Anda di halaman 1dari 3

EKSPOSE KADER POSYANDU

DI DESA CIMANGGU II KECAMATAN CIBUNGBULANG

Cimanggu II desa tempat tinggal saya merupakan salah satu dari 15


desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang. Desa saya terdiri dari 34 RT dan 8
RW dan jarak dari kecamatan 2 km serta dari Kabupaten 42 km. Desa
dengan luas wilayah 122.78 Ha ini mempunyai jumlah penduduk 8126 orang
dengan jumlah laki-laki lebih banyak yaitu 4014 orang..Sebagian besar
penduduknya bermata pencaharia sebagai petani dan dengan taraf
pendidikan yangmasih rendah yaitu sebagian besar adalah SD dan
sederajatnya.

Dari jumlah penduduk 8126 orang tersebut jumlah balita yang ada di
desa saya sekitar 956 anak. Untuk menangani pelayanan kesehatan pada
bayi dan balita di desa kami maka dibuat POSYANDU. Sementara ini jumlah
POSYANDU yang ada 8 POS. Jumlah anak yang berkunjung ke Posyandu
setiap bulannya sekitar 70 % dari jumlah seluruh balita yang ada. Pelayanan
kesehatan di Posyandu ini dilakukan oleh bidan dan dibantu oleh kader yang
berasal dari warga masyarakat setempat. Untuk saat in Posyandu merupakan
salah satu sarana pelayanan kesehatan yang sangat penting bagi kami.
Karena di tempat Posyandu itulah kami dapat melakukan berbagai macam
kegiatan,misalnya penimbangan, konsultasi gizi, pemberian makanan
tambahan, imunisasi, dan pengobatan bila perlu. Keadaan imunisasi di desa
kami khususnya Posyandu tempat sya menjadi kader masih rendah???. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi. Namun demikian kondisi ini sudah jauh lebih baik dibandingkan
sebelum saya ikut menjadi kader di Posyandu melati 3 Dan bayi serta balita
yang mengalami gizi buruk 1 orang. Kami sebagai kader ikut memotivasi dan
tidak henti-hentinya memberikan pemahaman tentang pentingnya makanan
dan zat gizi buat anak. Untuk ibu hamil, melahirkan dan menyusui juga
diberikan pelayanan kesehatan. Saat ini jumlah ibu hamil yang terdata 166
orang.

Dari jumlah kelahiran 100 s/d bln desember 2009 per tahun hanya sekitar
89% yang lahir di bidan atau 11.1%dari seluruh jumlah kelahiran yang ada.

Kondisi-kondisi yang telah saya paparkan diatas menjadikan


keprihatinan khususnya untuk diri saya pribadi. Hal inilah menjadi salah satu
alasan mengapa saya menjadi kader di desa Cimbanggu II. Saya seorang ibu
rumah tangga dengan 1 anak yang berusia 24 tahun. Saya tinggal dekat
dengan Posyandu Melati 3 di RW 03. Latar belakang pendidikan saya adalah
SLTP. Saya memiliki kerinduan untuk dapat ikut melayani masyarakat.
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup

1
sehat menjadi alas an saya yang paling mendasar untuk menjadi kader.
Disamping itu saya masih melihat bayi dan balita yang kurang mendapatkan
pengasuhan yag benar. Dalamhal pemenuhan gizinya maupun
pendidikannya, sehingga masih saja ada bayi yang dengan gizi kurang
sampai buruk, meskipun tidak banyak. Tetapi bagaimanapuun juga mereka
adalah generasi penerus bangsa. Disamping itu masih ada saja ibu-ibu hamil
yang kurang menjaga asupan gizinya karena mengikuti mitos dari orang tua
yang memantang makanan yang justru mengandung gizi yang banyak.

Saya paham bekerja sebagai kader bukan hal yang mudah. Pekerjaan ini
adalah pekerjaan social yang tidak mendapatkan gaji sepeserpun. Tetapi hal
ini tidak membuat saya takut meskipun saya harus menyisihkan waktu yang
semula banyak untuk keluarga. Kebetulan keluarga mendukung keputusan
saya untuk ikut menjadi Kader Posyandu. Dengan menjadi kader ruang gerak
saya untuk ikut terlibat dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
menjadi lebih luas.

Keberadaan saya sebagai kader masih terbilang sangat singkat,


tepatnya baru pada bulan November 2007. Meskipun belum 2 tahun saya
menjadi kader, tetapi sudah banyak hal yang sya lakukan meskipun belum
memberikan hasil yang luar biasa. Saya tidak pernah melewatkan waktu
setiap kali ada jadwal kegiatan penimbangan, memberikan penyuluhan
sesuai kesepakatan dengan Bu Bidan. Ikut menjemput bayi dan balita yang
sulit hadir ke posyandu dan memberikan pengertian keda mereka tentang
pentingnya posyandu, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat terutama bayi, blita, ibu h.amil dan melahirkan.

Ada beberapa hambatan yang sya jumpai selama menjadi kader,


meskipun hal tersebut bukan menjadikan penghalang bagi saya. Kedudukan
saya selain sebagai ibu rumah tangga juga sebagai guru bantu di TPA
Assyafiyah sering terbentur dengan jadwal kegiatan mengajar, akan tetapi
hal ini bisa diatasi dengan cara menyesuaikan kembali jadwal kegiatan
posyandu sehingga semua dapat tertangani. Selain itu sikap masyarakat
yang masih mepunyai pandangan yang salah tentang posyandu.Mereka
berpikir bahwa bayi yang sudah lengkap imunisasinya tidk perlu ditimbang
lagi. Hal ini tidak lain karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di
sekitar saya. Apalagi masih ada beberapa kader yang kurang mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai kesehatan dan cara-cara memberikan
penyuluhan kepada masyarakat. Memang suatu hal yang sangat berat untuk
mengubah prinsip seseorang, tapi halini justru memacu semangat saya untuk
terus berusaha. Sarana dan prasarana posyandu yang cukup terbatas juga
merupakan salah satu tantangan tersendiri.

Untuk meningkatkan jumlh kunjungan di posyandu kami, saya mencoba


beberapa cara antara lain dengan tetap memberikan pembinan dan

2
penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mau memanfaatkan
posyandu sebagai sarana pelyanan dan peningktn derajad kesehatan.
Penuluhan saya lakukn pada saat arisan, posyandu dan pada saat pengajian
rutin mingguan. Selain itu saya juga mengadakan kuis yang berhadiah kecil-
kecilan untuk menrik minat ibu-ibu. Adapun dananya kami peroleh dari
donator di masyarakat. Pengadaan PMT yang bervariasi juga kami berikan
kepada bayi dan balit yang dtng ke posyanu.

Bagi ibu-ibu hamil kami juga mengadakan tabulin atau tabungan ibu
bersalin. Hal ini kami lakukan agar supaya ibu hamil yang nantinya
melahirkan tidak kebingungan lagi soal biaya. Dan dengan adanya tabulin ini
iu hamil membuat kesepakatan dengan bidan untuk nantinya melahirkan di
bidan Hal inikami lakukan karena masih banyaknya yang melahirkan di dukun
beranak dan untuk mengurangi resiko terjading kemaian ibu atau bayinya.
Sejauh in yang sudah mengikuti tabulin ada 117 orang dari jumlah 156 ibu
hamil di posyandu kami.

Untuk meningkatkan pengetahuan kami, setiap bulan kami mengadakan


pertemuan kader yang dibimbing oleh bidan desa. Dalam pertemuan itu kami
membahas berbagai hal yang kami jumpai di posyandu dan di masyarakat
selama sebulan itu. Disamping itu kami juga berkumpul dengan kader-kadr
dari psyandu lain sehinga kami bisa bertukan pengalaman. Selain pertemuan
kader tingkat desa kami juga sering menghadiri pertemuan kader tingkat
Kecamatan yang diadaka oleh pihak Puskesmas. Selain pertemuan dan
pelatihan kader kami juga mengikuti lomba kader, cerdas cermat kader dan
lomba menu bayi balita yang diadakan setiap tahun oleh pihak Puskesmas.

Rencana ke depan untuk dapat memajukan posyandu saya bersama


dengan kader yang lain sepakat mengadakan dengan mengaktifkan kembali
Badan Pengelola Posyandu (BPP) yang diketuai oleh kader sebagai yang
memfasilitasi posyandu dan mengadakan Refresing Kader/Pelatihan Kader
untuk meningkatkan pengetahuan dengan melakulkan pendekatan terhadap
pihak terkait kecamtan, Puskesmas, dan Desa serta pendekatan dengan
aprat desa terutama RT dan RW supaya lebih peduli terhadap posyandu yang
fungsinya sebagai penggerak sasaran.

Anda mungkin juga menyukai