BAB I
PENDAHULUAN
tertentu menjadi masalah utama di dunia. Masalah gizi masih merupakan masalah
merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
sepenuhnya kepada ibu. Oleh karena itu kecukupan gizi ibu sangat
tidak mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan kekurangan energi kronis
(KEK). Wanita hamil beresiko mengalami KEK jika memiliki lingkar lengan
atas (LILA) < 23,5 cm. ibu hamil beresiko mengalami KEK dan jika tidak
defisiensi besi
2000), pada tahun 2015 diharapkan Angka kematian Ibu menurun sebesar tiga
102/100.000 KH. Angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan
1
kematian ibu adalah perdarahan (28%), Ekslampsia (24%), dan infeksi (11%).
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kalori/Kek
pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Ibu hamil yang
mengalami KEK sekitar 27,6% (susenas, 1999), serta dampak buruk yang
ditimbulkan akibat gizi kurang pada ibu hamil, maka hal ini perlu kiranya
ibu hamil melalui Puskesmas serta tempat pelayanan kesehatan lainnya agar
masalah gangguan gizi ini dapat ditanggulangi agar dapat menurunkan angka
mempunyai lingkup yang cukup luas. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan
demi keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini maka kami membatasi
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perkawinan
dan kepala agama tentunya juga para saksi dan sejumlah hadirin untuk
kemudian disyahkan secara resmi menjadi suami istri dengan ucapan dimana
pada akhirnya para sepasang pria dan wanita disatukan untuk memiliki satu
a. Primer
hidupnya.
b. Sekunder
5. Hidupnya.
3
4
C. Regulasi dalam perkawinan
dan kewajiban suami istri, batas kekuasaan sebagai suami, pembagian harta dan
5
e. Adanya kesiapan lahir (materi fisik) dan garis (mental psikologis) social
a. Faktor bibit
keturunan atau penyakit mental tertentu, sebab bibit yang baik akan
b. Faktor bebet
cerdik pandai yang mempunyai martabat yang baik, berani dan selalu
intropeksi diri, tepat, teliti, akurat, menjalankan ibadah dan hukum serta
c. Faktor bobot
seorang pribadi. Karena orang telah dikenalnya. Dimana cinta itu akan
berkembamg dengan lewatnya waktu lebih lama, cinta kasih keduanya akan
semakin terbiasa terhadap satu sama lain dalam satu periode tertentu.
6
Peristiwa tersebut mendorong kita untuk tidak memungkiri adanya
proses jatuh cinta pada pandangan pertama yang akan diperkuatnya dengan
dan wanita).
criteria akibat dari seorang wanita itu jauh sebelum usia perkawinan tiba
melakukan perkawinan dengan lawan jenis dari status sosial yang atau
hampir sama tingkat nya seperti kalangan kaum wanita melihat terdapat
Sedangkan pada pihak kaum pria dengan profesi uang tinggi terdapat
intelektual dan ekonomi sedikit lebih rendah dari strata sosialnya sendiri ada
komplementer.
7
E. Kekurangan Energi Kalori (KEK)
a. Pengertian
kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Helena, 2013).
berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.
b. Etiologi
jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang,
mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin
1) Remaja
9
10
2) Wanita Usia Subur
Kurniawati, 2019)
gizi yang baik dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.
10
Masa pra konsepsi yang didukung dengan kondisi
gizi yang baik pada calon ibu akan menunjang fungsi yang
masa kontrasepsi.
3) Ibu Hamil
seharusnya.
gizi yang baik dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.
11
tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak
energi. PMT dan pemberian zat gizi pada ibu hamil yang
(Diantoko, 2019)
KEK ibu hamil, wanita usia subur dan termasuk remaja putri,
12
pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih dipita LILA).
a. Lengan harus dalam posisi bebas , lengan baju dan otot lengan
b. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau
13
Lingkar lengan atas (LILA) merupakan salah satu cara
untuk menentukan status gizi yang mudah, murah, dan cepat yang
2019)
14
2.8 Indeks Massa Tubuh (IMT)
badan. Indeks massa tubuh bias didapatkan dari berat badan dalam
badan. Namun, IMT ini tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
15
Sangat gemuk Kelebihan berat badan ≥27,0
(obesitas II) tingkat berat
Salah satu cara untuk menilai postur tubuh yang ideal adalah
paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan
tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut indeks massa tubuh (IMT).
F. Evidande Based
No Judul, peneliti Hasil
1 ANEMIA DAN Proporsi ibu KEK pada kelompok kasus 65% sedangkan
KEK PADA IBU
proporsi pada kelompok kontrol 20%. Hal tersebut
HAMIL
SEBAGAI menunjukkan bahwa proporsi pada kelompok kasus lebih
FAKTOR RISIKO
besar. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa
KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR KEK sebagai faktor risiko kejadian BBLR (P=0,004),
RENDAH (BBLR)
sedangkan nilai OR menunjukkan bahwa KEK pada saat ibu
Susi Yunita hamil 7 kali lebih berisiko melahirkan bayi BBLR
Haryant (2019)
dibandingkan ibu yang tidak mengalami KEK.
Ibu hamil yang KEK akan berpengaruh terhadap persalinan
seperti persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya
(prematur), perdarahan setelah persalinan, dan persalinan
dengan proses operasi semakin meningkat. Ibu hamil yang
mengalami KEK juga akan berpengaruh tehadap pertumbuhan
janin seperti: keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia, pada bayi janin mati dalam
16
kandungan, serta lahir dengan BBLR
2 HUBUNGAN ibu hamil yang mengalami KEK dengan kejadian BBLR
ANEMIA DAN
persentase sebesar 24,4%, hasil ini lebih kecil jika
KEKURANGAN
ENERGI KRONIS dibandingkan dengan ibu hamil yang mengalami tidak KEK
(KEK) PADA IBU
dengan kejadian BBLR sebesar 75,6%. Berdasarkan analisis
HAMIL DENGAN
KEJADIAN BAYI data statistik menggunakan Chi- 9 Square diperoleh hasil
BERAT LAHIR
bahwa tidak ada hubungan antara KEK pada ibu hamil dengan
RENDAH (BBLR)
DI DESA WIRUN kejadian BBLR di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban dengan
KECAMATAN
nilai p = 0,075. Banyaknya subjek yang tidak mengalami KEK
MOJOLABAN
KABUPATEN karena pihak Puskesmas Mojolaban segera melakukan
SUKOHARJO
intervensi dengan memberikan PMT setelah mengetahui hasil
Suyatmi nova pengukuran LILA kurang dari 23,5 cm. Pemberian PMT
(2020)
ditujukan pada ibu hamil yang mengalami KEK. Meskipun
tidak menaikkan LILA, namun dapat memenuhi kecukupan
zat gizi makro maupun mikro pada ibu hamil sehingga ibu
tidak KEK dan dapat mencegah bayi tidak BBLR
G. Asuhan Kebidanan
17
a. Bertahap dan sistematis.
1) Pengertian
2) Langkah-langkah
masalah.
penanganannya.
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
18
melalui anamnesa. Yang termasuk data subyektif antara lain biodata,
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain
sebelumnya).
dikumpulkan.
mengantisipasi penanganannya.
19
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh
atau diantisipasi.
sebaian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan
mengarahkan pelaksanaannya.
pelaksanaannya.
20
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN :
1. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
1 Kali, tidak memiliki riwayat penyakit seperti hepatitis, darah tinggi, HIV, dan
Kencing manis.
pranikah, saat ini klien merasa sehat dan siap diimunisasi pranikah.
Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit
menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV / AIDS), ada anggota keluarga yang
22
4. Riwayat kesehatan yang lalu.
dan penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah
sakit.
5. Riwayat haid.
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.
a. Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, tanpa sayur, minum ± 6-8 gelas/hari
c. Pola aktivitas.
Pekerjaan klien setiap hari, klien tidak bekerja, membantu pekerjaan orang
dan menyetrika.
d. Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor,
keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.
e. Pola eleminasi.
23
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan
obat - obatan
pernikahannnya dan kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui atas rencana
kesehatan baik klien mau menjawab pertanyaan petugas dengan terbuka. Klien
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 40 kg/150 cm
IMT : BB = 40 = 40 = 17,77
(TB)² (1.5)² (2.25)
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,20C
Lila : 22 cm
b. Pemeriksaan fisik
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret
24
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih Gigi
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri
Dada : Nafas normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi Perut
Kaki : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada varices
Vulva dan anus : Tidak ada odem, tidak ada varices, tidak ada hemoroid
c. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laborat
HB : 11,2 gr/dl
HbsAg : Negatif
IV. PENATALAKSANAAN
5. Melakukan pendokumentasian.
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil
baik yang sedang hamil ataupun tidak mengalami kekurangan gizi (kalori dan
protein) yang berlangsung lama atau menahun (Paramata & Sandalayuk, 2019).
(KEK) (Zulhaida, 2003). KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai resiko
dan komplikasi pada ibu antara lain: penambahan berat badan ibu tidak normal,
anemia, pendarahan, dan dapat terkena penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK
saat persalinan dapat mengakibatkan bayi lahir sebelum waktunya atau prematur,
persalinan sulit dan lama, persalinan dengan operasi meningkat serta yang paling
Menurut Susi yunita (2020) Ibu hamil yang KEK akan berpengaruh terhadap
persalinan seperti persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, dan persalinan dengan proses operasi semakin meningkat.
Ibu hamil yang mengalami KEK juga akan berpengaruh tehadap pertumbuhan janin
seperti: keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia, pada
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susana Dyah (2020) Pada ibu
hamil, masalah KEK merupakan masalah kesehatan yang berdampak buruk bagi ibu hamil
27
dan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, masalah KEK pada ibu hamil menjadi hal
utama yang dipantau oleh tenaga kesehatan sejak awal bulan ibu hamil. Hal ini sesuai teori
yang menyatakan tingkat aktivitas fisik yang berat akan meningkatkan kebutuhan
makanan, serta lamanya waktu beraktivitas dan peran ganda ibu hamil menyebabkan
kerentanan ibu terhadap kekurangan gizi terutama selama masa kehamilan kondisi ibu
hamil KEK merupakan faktor penghambat perkembangan janin sehingga bayi mengalami
kelainan kromosom. Kelainan pada kromosom ini terjadi pada saat proses fertilisasi
berlangsung yang mengakibatkan hasil pembuahan (embrio) yang terbentuk cacat dan
keluar dalam bentuk keguguran. Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan.
Kondisi ibu hamil KEK dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin sehingga berisiko
mengakibatkan terjadi abortus (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah
28
Untuk memudahkan pembahasan maka penulis akan membahas berdasarkan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
2008). Data dasar ini termasuk Riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik,
serta semua informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi
tinjauan kasus disebutkan bahwa ibu datang dengan keluhan merasa lemas,
29
B. Langkah II : Interpretasi Data
kebidanan adalah analisis data yang telah dikumpulkan tentang kondisi klien
saat itu (Sofyan, dkk, 2003). Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pengumpulan data dasar pada ibu dan suami, ditegakkan diagnosa yaitu klien
dengan obesitas. Pengkajian yang didapatkan dari istri yaitu obesitas. Masalah
Asuhan Kebidanan pra konsepsi dengan KEK, agar tetap terjaga suasana
dan kritis pada pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan
masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi/pencegahan yang dirasa
30
perlu, serta suatu bentuk kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi
antisipasi yang cepat dari petugas kesehatan dan didukung dengan kondisi
kesehatan ibu yang sangat baik. Pada langkah ini, penerapan tinjauan kasus dan
tinjauan teori pada ibu dengan KEK secara garis besar sama dan tidak ada
kesenjangan.
Penanganan Segera
Pada kasus ibu dengan infertilitas primer penerapan teori dan kasus di
lahan praktik secara garis besar terdapat persamaan dan tidak terjadi
kesenjangan.
diagnose yang sedang terjadi serta mencakup bimbingan atau konseling yang
yang tidak diharapkan dan perubahan perilaku klien sesuai harapan (Varney,
31
2006).
membuat suatu keputusan dan memberi perawatan. Pada tahap ini, pelaksanaan
dapat dilakukan oleh bidan atau oleh klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa
pelaksanaan yang tidak dilakukan oleh bidan itu sendiri namun bidan tetap
klien memahami,
32
G. Langkah VII : Evaluasi
evaluasi diharapkan keadaan umum ibu baik dan ibu merasa nyaman.
Pada evaluasi kasus ini, kondisi ibu baik dan pada akhir evaluasi
di catatan, ibu diketahui bahwa klien dalam keadaan sehat dan baik.
Pada langkah ini, tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik kasus
33
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnosa kebidanan
5) Faktor penghambat.
4.2 SARAN
b. Untuk Pasien
zat besi seperti, sayur hijau, protein hewan (susu,daging, telur) dan
34
b) Hendaknya pasien dan calon suaminya mempersiapkan sematang mungkin
pernikahannya.
35
Daftar Pustaka
Diantoko, V. (2019) Buku Pegangan Petugas Kua sebagai konselor 1000 HPK dalam
mengedukasi calon pengantin menuju bengkulu bebas stunting. 1st edn. Edited
by D. N. Diantoko. yogyakarta: CV Budi Utama.
Depkes RI. 1997. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan Penelitian
Dieny, F. F. et al. (2020) Kualitas diet, kurang energi kronis (KEK), dan anemia pada
pengantin wanita di Kabupaten Semarang
Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit
Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV
Mandar Maju.
Saraswati, E. 1998. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
untuk melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penelitian
36