Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, sumber daya alam, berbagai macam suku,
ras dan agama. . Warga negara indonesia adalah warga yang berketuhanan yang maha esa, selalu kental
dengan keagamaan. Di indonesia terdapat banyak agama yang diakui yaitu islam, kristen, katholik,
hindu, budha, dan konghucu Kita sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan khususnya
kebidanan, pasti klien kita tidak satu agama. Oleh karena itu kita sebagai tenaga kesehatan harus
mengetahui tentang berbagai keragaman tersebut khususnya agama hindu. Maka dari itu kita harus
mengetahui apa tindakan medis yang akan kita laksakan sesuai peraturan agama hindu supaya kita
dapat berkomunikasi baik dengan klien tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis dapat mengambil pokok-pokok permasalahan yang dijadikan rumusan
masalah adalah :
C. Tujuan Penyusunan
PEMBAHASAN
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah bahasa Sansekerta dari kata kula dan warga. Kula artinya keturunan dan
warga artinya terjalin erat. Maka keluarga itu adalah keturunan yang terjalin erat, yaitu suami, istri dan
anak. Terwujudnya suatu keluarga diawali dengan perkawinan yang syah menurut agama dan undang-
undang perkawinan.
Kesatuan individu dalam keluarga Hindu dihitung dalam batas tujuh lapis, yaitu berpusat dari aku
tiga lapis ditarik ke atas, dikenal dengan lapisan bapak, kakek dan embah dan tiga lapis ditarik ke bawah,
dikenal dengan sebutan anak, cucu dan cicit.Perlu dipahami bahwa keluarga mempunyai arti penting
dalam kehidupan sosial manusia. Pada keluarga manusia pertama kali terjadi proses pendidikan. Orang
tua sebagai Guru Rupaka, menanamkan nilai-nilai moral, etika, sopan santun dan mengajarkan
pengetahuan lainnya. Mengingat pentingnya keluarga itu sudah barang tentu keluarga patut dibina agar
berkehidupan yang harmonis, baik dalam intern keluarga maupun dalam lingkungan sekitarnya,
tetangga atau masyarakat yang lebih luasJadi pada keluargalah tempat pertama menanamkan nilai-nilai
budaya pada si anak. Individu si anak dibentuk sikap prilakunya sesuai dengan budaya yang dominan
berkembang dalam keluarganya. Kepribadian keluarga berkembang sesuai dengan latar belakang
keluarga itu sendiri.Bermula dari keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, kemudian dapat
berkembang menjadi keluarga besar secara turun-temurun, semakin bertambah besar keluarga itu.
Keluarga besar yang berdasarkan keturunan itu disebut Gotra.Disamping ikatan keluarga besar
berdasarkan keturunan ada juga diikat atas dasar spiritual pemujaan leluhur suatu keluarga. Ikatan itu
disebut tunggal Dadya, Paibon, Pretiwi dan Panti.
Yang tidak kalah pentingnya ialah berkewajiban menciptakan suasana kasih sayang, menegakkan
aturan keluarga, meningkatkan upaya-upaya pembinaan keluarga.
Bertitik tolak dari tujuan Keluarga Berencana dan tujuan agama Hindu, prinsip sasaran yang
dituju yang hendak dicapai adalah membangun manusia yang berkualitas, yang sehat jasmani dan
rohani.Apabila Keluarga Berencana dihubungkan dengan konsepsi ajaran Catur Asrama dan Catur
Purusa Artha, mempunyai arah yang sama agar tercapainya manusia yang sehat, sejahtera, berbudi
pekerti yang luhur serta mulia, mempunyai hubungan yang selaras dengan sesama, dengan lingkungan
dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Catur Asrama, kehidupan manusia dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu Brahmacari,
Grehastha, Wanaprastha dan Bhiksuka.Brahmacari, adalah tingkatan hidup manusia dalam masa belajar,
yakni yang menjadi fokus adalah Dharma. Dharma yang dimaksud adalah belajar sopan santun (sila),
berkorban (yajna), mengendalikan diri (tapa), belajar bersedekah (dana), belajar ilmu pengetahuan
agama (para widya), belajar pengetahuan umum (para widya), rajin sembahyang (yoga).Grehastha,
adalah tingkatan hidup berumah tangga, yang menjadi tujuannya adalah Artha dan Kama. Dalam
tingkatan ini diprogramkan untuk membentuk, membangun dan membina rumah tangga (ingat 5 Wa).
Tujuan utama orang berumah tangga adalah untuk mendapat keturunan yang sehat, sejahtera dan
bahagia, hal ini disebut dengan Suputra.
Maka jelaslah hubungan Keluarga Berencana, Catur Asrama, Catur Purusa Artha, adalah
membentuk dan membina rumah tangga ini diatur batas kelahiran, agar dapat terwujud keluarga sehat,
sejahtera dan bahagia.Keluarga Berencana menegaskan walaupun jumlah anak sedikit, laki perempuan
sama saja, asalkan tercapainya manusia/anak yang berkualitas (suputra), itulah yang merupakan suatu
harapan.Dalam ajaran agama Hindu, pustaka Slokantara, menyebutkan :
Hana pwekang wang agawe talaga satus, alah ika dening magawe talaga tunggal,
lewih ikang magawe talaga. Hana pwekangwang gumawe talaga satus, alah ika phalanya
dening wang gumawayaken yajna pisan, atyanta lewihing gumawayaken yajna. Kunang
ikang gumawe yajna ping satus, alah ika phalanya denikang manak sanunggal, yan anak
wisesa.(Bila ada orang yang membuat sumur seratus, dikalahkan dengan membuat waduk satu buah,
sungguh mulia orang yang membuat waduk itu. Bila ada orang membuat waduk seratus, pahalanya lebih
sedikit dari pada melakukan yadnya sekali, amat utama orang yang melakukan yadnya itu. Adapun orang
yang melakukan korban seratus kali, lebih sedikit pahalanya dari pada berputra tunggal, bila putra itu
mulia.
Jika kehidupan berumah tangga dapat dilakukan dengan baik, maka dapat dilanjutkan dengan
Wanaprastha, suatu kehidupan yang sudah mulai meninggalkan unsur-unsur duniawi, sudah terfokus
dengan peningkatan rohani, yakni persiapan menuju Moksa. Dengan meningkatkan kerohanian,
melakukan tapa, brata, yoga dan samadhi.Bila kehidupan Wanaprastha sudah mantap, maka kehidupan
selanjutnya adalah Bhiksuka, yakni hidup menjadi orang suci, hanya satu tujuannya adalah moksa.
2. Keluarga Berkualitas
UU No. 52 TAHUN 2009Pasal 1 (10)
Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah
dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
* Bila ada orang yg membuat sumur seratus dikalahkan dng membuat waduk sebuah.
* Bila orang membuat waduk seratus dikalahkan dgn pahala orang membuat Yadnya sekali.
* Adapun orang membuat Yadnya seratus kali kalah pahalanya dengan yang mempunyai anak seorang
bila anak itu mulya ( Suputra ).
KB merupakan upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).keluarga Berencana yang dibolehkan syariat adalah
suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas
kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (mashlahat) keluarga,
masyarakat maupun negara.Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa KB diperbolehkan dengan alasan alasan tertentu misalnya untuk menjaga kesehatan ibu,
mengatur jarak diantara dua kelahiran, untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan
anak-anak.Namun KB bisa menjadi tidak diperbolehkan apabila dilandasi dengan niat dan alasan yang
salah, seperti takut miskin, takut tidak bisa mendidik anak, dan takut mengganggu pekerjaan orang tua.
Dengan kata lain, penilaian tentang KB tergantung pada individu masing-masing.
3.2 Saran
Jika anda hendak melakukan KB sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu segala aspek yang
menyangkut tentang KB misalnya:
- Keuangan keluarga, bila memiliki keuangan yang cukup mengapa anda harus KB.
- Kesehatan ibu
- Landasan hukum agama
DAFTAR PUSTAKA
https://panbelog.wordpress.com/2014/06/11/keluarga-berencana-
dalam-ajaran-agama-hindu/
http://ratnayunit.blogspot.co.id/2014/02/tugas-agama-hindu.html
http://desaktami.blogspot.co.id/2014/06/kb-dalam-ajaran-agama-
hindu.htm