi Korotkoff III
Bunyinya lemah dan bergemuruh dan terdengar pada awal sepertiga bagian
tengah diastole terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara dindingdinding ventrikel yang dicetuskan oleh masuknya darah dari atrium. Bunyi ini
baru terdengar saat sepertiga bagian tengah diastole karena pada permulaan
diastole, ventrikel belum cukup terisi sehingga belum terdapat tegangan elastic
yang cukup dalam ventrikel untuk menimbulkan lentingan frekuensi bunyi ini
biasanya sangat rendah, sehingga telinga kita tidak dapat mendengarkannya
namun bunyi seringkali dapat direkam pada fonokardiogram.
d) Bunyi Korotkoff IV
Bunyi ini timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh meluncurnya
darah ke dalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran seperti yang terjadi pada
bunyi jantung yang ke III
e) Bunyi Korotkoff V
suara bising hilang aliran darah kembali menjadi stream line three.
7. Suara korotkoff IV & V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolik. Mana
yang lebih baik ? jelaskan !
Jawab : Suara korotkoff IV lebih baik dari V, karena suara korotkoff IV masih dapat
di dengar lebih jelas, namun suara korotkoff V sangat lemah karena hanya timbul dari
pergerakan arus streamline pada darah tetapi lebih akurat.
8. Apakah ada perbedaan antara atlet & non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi &
tekanan darah post exercise ( setelah latihan ) ? jelaskan !
Jawab : Ada perbedaan
35

Pada atlet pemulihan denyut nadi dan tekanan darah jauh lebih cepat dibandingkan
dengan non atlet, hal ini disebabkan karena jantung atlet lebih tebal dan lebih kuat
sehingga denyut nya lebih stabil (tidak mengalami perubahan drastis) dan otot
jantungnya sudah terlatih sehingga aktifitas fisik tidak terlalu berpengaruh pada kerja
jantung dimana untuk pemenuhan kebutuhan oksigen waktu melakukan latihan fisik
tidak perlu membutuhkan tekanan darah yang besar, sehingga pemulihan tekanan
darah dan denyut nadinya pun lebih cepat. Oleh karena itu bila dilakukan
pemeriksaan post exercise, pemulihan denyut nadi dan tekanan darah lebih cepat
daripada non atlet. Sedangkan pada non atlet karena tidak terlatih sehingga aktifitas
fisik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kerja jantung. Oleh karena itu
pada non atlet diperlukan peningkatan kardiak output yang lebih besar dan pemulihan
tekanan darah yang lebih lama.
9. a. secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut

nadi &

tekanan darah ?
b. apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori ?
c. Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian ?
Jawab :
a. Posisi tubuh sangat mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah dari seseorang.
Teori : peningkatan curah jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah
besar oksigen dan zat makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot yang bekerja.
Karena itulah denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berdiri > posisi duduk >
berbaring/terlentang
b. Hasil praktikum tidak sesuai dengan teori, yaitu tekanan darah pada saat posisi
berbaring lebih kecil dibandingkan posisi duduk dan berdiri. Karena tidak terjadi
kesalahan, yaitu : pada saat pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah, mahasiswa
tidak melakukan aktivitas lain, hanya berbaring terlentang dengan tenang sehingga
hasil percobaannya sesuai dengan teori.
10. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi &
tekanan?
36

b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori ?


c. Apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa
demikian ?
Jawab :
a. Latihan fisik dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis , yang dapat
menimbulkan peningkatan tekanan arterial, sehingga jg meningkatkan denyut
nadi dan tekanan darah (pengeluaran dan pengembalian darah ke jantung)
b. .Hasil percobaan sesuai dengan teori
11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa ?
Jawab : Panas merupakan produk utama metabolisme tubuh yang menentukan laju
metabolisme tubuh adalah :
1.
2.
3.
4.

Laju metabolisme basal semua sel tubuh


Laju metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh aktivitas otot
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin
Metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh pengaruh epinefrin,nor

epinefrin,dan perangsangan simpatis terhadap sel


5. Metabolisme tambahan yang di sebabkan oleh meningkatnya aktivitas kimiawi
dalam sel itu sendiri
6. Metabolisme tambahan untuk pencernaan,absorbsi,dan penyimpana makanan
(efek termogenik makanan)
12. Ada beberapa macam jenis febris ? sebutkan & jelaskan masing masing !
Jawab : Secara umum, febris dapat dibagi dalam dua jenis yaitu:
Simple febrile seizures (kejang demam sederhana) :
Kejang menyeluruh yang berlangsung <15 menit dan tidak berulang
dalam 24 jam
Complex febrile seizures/complex partial seizures (kejang demam
kompleks) :
Kejang fokal (hanya melibatkan salah satu bagian tubuh)
berlangsung >15 menit
37

Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

13. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap suhu tubuh ? jelaskan !


Jawab : Ada, dengan mengadakan latihan test (step test ) berarti konsumsi akan oksigen
meningkat, dimana peningkatan oksigen berguna untuk pemenuhan metabolisme sel
untuk menghasilkan energy yang digunakan untuk beraktivitas sehingga dengan otomatis
suhu tubuh pun akan meningkat sebagai kompensasi dari peningkatan metabolism tubuh.
14. Sebutkan macam macam tipe pernafasan & jelaskan masing masing ?
Jawab : Ada 4 jenis pernafasan :
1) Pernafasan klafikuler (pernafasan bahu)
Pada saat menghirup udara, nafas masuk melalui hidung mendesak bahu
dan menjadi terangkat ke atas. Mengambil nafas cara ini sangat dangkal,
karena tidak tahan lama dan juga sikap tubuh menjadi kurang indah.
2) Pernafasan kostal (pernafasan dada)
Pengambilan nafas menggunakan paru-paru sebagai penampung udara
sehingga rongga dada membusung ke depan, karena nafas sepenuhnya
ditampung oleh paru-paru. Kelemahannya pernafasan ini adalah paru-paru
menjadi cepat lelah dalam menahan udara, sehingga suara menjadi tidak stabil
karena kontrol nafas lemah.
3) Pernafasan abdominal (pernafasan perut)
Aktivitas bernafas menggunakan otot perut sebagai penampung udaraq
sehingga otot perut bagian bawah mengembang ke depan turun.
4) Pernafasan diafragma
Diafragma adalah sebuah istilah yang menunjukan sekat rongga badan.
Nafas ini adalah yang paling baik untuk bernyanyi karena memiliki ruang
penampung udara yang cukup luas. Paru-paru dapat terisi penuh tanpa terjepit
karena ruangan diperluas dengan menegangnya diafragma yang bergerak
kebawah. Tetapi tidak semua orang mampu melakukan nya denga mudah.
Banyak orang bernafas dengan kurang baik karena diafragma nya tidak
bergerak, paru-parunya tiadk diisi secukupnya, dan nafasnya menjadi dangkal
38

dan pendek. Pada saat bernyanyi kekurangan-kekurangan seperti ini sangat


mengganggu, oleh sebab pernafasan difragma perlu dilatih.
15. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap ritme pernafasan ? jelaskan !
Jawab : Ada, pada saat beraktivitas khususnya yang cukup berat pH darah seseorang
akan menjadi lebih asam sehingga untuk menjadikan ph tubuh kembali normal
diperlukan pernapasan yang frekuensinya lebih banyak dan lebih cepat

guna

menbuang H+. Selain itu pada beraktivitas metabolism tubuh meningkat guna
menyediakan energy untuk tubuh, sehingga konsumsi O2 pun meningkat sehingga
ritme pernapasan berubah khususnya menjadi lebih cepat.
16. Bilamana dikatakan hypothermia ? Apa penyebabnya ?
Jawab : Hipothermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh dimana
terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar di sebabkan tubuh tidak mampu
lagi memproduksi panas utnuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang
hilang dengan cepat karena buasnya tekanan dari luar yaitu udara dingin disertai
angin,juga hujan, dan ketidak pedulian dari subyek itu sendiri yang makin
memperparah keadaan, yaitu memakai pakaian basah,tubuh lelah dan lapar serta
seluruh tubuh terutama kepala tidak terlindung dari terpaan angin dingin. Situasi
tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37 C (temperatur
normal) secara keseluruhan turun hingga dibawah 35 C. Selanjutnya bisa terjadi
kematian bila temperatur tubuh terus menurun drastis hingga dibawah 30 C.
3 tahap hipotrhermia, yaitu :
1) Mild hipothermia (hipothermia ringan)
2) Moderate hipothermia (hipothermia sedang)
3) Severe hipothermia (hipothermia berat)

1. Mild Hypothermia (temperatur tubuh drop dari 37 hingga 35 C)

39

Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36 C


(menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar
temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil)
Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak
bisa mengambil keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan
normal (hanya bertindak atas kemauan sendiri). Gerakan tangan, kaki dan anggota
badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak. Penderita terlihat
masih bisa bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
2. Moderate Hypothermia (temperatur tubuh turun dari 35 hingga 32 C)
Ditandai dengan kulit tubuhnya mulai memucat, otot-otot menjadi kaku dan
sulit menggerakan jari tangan. Jari tangan dan kaki mati rasa.
Menggigil hebat, lalu menggigil berhenti sama sekali (cadangan energi di
dalam tubuh sudah habis di pergunakan untuk menggigil bukan berarti tidak lagi
kedinginan). Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi
dingin (ketiak,samping leher). Kondisi tubuh kian lemah.
3. Severe Hypothermia (temperatur tubuh turun dari 32 hingga 28 C)
Ditandai dengan penderita mulai hilang kesadaran, kulitnya terlihat membiru,
nafas dan denyut nadi menjadi lemah. Pupil mata membuka lebar, penderita terlihat
seperti sudah meninggal.

KEPUSTAKAAN

Guyton, Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 9.Jakarta:EGC


Ganong, William F. 2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 20.Jakarta:ECG
40

Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem,edisi 2.Jakarta:ECG


Ganong, WF (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGC.

41

Anda mungkin juga menyukai