Anda di halaman 1dari 6

POSYANDU GAUL (Generasi Unggul) Integrasi

I. Latar Belakang
Posyandu Generasi Unggul (GaUl)/ Integrasi lahir dilatarbelakangi adanya berbagai
masalah kesehatan yang terjadi di Kabupaten Tojo Una-Una terutama terkait dengan
Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Masalah Kematian Ibu dan Kematian Bayi menjadi
masalah utama tiap tahunnya, berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan
Kematian Ibu tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di KabupatenTojo Una-Una
menunjukkan angka 352 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), Tahun 2014 turun menjadi
207 per 100.000 KH, kemudian tahun 2015 meningkat menjadi 294 per 100.000 KH,
puncaknya tahun 2016 meledak menjadi 668 per 100.000 KH, tahun 2017 turun lagi
menjadi 196 per 100.000 KH, tren yang fluktuatif dapat memberikan petunjuk kepada
kita bahwa upaya menurunkan AKI/AKB belum efektif dan belum pada jalur yang benar,
berdasarkan analisis yang dilakukan AKI yang fluktuatif di sebabkan oleh upaya yang
dilakukan focus pada penyebab langsung (Determinan Dekat) yakni penanggulangan
komplikasi persalinan, sementara penyebab tidak langsung kurang mendapat perhatian,
hal ini menyebabkan tinggi rendahnya AKI dipengaruhi oleh kekuatan anggaran di tahun
berjalan. Berbagai kajian menunjukkan bahwa upaya penurunan AKI selain focus pada
penyebab langsung, penyebab tidak langsung harus diperhatikan dengan serius, selain
efektif juga bisa meringankan pembiayaan kesehatan dalam hal ini pembiayaan
penurunan AKI. Salah satu upaya mengatasi penyebab tidak langsung kematian ibu
melalui Posyandu.

Selain itu masalah lainnya yang melatar belakangi lahirnya Posyandu GaUl/ Integrasi
adalah banyaknya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit terkait imunisasi yakni penyakit
campak, KLB Campak sepanjang tahun 2017 terjadi sebanyak 8 kali, sebanyak 7 kali di
wilayah kepulauan yakni lima kali terjadi di wilayah kerja Puskesmas Lebiti, dua kali di
wilayah kerja Puskesmas Wakai dan sekali terjadi di wilayah daratan yakni wilyah kerja
Puskesmas Tete. Terjadinya KLB sebanyak 8 kali menunjukkan adanya masalah serius
dalam pelayanan imunisasi. Ada banyak kemungkinan penyebab terjadinya masalah
dalam pelayanan imunisasi, pertama, bisa saja banyak bayi/ balita tidak mendapatkan
imunisasi, yang kedua, bisa saja disebabkan adanya masalah distribusi vaksin, masalah
distribusi vaksin termasuk penyimpanan vaksin, yang ketiga kemungkinan ada masalah
dalam manajeman imunisasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa imunisasi adalah salah
satupelayanan dalam Posyandu, imunisasi bermasalah berarti posyandu juga bermasalah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan di temukan bahwa penyebab kematian ibu


utamanya disebabkan oleh perdarahan, dengan factor risiko ibu Kurang Energi Kronik,
Paritas yang terlalu banyak, kehamilan di usia muda dan jarak kehamilan yang telalu
dekat. Selain itu dilakukan beberapa investigasi KLB campak, ditemukan bahwa bayi dan
balita yang terkena campak umumnya tidak mendapatkan imunisasi, dikarenakan
pelayanan imunisasi tidak dilakukan di posyandu, tetapi dilakukan sendiri oleh petugas
imunisasi. Setelah ditelusuri lebih lanjut di dapatkan bukan hanya petugas imunisasi yang
melakukan kegiatannya di luar posyandu, pengelola KIA pun banyak melakukan
kegiatannya tidak di posyandu, begitupun promkes, nyaris tidak ada kegiatan penyuluhan
di posyandu, praktis hanya kegiatan penimbangan saja yang dilakukan di posyandu. Pada
dasar nyakegiatan penimbangan, penyuluhan, pelayanan KIA dilakukan oleh kader tetapi
pembinaan dilakukan oleh puskesmas dan secara berkala di kunjungi oleh pengelola KIA,
Gizi, dan Promosi Kesehatan, tetapi tidak terlaksana seperti yang diharapkan.

Dari berbagai masalah diatas maka Dinas Kesehatan memutuskan untuk “membangun”
kembali posyandu dengan inovasi-inovasi untuk mengakselerasi pemecahan masalah-
masalah tersebut.

Posyandu GaUl - Integrasi

Posyandu GaUl – Integrasi adalah posyandu yang melakukan peningkatan pelayanan


dengan membangun kembali terpadunya pelayanan KIA, Gizi, Penyuluhan dan Imunisasi
berjalan dengan baik di Posyandu dengan cara membagi kewenangan antara Dinas
Kesehatan, Dinas PMD dan PKK dalam hal pembinaan.

Upaya membangun kembali posyandu tidak hanya mengembalikan posyandu seperti


sebelumnya, tetapi di perlukan inovasi-inovasi, untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap posyandu sehingga kunjungan keposyandu meningkat.

Hal yang pertama adalah mengembalikan imunisasi, Gizi, KIA dan Promosi
Kesehatan tergabung dalam posyandu, dengan cara membagi cluster pelayanan imunisasi
dalam posyandu, dengan petugas kesehatan di desa yang menjadi petugas atau juru
imunisasi sehingga juru imunisasi menjadi lebih dekat dengan posyandu. Salah satu
peluang yang memungkin stategi ini dapat terlakana adalah tersedianya bidan dan
perawat di hamir seluruh desa di Kabupaten Tojo Una-una, sebagian besar tenaga
kesehatan di desamerupakan PNS, sebagian lagi merupakan tenaga kontrak daerah dan
beberapa tenaga kesehatan di biayai oleh desa melalui Dana Desa.

Walaupun hampir seluruh desa tersedia tenaga kesehatan (bidan dan perawat), Dinas
Kesehatan membagi cluster untuk menekan biaya, dengan pertimbangan beban kerja yang
tidak terlalu berat bagi tenaga kesehatan di desa.

Pembagian cluster dimaksud adalah di tiap wilayah kerja puskesmas di bentuk 4-6 cluster
bergantung jumlah desa di wilayah kerja puskemas, dalam satu cluster terdiri dari 3-4
desa bergantung tingkat jarak dan tingkat kesulitan menjangkau desa. Tiap cluster
imunisasinya akan di tangani perawat atau bidan yang diangkat dan dilatih menjadi juru
imunisasi (jurim) yang berasal dari salah satu desa anggota cluster, penentuan perawat
desa yang menjadi jurim dilakukan oleh puskesmas dengan pertimbangan desa yang
paling mudah menjangkau desa anggota cluster akan menjadi jurim.

Untuk menjamin kualitas vaksin jumlah lemari pendingin vaksin tenaga surya akan
ditambah secara bertahap mengingat harga lemari pendingin vaksin tenaga surya yang
cukup mahal. Lemari pendingin vaksin selain di puskesmas, juga akan di tempatkan di
lokasi strategis yang mudah di jangkau oleh 3-4 cluster. Penambahan jumlah lemari
pendingin vaksin diutamakan di wilayah kepulauan, mengingat jarak dan aksesibilatas
desa di kepulauan yang cukup sulit.

Setelah meningkatkan kualitas manajemen imunisasi di posyandu belum serta merta


meningkatkan jumlah kunjungan di posyandu, untuk itu perlu inovasi lainnya, inovasi
tersebut adalah menyediakan Alat Permainan Edukatif (APE) di posyandu, untuk
menyediakan APE di posyandu sebenarnya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
posyandu dengan PAUD yang ada di desa, tetapi kemudian menjadi masalah karena tidak
semua desa memiliki PAUD dan kalaupun tersedia , hanya ada satu PAUD sementara
desa yang memiliki PAUD hamper hanya tersedia satu PAUD. Untuk itu pengadaan APE
di dorong melalui Dana Desa. PEngadaan APE disetiap Posyandu bukan hanya akan
meningkatkan jumlah kunjungan keposyandu tetapi bermanfaat bagi perkembangan
kognitif dan psikomotorik bayi dan balita.

Tidak sampai disitu masih ada inovasi yang dilakukan untuk meningkatakan jumlah
kunjungan di Posyandu yakni dengan menyediakan bahan kontak berupa sayur dan buah
bagi ibu yang dating keposyandu, upaya ini bertujuan juga untuk meningkatkan jumlah
kunjungan posyandu dan mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).

Inovasi terakhir dalam upaya membangun kembali Posyandu adalah pelibatan Pramuka
Saka Bakti Husada dalam pembinaan Posyandu, Pembinaan yang dimaksud adalah
pembinaan dalam hal pelaporan posyandu, mengingat salah satu masalah di posyandu
adalah pelaporan yang kurang baik dan tidak teratur.

Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan peran aktif seluruh anggota


masyarakat, termasuk generasi muda. Peranan generasi muda sangat penting sebagai
teladan generasi muda yang lain, membantu program sebagai kader kesehatan untuk
membentuk masyarakat yang sehat.
Masalah kesehatan generasi muda saat ini cukup serius dan memerlukan penanganan
khusus diantaranya Merokok, penyalahgunaan obat, Alkohol, hubungan seks diluar
nikah, kehamilan remaja, Penyakit menular seksual (PMS) dan tawuran.
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok membina anak dan pemuda indonesia agar
menjadi kader pembangunan bermoral pancasila, yang kuat dan sehat akan jasmani dan
rohaninya.
Salah satu upaya untuk membentuk tenaga kader pembangunan tersebut diatas adalah
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang
kesehatan antara lain untuk mencapai kemampuan hidup sehatnya bagi setiap orang
sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kemampuan hidup sehat setiap orang menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya yang dapat dilihat dari menurunnya angka kematian ibu,
kematian bayi dan kematian akibat berbagai macam penyakit menular, serta
meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir.
Satuan Karya Pramuka Bakti Husada yaitu salah satu jenis satuan Karya Pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis
dalam bidang kesehatan dimana dikenal 6 Krida dalam SBH Krida Bina Lingkungan
Sehat, Krida Bina Keluarga sehat, Krida Bina Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi,
Krida Bina Obat dan Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada pelatihan
ini akan difokuskan pada krida PHBS untuk pendalaman dan penguatan dalam menerima
materi.
II. Tujuan
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan dasar di Posyandu dalam rangka
percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA dan Prevalensi Gizi Buruk. Mampu
memahami materi PHBS di sekolah
2. Meningkatkan kunjungan sasaran Posyandu (Ibu hamil, Bayi, Balita dan PUS)
dalam rangka percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA dan Prevalensi Gizi
Buruk.
3. Sebagai upaya dalam penyiapan generasi penerus yang berkualitas, unggul dan
hebat.
III. Sasaran
1. Warga masyarakat berserta segenap anggota keluarganya
2. Kelompok keluarga (Dasawisma)
3. Kelompok masyarakat, Generasi muda (Karang taruna), kelompok perempuan
(PKK) dan kelompok sosial / masyarakat dan tokoh potensial yang lain
4. Ibu Hamil, bayi, balita dan Pasangan Usia Subur.
IV. Narasumber
Sambutan-sambutan :

a) Bupati Tojo Una Una

b) Kadis Kesehatan Kabupaten Tojo Una-una

Selanjutnya Narator menyampaikan materi Posyandu GaUl


V. PELAKSANAAN

1. Sambutan sekaligus membuka acara oleh Bupati Tojo Una-una

2. Sambutan kepala Dinas Kesehatan Kab. Tojo Una Una

3. Kampanye Posyandu GaUl Integrasi Oleh narrator

4. Istirahat

5. Penampilan Kreasi seni dari Tk Paud Desa Sansarino

6. Menampilkan Yel-Yel / Slogan Posyandu GaUl Integrasi Oleh Siswa SBH

7. Pembagian Bahan Kontak Sayur dan Buah kepada Masyarakat

VI. PESERTA

Peserta dalam kegiatan Launcing ini berjumlah 250 orang, diantaranya :


a) Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

b) Organisasi Masyarakat (ORMAS)

c) Media Massa

d) Instansi Non Pemda

e) Sekolah

f) Masyarakat

VII. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari, yakni pada :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

VIII. PENUTUP

Demikian Laporan ini disusun untuk digunakan sebagaimana perlunya 2018.

Anda mungkin juga menyukai