Anda di halaman 1dari 20

YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR

AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA


JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

MODUL
AJAR MATA
KULIAH :
KESEHATAN REPRODUKSI DAN
KELUARGA BERENCANA

Pertemuan 2
“Konsep Gender Dalam Kesehatan
Reproduksi” Dosen : Kurnia DR,
SST,M.Kes

YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS


MARINIR AKADEMI KEBIDANAN KERIS
HUSADA
Jl. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Jakarta Selatan Telp 021 -

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

78845502 website : akbidkerishusada.ac.id

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

PERTEMUAN 2
KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI
A. Pokok
Bahasan
Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi

B. Sub Pokok
Bahasan
1. Definisi Gender
2. Peran Gender
3. Diskriminasi Gender dan bentuk ketidakadilan gender
4. Keterkaitan Gender dengan kesehatan reproduksi
5. Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan

C. Tujuan
Pertemuan 2

Setelah mengikuti perkuliahan pada pertemuan 1 ini diharapkan mahasiswa :

1. Mampu Memahami konsep gender kesehatan reproduksi


2. Mampu menjelaskan Definisi Gender
3. Mampu menjelaskan Peran Gender
4. Mampu menjelaskan Diskriminasi Gender dan bentuk ketidakadilan gender
5. Mampu menjelaskan Keterkaitan Gender dengan kesehatan reproduksi
6. Mampu menjelaskan Pengaruh Gender Terhadap Kesehatan Reproduksi
Perempuan

1. Tanggal Pertemuan : Senin dilanjutkan Selasa , 13-14 September 2021 Pukul


15.30 - 17.10 dan 08.00 – 09.40 : ( T: 100 menit dan P : 100 menit)

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

PERTEMUAN 2
KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

Adik mahasiswa, selamat bertemu Kembali di pertemuan ke 2 dengan topik Konsep Gender
dalam Kesehatan Reproduksi. Topik ini akan membahas hal yang berhubungan dengan isu
gender dalam kesehatan reproduksi dan penanganannya.

A. Pengertian Gender Dan Seksualitas


1. Gender
Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan perbedaan fungsi,
perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial
yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan
sesorang yang dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang lahir
sebagai laki-laki atau perempuan. (WHO 1998).
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan
tanggung jawab antara perempuan dan atau laki–laki yang merupakan hasil konstruksi
sosial budaya dan dapat berubah dan atau diubah sesuai dengan perkembangan
zaman. Gender (Bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis kelamin. Namun jenis
kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis,
tetapi lebih memfokuskan perbedaan peranan antara pria dengan wanita, yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya
masyarakat yang bersangkutan.
2. Seks ( Jenis Kelamin )
Jenis kelamin merupakan perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir. jenis kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan
perempuan, dimana laki- laki memproduksikan sperma, sementara perempuan
menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan
menyusui.
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang telah ditentukan oleh Allah SWT
berdasarkan fungsi biologis. Seks berarti pria ataupun wanita yang pembedaannya
berdasar pada jenis kelamin, sex lebih merujuk pada pembedaan antara pria dan
wanita berdasar pada jenis kelamin yang ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh dan
genetiknya. Perbedaan seperti ini lebih sering

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

disebut sebagai perbedaan secara biologis atau bersifat kodrati dan sudah melekat
pada masing-masing individu sejak lahir.

B. Seksualitas / Jenis Kelamin


Seks berkaitan dengan karakteristik biologis dan fisik seperti genital, organ
reproduksi, kromosom dan hormone, yang membedakan laki laki dan perempuan.
merupakan identitas biologis
Aktifitas Seksual adalah Penggunaan alat kelamin untuk penikmatan atau
membentuk keturunan
Orientasi seksual adalah orientasi yang terkait dengan pilihan partner seks untuk
aktifitas seksual maupun hubungan-hubungan emosional dalam jangka panjang,
atau terkait dengan kombinasi-kombinasi seksual.

Menurut Masters, jhonson dan kolodny (1992} seksualitas menyangkut


berbagai dimensi yang sangat luas. Diantaranya adalah
1. Dimensi biologis
Berdasarkan dimensi ini, seksualitas berhubungan erat dengan bagaimana
manusia menjalani fungsi seksual, sesuai dengan identitas jenis kelaminnya dan
bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi,emosi,motivasi, perilaku)
terhadap seksualitas, itu sendiri, serta bagaimana dampak psikologis dari
keberfungsian seksualitas dalam kehidupan manusia
2. Dimensi Sosial
Dimensi sosial melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar
manusia, bagaiman seseorang beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
tuntutan peran dari lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi peran dalam
kehidupan manusia.
3. Dimensi kultural moral
Dimensi ini menunjukan bagaimana nilai-nilai budaya dan moral mempunyai
penilaian terhadap seksualitas. Misalnya dinegara Timur orang belum ekspresif
mengungkapkan seksualitas berbeda dengan negara barat, seksualitas di
negara-negara barat umumnya menjadi hak asai manusia. Berbeda dengan
moralitas islam misalnya menganggap bahwa seksualitas sepenuhnya adalah
hak Tuhan, sehingga penggunaan dan pemanfaatannya

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

dilandasi pada norma-norma agama yang sudah mengatur kehidupan seksualitas


manusia secara lengkap.

Ruang Lingkup Seksualitas

1. Seksual biologis  Komponen yang mengandung beberapa ciri dasar seks


yang terlihat pada individu yang bersangkutan (kromosom, hormon, serta ciri-
ciri seks primer dan sekunder)
2. Identitas seksual  Adalah konsep diri pada individu yang menyatakan
dirinya, keluarga (orang tua) sebagai laki –laki atau perempuan
3. Perilaku Seksual Yaitu orientasi seksual dari seoran individu yang
merupakan dua unsur yang sulit dipisahkan yaitu tingkah laku seksual dan
tingkah laku jender. Tingkah laku seksual didasari oleh dorongan seksual
untuk mencari kepuasan seksual:yaitu orgasmus.
4. Tingkah laku gender adalah tingkah laku dengan konotasi maskulin atau
feminim di luar tingkah laku seksual. Dalam perkembangan seksualitas
perilaku seksual mulai mulai muncul sejak kecil dalam bentuk yang berbeda.
Perilaku seksual ini makin disadari ketika usia remaja

Tujuan Seksual

Secara umum meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia, secara khusus ada


yaitu:

1. Prokreasi (menciptakan atau meneruskan keturunan)


2. rekreasi (memperoleh kenikmatan biologis/ seksual)

C. Gender
Gender berasal dari kata “gender” (bahasa Inggris) yang diartikan sebagai jenis
kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial
budaya dan psikologis.
Pada prinsipnya konsep gender memfokuskan perbedaan peranan antara pria
dengan wanita, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai
sosial budaya masyarakat yang bersangkutan

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

D. Peran Gender
Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin
seperti halnya peran kodrati
Peran gender juga dapat berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan :
pendidikan, teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran jender dapat
ditukarkan antara pria dengan wanita
Beberapa status dan peran yang dicap cocok atau pantas oleh masyarakat
untuk pria dan wanita sebagai berikut :
Perempuan: Pria:

• ibu rumah tangga. • kepala keluarga/ rumah tangga.


• bukan pewaris. • pewaris
• tenaga kerja domestik • tenaga kerja publik
(urusan rumah tangga). (pencari nafkah).
• pramugari. • pilot.

Dalam kenyataannya, ada pria yang mengambil pekerjaan urusan rumah tangga, dan
ada pula wanita sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga mereka, sebagai
pilot, pencangkul lahan dan lain-lain.
Dengan kata-kata lain, peran gender tidak statis, tetapi dinamis (dapat berubah atau
diubah, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi).

Peran Gender Tebagi 3 yaitu


1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun
untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor
publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan
urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan
alat-alat rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran
reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestic

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk


berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong
dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan
Bersama

4. Peran Kodrati adalah Peran yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
Contoh Peran Kodrati wanita dan laki laki
Peran
Kodrati
Wanita: Pria:

• Menstruasi • Membuahi sel telur wanita


• Mengandung
• Melahirkan
• Menyusui dengan air susu ibu
• Menopause
• Peran Kodrati

E. Perbedaan Gender Dan Seks (Jenis Kelamin)


Berikut adalah table yang menjelaskan tentang perbedaan antara Gender dengan
Jenis Kelamin beserta contoh nya

SEKS CONTOH GENDER CONTOH


Tidak dapat di ubah Jenis kelamin Dapat di ubah Peran dalam
kegiatan sehari hari
Tidak dapat di Jakun pada laki- Dapat di Peran istri
pertukarkan laki, payudara pertukarka dapat
pada perempuan n digantikan
suami dalam
mengasuh
anak, memasak dll
Berlaku Status Tergantung Sikap dan
sepanjang masa sebagai kepada perilaku

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

lakilaki dan kebudayaan keluarga lebih


perempuan tidak mengutamakan laki

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

pernah berubah laki daripada


sampai kita mati perempuan selalu
Berlaku dimanapun berada Dirumah, Tergantung Pembatasan
di kampus pada budaya kesempatan di
ataupun di mana setempat bidang pekerjaan
sorang laki- laki terhadap
tetap lakilaki dan perempuan di
perempuan tetap banding lakilaki
perempuan karena budaya
setempat
Merupakan Ciri utama laki- Bukan Sifat atau
kodrat Tuhan laki berbeda merupakan mentalitas antara
kodrat Tuhan lelaki dengan
perempuan
dengan
perempuan bisa
sama
Ciptaan Tuhan Perempuan bisa Buatan Manusia Laki-laki dan
haid, hamil, perempuan
melahirkan dan berhak menjadi
menyusui calon ketua RT,
sedangkan laki- RW, kepala desa
laki bahkan presiden
tidak bisa

F. Issu Peran Gender


1. Mencari nafkah.
2. Memasak.
3. Mengasuh anak.
4. Mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga
5. Tolong-menolong antar tetangga dan gotong-royong dalam menyelesaikan
pekerjaan milik bersama.
6. Dan lain-lain.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

G. Issue Mengenai Peran Gender


1. Masalah perempuan dan kemiskinan terjadi karena kemiskinan struktural akibat
kebijaksanaan pembangunan dan sosial budaya yang berlaku
2. Kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi perempuan meningkatkan posisi
tawar- menawar menuju kesetaraan gender
3. Masalah kesehatan wanita dan hak reproduksi yang kurang mendapatkan
perhatian dan pelayanan yang memadai
4. Kekerasan fisik atau non fisik terhadap perempuan dalam rumah tangga maupun
tempat kerja tanpa perlindungan hukum
5. Perlindungan dan pengayoman terhadap hak2 asasi perempuan secara sosial
maupun hukum masih lemah
6. Keterbatasan akses perempuan terhadap media massa, sehingga ada
kecenderungan media informasi menggunakan tubuh wanita sebagai media
promosi dan eksploitasi murahan
7. Perempuan paling rentan terhadap pencemaran lingkungan seperti air bersih,
sampah industri dan pencemaran lingkungan yang lain
8. Terbatasnya kesempatan dalam potensi diri perempuan
9. Terbatasnya lembaga2 dan mekanisme yang memperjuangkan perempuan
10. Perempuan yang berada didaerah konflik dan kerusuhan, banyak yang menjadi
korban kekejaman dan kekerasan
11. Terbatasnya akses ekonomi perempuan untuk berusaha dibidang ekonomi
produktif termasuk mendapatkan modal dan pelatihan usaha
12. Keikutsertaan perempuan dalam merumuskan dan mengambil keputusan dalam
keluarga, masyarakat dan negara masih terbatas

H. Isu Gender dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi


Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan
perempuan.Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama terkena dampak dan
gender steriotipi masingmasing. Misalnya sesuai dengan pola perilaku yang
diharapkan sebagai laki-laki, maka lakilaki dianggap tidak pantas memperlihatkan
rasa sakit atau mempertunjukkan kelemahan- kelemahan serta keluhannya.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

Perempuan yang diharapkan memiliki toleransi yang tinggi, berdampak terhadap


cara mereka menunda-nunda pencarian pengobatan, terutama dalam situasi social
ekonomi yang kurang dan harus memilih prioritas, maka biasanya perempuan
dianggap wajar untuk berkorban.Keadaan ini juga dapat berpengaruh terhadap
konsekuensi kesehatan yang dihadapi laki-laki dan perempuan. Empat isu gender
dalam berbagai siklus kehidupan yaitu:
1. Isu Gender di Masa Kanak-Kanak.
Isu gender pada anak-anak laki-laki, misalnya: pada beberapa suku tertentu,
kelahiran bayi laki-laki sangat diharapkan dengan alasan, misalnya laki-laki
adalah penerus atau pewaris nama keluarga; laki-laki sebagai pencari nafkah
keluarga yang handal; laki-laki sebagai penyanggah orang tuanya di hari tua.
Dan perbedaan perlakuan juga berlanjut pada masa kanak-kanak. Pada masa
kanak-kanak, sifat agresif anak laki-laki serta perilaku yang mengandung resiko
diterima sebagai suatu kewajaran, bahkan didorong kearah itu, karena dianggap
sebagai sifat anak laki-laki. Sehingga data menunjukkan bahwa anak laki- laki
lebih sering terluka dan mengalami kecelakaan.
2. Isu Gender Pada Anak Perempuan.
Secara biologis bayi perempuan lebih tahan daripada bayi laki-laki terhadap
penyakit infeksi di tahun-tahun pertama kehidupannya. Sebab itu jika data
memperlihatkan kematian bayi perempuan lebih tinggi dan bayi laki-laki, patut
dicurigai sebagai dampak dari isu gender. Di masa balita, kematian karena
kecelakaan lebih tinggi dialami oleh balita laki-laki, karena sifatnya yang agresif
dan lebih banyak gerak.
3. Isu Gender di Masa Remaja.
Isu gender yang berkaitan dengan remaja perempuan, antara lain: kawin muda,
kehamilan remaja, umumnya remaja puteri kekurangan nutrisi, seperti zat besi,
anemia. Menginjak remaja, gangguan anemia merupakan gejala umum
dikalangan remaja putri. Gerakan serta interaksi sosial remaja puteri seringkali
terbatasi dengan datangnya menarche.
Perkawinan dini pada remaja puteri dapat member tanggung jawab dan beban
melampaui usianya. Belum lagi jika remaja puteri mengalami kehamilan,
menempatkan mereka pada resiko tinggi terhadap kematian.
Remaja putreri juga berisiko terhadap pelecehan dan kekerasan seksual, yang
bisa terjadi di dalam rumah sendiri maupun di luar rumah. Remaja putri juga bisa
terkena isu berkaitan dengankerentanan mereka yang lebih tinggi terhadap
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

perilaku-perilaku

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

stereotipe maskulin, seperti merokok, tawuran, kecelakaan dalam olah raga,


kecelakaan lalu lintas, ekplorasi seksual sebelum nikah yang berisiko terhadap
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan: IMS, HIV/AIDS.
4. Isu Gender di Masa Dewasa.
Pada tahap dewasa, baik laki-laki maupun perempuan mengalami masalah-
masalah kesehatan yang berbeda, yang disebabkan karena faktor biologis
maupun karena perbedaan gender. Perempuan menghadapi masalah kesehatan
yang berkaitan dengan fungsi alat reproduksinya serta ketidaksetaraan gender.
Masalah-masalah tersebut, misalnya konsekwensi dengan kehamilan dan ketika
melahirkan seperti anemia, aborsi, puerperal sepsis (infeksi postpartum),
perdarahan, ketidakberdayaan dalam memutuskan bahkan ketika itu
menyangkut tubuhnya sendiri (“tiga terlambat”).
Sebagai perempuan, dia juga rentan terpapar penyakit yang berkaitan dengan
IMS dan HIV/AIDS, meskipun mereka sering hanya sebagai korban. Misalnya:
metode KB yang hanya difokuskan pada akseptor perempuan, perempuan juga
rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan ditempat kerja, dan
diperjalanan.
5. Isu Gender di Masa Tua.
Di usia tua baik laki-laki maupun perempuan keadaan biologis semakin menurun.
Mereka merasa terabaikan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan mereka
secara psikologis dianggap semakin meningkat. Secara umum, umur harapan
hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Namun umur panjang
perempuan berisiko ringkih, terutama dalam situasi soaial-ekonomi kurang.
Secara kehidupan social biasanya mereka lebih terlantar lagi, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan yang semakin banyak dan semakin tergantung
terhadap sumber daya. Osteoporosis banyak diderita oleh perempuan di masa
tua, yaitu delapan kali lebih banyak dari pada laki-laki.
Depresi mental jugga lebih banyak diderita orang tua, terutama karena merasa
ditinggalkan.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan


perempuan. Hal ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi antara lain karena hal berikut :
1. Masalah kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia
seperti masalah inces yang terjadi pada masa anak-anak dirumah, masalah
pergaulan bebas
, kehamilan remaja.
2. Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi
seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat
kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara social atau
biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS.
3. Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan
perempuan. Namun keterlibatan, motivasi serta partisipasi laki-laki dalam
kesehatan reproduksi dewasa ini masih sangat kurang.
4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya
berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi
untuk memperbaiki kesehatan reproduksi harus dipertimbangkan pula
kebutuhan, kepedulian dan tanggung jawab laki-laki.
5. Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga (kekerasan
domestik) atau perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yang
tidak setara.
6. Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan
seperti KB.
7. Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan, kaitannya
dengan kesehatan wanita, sikap dan perilaku keluarga yang cenderung
mengutamakan laki2 (tuntutan peran ganda)
8. Kesertaan ber-KB 98% perempuan , perempuan tidak mempunyai kekuatan
memutuskan metode kontrasepsi. Dalam pengambilan keputusan laki2 lebih
dominan
9. PMS  Perempuan selalu dijadikan objek intervensi dalam program
pemberantasan PMS
I. Budaya yang Mempengaruhi Gender
Sebagian besar masyarakat menganut kepercayaan yang salah tentang arti
menjadi seorang wanita, dengan akibat yang membahayakan kesehatan wanita.
Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

bertindak dengan pola-pola

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

tertentu dengan alasan mereka dilahirkan sebagai wanita/pria. Contohnya wanita


diharapkan untuk menyiapkan masakan, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan
pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga serta melindungi keluarga
dari ancaman.
Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin, adalah hasil
rekayasa masyarakat. Masyarakat menghubungkan jenis kelamin seseorang dengan
perilaku tertentu yang seharusnya dilakukan biasanya disebut dengan area ”
kegiatan wanita” dan ”kegiatan laki-laki”. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke
daerah lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang
dianut oleh masyarakat tersebut.
Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat,
tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya: di dalam suatu
masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah
tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan
yang bisa mereka pegang.
Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya.
Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-
laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
J. Diskriminasi Gender
Pada hakikatnya, manusia memiliki kedudukan yang setara antara laki-laki
dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat, harkat, dan martabat yang
sama. Namun dalam perjalanan kehidupan manusia, banyak terjadi perubahan
peran dan status atas keduanya, terutama dalam masyarakat.
Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan dan membudaya. Dan
berdampak pada terciptanya perlakuan diskriminatif terhadap salah satu jenis
kelamin sehingga muncul istilah gender yang mengacu pada perbedaan peran
antara laki-laki dan perempuan yang terbentuk dari proses perubahan peran dan
status tadi baik secara sosial ataupun budaya.
Diskriminasi: adalah pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di
mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu
tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam
masyarakatmanusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk
membeda-bedakan yang lain.
Inti dari diskriminasi adalah perlakuan berbeda. Akibat pelekatan sifat-sifat
gender tersebut, timbul masalah ketidakadilan (diskriminasi) gender, yaitu :
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

1. Marginalisasi (Peminggiran)
Proses marginalisasi (peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan
kemiskinan, banyak terjadi dalam masyarakat. Marginalisasi perempuan sebagai
salah satu bentuk ketidakadilan gender. Sebagai contoh, banyak pekerja
perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program pembangunan
seperti internsifikasi pertanian yang hanya memfokuskan petani laki-laki.
Perempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan pertanian dan industri
yang lebih memerlukan keterampilan yang biasanya lebih banyak dimiliki laki-
laki.Selain itu perkembangan teknologi telah menyebabkan apa yang semula
dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang umumnya
dikerjakan oleh tenaga laki-laki.
2. Subordinasi (Penomorduaan)
Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Sudah
sejak dahulu ada pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran
perempuan lebih rendah dari lakilaki.Banyak kasus dalam tradisi, tafsiran ajaran
agama maupun dalam aturan birokrasi yang meletakan kaum perempuan sebagai
subordinasi dari kaum laki-laki.
Kenyataan memperlihatkan bahwa masih ada nilai-nilai masyarakat yang
membatasi ruang gerak terutama perempuan dalam kehidupan. Sebagai contoh
apabila seorang isteri yang hendak mengikuti tugas belajar, atau hendak
berpergian ke luar negeri harus mendapat izin suami, tetapi kalau suami yang
akan pergi tidak perlu izin dari isteri.
3. Pandangan Stereotype (Citra Baku)
Stereotipe dimaksud adalah citra baku tentang individu atau kelompok yang
tidak sesuai dengan kenyataan empiris yang ada. Pelabelan negatif secara umum
melahirkan ketidakadilan.
Salah satu stereotipe yang berkembang berdasarkan pengertian gender,
yakni terjadi terhadap salah satu jenis kelamin (perempuan). Hal ini
mengakibatkan terjadinya diskriminasi dan berbagai ketidakadilan yang merugikan
kaum perempuan. Misalnya pandangan terhadap perempuan yang tugas dan
fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan
domistik atau kerumahtanggaan. Hal ini tidak hanya terjadi dalam lingkup rumah
tangga tetapi juga terjadi di tempat kerja dan masyarakat, bahkan di tingkat
pemerintah dan negara. Apabila seorang laki-laki marah, ia dianggap
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

tegas, tetapi bila perempuan marah atau tersinggung dianggap emosional dan
tidak dapat menahan diri.
Standar nilai terhadap perilaku perempuan dan laki-laki berbeda, namun
standar nilai tersebut banyak menghakimi dan merugikan perempuan. Label kaum
perempuan sebagai “ibu rumah tangga” merugikan, jika hendak aktif dalam
“kegiatan lakilaki” seperti berpolitik, bisnis atau birokrat. Sementara label laki-laki
sebagai pencari nakah utama, (breadwinner) mengakibatkan apa saja yang
dihasilkan oleh perempuan dianggap sebagai sambilan atau tambahan dan
cenderung tidak diperhitungkan.
4. Kekerasan (Violence)
Berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat
perbedaan, muncul dalam bebagai bentuk. Kata kekerasan merupakan
terjemahkan dari violence, artinya suatu serangan terhadap fisik maupun integritas
mental psikologis seseorang. Oleh karena itu kekerasan tidak hanya menyangkut
serangan fisik saja seperti perkosaan, pemukulan dan penyiksaan, tetapi juga
yang bersifat non fisik, seperti pelecehan seksual sehingga secara emosional
terusik.
Pelaku kekerasan bermacam-macam, ada yang bersifat individu, baik di
dalam rumah tangga sendiri maupun di tempat umum, ada juga di dalam
masyarakat itu sendiri. Pelaku bisa saja suami/ayah, keponakan, sepupu, paman,
mertua, anak laki-laki, tetangga, majikan.
5. Beban Ganda (Double Dourden)
Bentuk lain dari diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah beban ganda
yang harus dilakukan oleh salah satu jenis kalamin tertentu secara berlebihan.
Dalam suatu rumah tangga pada umumnya beberapa jenis kegiatan dilakukan
laki-laki, dan beberapa dilakukan oleh perempuan. Berbagai observasi,
menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari pekerjaan dalam rumah
tangga. Sehingga bagi mereka yang bekerja, selain bekerja di tempat kerja juga
masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Dalam proses pembangunan,
kenyataannya perempuan sebagai sumber daya insani masih mendapat
pembedan perlakuan, terutama bila bergerak dalam bidang publik. Dirasakan
banyak ketimpangan, meskipun ada juga ketimpangan yang dialami kaum laki-laki
di satu sisi.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10
YAYASAN KERIS SAMUDERA KORPS MARINIR
AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
JL. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Telp/Fax 021 78845502

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan


berikut! Kerjakan tugas dibawah ini, baca dengan seksama sebelum mengerjakan.

1. Banyak isue gender yang berhubungan dengan masa remaja, kaji 2 isue remaja
yang saat ini sering terjadi.
2. Kesehatan Reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan wanita, seperti
misalnya Keluarga Berencana, mengapa ?
3. Sampai saat ini motivasi dan partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih
kurang
?Jelaskan !
4. Jelaskan pelayanan kesehatan reproduksi yang berfokus pada remaja.
5. Buatlah dengan singkat konseling kesehatan reproduksi remaja!

Kerjakan Latihan ini pada buku catatan Anda dan kirimkan melalui
Google Classrom dokumen yang dikirimkan berupa 1 file pdf dapat di
foto menggunakan aplikasi camscanner bukan menggunakan foto
camera biasa.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA AKADEMI KEBIDANAN KERIS HUSADA
10

Anda mungkin juga menyukai