Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam sejarah peradaban manusia, keluarga dikenal sebagai suatu


persekutuan (unit) terkecil, pertama dan utama dalam masyarakat . Keluarga
adalah inti dari jiwa dari suatu bangsa, kemajuan dan keterbelakangan suatu
bangsa menjadi cermin dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada
bangsa tersebut. KB berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri
untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran
dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta sesuai
situasi masyarakat dan negara.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas yakni


1. Apa yang dimaksud dengan KB?
2. Bagaimana pandangan agama hindu terhadap keluarga berencana atau
KB?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu KB
2. Untuk mengetahui pandangan agama hindu terhadap keluarga
berencana (KB)

A. PENGERTIAN KB

Program KB adalah suatu program yang dimaksudkan untuk membantu


para pasangan dan per orangan dalam mencapai tujuan reproduksi, mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan berisiko
tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau,
diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan,
meningkatkan mutu nasehat, komunikasi, edukasi, konseling dan pelayanan,
meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB, dan
meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan kehamilan
(BKKBN, 2006).

B. TUJUAN DAN MANFAAT KB

KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan


sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Mochtar, 1998).

Adapun manfaat dari program KB (Mochtar,1998) adalah :

1. Untuk kepentingan orang tua

Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan
dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar akan
batas- batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi kebutuhan
anak- anaknya sampai menjadi orang yang berguna. Walaupun manusia dapat
mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka
sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat, karena itu mereka
wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk mendapatkan jalan dan
hidup yang sehat pula supaya jangan berbuat lebih dari kemampuan yang ada.
Terciptalah keselamatan keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagia.

2. Untuk kepentingan anak-anak

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi
sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran merupakan
salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang tua mempunyai
persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada anak-
anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang
tua dan bangsa.

3. Untuk kepentingan masyarakat

Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau


masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai
kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat
membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga secara makro
telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan pelaksanaan pembangunan
nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan
pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua
yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan
kemampuannya dan tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang
telah dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka
hidup dan berbakti (Mochtar, 1998).

C. DAMPAK DARI KB

1. Dampak Positif Program Keluarga Berencana 

Dampak positif yang akan ditimbulkan atas keberadaan program ini seperti
penurunan angka kematian ibu dan anak. Hal ini disebabkan pengontrolan angka
kelahiran, jarak kelahiran serta mempersiapkan kehamilan ibu pada umur yang
matang tidak terlalu muda atau pun tidak terlalu tua karena hal ini sangat berisiko.
Serta dapat memelihara kesehata reproduksi, karena penjarakan kehamilan serta
kelahiran yang membantu si ibu untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Serta
dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga karena telah merencanakan jumlah
anak yang ingin dimiliki. Serta dapat membentuk SDM yang berkualitas karena
jarak anak yang satu dengan yang lain tidak rapat dengan demikian perhatian
orang tua terhadap tumbuh kembang anak menjadi lebih terpusat.

2.   Dampak Negatif Program Keluarga Berencana 


                                 Dampak negatif dari pemakaian metode keluarga berencana ini
biasa nya akan berdampak pada fisik si pemakai, terlebih lagi pemakaian
kontrasepsi hormonal. Efek samping dari pemakain kontrasepsi keluarga
berencana seperti berat badan ibu menjadi lebih besar, kekeroposan tulang,
rambut menjadi rontok, siklus menstruasi menjadi tidak lancar, dan karena
pertambahan hormonal maka kulit ibu akan mudah berjerawat. 

3. PANDANGAN AGAMA HINDU TENTANG KB

Pandangan agam Hindu terhadap program KB sangat positif bahkan


cenderung mendukung karena program ini dianggap sejalan dengan ajaran agama
Hindu. Secara umum Tujuan agama Hindu yakni Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti
Dharma yang artinya kebahagiaan jasmani dan rohani. Tujuan KB ini seiring
dengan tujuan dari agama Hindu yakni meningkatkan kesejahteraan jasmani dan
mencapai kesejahteraan rohaniAlat kontrasepsi tercipta dari ilmu pengetahuan,
dan ilmu yang dipergunakan untuk kesejahteraan manusia, akan disetujui oleh
Hindu Dharma dan tidak akan ditentang. Bahkan penggunaan alat kontrasepsi
diatur agar sesuai dengan desa/tempat, kala/waktu,dan patra/keadaan (BKKBN,
1980).

Namun demikian metode pengguguran (abortus criminalis) dianggap sebagai


dosa besar karena bertentangan dengan ajaran Ahimsa Karma. Pengguguran janin
dianggap sama dengan pembunuhan orang suci. Oleh karena itu, metode ini
sangat ditentang oleh umat Hindu.

Setiap kelompok agama memiliki keragaman dalam pandangan mereka


tentang pengaturan kelahiran atau kontrasepsi. Keragaman tersebut bahkan juga
terdapat pada cabang-cabang berbeda dalam satu keimanan, seperti yang terjadi
dalam Yudaisme. Sejumlah umat beragama mendapati bahwa opini mereka
sendiri seputar penggunaan pengaturan kelahiran berbeda dengan keyakinan yang
dianut oleh para pemimpin agama mereka, dan banyak yang bergumul dengan
dilema etika terkait apa yang dipahami sebagai "tindakan yang benar" berdasarkan
iman mereka ketika dihadapkan dengan keadaan, daya pikir, dan pilihan personal.
[1]

Anda mungkin juga menyukai