Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

“PEMAHAMAN DIRI”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu: Rasumawati, SKM, MA.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 3 (IB)

Adelina Mazia S (P17124019041)


Akhdine Marshella Fitri (P17124019043)
Rohimah (P17124019075)
Sintha Suryani (P17124019077)
Zianah Febriyani (P17124019078)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1


JALAN WIJAYA KUSUMA RAYA NO.47-48, CILANDAK
BARAT, CILANDAK, RT.9/RW.2 JAKARTA SELATAN, 12430
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita limpahkan kepada Allah swt yang memberikan kita
nikmat sehat yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena nya kami bisa
menyelesaikan tugas makalah sebagai mata kuliah Komunikasi Dalam Praktek
Kebidanan tentang “Pemahaman Diri”.

Dalam menyelesaikan makalah ini yang sudah kami kerjakan, banyak sekali
ucapan terima kasih kepada sumber sumber yang bisa mendukung dan membantu
kami dalam menyelesaikan makalah Komunikasi Dalam Praktek Kebidanan ini.

Dalam makalah ini materi yang di sampaikan, tentu masih jauh dari kata
sempurna, karena kami masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu
arahan, koreksi, dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pembaca.

Jakarta, 27 Agustus,2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ............................................................................ 1
D. Manfaat Makalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pemahaman Diri ............................................................. 3


B. Tujuan Pemahaman Diri ............................................................... 3
C. Aspek Pemahaman Diri ................................................................ 4
D. Teknik Dan Strategi Pemahaman Diri .......................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia sudah seharusnya memiliki pemahaman diri, paham
akan dirinya sendiri, memahami akan kekurangan dan kelebihan yang di
miliki nya, lalu mensyukuri kekurangan maupun kelebihan yang di berikan
Allah swt kepada hambanya. Namun, banyak sekali dari kita yang masih
belum paham akan diri sendiri, akan kelebihan dan kekurangan pada
dirinya, yang membuat seseorang tidak percaya diri maupun iri akan
dirinya dengan diri orang lain, karena perbedaan. Sudah seharusnya kita
sebagai manusia harus tau jati diri kita untuk bisa menentukan tujuan
hidup kita, tanpa rasa malu. Karena setiap orang mempunyai kelebihan
maupun kekurangan yang berbeda beda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pemahaman diri?
2. Bagaimana bentuk Pengaruh pemahaman diri?
3. Apa tujuan dari pemahaman diri?
4. Aspek apakah yang mempengaruhi pemahaman diri?
5. Strategi dan teknik apa yang berperan dalam pemahaman diri?
6. Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap apa yang dimiliki konselor?
7. Apa pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K ?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui penjabaran luas mengenai pemahaman diri.
2. Memahami bentuk pengaruh pemahaman diri
3. Memahami tujuan pemahaman diri
4. Mengetahui aspek yang mempengaruhi pemahaman diri

1
5. Mengetahui Strategi dan teknik apa yang berperan dalam pemahaman
diri
6. Memahami Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap yang dimiliki
konselor, serta
7. Memahami pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

D. Manfaat Makalah
1. Untuk memberi tahu kepada seseorang yang belum memahami
pemahaman diri
2. Membuat seseorang percaya diri
3. Memberikan seseorang tentang tujuan hidup dengan pemahaman diri
tanpa minder dan rasa iri terhadap orang lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemahaman Diri


Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa
kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku dan sebagainya.
Memahami diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenak siapakah diri
kita, apakah persepsi orang lain terhadap diri kita sama atau tidak.
Contoh : mungkin anda merasa sudah baik, ramah terhadap orang lain
tapi justru orang lain beranggapan sebaliknya terhadap anda. Itulah
gunanya kita perlu memahami diri kita agar apa yang akan menjadi potensi
diri dalam diri kita tetap kita pertahankan atau bahkan kita tingkatkan dan
apa yang menjadi kelemahan atau kekurangan bisa kita rubah atau tutupi
agar menjadi lebih baik sehingga hal ini akan mengantarkan kita ke arah
kesuksesan.

B. Tujuan Pemahaman Diri


Menurut Muhamat Farid ketika seseorang mengetahui kondisi dan
gambaran tentang dirinya maka dia akan dapat menjalani hidupnya dengan
nyaman dan juga memiliki rasa percaya diri yang kuat karena sudah
memiliki pandangan diri yang jelas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemahaman diri
adalah:
a. Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat,
abilitas, dan cita-cita sehingga individu dapat merencanakan karier
yang sesuai dengan potensi diri.
b. Bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja.
Dengan persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan
dalam berkarier.
c. Dapat mencapai kematangan dalam perkembangan karier

3
d. Mampu mengambil keputusan karier secara mandiri

C. Aspek Pemahaman Diri


Banyak aspek yang harus dipahami oleh seorang bidan , diantaranya :
a. Aspek Fisik
Seluruh anggota badan seorang bidan termasuk bagian-
bagiannya. Artinya bidan harus mengenali dan memahami kondisi
jasmaniahnya dengan segala potensinya.
Contoh : Apakah kondisi jasmani seorang bidan itu sehat?
Apakah kondisi jasmaniahnya normal dan sebagainya. Hal ini
penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan tepat
dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.
b. Aspek Psikis
Adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan.
Contoh : Bagaimana kecerdasan yang dimiliki bidan itu? Serta
bagaimana ia mengatur emosinya. Sehingga bidan mampu
menyikapi pilihan-pilihan karir dan masa depan juga mampu
menempatkan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain
c. Aspek Minat.
Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek
tertentu. Hal ini penting untuk dipahami seorang bidan ,karena
dengan adanya minat yang kuat terhadap obyek pilihan maka
prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian
juga sebaliknya. Contohnya : penanaman minat terhadap diri
seorang bidan terhadap berbagai obyek positif, sehingga timbul
rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.
d. Aspek Bakat.
Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang
sejak lahir dan bersifat menurun ( genetik ).

4
Seperti : Pentingnya seorang bidan memahami bakat agar
mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat
berkembang dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan
prasarana.
e. Aspek Cita-cita.
Cita-cita adalah gambaran diri yang ada pada diri
seseorang. Ada yang menyebut “Potret Diri” seseorang. Artinya
apabila bidan mengatakan dengan lisan, seperti contohnya : “Cita-
cita saya ingin menjadi seorang Bidan”. Bidan harus memahami
apakah dirinya sudah memiliki potret diri menjadi seorang bidan.
Sudah tergambarkah secara keseluruhan dalam diri individu
kriteria, syarat-syarat dan sebagainya yang mutlak harus dipenuhi
untuk bisa menjadi anggota Bidan. Hal ini penting untuk dipahami
dengan cermat gambaran dirinya, sehingga ia benar-benar mampu
dan dapat memilih karir sesuai dengan cita-citanya.
f. Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok
Hal ini penting juga untuk dipahami oleh bidan ,
kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam
menjalani kehidupan ini.
Contoh : Apakah hidup ini hanya untuk makan atau makan
untuk hidup. Apakah individu hanya menginginkan kebutuhan
jasmani saja, atau individu disamping perlu kebutuhan-kebutuhan
untuk jasmani,juga memerlukan kebutuhan bathin, dan sebagainya.
Misalnya : makan, minum, keamanan, kasih sayang, rekreasi,
aktualisasi diri, sosialisasi, dan sebagainya.
g. Aspek Gaya Hidup
Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang
berbeda antara satu dengan lainnya.
Contoh : Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang
ingin bergaya hidup biasa-biasa saja atau bergaya hidup sederhana.
Oleh karena itu gaya hidup atau “life style”, ini perlu dipahami

5
dengan benar. Individu hendaknya menyesuaikan dengan
kemampuannya, sehingga dalam menyikapi hidup ini tidak
diperbudak oleh hawa nafsunya. Ketrampilan, kerja keras,
pengalaman dan sebagainya akan mempermudah untuk
memutuskan gaya hidup seseorang.

D. Teknik Dan Strategi Pemahaman Diri


Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non
tes. Tes dan non tes merupakan salah instrument untuk memahami
individu dalam keseluruhan layanan konseling. Masing-masing instrument
tersebut memiliki karakteristik dalam penggunaannya. Teknik-teknik
tersebut, diantaranya:
a. Teknik Tes
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, pada umumnya
tes yang digunakan untuk memperoleh data klien adalah tes
inteligensi, tes bakat, tes kepribadian (minat, kecenderungan
kepribadian), dan tes prestasi belajar.
Contoh : Pada tahap sebelum konseling hasil informasi tes
digunakan konselor sebagai bahan pertimbangan, yaitu untuk
menentukan jenis layanan apakah yang akan diberikan konselor
kepada klien, untuk menentukan fokus masalah yang dialami klien,
dan sebagai salah satu bahan diagnosis dari proses yang
berkesinambungan dan dipadukan dengan hasil analisis yang lain.
Misalnya informasi dari teknik non testing : observasi, wawancara,
sosiometri, kuesioner, biografi.
Pada tahap proses konseling informasi hasil tes digunakan
untuk menafsirkan prognosis dengan memberikan alternatif-
alternatif tindakan tentang pendekatan, metode, teknik, dan alat
mana yang digunakan dalam upaya membantu pemecahan masalah
yang dialami klien. Berdasarkan hasil tes konselor mendapatkan
pelengkap data khususnya mengenai sifat-sifat kepribadian klien

6
yang selama ini belum dapat terungkap melalui teknik non tes,
sehingga diharapkan hasil informasi tes tersebut dapat membantu
kerangka berpikir konselor di dalam merefleksi perasaan klien.
Di samping itu, informasi hasil tes disampaikan kepada
klien dengan harapan klien lebih mengenali dirinya sendiri
sehingga klien mampu mengembangkan harapan-harapan yang
realistis dalam proses konseling. Pada tahap akhir konseling
informasi hasil tes digunakan untuk memberikan bantuan dalam
membuat keputusan-keputusan dan rencana-rencana untuk masa
depan dengan alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Selain
itu juga merupakan sumbangan yang berarti bagi klien untuk
proses perencanaan dan pilihan tindak lanjut, berkaitan tentang
dirinya sendiri dalam hubungannya dengan fakta sekarang yang
ada.
b. Teknik Non Tes
Konselor pada umumnya memahami dan terampil
menggunakan teknik non tes dalam melakukan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Contoh teknik non tes dimaksud antara lain : observasi,
kuesioner, wawancara, inventori (DCM, AUM, ITP), dan
sosiometri. Konselor sejak kuliah sudah berlatih secara intensif
menyusun dan menggunakan teknik non tes untuk memahami
individu dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling. Hal
tersebut berlanjut sampai mereka bekerja di lapangan. Sementara di
sisi lain keterampilan menggunakan teknik tes sangat terbatas
karena tes terstandar sudah siap pakai, dan penggunaannya terikat
kode etik yang ketat sebagaimana disebutkan dalam Kode Etik
Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Suatu jenis tes hanya diberikan oleh konselor yang
berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. Konselor

7
harus selalu memeriksa dirinya apakah mempunyai wewenang
yang dimaksud. Adapun aturan-aturan konselor, diantaranya:
1. Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang
sifat atau ciri kepribadian subjek untuk kepentingan pelayanan
2. Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada klien
dan orang tua mengenai alasan digunakannya tes disamping arti
dan kegunaannya
3. Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat
pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi tes tersebu
4. Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain
yang telah diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain.
Dalam hal ini data hasil testing wajib diperlakukan setara
dengan data dan informasi lain tentang klien
5. Hasil testing hanya diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada
hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien

Adapun strategi dalam pemahaman diri dapat diterangkan sebagai


berikut :
1. Memahami karakteristik fisik
Fisik merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipahami dan
dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan karir atau
berkarir. Tercakup ke dalam faktor fisik yang perlu dipahami, antara
lain, tinggi dan berat badan, bentuk tubuh, dan kesehatan tubuh.
Pentingnya faktor fisik tersebut dipahami terkait erat dengan berbagai
variabel diri yang dapat berpengaruh pada perkembangan seseorang,
lebih-lebih pada perkembangan karir masa depannya.
Contohnya : untuk menjadi pramugari diperlukan fisik yang relatif
tinggi dengan tingkat kesehatan yang relatif stabil.
2. Memahami kamampuan dasar umum (IQ)

8
Kemampuan dasar umum atau IQ (Intelligence Quotion) adalah
kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dengan cepat. Jika
kreativitas merupakan kemampuan memecahkan masalah
secara divergent, yakni dengan menggunakan kemampuan berpikir
dari berbagai arah, kecerdasan dalam artiintelligence merupakan
kemampuan memecahkan masalah secara konvergent, yakni
kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berpikir
memusat dan mendalam.
3. Memahami kemampuan dasar khusus (bakat)
Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Perbedaan
itu terletak pada jenis bakat, yang satu berbakat musik, yang lain
berbakat mengoperasikan angka-angka, dan yang lain lagi berbakat
teknik. Selain itu, perbedaannya terletak pula pada derajat atau tingkat
pemilikan bakat tertentu.
Contoh : Seseorang dapat diketahui dan ditentukan bakatnya
melalui tes, yang disebut tes bakat. Tes bakat dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu (1) tes bakat umum dan (2) tes bakat khusus. Tes
bakat umum dirancang untuk mengungkap bakat dalam jangkauan
yang lebih luas, terutama kaitannya dengan tugas-tugas atau pekerjaan
sekolah. Tes bakat khusus antara lain tes bakat musik, bakat seni, bakat
mekanika, dan bakat klerikal.
Jenis tes bakat yang sering digunakan sampai saat ini adalah DAT
(Defferential Aptitude Tes), tes bakat pembedaan. Dengan tes ini
seseorang dapat diketahui bakatnya. Contonya : bakat seni, bakat
berbahasa, dan bakat eksak. Tes bakat ini biasa dilakukan oleh
psikolog dan konselor, seperti pada tes intelegensi.

Melalui tes DAT dapat dideteksi tujuh bakat berikut ini.


1. Bakat berbahasa (verbal comprehension).
2. Bakat mengingat (Memory)

9
3. Bakat berpikir logis (Reasoning)
4. Bakat pemahaman ruang (Spatial Faktor)
5. Bakat bilangan (Numerical Ability)
6. Bakat menggunakan kata-kata (Wored Fluency)
7. Bakat mengamati dengan cepat dan cermat (Perceptual Speed)
4. Memahami Minat
Arti Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu.
Berbeda dengan inteligensi dan bakat, determinan perkembangan
minat adalah faktor lingkungan. Akibatnya, minat cenderung berubah-
ubah sesuai dengan tuntutan lingkungan, kecuali jika individu sudah
memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri pada objek
yang diminatinya.

E. Pengetahuan Ketrampilan dan sikap konselor


Sebagai seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya akan tergantung
pada tiga aspek yaitu aspek kognitif , aspek psikomotor, dan aspek afektif
(perasaan, sifat, sikap). Pengetahuan menunjukkan aspek ognitif,
keterampilan menunjukkan aspek psikomotor dan sikap menunjukkan
aspek afektif. Tanpa pengetauan yang cukup semua yang dilakukan tidak
akan mempunyai dasar ilmu yang benar, jika tidak mempunyai
keterampilan juga akan membahayakan pasien dan sikap yang baik akan
mendukung pekerjaan bidan dalam memberikan pelayanan.
Pengetahuan yang harus dimiliki bidan tidak hanya pengetahuan
kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan
dalam bidang psikologi, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan,
keluarga berencana, kesehatan neonates, bayi dan balita, ilmu sosial
budaya, pengetahuan tentang hubungan antar manusia, pengetahuan
interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan sebagainya.
Keterampilan yang perlu dimiliki seorang bidan tentunya semua
keterampilan yang sesuai dengan kompetensi bidan.

10
Contoh : dalam komunikasi dan konseling keterampilan yang harus
dapat dikuasai bidan adalah terampil membantu memecahkan masalah
yang dihadapi klien, terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal,
terampil dalam menggunakan alat bantu visual untuk memberi informasi,
terampil dalam menghadapi masalah genting, terampil mengambil
keputusan dan sebagainya.
Adapun sikap utama yang harus dimiliki bidan adalah mempunyai
motivasi tinggi untuk membantu orang lain, bersikap ramah, sopan,
santun, memerima klien apa adanya, empati terhadap klien, membantu
dengan ikhlas dan terbuka terhadap pendapat orang lain.
Menurut Carl Rogers agar konseling efektif ada tiga kualitas diri
(sikap) yang sebaiknya dimiliki oleh konselor yaitu:

1. Empati : Memandang dengan kerangka pikir klien, berusaha


memahami dan berpikir bersama klien.
2. Otentik : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri
sendiri, yang dialami dan dirasakan selaras, tidak berpura-pura.
3. Unconditional positif regart atau Acceptance : menerima klien apa
adanya, tanpa syarat, menghormati dan menghargai.

F. Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K


Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan
melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Seorang bidan perlu
memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang
berbeda-beda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang
dengan berbagai karakteristik.
Contohnya : Bidan harus mampu memahami untuk bisa
menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien.
Serta bagaimana harus mengambil sikap, dan menghindari hal yang tidak
diinginkan. Bayangkan jika bidan tidak memahami dirinya sendiri, dia
tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Seperti bidan itu mudah marah,

11
dan saat dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang
keadaan yang dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan
emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga hanya
memperkeruh suasana. Lain halnya jika bidan tersebut mampu memahami
bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha untuk meredam
kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat
semata. Bidan yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit
memahami apa yang di alami klien, sehingga bidan tidak akan bisa
berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien
apa adanya. Sehingga seorang bidan harus mengetahui bagaimana dia
harus mengambil sikap, dan ia bisa menghindarkan dari hal – hal yang
tidak diinginkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemahaman diri itu penting, karena paham akan diri sendiri berarti
kita sudah tau benar akan diri kita, tidak hanya kelebihan dan kekurangan,
namun tujuan hidup kita, serta arahan hidup bisa kita fokuskan ke satu
titik, karena sebgaian orang hanya meihat kelebihan orang lain tanpa
melihat diri sendiri yang juga memiliki kelebihan, timbul masalah dimana
seseorang merasa minder, kurang percaya diri dan merasa iri terhadap
orang lain, namun diantara mereka justru ingin memiliki kelebihan seperti
kamu.

B. Saran
Jangan merasa minder, kurang percaya diri, ataupun iri terhadap
orang lain, percaya akan diri sendiri, karena sebaliknya mereka ingin
memiliki kelebihan seperti kamu, namun kamu belum bisa melihat
kelebihan itu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tyas Siti dan Tim. 2008. Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya

Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan.Jakarta:Selemba


Medika
Octa Dwienda Ristica, dkk,Ed.1. 2015. Cara Mudah Menjadi Bidan yang
Komunikatif,Yogyakarta :Deepublish

14
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Pemahaman Diri”. Telah


dikoresi oleh dosen penanggung jawab dan telah dikoreksi oleh tim.

Jakarta, 23 Agustus 2019


Dosen Penanggung Jawab

Dra. Henny Novita, SST., MA.Kes

Anda mungkin juga menyukai