Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus


dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau
memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Dalam mempelajari manjemen kebidanan diperlukan pemahaman mengenai dasar-
dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting
sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manjemen kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu manajemen kebidanan?
b. Bagaimana proses dokumentasi manajemen kebidanan?
c. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam proses manajemen tersebut?

1.3 Tujuan Makalah


a. Mengetahui apa itu manajemen kebidanan
b. Mengetahui proses dokumentasi manajemen kebidanan
c. Memahami langkah-langkah yang dilakukan dalam proses manajemen
kebidanan

1.4 Manfaat Makalah


Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang manjemen
kebidanan dan dapat menerapkan atau melakukannya di masa yang akan datang.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berpikir logis sistematis.


Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan
dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya. Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber diantaranya :

Menurut buku 50 tahun IBI, 2007. Manajemen kebidanan adalah pendekatan


yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Depkes RI, 2005. Manajemen kbidanan adalah metode dan


pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

Menurut Helen Varney (1997). Manajemen kebidanan adalah proses


pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemua-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus
pada klien.

2
2.2 Proses Dokumentasi Manajemen Kebidanan

Verney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan, biadn harus


memiliki kemampuan berpikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau
masalah potensial kebidanan, juga diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja
sama. Bila seorang pasien/klien datang meminta bantuan pada bidan, maka langkah
awal dari kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah kemudian
menganalisis masalah tersebut. Langkah-langkah dalam proses manajemen tersebut
sebagai berikut.

2.2.1 Pengkajian data


Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan
data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penerimaan data dalam
catatan harian sebelum didokumentasikan.
a. Data Subjektif
 Informasi yang dicatat mencakup identitas, seperti nama jelas yang
lengkap, umur, alamat, pekerjaan, agama, juga pendidikan.
 Keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien
(anamnesis)
 Riwayat menstruasi, seperti menarche, siklus emnstruasi, lamanya,
banyaknya darahh yang keluar, aliran darah yang keluar, menstruasi
terakhir,atau gangguan sewaktu menstruasi.
 Riwayat perkawinan, seperti banyaknya perkawinan dan usia
perkawinan pertama.
 Riwayat kehamilan dan persalinan
 Riwayat ginekologi
 Riwayat keluarga berencana
 Riwayat kehamilan
 Gambaran penyakit yang lalu

3
 Riwayat penyakit keluarga
 Keadaaan sosial budaya
b. Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksan khusus
dan pemeriksaan penunjang, seperti: hasil laboratorium VRDI, HIV,
pemeriksaan radiodiagnostik ataupun USG yang dilakukan sesuai dengan
beratnya masalah.
Data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan
pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan dan
menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga menunjukkan
fakta yang bertujuan untuk menunjukkan fakta berdasarkan kumpulan
data. Data yang telah diolah, dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.

2.2.2 Penentuan Diagnosis


Setelah menentukan masalah dan masalah utama selanjatnya bidan
memutuskan dalam suatu pernnyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud
mencakup masalah potensial da prognosis hasil dari perumusan masalah yang
merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut dengan
diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan, pengetahuan
keprofesian bidan sangat diperlukan.
Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut.
a. Kondisi pasien terkait dan masalahnya.
b. Masalah utama dan penyebabutamanya terhadap risiko.
c. Masaah potensial
d. Prognosis.

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai


berikut :

4
a. Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemi
ibu hamil, retensio plasenta, planena previa, dan lain-lain.
b. Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan
didukung oleh data subjektit dan objektif seperti cemas, potensial atonia
uteri, dan lain sebagainya.
c. Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya
penyuluhan gizi pada ibu hamil

2.2.3 Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana
kegiatannya, maka rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah
yang dilakukan bidan dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan
masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah
penulisan rencana kegiatan adalah sebagal berikut :
a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di dalam tujuan
tersebut.
c. Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan
yang akan dicapai. Mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan sesuai dengan tujuan masing-masing yang
sudah ditentukan.
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan
Dalam rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan keberhasilan
tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan perlu dicatat untuk mengukur
kebrhasilandari pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan
mengikuti kriteria dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka masalah

5
telah dapat diatasi dan apabila terjadi kesenjangna atau ketidaksesuaian, maka
bidan harus kembali ke langkah pertama.

2.2.4 Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efesien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Misalnya, memastikan langkah langkah tersebut benar
terlaksana.
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab
dalam penatalaksanaan asuhan klien sesuai rencana asuhan bersama yang
menyeluruh. Penatalaksanaan yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Mengkaji ulang apakah semua
rencana asuhan telah dilaksanakan.

2.2.5 Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi
tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
kebidanan yang dilakukan.
langkah ini dilakukan keefektifan asuhan yang sudah diberian,
meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan
masalah. Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif
pelaksanaannya.

6
Ada kemungkinan sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses penatalaksanaan asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan sehingga perlu mengulang kembali setiap
asuhan yang tidak efektif serta melakukan penyesuaian rencana.
Langkah-langkah proses penatalaksan umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakan
serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut
berlangsung dalam situasi klinis dan langkah terakhir bergantung pada klien
dan situasi klinis, tidak mungkin proses penatalaksanaan ini dievaluasi dalam
bentuk tulisan saja.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen kebidananadalah suatu metode proses berpikir logis sistematis


dan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arahan dalam
menangani kasus. Dalam proses manajemin, terdapat beberapa langkah seperti
pengkajian data, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Langkah langkah tersebut dilakukan guna agar bidan memiliki kemampuan berpikir
secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan, juga
diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja sama.

Saran

Sebagai seorang bidan setelah melakukan asuhan kebidanan dituntut untuk


mendokumentasikan dalam catatan pasien atau rekam medic. Oleh karena itu, kita
sebagai bidan harus mengetahui hal hal tentang dokumentasi karena dokumentasi ini
sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung-gugatan bidan terhadapapa yang telah
dilakukan dalam pelayanan kebinan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani, dwana. et. al. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Purwandani, Atik. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Wildan, Moh dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai