Ringkasan Proposal
Jawaban:
Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan untuk masyarakat,
dibantu oleh petugas kesehatan dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. Kegiatan Posyandu terdiri dari
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana, Imunisasi, Gizi, dan Pencegahan dan
Penanggulangan Diare. Kegiatan bulanan di Posyandu mengola keterpaduan KB-Kesehatan
dengan sistem lima meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
Jawaban:
Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi kekurangan/ kelemahan tata
kelola, administrasi umum atau pelayanan publik di suatu negara atau wilayah tertentu. Inisiatif
tersebut harus berdampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk kelompok
yang rentan (yaitu anak-anak,perempuan, orang tua, orang cacat, dll.) dalam konteks negara
atau wilayah Anda.
Jawaban:
Posyandu yang sudah ada dimasyarakat saat ini sangat berperan dalam mendukung
pencapaian pembangunan kesehatan ibu dan anak. Dengan program Posyandu Balita di
wilayah Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir selama ini berjalan dengan baik dan rutin. Pelaksanaan
Posyandu satu kali tiap bulan di 14 posyandu serta pembinaan yang dilakukan oleh Puskesmas
secara bergantian di masing-masing Posyandu sangat membantu masyarakat utamanya
kesehatan ibu dan anak..
Program ini memberikan dampak yang baik di wilyah kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir,
dimana dengan meramaikan Posyandu masyarakat memperoleh kemudahan untuk
mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita, Pertumbuhan
anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi buruk, bayi dan anak balita mendapatkan
berbagai Vitamin,bayi memperoleh imunisasi lengkap, Ibu hamil akan terpantau berat badannya
dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT), Ibu nifas
memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe), Memperoleh penyuluhan
kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak, apabila terdapat kelainan pada bayi, anak
balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas,
Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita
Inovasi
Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks negara atau wilayah Anda.
Jawaban:
Jelaskan apakah inovasi ini asli atau apakah itumerupakan adaptasi/modifikasi/replikasi dari
konteks lain.
Jawaban:
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir telah memiliki program agar ibu, bayi, dan balita mengikuti
kegiatan posyandu setiap bulannya. program BURGO ini mengajak meramaikan posyandu
supaya terpantaunya kesehatan ibu dan anak. Posyandu melakukan pelayanan kepada anak
minimal
penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, pemberian makanan pendamping ASI dan
Vitamin A.
Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan)
dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layu.
Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu, Pelayanan bumil dan
ibu menyusui.
Transferabilitas
Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah diterapkan dan diadaptasi
(disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya negara atau wilayah lain) ? Jika ya, tolong
jelaskan di mana dan bagaimana prosesnya
Jawaban:
Program ini telah mendapat apresiasi dan dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Kecamatan Bukit Kecil, Kelurahan 23 Ilir dan
Kelurahan 24 Ilir serta beberapa Puskesmas di wilayah Kota Palembang untuk menjadi
program ungggulan pelayanan gizi serta kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas. Dua
Puluh Tiga Ilir.
Sumber Daya
Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang digunakan untuk melaksanakan
inovasi tersebut?
Pemangku kepentingan lain mana di dalam institusi yang terlibat dan memberikan kontribusi
dalam memunculkan dan melaksanakan inisiatif ini?
Bagaimana keberlanjutan sumber daya yang digunakan dalam inovasi ini? Apakah hingga saat
ini sumber daya masih tersedia?
Jawaban:
Sumber pendanaan dibebankan pada anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dari
kementerian kesehatan (APBN).
Banyak pihak yang terlibat dalam program BURGO diantaranya Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Kecamatan Bukit Kecil, Kelurahan 23
dan 24 Ilir, Lintas Sektoral dan Lintas Program terkait sebagai dukungan berjalannnya program
tersebut secara maksimal.
Dalam menggerakan sumbe daya yang ada keterlibatan langsung petugas kesehatan meliputi
dokter, petugas gizi, KIA dan promkes. Adapun upaya pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir dengan membuat terobosan inovasi
BURGO yaitu Bersama-Sama Rameke Posyandu.
Jelaskan apakah dan bagaimana inovasi ini berkelanjutan (meliputi aspek-aspek sosial,
ekonomi dan yang berhubungan dengan lingkungan).
Jawaban:
Program BURGO merupakan inovasi Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Sesuai dengan
penandatanganan MOU antara Kepala Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir dengan Kecamatan Bukit
Kecil, Kelurahan 23 dan 24 Ilir, dan Lintas Sektor terkait. Pada Tanggal 17 April 2019 di Aula
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir.
Untuk meningkatkan kualitas program dan keberlanjutannya terus ditingkatkan kerjasama
berbagai pihak antara lain : Dinas Keseshatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan
Kota Palembang, Kecamatan Bukit Kecil, Kelurahan 23 dan 24 Ilir, Lintas Sektoral dan Lintas
Program terkait sebagai dukungan berjalannya program tersebut secara maksimal
Program ini telah menjadi salah satu program unggulan di Kecamatan Bukit Kecil, sehingga
Kepala Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir diminta untuk mempresentasikan dihadapan Dinas
Keseshatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang, Camat Bukit Kecil,
Lurah 23, Lurah 24 Ilir beserta unsur terkait.
Dengan adanya program BURGO semakin meningkatnya capaian Program Gizi di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir yaitu adanya peningkatan kesadaran ibu-ibu tentang
pentingnya hadir pada posyandu setiap bulannya.
Dampak
Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya, melalui evaluasi internal
atau eksternal misalnya evaluasi yang dilakukan oleh APIP atau lembaga lain yang relevan.
Jawaban: Ya
● Target/kelompok sasaran.
● Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran.
● Aspek tata pemerintahan instansi (misalnya efisiensi anggaran, perbaikan proses
bisnis, kolaborasi antar satuan unit kerja/perangkat daerah dan/atau pemangku
kepentingan lainnya, tingkat akuntabilitas).
Jawaban:
Jawaban:
Dalam rangka menjamin mutu pelaksanaan Program BURGO maka perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi meliputi :
1. Memantau pengukuran tinggi badan dan berat badan
2. Memantau kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan anak
3. Pelayanan KB di posyandu
4. Imunisasi
5. Pemantauan status gizi
6. Pencegahan dan penanggulangan Diare
7. Memberikan sosialisasi rutin di Posyandu
Monitoring ini dilakukan oleh Petugas gizi dan KIA Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
Palembang. Hasil kegiatan monitoring dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Dua Puluh Tiga
Ilir untuk meningkatkan kualitas layanan.
Jawaban:
Monitoring dan evaluasi dilakukan sebagai upaya memperbaiki dan menyempurnakan program
BURGO di Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir agar berjalan secara maksimal di masyarakat,
mempermudah memantau kesehatan ibu dan anak, status gizi serta imunisasi. Dengan
BURGO harapannya kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir dapat
terpantau dengan baik.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan kontribusi mereka
dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi inovasi ini.
Jawaban:
Dinas Kesehatan Kota Palembang,Camat Bukit Kecil, Lurah 23 dan 24 Ilir,petugas Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir (Dokter,Petugas Gizi, KIA dan Tenaga Penyuluh Kesehatan lainnya):
1. Dinas Kesehatan Kota Palembang berperan untuk memverifikasi jalannya Program
BURGO, melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan layanan bagi Puskesmas
Dua Puluh Tiga Ilir.
2. Kecamatan Bukit Kecil mensosialisasikan kepada masyarakat tentang layanan
BURGO Kepada Lurah 23 dan 24 Ilir serta Masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir menyiapkan Sarana dan Prasarana SDM yang bermutu
prima.
4. Dokter memberikan pelayanan kesehatan
5. Petugas Gizi, KIA dan Penyuluh Kesehatan lainnya memberikan pelayanan
konsultasi gizi, kesehatan ibu dan anak dengan berkolaborasi petugas terkait.
Pelajaran Yang Dipetik
Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini dapat ditingkatkan lebih
lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang membuat inovasi ini hebat, yang membawa
perubahan yang lebih cepat dan lebih luas.
Jawaban:
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir telah membuat pedoman kerangka acuan dalam
penyenggaraan pelayanan BURGO sebagai acuan yang dapat di ikuti bagi semua pihak yang
terlibat. Program ini telah mampu membawa pengaruh besar terhadap masyarakat di wilayah
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir khususnya ibu dan anak. Dengan adanya program BURGO di
Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir, adanya peningkatan kesadaran ibu tentang pentingnya
mengikuti posyandu setiap bulannya. Memperhatikan kesehatan ibu, bayi dan balita, gizi untuk
tumbuh kembang anak dimulai sejak dalam kandungan sehingga perkembangan calon bayi
pun dapat terpantau dengan baik, serta imunisasi diposyandu.