Anda di halaman 1dari 1

Studi Kasus:

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk memperoleh penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat. Sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat di
Masyarakat, Posyandu memegang peranan penting dalam membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan
kualitas kesehatan Masyarakat melalui imunisasi, penimbangan bayi dan balita serta promosi kesehatan untuk para
ibu dan pasangan usia subur.

Saya merupakan mahasiswa Perguruan Tinggi XYZ yang akan melakukan tugas Pengabdian Masyarakat di bidang
Kesehatan di Desa Salena, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu. Desa Salena merupakan salah satu desa termiskin yang
ada di Kota Palu. Saya harus menempuh perjalanan menggunakan motor selama 30 menit untuk menempuh 15 km
dari ibukota kecamatan dan melalui medan yang terjal.

“Kalau adik-adik mau melakukan Pengabdian Masyarakat, adik-adik harus melakukannya di Desa Salena,” demikian
kata Camat Palu Barat. “Masyarakat di Salena sangat membutuhkan bantuan dari luar terutama di bidang kesehatan.
Kami pemerintah sudah berulangkali sosialisasi melalui Posyandu tetapi Masyarakat tidak mau datang. Masyarakat
susah dikumpulkan untuk Posyandu padahal jumlah balitanya banyak,” keluh Pak Camat.

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2018, sarana kesehatan yang ada di Desa Salena meliputi 1
polindes dan 1 posyandu dengan 4 orang kader. Pencapaian imunisasi balita mencakup BCG, DTT, Polio, hepatitis,
campak berkisar 40 %. Distribusi vitamin A pada bayi mencapai 30% dan balita 47 %. Angka tersebut tergolong
sangat rendah untuk cakupan di tingkat kota. Pencapaian yang ada di Desa Salena sebenarnya cukup aneh karena
Desa Lere yang berada di sebelahnya dengan medan yang relative sama menunjukkan pencapaian imunisasi balita
BCG, DTT, Polio, hepatitis, campak sampai dengan 97%. Distribusi vitamin A pada bayi bahkan mencapai 100% dan
balita 98%.

Hal ini sebenarnya sangat aneh karena imunisasi sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.
Menurut pendapat Dr. Karel, Sp.A (1993), imunisasi adalah cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga kelak bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya sakit ringan. Dengan kata lain, imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu.

Sesampainya saya di Desa Salena, saya berhenti sejenak di warung kecil untuk melepas Lelah. Saya berbincang
dengan Ibu Jani, pemilik warung tersebut yang kebetulan memiliki seorang anak berumur 1,5 tahun yang bermain di
halaman rumahnya. “Ibu Jani sering bawa anaknya ke Posyandu?” tanya saya sambil meyeruput kopi panas yang
disajikan di depan saya. “Tidak Dik. Posyandu disini jauh letaknya. Di ujung desa sana,” jawab Bu Jani sambil
menunjuk satu tempat diatas bukit. “Memang berapa jauh Bu? Tidak ada kendaraan yang bisa mengantar ke sana
kah?” tanya saya penasaran. “Wah, kalau kendaraan biasa gak kuat naik. Orang harus parkir dulu di pinggir jalan
baru terus naik ke rumah yang dijadikan tempat Posyandu. Kalau harus jalan naik sambil gendong anak kan susah.
Mana jalannya becek kalau hujan” jawab Bu Jani. “Lho, memang disini cuma ada 1 posyandu ya bu? Lagian kenapa
kok Posyandunya dibuat di atas sana bu?” tanya saya ingin tahu. “Iya, disini Cuma ada satu posyandu. Dulu Posyandu
situ ramai tapi setelah ada kejadian longsor di wilayah itu, orang-orang pindah ke daerah yang lebih datar di dekat
kantor desa. Cuma 5 menit dari sini,” jawab Bu Jani sambil menunjukkan tempat yang tidak jauh dari tempat saya
duduk.

Anda mungkin juga menyukai