Ideal berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu idea, yang memiliki arti dalam bahasa
Indonesia sebagai sebuah visi atau kontemplasi.[1][2] Plato, salah satu tokoh filsafat Yunani,
menggunakan istilah ideal untuk menunjukkan ide-ide kekal yang setiap ide tersebut mempunyai
kesempurnaan jenis.[1] Istilah ideal, pada masa sekarang, digunakan untuk menunjukkan sebuah
bentuk sikap mempertahankan aspek valuasional dunia, sedangkan aspek epistemologis dan
aspek metafisis dalam istilah ideal telah diabaikan.[1] Dua arti dari istilah ideal ini tetap bertahan
dalam penggunaan istilah [[idealisme].[1] Dalam sistem filsafat yang membawa dan menggunakan
istilah ideal itu, ide merupakan bagian kategori sentral. Dalam situasi seperti itu, konsep
kesempurnaan selalu atau hampir selalu dihadirkan dalam sistem itu.[1] Immanuel Kant, salah
satu tokoh filsafat, menggunakan ungkapan Ideal Akal untuk mengacu pada definisi bentuk
keberadaan Tuhan yaitu salah satu dari bagian Ide Akal yang dalam dirinya memuat determinasi
seluruh eksistensi yang terbatas.[1]
Rujukan
1. ^ a b c d e f Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. p. 299.
2. ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997. p. 365.
ideal/ide·al/ /idéal/ a sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki
Bidan Ideal
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan lulus dari pendidikan kebidanan dan
diakui oleh pemerintah setempat serta memperoleh ijin praktek dimana ia tinggal. Bidan
merupakan profesi yang sangat mulia, yang bekerja untuk memberikan dukungan dan asuhan
selama siklus kehidupan perempuan yaitu sejak awal masa kehamilan hingga nifas. Bidan juga
memiliki tugas yang sangat penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, bukan hanya pada
perempuan(Ibu hamil) tetapi juga pada keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugasnya bidan dituntut harus memiliki jiwa yang jujur, cerdas,
tangguh dan peduli. Karena dalam melaksanakan tugasnya, bidan tidak hanya berinteraksi dengan
ibu atau si klien saja. Tetapi bidan juga harus memahami adat istiadat, ekonomi sosial, agama di
lingkungan ia tinggal atau membuka praktek. Karena bidan harus pandai memberikan pengertian
tentang adat yang membudaya di masyarakat setempat yang bertentangan dengan kesehatan.
Seorang bidan harus memiliki etos kerja sesuai dengan kode etik dan selalu mengedepankan
kesehatan ibu dan anak. Karena bidan menjadi barisan terdepan dalam usaha meningkatkan
kesehatan ibu dan anak serta keluarga. Dalam melaksanakan tugas untuk menjadi bidan yang ideal
ataupun professional bidan harus mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan
etika profesi bidan dan Undang-Undang yang berlaku.
PROFESIONALISME BIDAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kita telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa tanpa batas sehingga
mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan yang
semakin maju dengan datangnya modal-modal asing, rumah sakit asing, maupun tenaga asing.
Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti perkembangan di era ini. Oleh
karena itu bidan harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global.
Partisipasi ini dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan,
pendidikan dan organisasi profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan kebidanan, yang seharusnya
diakui di negaratempatnyan berada, berhasil menjalankan program studinya di bidang kebidanan
dan memenuhi kualifikasiyang diperlukan untuk dapat terdaftar dan/ atau izin resmi untuk
melakukan praktek kebidanan.
Ia harus dapat memberikan supervise, perawatan dan saran yang diperlukan kepada ibu selama
periode kehamilan, persalinan dan pascapartum, membantu kelahiran sebagai tanggung
jawabnya, dan merawat bayi serta bayi baru lahir. Perawatan ini mencakup tindakan preventif,
deteksi keadaan abnormal pada ibu dan anak, upaya mendapatkan bantuan medis dan
pelaksanaan tindakan kedaruratan bila bantuan medis tidak tersedia. Bidan memiliki tugas
penting dalam hal konseling dan penyuluhan kesehatan tidak hanya bagi ibu tetapi juga keluarga
dan komonitas, tugas tersebut harus meliputi penyuluhan antenatal dan persiapan menjadi orang
tua dan dikembangkan sampai area tertentu, sepeti: ginekologi, keluarga berencana dan perawat
anak. Bidan bias praktek dirumahsakit, klinik, unit kesehatan, di rumah dan layanan lainnya.
Secara umum, profesi merupakan pekerjaan yang memiliki pengetahuan khusus, melaksanakan
peranan bermutu, melaksanakan cara yang disepakati, merupakan ideologi, terikat pada kesetiaan
yang diyakini dan melalui pendidikan perguruan tinggi. Profesi sebagai suatu pekerjaan dalam
melaksanakan tugasnya memerlukan tehnik dan prosedur, dedikasi, sert peluang lapngan
pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan, memiliki kode etik yang mengarah pada orang atau
subyek. (Atik Purwandari;2008)
Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang
dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (inservice training)(Djam’an Satori,
dkk;2008;1,5).
2
Mengenai ciri-ciri jabatan tersebut sebagai profesi, beberapa ciri-ciri yang di berikan adalah
sebagaimana diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi:
1. Bersifat unik
2. Dikembangkan dengan teliti
3. Mempunyai wadah organisasi
4. Pekerjaan yang mempunyai kode etik
5. pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
6. pekerjaan yang dilaksanakan olehorang yang memiliki profesi tersebut
11. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan anggotanya
12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang
berhubungan dengan layanan yang diberikan
13. mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap
anggotanya
14. Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi ( bila dibanding dengan jabatan lain)
Pengertian profesional menunjuk 2 hal, yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan
penampilanseseorang dalam melakukan pekerjaannyayang sesui dengan profesinya. Dalamm
pengertian kedua ini, istilah professional dikontraskan dengan “nonprofessional” atau “amatir”.
Dalam kegiatan sehari-hari orang professional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang
dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Selanjutnya Walter Johnson(1956) mengartikan petugas
professional sebagai “….seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang memiliki tingkat
kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama
untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang berkadar
tinggi”(Djam’an Satori,dkk;2008)
Profesional juga dapat diartikan sebagai pemberi pelayanan sesui dengan ilmu yang dimiliki dan
manusiawi secara penuh/utuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan
mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.
Seorang anggota profesi dan melakukan pekerjaannya haruslah professional. Setiap anggota
profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi
dapat belajar, untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat
apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang sehingga pelayanan
kepada pemakai ( klien) akan semakin meningkat
Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan filosifi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar
praktek, pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang
oleh anggota profesi tentu mempunyai
ciri-ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan yang professional. Ciri-ciri jabatan
professional adalah:
1. Pelakunya secara nyata dituntu cakap dalam bekerja, memiliki keahlian sebagai
tugaskhusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung spesialis)
2. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja professional bukan hasil pembiasaan atau
latihan rutinyang terkondisi, tetapi perlu memiliki wawasan keilmuan yang mantap.
Jabatan professional menuntut pendidikan.
3. Pekerja professional dituntu berwawasan luas sehingga pilihan jabatan atau kerjanya
harus disadari dengan nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya. Pekerja professional
bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, bermotivasi danberusaha berkarya sebaik
baiknya.
4. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau negaranya. Jabatan
professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya.
Ini menjamin kepantasan berkaryadan sekaligus merupakan tanggung jawab professional.
Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan. Untuk menjadi jabatan
professional, bidan harus mampu menunjukkan ciri-ciri jabatan professional, yaitu:
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan
masyarakat.
Tuntutan berat tehadap tugas bidan adalah selalu berhadapan dengan sasaran dan target
pelayanan kebidanan, KB dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan memperkuat kepercayaan,
sikap, ilmu pengetahuan, dan sejumlahkeahlian yang diterima dan berguna bagi masyarakat.
Konsekuensi logis dari semua itu karena kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan dan keahlian
yang bermanfaat dan diterima oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah. Maka untuk
menghadapi masyarakat seperti itu seorang bidan harus mempersiapkansegenap kemampuan dan
keahliannya untuk menghadapi segala bentuk perubahan. Proses dinamika masyarakat itulah
yang menyebabkan bidan dapat menjai agen pembaharu yang mengambil peran besar, dan peran
iniakan dapat dimainkan oleh bidan jik alasannya memang mendayagunakan secara optimal.
Masalah ketenagaan atau bidan merupakan masalah besar yang dihadapi para pemimpin
mengembangka sumber daya manusia itu ( bidan ) terutama pada saat bertugas di desa pada
lingkungan yang memiliki kebudayaan yang sangat beragam ( Wahyuni;1996;158).
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberi pelayanan/ asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat Izin Praktik Bidannya atau
fotocopy izin praktiknya di ruang prakti, atau tempat yang mau dilihat
2. bidan dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus mempekerjakan
tenaga bidan yang lain yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
3. Peralatan yang wajib dimiliki menjalankan praktik bidab sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan
4. Dalam menjalankan tugas, bidan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan
ketrampilan profesinya antara lain dengan:
1. Mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan atau saling tukar informasi
dengan sesama bidan
2. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
yang diselengarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi
3. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik
Wewenang bidan
9
4. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah
termasuk remaja putri, pra hamil, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan masa antara
kehamilan (periode interval)
1. Pelayanan kepada wanita dalam masa pra nikah meliputi konseling untuk remaja putri,
konseling persiapan pra nikah dan pemeriksaan fisik yang dilakukan menjelang
pernikahan. Tujuan dari pemberian pelayanan ini adalah untuk mempersiapkan wanita
usia subur dan pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan reproduksi,
sehingga dapat berperilaku reproduksi sehat secara mandiri dalam kehidupan rumah
tangganya kelak.
Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, mas persalinan dan masa nifas meliputi pelayanan
yang berkaitan dengan kewenanganyang diberikan. Pelayanan dan pengobatan kelainan
ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti
keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara
sebelum dirujuk kedokter
1. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit yang
meliputi:
1. Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman;
2. Menjag tubuh bayi agar tetaphangat dengan kontak dini
3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
5. Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antar lain melalui perawatan tali pusat
secara higienis,pemberian imunisasi dan pemberian ASI ekslusif.
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi (28 hari);
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan dan
makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi atas 6 bulan;
4. Memantau tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitastumbuh kembang anak
melalui deteksi dini dan stimulasitumbuh kembang balita
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan
obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter
1. Memberikan imunisasi pada wanita usia subur termasuk remaja putri, calon pengantin,
ibu dan bayi;
2.
10
Pemberian surat keterangankelahiran dan kematian dilaksanakan dengan ketentua sebagai berikut
:
1. Untuk surat keterangan kelahiran yang dapat di buat oleh bidan yng memberikan
pertolongan persalinan dengan menyebutkan bahwa:
1. Identitas bidan penolong persalinan
2. Identitas suami dan ibu mulahirkan
3. Jenis kelamin, berat badan, dan panjang badab anak yng dilahirkan
4.
11
1. untuk surat keterangan kematianhanya dapat diberikan kepada ibu dan bayi yang
meninggalpada waktu pertolongan dilakukan dengan menyebutkan
1. Identitas bidan
2. Identitas ibu/bayi yang meninggal
3. Identitas suami dari ibu yang meninggal
4. Identitas ayah dan ibu dari bayi yang meninggal
5. Jenis kelamin
6. Waktu kematian( tempat, tnggal, jam)
7. Umur
8. Dugaan penyebab kematian