Anda di halaman 1dari 22

PENGUATAN KELEMBAGAAN

PENGELOLAAN POSYANDU

Pelatihan Pengelolaan Posyandu


Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Kecamatan Manggelewa
Pendahuluan
1. Latar Belakang 2. Tujuan
• Utk mengetahui Lembaga Mitra
• Cakupan Posyandu Aktif dalam pengelolaan Posyandu
Rendah • Mengetahui peran & fungsi
• Masih ada Bayi/Balita Kurus kelembagaan di tingkat desa
• Keterlibatan Sektor lain/terkait
masih rendah
• Sosial budaya dan Ekonomi
mempengaruhi partisipasi

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


Dasar Konsep
Konsekuensi atas terbitnya UU Desa, sebagai
lembaga kemasyarakatan yang selama ini
membesarkan posyandu, tentu saja harus turut
berbenah dalam memandang dan bersikap
terhadap posyandu. Kini posyandu bukan lagi
sekedar kegiatan melainkan telah menjelma
menjadi sebuah lembaga kemasyarakatan yang
otonom sehingga memiliki kedudukan yang sejajar
dengan PKK. Para Kader PKK harus turut melakukan
redefinisi dan reposisi terhadap posyandu.
Rapat Koordinasi Nasional Kelompok Kerja Operasional
Pembinaan Posyandu (Rakornas Pokjanal Posyandu) yang
diselenggarakan di Jakarta, 29 – 31 Maret 2017, pada
point kesimpulan dasar, disebutkan bahwa :
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 94 UU Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, dan Pasal 150 PP Nomor 43 Tahun
2014, membawa konsekuensi mutlak perlu ada
reposisi dan redefinisi terhadap Posyandu,
2. Perlu adanya pemahaman para pemangku
kepentingan, baik unsur Pemerintah maupun
masyarakat, bahwa melakukan reposisi dan redefinisi
Posyandu itu pada dasarnya adalah melaksanakan
amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Mengenal Desa

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum


yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenal Desa
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang


disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Mengenal Desa
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis
Mengenal Desa
8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa
12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan,
dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Lembaga Kemasyarakatan Desa
Pasal 94

(1) Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam


membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah
Desa.
(3) Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan
masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
(4) Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan
lembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.
Menyusun rencana pembangunan yang berpartisipatif
Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat
Melaksanakan pengedalian pembangunan
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra
dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

1. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi


pemerintahan lainnya;
2. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar
warga;
3. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya
Karang Taruna
Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi
berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama
yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat
preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan
potensi generasi muda di lingkungannya.
LEMBAGA PEMBINA POSYANDU
Salah satu upaya dalam
meningkatkan kinerja Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) agar dapat memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anak sejak dalam
kandungan dan agar status gizi maupun
derajat kesehatan ibu, bayi dan balita dapat
dipertahankan dan atau ditingkatkan adalah
melalui pengorganisasian Pembina Posyandu.
1. Meningkatkan jumlah dan
kualitas kader Posyandu
2. Meningkatkan kualitas
pengelolaan/manajemen
Posyandu
3. Meningkatkan frekuensi dan
kualitas pembinaan Posyandu
4. Meningkatkan penyediaan
dukungan dana Posyandu
Lembaga Pembina Posyandu
berkedudukan di desa dan merupakan
lembaga yang bersifat lokal dan berdiri
sendiri, dan didalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Desa
Lembaga Pembina Posyandu (LPP) mempunyai
tugas sebagai berikut
1. Mengelola secara optiman
penyelengaraan Posyandu
2. Menyiapkan dan membina Kader
Posyandu
3. Menyediakan sarana dan prasarana
Posyandu
4. Mengusahakan dana untuk pengelolaan
posyandu melalui pemanfaatan potensi
dan penggerakan swadaya gotong
royong masyarakat
Pengurus Lembaga Pembina Posyandu (LPP) dipilih melalui musyawarah
desa yang dipimpin oleh Kepala Desa yang dihadiri oleh unsur pemerintah
desa, BPD, LKMD, PKK, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Wanita,
Tokoh Pemuda, Tokoh Profesi dan lain-lain

Pengurus Lembaga Pembina Posyandu (LPP) berasal dari Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, Pengusaha, Tokoh Pemuda, Tokoh Profesi yang memiliki
kepedulian terhadap Posyandu dan berdomisili di desa yang bersangkutan
serta bukan dari unsur perangkat desa dan BPD

Pembentukan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) ditetapkan


dengan Keputusan Kepala Desa.
Struktur organisasi Lembaga Pembina Posyandu (LPP) terdiri
dari Pembina Kepala Desa, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota-anggota yang terdiri dari coordinator kader masing-
masing Posyandu.
Didalam melaksanakan pembinaan terhadap Posyandu yang
ada di wilayahnya, Lembaga Pembina Posyandu (LPP)
mengadakan monitoring terhadap kegiatan Posyandu kemudian
merekap hasil kegiatan Posyandu yang selanjutnya dibahas
didalam pertemuan berkala di tingkat desa

Hubungan kerja Lembaga Pembina Posyandu (LPP) dengan lembaga


lainnya, adalah :
Hubungan dengan Kepala Desa merupakan mitra Kepala Desa bertanggung
jawab kepada Kepala Desa.
Hubungan dengan LKMD bersifat koordinasi, kerjasama saling mendukung
dan menguntungkan.
Hubungan dengan PKK Desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya yang
ada di desa bersifat konsultatif dan kerjasama saling mendukung dan
menguntungkan.
Hubungan dengan petugas teknis lapangan di desa bersifat konsultatif dan
kerjasama yang saling mendukung dan menguntungkan.
Pembinaan terdiri dari pembinaan tingkat desa, tingkat Kecamatan
dan tingkat kabupaten.
Untuk efektifnya kinerja Lembaga Pembina Posyandu (LPP)
ditingkat desa, Kepala Desa berkewajiban memberikan pembinaan
secara berkesinambungan.
Pokjanal Posyandu tingkat Kecamatan sebagai Pembina Lembaga
Pembina Posyandu (LPP) yang ada di wilayahnya.
Pokjanal Posyandu tingkat kabupaten sebagai Pembina Lembaga
Pembina Posyandu (LPP) yang ada di wilayah Kabupaten.
Laporan kegiatan Lembaga Pembina Posyandu (LPP) disampaikan
setiap bulan kepada Kepala Desa, tembusannya disampaikan ke
Pokjanal Posyandu Kecamatan dan Pokjanal Posyandu Kabupaten
melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

Anda mungkin juga menyukai