Dari jumlah penduduk 8126 orang tersebut jumlah balita yang ada di
desa saya sekitar 956 anak. Untuk menangani pelayanan kesehatan pada
bayi dan balita di desa kami maka dibuat POSYANDU. Sementara ini jumlah
POSYANDU yang ada 8 POS. Jumlah anak yang berkunjung ke Posyandu
setiap bulannya sekitar 70 % dari jumlah seluruh balita yang ada. Pelayanan
kesehatan di Posyandu ini dilakukan oleh bidan dan dibantu oleh kader yang
berasal dari warga masyarakat setempat. Untuk saat in Posyandu merupakan
salah satu sarana pelayanan kesehatan yang sangat penting bagi kami.
Karena di tempat Posyandu itulah kami dapat melakukan berbagai macam
kegiatan,misalnya penimbangan, konsultasi gizi, pemberian makanan
tambahan, imunisasi, dan pengobatan bila perlu. Keadaan imunisasi di desa
kami khususnya Posyandu tempat sya menjadi kader masih rendah???. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi. Namun demikian kondisi ini sudah jauh lebih baik dibandingkan
sebelum saya ikut menjadi kader di Posyandu melati 3 Dan bayi serta balita
yang mengalami gizi buruk 1 orang. Kami sebagai kader ikut memotivasi dan
tidak henti-hentinya memberikan pemahaman tentang pentingnya makanan
dan zat gizi buat anak. Untuk ibu hamil, melahirkan dan menyusui juga
diberikan pelayanan kesehatan. Saat ini jumlah ibu hamil yang terdata 166
orang.
Dari jumlah kelahiran 100 s/d bln desember 2009 per tahun hanya sekitar
89% yang lahir di bidan atau 11.1%dari seluruh jumlah kelahiran yang ada.
1
sehat menjadi alas an saya yang paling mendasar untuk menjadi kader.
Disamping itu saya masih melihat bayi dan balita yang kurang mendapatkan
pengasuhan yag benar. Dalamhal pemenuhan gizinya maupun
pendidikannya, sehingga masih saja ada bayi yang dengan gizi kurang
sampai buruk, meskipun tidak banyak. Tetapi bagaimanapuun juga mereka
adalah generasi penerus bangsa. Disamping itu masih ada saja ibu-ibu hamil
yang kurang menjaga asupan gizinya karena mengikuti mitos dari orang tua
yang memantang makanan yang justru mengandung gizi yang banyak.
Saya paham bekerja sebagai kader bukan hal yang mudah. Pekerjaan ini
adalah pekerjaan social yang tidak mendapatkan gaji sepeserpun. Tetapi hal
ini tidak membuat saya takut meskipun saya harus menyisihkan waktu yang
semula banyak untuk keluarga. Kebetulan keluarga mendukung keputusan
saya untuk ikut menjadi Kader Posyandu. Dengan menjadi kader ruang gerak
saya untuk ikut terlibat dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
menjadi lebih luas.
2
penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mau memanfaatkan
posyandu sebagai sarana pelyanan dan peningktn derajad kesehatan.
Penuluhan saya lakukn pada saat arisan, posyandu dan pada saat pengajian
rutin mingguan. Selain itu saya juga mengadakan kuis yang berhadiah kecil-
kecilan untuk menrik minat ibu-ibu. Adapun dananya kami peroleh dari
donator di masyarakat. Pengadaan PMT yang bervariasi juga kami berikan
kepada bayi dan balit yang dtng ke posyanu.
Bagi ibu-ibu hamil kami juga mengadakan tabulin atau tabungan ibu
bersalin. Hal ini kami lakukan agar supaya ibu hamil yang nantinya
melahirkan tidak kebingungan lagi soal biaya. Dan dengan adanya tabulin ini
iu hamil membuat kesepakatan dengan bidan untuk nantinya melahirkan di
bidan Hal inikami lakukan karena masih banyaknya yang melahirkan di dukun
beranak dan untuk mengurangi resiko terjading kemaian ibu atau bayinya.
Sejauh in yang sudah mengikuti tabulin ada 117 orang dari jumlah 156 ibu
hamil di posyandu kami.