Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Kegiatan Praktikum ini akan belajar mengenai pemeriksaan vital sign pada ibu
hamil. Pemeriksaan vital sign merupakan kategori pemeriksaan dasar yang
mencerminkan keadaan ibu. Pada ibu hamil, secara fisiologis ada mekanisme
perubahan system tubuh karena pengaruh hormonal maupun karena perubahan
fisik/biologis ibu. Perubahan pada ibu hamil antara lain meliputi : perubahan
sistem pernafasan, system kardiovaskuler, system metabolisme, system
pencernaan dan perubahan faal tubuh yang lain.

I.2. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melaksanakan praktik ini, diharapkan mampu melaksanakan pemeriksaan


vital sign pada ibu hamil. Sebagai indikatornya adalah dapat melakukan
pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil, dapat melaksanakan pemeriksaan nadi
pada ibu hamil, melakukan pemeriksaan pernafasan badan pada ibu hamil, dan
melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada ibu hamil.

I.3. POKOK DAN MATERI

1. Persiapan Alat dan bahan

2. Prosedur pemeriksaan dan langkah langkah pemeriksaan vital sign

3. Pendokumentasian hasil pemeriksaan pada buku KIA, kartu ibu atau status ibu
hamil.

I.4. ALAT DAN BAHAN

Adapun persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan Vital Sign adalah :

1. Ruang yang nyaman dan tertutup


2. Form Pengkajian/Anamnesa : Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
3. Alat tulis yang diperlukan untuk pencatatan dan pendokumentasian
4. Termometer dalam tempatnya
5. Tensimeter, stetoskop
6. Jam/stopwatch, buku
7. Pencatat
8. Larutan desinfektan
9. Tisue dan bengkok
10. Buku atau formulir pencatat

I.5. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Praktikum pemeriksaan vital sign ini dilaksanakan di PONED PKM Kotakaler


Kab. Sumedang.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Vital Sign

Vital Sign pada ibu hamil merupakan pengukuran fungsi tubuh yang
paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan berguna untuk menegakkan
diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam menentukan perencanaan perawatan
medis yang sesuai atau merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital ada empat meliputi : tekanan darah, suhu tubuh, denyut
nadi, dan frekuensi pernafasan. Tanda vital sign mempunyai nilai yang sangat
penting bagi fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti
sebagai indikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh.

Pemeriksaan vital sign merupakan kategori pemeriksaan dasar yang


mencerminkan keadaan ibu. Pada ibu hamil, secara fisiologis ada mekanisme
perubahan system tubuh karena pengaruh hormonal maupun karena perubahan
fisik/biologis ibu. Perubahan pada ibu hamil antara lain meliputi : perubahan
sistem pernafasan, system kardiovaskuler, system metabolisme, system
pencernaan dan perubahan faal tubuh yang lain.

B. Jenis-jenis Tanda Vital

I. Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam
menilai fungsi kardiovaskuler. Tekanan darah dipengaruhi oleh
beberapa faktor :
1. Umur
2. Waktu pengukuran
3. Latihan dan aktivitas
4. Emosi dan nyeri
5. Miscellaneus factor
6. Curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total
viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri.

Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompa keseluruh


tubuh. Keadaan ini disebut sistolik, tekanan aliran darah pada saat itu
disebut tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah
dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu
ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik. Menurut WHO
batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik
dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dikatakan mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.

II. Pemeriksaan Suhu Tubuh

Pemeriksaan suhu tubuh merupakan salah satu pemeriksaan yang


digunakan untuk menilai kondisi metabolisme didalam tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.

Pembuangan panas dapat terjadi melalui berbagai macam proses:


a. Radiasi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Konduksi Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui oral, rectal,
telinga(timpani/aural/otic) dan aksila. Suhu normal rata-rata adalah
36,5-37,5 derajat celcius.
III. Pemeriksaan Denyut Nadi

Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari


proses pemompaan jantung. Proses perubahan denyut nadi dipengaruhi
oleh perubahan kecepatan jantung terhadap rangsangan yang
ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis dan para simpatis. Pemeriksaan
nadi seharusnya dalam keadaan tidur atau istirahat. Frekuensi nadi
yang normal untuk orang dewasa adalah kurang lebih 60-90 kali/mnt.
Takhi kardi adalah denyut nadi lebih cepat daripada normal, sedangkan
Bradi kardi adalah denyut nadi lebih lambat daripada normal.

Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada arteri radialis , arteri


brachialis, arteri karotis, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri
dorsalis pedis, atau arteri frontalis. Faktor yang mempengaruhi nadi :

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Bentuk tubuh
4. Aktivitas
5. Stress dan emosi
6. Suhu tubuh
7. Volume darah
8. Obat-obatan
9. Circadian rhythm

IV. Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan

Pemeriksaan Pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan


untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida.

Tipe pernafasan :
1. Pernafasan abomino-torakal : pernafasan abdomen lebih
berdominan dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki
2. Pernafasan torako-abdominal : pernafasan torakal lebih dominan
dibanding abdomen, umumnya pada perempuan Frekuensi pernafasan
normal(eupnea):
1. Bayi : 30-60 kali/menit
2. Anak : 20-30 kali/menit
3. Remaja : 15-24 kali/menit
4. Dewasa : 16-20 kali/menit

C. METODE DAN ALAT

A. Alat dan Bahan


1. Stethoscope
2. Sphygmomanometer

3. Termometer
4. Arloji atau stopwatch

B. Cara Kerja
Pelaksanaan TD
1. Menyambut pasien dan memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan peralatan.
4. Mencuci tangan.
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Lengan baju pasien digulung keatas.
7. Memasang manchet pada lengan atas pasien, sekitar 3cm diatas fossa cubiti,
pipa karet berada disisi luar lengan.
8. Menentukan denyut nadi pada arteri brakhialis dan arteri radialis.
9. Memompa sphygmomanometer sampai denyut nadi pada arteri radialis tidak
terdengar. 10.Manchet dikempeskan hingga udara yang berada didalamnya keluar
semua.
11.Stetoskop diletakkan diatas brakhialis.
12.Pompa shpygmomanometer 20-30 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut
nadi pada arteri radialis tidak terdengar.
13.Buka tutup balon karet perlahan-lahan, dengarkan bunyi denyutan pertama dari
stetoskop.
14.Jika bunyi denyutan pertama terdengar dititik 120 mmHg, maka denyutan
tersebut disebut tekanan sistolik.
15.Dengarkan hingga bunyi denyutan terakhir.
16.Jika bunyi denyutan terakhir terdengar dititik 80 mmHg, maka denyutan
tersebut disebut tekanan diastolik.
17.Catat hasil pemeriksaan dibuku catatan.
18.Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.

Contoh gambar Pemeriksaan Tensi Darah


Pelaksanaan Suhu
1. Menyambut pasien dan memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan peralatan.
4. Mencuci tangan.
5. Memakai sarung tangan.
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
7. Membuka lengan baju pasien, kemudian membersihkan daerah aksila dengan
tissue hingga kering. 8. Menurunkan termometer pada suhu 35° C, letakkan
termometer didaerah aksila pasien, lengan pasien dilipatkan ke dada.
9. Tunggu selama 3-10 menit.
10.Angkat termometer dan baca hasilnya.
11.Celupkan termometer ke dalam larutan klorin selama 10 menit, setelah 10
menit angkat termometer.
12.Celupkan ke dalam air sabun, kemudian bilas dengan air bersih.
13.Lap dengan menggunakan tissue.
14.Catat hasilnya dibuku catatan.
15.Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.

Pelaksanaan Nadi
1. Menyambut pasien dan memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan peralatan.
4. Mencuci tangan.
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Meraba arteri dengan menggunakan jari, hitung nadi selama 1 menit.
7. Catat hasil pemeriksaan.
8. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.
Pelaksanaan Pernafasan
1. Menyambut pasien dan memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Menyiapkan peralatan.
4. Mencuci tangan.
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
6. Menghitung frekuensi dan irama pernafasan pasien dengan memperhatikan
gerakan pernafasan pada dada pasien, dihitung selama 1 menit penuh.
7. Catat hasil pemeriksaan pada buku.
8. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
HASIL TINDAKAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN DENGAN
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL PADA Ny “F” DI POLI UMUM
PUSKESMAS KOTAKALER
TANGGAL 18 SEPTEMBER 2017

A. Pengunpulan Data Dasar


Tanggal : 18 September 2017
Jam : 10.15 WITA
Ruang : Poned PKM Kotakaler

1. Subjektif
a. Biodata
Nama : Ny “F” Tn “DA”
Usia : 27 tahun 31 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Sunda Sunda
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Jatihurip Rt 03 Rw 06 Kelurahan Situ
b. Keluhan
Ibu mengatakan datang untuk kontrol kesehatannya.

c. Riwayat menstruasi
1). Menarche : 12 tahun
2). Siklus : 30 hari
3). Lamanya : 5 hari
4). Jumlah : 3 kali ganti pembalut
5). Disminore : ada
6). Fluor albus : ada menjelang dan sesudah menstruasi, warna bening ,
dan tidak gatal
d. Riwayat penyakit terdahulu
Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang pernah di derita.
e. Riwayat biopsikososial
1). Nutrisi
Komposisi : Nasi, sayur, lauk, buah
Frekuensi : 2 kali/ hr
Pantangan : Tidak ada
Penyulit : Tidak ada
2). Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1kali/ hr
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning
Penyulit : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 3 kali/ hr
Warna : Kuning jernih
3). Kebersihan diri
Mandi : 2 kali/ hr
Gosok gigi : 2 kali/ hr
Cuci rambut : 1 kali/ 4 hr
Ganti pakaian : 1 kali/ hr
Potong kuku : jika panjang
4). Istirahat dan tidur
Siang : + 1 jam
Malam : + 8 jam
Kesulitan : Tidak ada
5). Kebiasaan hidup sehat :
merokok : tidak pernah
minum-minuman keras : tidak pernah
obat-obatan terlarang : tidak pernah
6). Beban kerja/ aktivitas sehari hari
Tiap hari ibu beraktivitas sebagai ibu rumah tangga biasa seperti memasak,
menyapu, mencuci.

2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,6oC
RR : 22 x/m

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan rambut
a) Inspeksi : warna rambut hitam, distribusi merata, kulit kepala bersih.
b) Palpasi : tidak terdapat lesi/ benjolan.
2) Wajah
a) Inspeksi : wajah tidak pucat.
b) Palpasi : tidak ada oedema.
3) Mata
a) Inspeksi : simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterus.
4) Hidung
a) Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, polip
tidak ada.
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis dan
etmoidalis
5) Mulut
a) Inspeksi : bibir lembap, gigi bersih tidak berlubang
6) Telinga
a) Inspeksi : telinga simetris, tidak terdapat serumen
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago telinga
7) Leher
a) Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
b) Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8) Payudara
a) Inspeksi : payudara simetris, puting susu menonjol, tidak ada retraksi/
dimpling
b) Palpasi : tidak ada benjolan / massa, tidak ada nyeri tekan.
9) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada bekas luka, terdapat kerutan
10) Ekstremitas atas
a) Inspeksi : tidak terdapat bekas luka , kuku tidak pucat
b) Palpasi : tidak oedema
11) Estremitas bawah
a) Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada bekas luka, kuku tidak pucat
b) Palpasi : ada oedema.

B. Interpretasi Data Dasar


1. Diagnosa : -
2. Masalah : -
3. Kebutuhan : -

C. Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah potensial


1. Diagnosa potensial: tidak ada
2. Masalah potensial : tidak ada
D. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
1. Mandiri : melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Kolaborasi : tidak ada
3. Rujukan : tidak ada

E. Menyusun Rencana
1. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
3. Sarankan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang

F. Pelaksanaan
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Persiapan alat
1) Arloji
2) Termometer
3) Manset dan sfigmomanometer
4) stetoskop
5) Buku catatan
b. Pelaksanaan
Mengukur tekanan darah:
1) Pasien diatur posisinya
2) Spinomanometer diletakkan disamping pasien sejajar lengan atas
3) Lengan baju pasien digulung
4) Pasang manset 1-2 inchi dari ante cubitas (manset jangan dipasang terlalu
kendor) sehingga pusat bloder langsung bearada di tengah-tengah lengan
5) Sekup balon dikencangkan
6) Letakkan diafragma stetoskop pada arteri , pompalah sampai tidak terdengar
suara
7) Buka katup secara perlahan
8) Mendengarkan bunyi pertama pada angka berapa (Sebagai sistol) dan bunyi
terakhir sebagai diastol
9) Hasil pemeriksaaan dicatat
10) Lengan baju diturunkan
11) Bereskan alat

Mengukur suhu:
1) Menyiapkan posisi pasien
2) Termometer diperiksa apakah sudah turun ke reservoirnya
3) Jika belum ayun dengan mantap
4) Jepitkan ujung termometer pada ketiak pasien
5) Setelah 3-5 menit , termometer diangkat dan dibaca
6) Hasil dicatat

Mengukur respirasi:
1) Tangan seolah-olah menghitungnadi, mata memperhatikan pernafasan
pasien
2) Cara menghitungnya dilakukan langsung 1 menit
3) Hasil dicatat

Mengukur denyut nadi:


1) Meraba arteri brchialis dengan jari telunjuk , jari tengah dan manis sejajar
diatas daerah nadi secara perlahan-lahan sampai denyut nadi terasa
2) Dihitung selama 1 menit
3) Hasil dicatat

2. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapat yaitu : tekanan


darah : 110/70 mmHg , nadi: 80 x/m , suhu: 36,6oC, respirasi : 22 x/m.
3. Menyarankan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi kerja yang
berat.
4. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi.
5. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang.
G. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya.
2. Ibu akan istirahat yang cukup.
3. Ibu akan memenuhi makan-makanan yang bergizi.
4. Ibu bersedia untuk kontrol kembali.

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan langkah-langkah pemeriksaan tanda-tanda vital yang ada


pada teori yang kami lakukan dalam praktek terdapat sedikit perbedaan dengan
teori. Di dalam teori setiap akan melakukan pengukuran tanda-tanda vital harus
didahului dengan cuci tangan, tetapi dalam prakteknya cuci tangan tidak
dilakukan. Mengukur suhu tubuh ada 3 metode yaitu axilla, oral, rectal. Tetapi
dalam prakteknya yang digunakan setiap hari hanya metode axilla. Dalam teori ,
termometer yang telah digunakan harus dibersihkan dengan lautan klorin 0,5 % ,
air sabun , air bersih. Tetapi dalam praktek hal itu tidak dilakukan, setelah dipakai
termometer hanya dibersihkan dengan tissue.
Dalam pengukuran denyut nadi dan pernafasan tidak terdapat kesenjangan
dengan teori. Sehingga, secara keseluruhan dapat dikatakan pemeriksaan tanda-
tanda vital yang telah kami lakukan bisa kami capai dengan baik, meskipun belum
sempurna.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny “F” dilkukan secara tepat dengan langkah
yang benar.

B. Saran
1. Pasien
Pasien diharapkan mengerti pentingnya pemeriksaan tanda-tanda vital dan rutin
memeriksakannya.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menjadikan praktek ini sebagai tempat belajar
yang baik untuk menjadi tenaga medis yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai