Topik IX
Mampu mengenal Jenis dan Fungsi Alat dalam Praktik Kebidanan
B. Pertolongan Persalinan
1. Kala I :
a) Alat Tulis : alat ini digunakan untuk mencatat
b) Buku Registrasi : alat ini digunakan untuk mencatat data-data pasien
c) Status Pasien : alat ini digunakan untuk keadaan pasien
d) Tensimeter : alat yang digunakan untuk mengukur denyut atau curah jantung kita
dalam memompa darah keseluruh tubuh
e) Termometer : alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh
f) Jam Tangan : alat ini digunakan untuk menghitung DJJ, pernafasan, dan nadi
g) Stetoskop : alat yang digunakan untuk mendeteksi/mendengar detak jantung atau
bunyi nafas
h) Dopler : alat ini digunakan untuk mendengar dan menghitung denyut jantung janin
i) Sarung Tangan Steril/DTT : alat ini digunakan untuk melakukan vulva hygiene
j) Kapas Lembab : alat ini digunakan untuk melakukan vulva hygiene sebelum
melakukan pemeriksaan dalam
k) Bengkok : alat ini digunakan sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat
menolong persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.
2. Kala II :
a) Partus Set DTT/Steril :
1) 2 buah arteri klempean : alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar.
2) Gunting tali pusat : alat ini berfungsi untuk memotong tali pusat
3) Gunting episiotomi : instrument yang digunakan untuk menggunting bagian
perineum terutama jika perineum Ibu yang melahirkan kaku. Perineum adalah
daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus
4) ½ Kocher : alat ini digunakan untuk memecahkan ketuban apabila ketuban
belum pecah
5) 2 pasang sarung tangan DTT : alat ini digunakan untuk melakukan
pertolongan persalinan
6) Kasa 5 lembar : alat ini digunakan untuk melakukan vulva hygiene
7) Benang tali pusat atau penjepit tali pusat : alat ini digunakan untuk mengikat
tali pusat
8) Duk Stenen : alat ini digunakan untuk menyanggah perineum ibu
b) Spuit disposible 3 ml dan 5 ml
c) Kassa DTT dalam tempatnya
d) Kom air DTT tertutup
e) Kapas kering DTT
3. Alat non steril/non DTT :
a) Penghisap lendir Delle/mucus dalam tempatnya : alat ini digunakan untuk menghisap
lendir pada bayi
l) Bengkok : alat ini digunakan sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat
menolong persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya.
b) Alas bokong/underpad : alat ini digunakan untuk mengelasi bokong ibu selama
persalinan
3. Alat Pencegahan Infeksi :
a) Air DTT dalam kom
b) Larutan klorin 0,5% dalam kom
c) Tempat sampah basah : alat ini digunakan untuk membuang sampah basah
d) Tempat sampah kering : alat ini digunakan untuk membuang sampah kering
e) Tempat sampah benda tajam : alat ini digunakan untuk membuang sampah tajam
f) Sabun cuci tangan : alat ini digunakan untuk menjadi sabun mencuci tangan
g) Handuk kering dan bersih : alat ini digunakan untuk mengelap tangan setelah
melakukan cuci tangan
h) Kran/tempat air mengalir : alat ini digunakan untuk mencuci tangan
4. Peralatan Penolong (APD) :
a) Celemek/apron : alat ini digunakan untuk melindungi badan selama melakukan
pertolongan persalinan
b) Masker : alat ini digunakan untuk melindungi mulut dan hidung selama melakukan
pertolongan persalinan
c) Tutup Kepala : alat ini digunakan untuk melindungi kepala selama melakukan
pertolongan persalinan
d) Sepatu bot : alat ini digunakan untuk melindungi kaki selama melakukan pertolongan
persalinan
5. Alat untuk ibu dan bayi :
a) Pakaian ibu termasuk pembalut : alat ini digunakan sebagai pakaian ibu setelah
persalinan
b) Waslap : alat ini digunakan untuk mengelap ibu setelah persalinan
c) Handuk bersih 3 buah : alat ini digunakan untuk proses persalinan
d) Kain panjang
e) Gurita
f) Pakaian bayi lengkap termasuk bedong : alat ini digunakan pada bayi
g) Selimut
h) Lampin
i) Handuk bayi
j) Timbangan lengkap dengan pengalas : alat ini digunakan untuk mengukur berat badan
bayi
Topik X
Mampu mengenal Jenis dan Fungsi Alat dalam Praktik Kebidanan
B. Pemeriksaan BBL
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir
a) Bak instrumen : alat ini digunakan untuk menyimpan spuilt
b) Pita Meter : alat ini digunakan untuk mengukur lingkar kepala dan panjang badan
bayi
c) Stetoskop : alat ini digunakan untuk mendengar bunyi nafas dan detak jantung bayi
d) Penlight : alat ini digunakan untuk memeriksa keadaan mata, hidung, telinga, dan
mulut bayi
e) Termometer : alat ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh bayi
f) Kom berisi kapas DTT
g) Spuilt 1 cc : alat ini digunakan untuk melakukan penyuntikkan Vit.K
h) Obat-obatan (Vit.K dan Hb0) : obat-obatan ini akan disuntikkan pada bayi baru lahir
i) Salep mata : salep mata ini akan diberikan pada bayi baru lahir
j) Bengkok : alat ini digunakan untuk alat yang telah digunakan saat melakukan
tindakan
k) Timbangan : alat ini digunakan untuk mengukur berat badan bayi
l) Baskom berisi air klorin : alat ini digunakan untuk merendam alat-alat yang telah
digunakan
m) Tempat sampah : alat ini digunakan untuk membuang sampah yang telah digunakan
n) Safety box : alat ini digunakan untuk membuang sampah seperti spuilt
Pertemuan XI
Mampu Memecahkan Masalah yang berhubungan dengan Pemenuhan
Dasar Perempuan sepanjang siklus kehidupan
A. Pemberian oksigen
1. Definisi pemberian oksigen
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru yang melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat khusus.Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen
ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter nasal . kanula nasal,
dan masker oksigen.
2. Tujuan Pemberian Oksigen
a.Memenuhi kekurangan oksigen.
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia.
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
3. Indikasi Pemberian Oksigen
Efektif diberikan pada klien yang mengalami :
a. Gagal nafas
b. Gangguan jantung (gagal jantung)
c. Kelumpuhan alat pernafasan
d. Perubahan pola napas.
e. Keadaan gawat (misalnya : koma)
f. Trauma paru
g. Metabolisme yang meningkat : luka bakar
h. Post operasi
4. Alat dan Bahan yang digunakan dalam pemberian Oksigen
a. Tabung oksigen atau outlet oksigen sentral dengan flowmeter dan humidefier
b. Kateter nasal, kanula nasal atau masker
c. Vaselin/jelly
5. Prosedur
a. Kateter Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tanagan
3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah disiapkan sesuai level
yang telah di tetapkan
4. Atur aliran okigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian observasi
humidifier pada tabung air dengan menunjukan adanya gelembug air.
5. Atur posisi dengan semi fowler/kenyamanan klien
6. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda
7. Buka saluran udara dari flowmeter oksigen
8. Berikan vaselin/jelly
9. Masukkan dalam hidung sampai batas yang ditentukan
10. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum dengan menekan lidah
pasien dengan menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di bawah uvula)
11. Fiksasi pada daerah hidung
12. Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam
13. Kaji cuping hidung, sputum, mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen,
rute pemberian dan respon pasien
14. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Catatan : konsentrasi O2 24-44% (1-6 ltr)
b. Kanula Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tanagan
3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah disiapkan sesuai Level
yang telah di tetapkan
4. Atur aliran okigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian observasi
humidifier pada tabung air dengan menunjukan adanya gelembug air.
5. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
6. Periksa kanula nasal setiap 6-8 jam
7. Kaji cuping hidung, sputum, mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen,
rute pemberian dan respon pasien
8. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Catatan : konsentrasi O2 40-60% (1-5 ltr)
c. Masker Oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tanagan
3. Atur posisi semi fowlerobservasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah
disiapkan sesuai level yang telah di tetapkan atur aliran okigen sesuai dengan
kecepatan yang dibutuhkan, kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan
menunjukan adanya gelembug air.
4. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung klien dan atur pengikat untuk
kenyamanan kllien
5. Periksa kanula nasal setiap 6-8 jam
6. Kaji cuping hidung, sputum, mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen,
rute pemberian dan respon pasien
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
B. Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan
energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan
mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu
proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan
nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi
rendah nutrisi.
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang
terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Gangguan pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan metabolic yang dibutuhakan oleh tubuh.
Fungsi Nutrisi :
1. Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel – sel tubuh dalam
tubuh.
3. Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh.
Elemen Nutrisi :
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Topik XII
Mampu Memecahkan Masalah yang berhubungan dengan Pemenuhan
Dasar Perempuan sepanjang siklus kehidupan
A. Eliminasi
1. Pengertian Eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,
penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan
b. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini
sering disebut buang air kecil.
2. Fisiologi Dalam Eliminasi
a. Fisiologi Defekasi
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang
sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja
sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan
dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan
dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis
masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi
perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan
glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya
berakhir
b. Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas
nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih
atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk
berkemih.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
a. Umur
b. Diet
c. Cairan
d. Tonus Otot
c. Faktor Psikologi
d. Gaya Hidup
e. Obat-obatan
B. Personal hygine
1. Pengertian
Perawatan diri atau personal higiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
2. Tujuan dari personal hygiene
1) Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan
Bakteri
2) Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3) Memelihara integritas permukaan kulit
4) Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5) Meningkatkan perasaan nayman bagi klien
6) Memberikan kesempatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
7) Meningkatkan percaya diri seseorang
8) Menciptakan keindahan
9) Memelihara kebesrsihan diri
10) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
3. Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal meliputi:
a. Fisik
Gangguan kesehatan fisik yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan
perorangan adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Psikososial
Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan personal higiene, maka yang berkaitan dengan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan
interaksi sosial juga terjadi gangguan semisal ada gangguan pada kulit, maka akan
menimbulkan individu merasa kurang nyaman, kurang percaya diri dalam hal menyintai
dan dicintai, interaksi sosial maupun aktulisasi
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a. Citra tubuh (Body Image)
b. Praktik sosial
c. Status sosial
d. Pendidikan dan pengetahuan kesehatan
e. Budaya
f. Kebiasaan atau pilihan pribadi
g. Kondisi fisik seseorang
5. Tipe Pesonal Hygiene
a. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan.
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan,
penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera perasa
dan pengecap. Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga
perlu perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Gosok gigi
merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit
dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Gigi yang sehat adalah gigi
yang rapi, bersih, bercahaya, gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang
dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut mengeluarkan bau
yang tidak mengganggu interaksi sosial.
b. Kesehatan Rambut dan Kulit Rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya makin
kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak
sama tergantung zat warna yang ada didalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh
darah yang ada disekitar rambut. Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari
sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak
pemakaian alat perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan
sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan
terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut adalah bagian tubuh yang paling
banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat ,maka
perawatan rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menyisir dan mencuci
rambut. Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak
dan terlalu kering serta tidak berketombe maupun berkutu.
Tujuan perawatan rambut dan kulit kepala bagi klien sebagai berikut:
(1) Memenuhi Pola kebersihan diri klien normal
(2) Agar Klien memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
(3) Agar Klien merasa nyaman dan meningkatkan harga diri
(4) Membantu Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
(5) Agar Klien berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut
c. Kesehatan Kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut
kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari.
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit
terhadap segala rangsangan dar iluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit.
Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak
kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan.
Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran sisa metabolisme berupa zat yang tidak
terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori. Pada masa yang modern sekarang
ini tersedia berbagai cara modern berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama dan
efisien adalah pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan
cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, dengan air yang bersih. Kulit yang sehat yaitu
kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur
(fleksibel).
d. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian tengah, dan
daun telinga. Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi-
bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan
dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga
yang sehat yaitu lubang telinga dan telinga bagian luar selalu bersih serta dapat mendengar
dengan jelas.
e. Kesehatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi untuk membersih kantus mata
untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal, guna mencegah
penyebaran infeksi. Jika Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena
dapat meyebabkan cedera serius. Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata
yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus
sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total.
Maka perlu diberi tetes mata untuk mencegah cedera kornea.
f. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan
kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
Janganmengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.
g. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-sel
yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yang
pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul Guna kuku adalah sebagai pelindung jari,
alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang. Bila untuk keindahan bagi wanita karena
kuku harus relatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya. Kuku
jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang
kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit dan menunjukkan kebersihan individu. Yang
selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.
6. Jenis Personal Hygiene
a. Perawatan dini hari
b. Perawatan pagi hari
c. Perawatan siang hari
d. Perawatan menjelang tidur
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan)
diatas tempat tidur. Fungsinya untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan
e) Posisi Litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas
bagian perut. Fungsinya untuk memeriksa genitalia dan memasang alat kontrasepsi.
f) Posisi Genu Pectoral
Kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Fungsinya
untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
g) Posisi Terlentang (supinasi)
Posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
menggunakan bantal. Fungsinya untuk pasien post operasi dengan mengguunakan anastesi
spinal dan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak
tepat.
h) Posisi Orthopneu
Adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana pasien duduk di bed atau pada tepi bed
dengan meja yang menyilang diatas bed. Fungsinya untuk membantu masalah pernafasan
dengan memberikan ekspansi dada yang maksimal.
i) Posisi Pronasi
Posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
Fungsinya memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut, mencegah fleksi
kontraktur dari persendian pinggul dan lutut serta memberikan drainase pada mulut sehingga
berguna bagi pasien post operasi mulut atau tenggorokan.
D. Keamanan lingkungan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram. Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya. Kebutuhan akan keselamatan atau keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan ke aman terkait
dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan
sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya
imajinasi (misalnya: penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya). Dalam konteks hubungan
interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten
dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak
aman.
1. Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan
a) Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau
mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit,
kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada profesional dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik
kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis.
Misalnya,seorang perawat perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur
sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, di sini perawat
memasang pelindung klien.
b) Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa
yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi
perawatan kesehatan. Seseorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur,
pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan
beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak
dikenal. Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan
fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan.
Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik
dan emosinya, sehingga intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu
melindungi mereka dari bahaya. Keselamatan psikologis justru lebih penting dilakukan oleh
seorang perawat karena tidak tampak nyata namun memberi dampak yang kurang baik bila
tidak diperhatikan.
2. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau Keselamatan
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi
atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Di sini menyangkut
kebutuhan fisiologis juga.
3. Macam-macam bahaya/kecelakaan :
1) di rumah;
2) di RS : mikroorganisme;
3) cahaya;
4) kebisingan;
5) cedera;
6) kesalahan prosedur;
7) peralatan medik, dan lain-lain.
5. Cara Meningkatkan Keamanan :
1) mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri;
2) menjaga keselamatan pasien yang gelisah;
3) mengunci roda kereta dorong saat berhenti;
4) penghalang sisi tempat tidur;
5) bel yang mudah dijangkau;
6) meja yang mudah dijangkau;
7) kereta dorong ada penghalangnya;
8) kebersihan lantai;
9) prosedur tindakan.
E. Ambulasi
1. Pengertian :
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari ambulasi:
a) Ambulasi adalah aktivitas berjalan.(Kozier)
b) Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat.
c) Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
melahirkan atau pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dari mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.
2. Manfaat ambulasi :
a) Menurunkan insiden komplikasi imobilisasi pasca operasi meliputi:
1) System kardiovaskuler: penurunan curah jantung, peningkatan beban kerja jantung,
hipotensi orthostatic, tromboflebitis, dan atelectasis.
2) System respirasi: penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi/ perfusi setempat,
mekanisme batuk menurun, embolisme paru.
3) System perkemihan: infeksi saluran kemih
4) Sitem musculoskeletal: atrofi otot, hilangnya kekuatan otot, kontraktur,
hiperkalsemia, hiperkalsiuria, dan osteoporosis.
5) System integument: iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan
6) System gastrointestinal: paralitik ileus, konstipasi, stress ulcer, anoreksi dan gangguan
metabolisme.
b) Mengurangi komplikasi respirasi dan sirkulasi
c) Mempercepat pemulihan peristaltic usus dan kemungkinan distensi abdomen
d) Mempercepat proses pemulihan pasien pasca bedah
e) Mengurangi tekanan pada kulit/decubitus
f) Penurunan intensitas nyeri
g) Frekuensi nadi dan suhu tubuh kembali normal
Topik XIII
Mampu mendampingi Pasien yang Kritis
Topik XIV
Mampu mendampingi Pasien Terminal (Sakaratul Maut)
B. Merawat jenazah
1. Memulasaran jenazah.
Apabila klien telah dinyatakan meninggal dunia, Perawat bertanggung jawab untuk merawat
tubuh klien yang sudah meninggal. Umumnya keluarga klien atau teman ingin melihat tubuh
klien yang sudah meninggal. Prosedur Perawatan jenazah adalah sebagai berikut:
1) Bersihkan lingkungan senyaman mungkin dan membuat tubuh tampak natural dan
nyaman.
2) Semua peralatan medis yang terpasang dilepas dan dipindahkan dari samping tempat tidur.
3) Semua alat tenun diganti dengan yang bersih, untuk menghindari bau yang tidak sedap.
4) Secara normal, tubuh diposisikan telentang (supine) dengan kedua tangan di samping,
telapak tangan telungkup, atau menyilang di atas perut.
5) Kedua pergelangan tangan diikat tidak terlalu ketat. Satu bantal diletakkan di kepala dan di
bawah bahu, untuk mencegah darah yang mengakibatkan perubahan warna di wajah tidak
pucat.
6) Tutup mata dengan tangan dan tahan beberapa detik agar tetap tertutup. Jika tidak bisa
tertutup, taruh kapas lembab di atas mata untuk menahan mata.
7) Mulut usahakan untuk tetap tertutup, ini bisa dengan meletakkan gulungan handuk di dagu
untuk mempertahankan rahang.
8) Bersihkan bagian tubuh yang kotor, tidak perlu membersihkan semua tubuh.
Membersihkan semua tubuh akan dilakukan oleh orang yang khusus memandikan jenazah
(mortician) yang sudah dilatih.
9) Letakkan bahan yang mudah menyerap (pampers) di bagian bokong untuk menyerap
cairan yang keluar atau feces yang disebabkan oleh relaksasi dari spinkter.
10) Ganti pakaian klien dengan yang bersih dan sisir rambut klien.
11) Seluruh perhiasan yang digunakan dilepas dan benda berharga lainnya diberikan kepada
keluarga untuk dibawa pulang.
12) Tutup klien dengan linen yang menutupi seluruh tubuh klien.
13) Lampu dan kursi di samping tempat tidur disediakan untuk keluarga.
14) Setelah semua keluarga melihat, beri identitas klien yang diikatkan satu di pergelangan
kaki dan satu lagi di pergelangan tangan.
15) Jika sudah siap, maka jenazah dibawa ke kamar mayat dengan menggunakan kereta
dorong bersama-sama keluarga.
2. Penyelengaraan jenazah
Bagi salah seorang muslim yang meninggal dunia terdapat beberapa kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh saudaranya sesame muslim yang masih hidup. Salah satu kewajiban
tersebut adalah menyelenggarakan jenazah. Menyelenggarakan jenazah adalah suatu kegiatan
yang dilakukan terhadap seseorang yang telah meninggal dunia. bagi umat Islam,
penyelenggaraan jenazah terdiri atas memandikan, mengafankan, menyolatkan, dan
memakamkan jenazah tersebut. Secara singkat akan dipaparkan deskripsi masing-masing
kegiatan tersebut :
a. Memandikan Jenazah
Persyaratan jenazah yang dimandikan adalah:
a) Jenazah Islam laki-laki atau perempuan
b) Tidak mati syahid, artinya tidak mati dalam membela agama Allah.
c) Tubuhnya ada meskipun hanya sebagian.
Selanjutnya tata cara memandikan jenazah adalah:
a) Mempersiapkan dahulu segala keperluan untuk mandi
b) Mempersiapkan air mutlak, yaitu: air suci dan mensucikan
c) Tempat memandikan sebaiknya pada tempat tertutup.
d) Sewaktu memandikan jenazah, agar badan ditutup terutama auratnya.
e) Menyediakan air secukupnya, sabun, air kapur barus, wangi-wangian.
f) Sarung tangan 1 atau 2 stel, handuk atau kain, kain basahan dan lain-lain yang
diperlukan.
g) Waktu memandiakn sebaiknya disekitarnya diberi wangi-wangian yang dibakar
seperti ratus / menyan arab, untuk menghindari bau.
h) Memandikan dengan bilangan ganjil 3, 5, 7, 9 atau lebih.
i) Bersihkan semua kotoran, najis dari seluruh badan jenazah, sebersihbersihnya dengan
hati-hati dan lembut. Sebaiknya memakai sarung tangan.
j) Memijit/menekan perutnya perlahan-lahan dengan hati-hati sekali. Bersihkan
mulutnya, sebaiknya memakai lap (sarung tangan) supaya jangan tersentuh auratnya.
Membersihkan kotoran kuku tangan, kuku kaki dengan memakai tangkai suruh atau
tangkai ketela pohon atau sejenisnya.
k) Menyiram air ke anggota badan sebelah kanan, kemudian menyiram pada anggota
badan sebelah kiri, bersihkan dengan sabun atau daun bidara. Terakhir siram dengan
air kapur barus dan wangi-wangian.
l) Apabila jenazah wanita, supaya rambutnya dijalin dikepang tiga bagian, waktu
dimandikan. Dan rambut diurai lagi pada waktu keramas.
m) Terakhir wudlukan.
n) Dengan cara mengucurkan air dari wajah sampai kaki
o) Sebaiknya jenazah laki-laki dimandikan oleh orang laki-laki.
p) Apabila jenazah wanita sebaiknya dimandikan kaum wanita. Akan tetapi
diperbolehkan seorang suami atau istri memandikan jenazah almarhum suami atau
almarhumah istrinya masing-masing.
q) Setelah selesai memandikan dengan baik bersihkan / keringkan badannya dengan
handuk.