Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabila Nur Fauziah

AKBID KERIS HUSADA

Semester 1

Jadi kali ini saya akan berbagi kisah inspiratif dan pengorbanan seorang bidan desa yang
penuh perjuangan demi membantu seorang ibu hamil yang hendak melahirkan. Sebenarnya ini
cerita yang sudah lama yang saya temukan dan baca di facebook, dan kali ini saya akan ungkit
kembali karena kisahnya penuh pengorbanan dan perjuangan. Oke langsung saja keceritanya.
Eni susanti namanya dia adalah seorang bidan desa yang bertugas di puskesmas Kampung Laut,
yang saat itu masih menjadi bidan pegawai tidak tetap di Desa Ujung Alang, Kecamatan
Kampung Laut, kabupaten Cilacap, Jawa tengah.

Saat itu dia mendapatkan kabar bahwa ada seorang ibu hamil yang hendak melahirkan.
Dengan segera, dia mendatangi ibu hamil tersebut. Saat itu hari sudah malam,ditambah guyurang
hujan deras disertai petir menjadi tantangan sendiri bagi Eni untuk segera mengevakuasi ibu
hamil tersebut, menuju Puskesmas Kampung Laut. Maklum saja, saat itu setiap persalinan
memang diwajibkan dilakukan di puskesmas.

Air pasang serta ombak yang sangat besar menemani perjalanan mereka saat menuju
puskesmas, yang hanya dapat ditempuh menggunakan perahu saja. Namun, belum juga mereka
sampai di puskesmas, sang ibu yang pembukaan kehamilannya tersebut sudah lengkap itu
melahirkan di atas perahu. Saat itu Eni tak berpikir apa-apa. Ia langsung membantu persalinan
sang ibu meskipun di luar ombak besar yang menghantam dan hujan disertai petir terus
mengiringi perjalanan mereka.

Proses persalinan pun berjalan normal, sang bayi yang telah lahir ke dunia langsung
dibalut dengan kain untuk menghindari dinginnya angin laut. Dengan sigap, salah satu perawat
desa lainnya memeluk bayi tersebut untuk memberikan kehangatan.

Eni pun meneruskan proses pascakelahiran kepada sang ibu tadi. Perahu tersandar di
depan Puskesmas Kampung Laut dan bayi itu langsung segera dibawa masuk ke dalam
puskesmas. Tapi Eni masih sibuk menyelamatkan sang ibu, yang saat itu belum bisa dievakuasi
masuk ke Puskesmas pascapersalinan. Hingga bidan dan perawat juga di puskesmas itu ikut
turun membantu Eni.

Cerita persalinan di atas kapal tersebut bukan hanya dialami Eni saja, tetapi hampir
seluruh bidan di Kampung Laut pernah mengalami hal tersebut untuk menolong ibu hamil ketika
proses persalinan. Kisah diatas merupakan cerita yang ke-3 kalinya ia membantu proses
persalinan di atas perahu. Dia sangat sadar bahwa kehadirannya dan rekan-rekan tenaga
kesehatan ternyata sangat dibutuhkan di lokasi yang segala aksesnya sangat sulit ditempuh.
Sebab, letak Kampung Laut berada di tengah laguna Segara Anakan.

Eni, yang merupakan warga cilacap sempat ragu saat mulai mendapatkan tugas yang
ditempatkan di Kampung Laut. Apakah dia mampu melaksanakan tugas mulianya itu di daerah
yang banyak orang malah menghindarinya. Apalagi di kampung tersebut saat itu belum ada
aliran listrik yang masuk ke wilayah tersebut. Dia mulai mengenal dan terus berusaha
berinteraksi dengan masyarakat sekitar, yang saat itu masih sangat sulit, keras, dan jarang mau
diberi pendapat. Apalagi untuk menghindari angka kematian ibu dan bayi yang tinggi, dia harus
terus berusaha memberikan pemahaman terkait risiko kehamilan dengan terus memotivasi
melalui penyuluhan - penyuluhan.

Saat itu, menurut dia masyarakat Kampung Laut masih mempercayai hal-hal yang tidak
masuk akal. Seperti kepercayaan saat melahirkan agar menghadap arah tertentu sesuai mata
angin. Hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya untuk terus memberikan motivasi.

Nah itu adalah cerita atau kisah perjuangan Eni seorang bidan desa yang penuh
perjuangan. Dari cerita ini banyak pembelajaran yang bisa kita ambil mulai dari segi social,
moral, budaya, agama dan lain-lain. Sekian dan Terima kasih sudah membaca 

Anda mungkin juga menyukai