Anda di halaman 1dari 5

ya merasa puas bahwa upaya transformasi kesehatan kita pada pilar pertama yakni transformasi

layanan kesehatan primer telah berproses disini.


Pada pilar ini yang ingin kita tingkatkan adalah segi pelayanannya,'' kata Wamenkes.

Wamenkes menjelaskan bahwa Posyandu Prima awalnya merupakan Puskesmas Pembantu.


Perubahan ini merupakan bagian dari implementasi transformasi layanan kesehatan primer yang
bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

''Kalau dulu ada Puskesmas pembantu yang jumlahnya masih sangat sedikit, kita coba ubah
menjadi satu yang namanya Posyandu Prima. Disini ada peran serta kader dan masyarakat,
sehingga secara aktif bisa saling membantu,'' kata Wamenkes.

Kehadiran Posyandu Prima, kata Wamenkes, tidak untuk menghilangkan fungsi Posyandu yang
selama ini ada di masyarakat. Sebaliknya, Posyandu Prima justru semakin meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas layanan Posyandu, karena lokasi yang dekat dengan masyarakat,
layanan kesehatan yang semakin lengkap, serta sasaran yang lebih luas, tidak hanya ibu dan
anak, namun mencakup semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia.

''Posyandu yang ada sekarang hanya diubah sedikit saja, Posyandu prima yang menjadi
koordinator dan melakukan pengawasan serta evaluasi. Di dusun-dusun tetap ada Posyandu, tapi
ada satu koordinatornya yaitu Posyandu Prima,'' terang Wamenkes.

Selain pelayanan kesehatan, Wamenkes juga menaruh perhatian pada integrasi data kesehatan
antara fasyankes, daerah dan pusat. Terkait dengan data, Wamenkes menyebutkan bahwa
Kementerian Kesehatan akan segera melakukan koordinasi dan sinkronisasi data serta aplikasi
yang ada di Pemerintah Kota Surabaya guna mempermudah pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengaku siap menyukseskan agenda transformasi sistem
kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan dengan melibatkan seluruh kader-kader
kesehatan untuk membantu pelayanan kesehatan terutama untuk kegiatan promotif preventif.

''Pelaksanaan kesehatan, kita sudah melibatkan Kader Surabaya Hebat dan kader dibawah
Surabaya Hebat,'' ungkapnya.

Sementara itu, terkait dengan integrasi data, Edy mengatakan bahwa hal tersebut akan segera
dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan.

''Insya Alah, data antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat adalah satu. Ketika ada satu data,
maka kebijakan Pemda bisa lebih tepat sasaran, sehingga kita bisa memberikan yang terbaik
untuk masyarakat,'' tandasnya.

Ada 6 pilar transformasi kesehatan yang diinisiasi Menkes Budi, yakni Transformasi Layanan Primer,
Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem
Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan. Itu
adalah 6 kerangka besar yang akan dikejar sampai tahun 2024.

Di Posyandu Prima Desa Tanjung Gelam terdapat pelayanan Posyandu Balita, Posyandu
Remaja, dan Posyandu Lansia.Posyandu Balita melayani ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, Balita,
dan pra sekolah. Posyandu Remaja mencakup layanan usia sekolah dan remaja, serta usia
Produktif. Dan yang terakhir Posyandu Lansia melayani orang lanjut usia.“Kita sedang
melakukan revitalisasi Posyandu supaya fokus ke depannya lebih banyak menjaga orang agar
tetap sehat bukan mengobati orang yang sakit,” ujar Menkes di sela kunjungannya.

Jika dinilai dari sisi biaya, menjaga orang tetap sehat lebih murah daripada mengobati orang
sakit. Tidak hanya itu, orang yang kesehatannya dijaga akan memiliki kualitas kesehatan yang
lebih baik.

“Sekarang kita sedang mempersiapkan bagaimana mereka bisa kita sentuh agar bisa kembali lagi
melayani kesehatan masyarakat. Sekarang Posyandu bisa melayani bayi, Ibu, anak-anak, remaja,
dewasa, sampai lansia,” tutur Budi.

Selain Kabupaten Ogan Ilir, uji coba pelayanan kesehatan primer ini akan dilakukan juga di 8
kabupaten/kota lainnya yakni Puskesmas Banjarwangi Kabupaten Garut Jawa Barat, Puskesmas
Kebon Sari Kota Surabaya Jawa Timur, Puskesmas Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat NTB,
Puskesmas Talaga Bauntung Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Puskesmas Maros Baru
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Puskesmas Arso III Kabupaten Keerom, Papua, Puskesmas
Ohoitahit Kota Tual Maluku, dan Puskesmas Niki-Niki Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT.

“Ini (Puskesmas dan Posyandu di Ogan Ilir) salah satu pilot project dari 9 kabupaten/kota yang
akan dilakukan uji coba pelayanan kesehatan primer,” ucap Menkes.

Saat ini ada sekitar 12 ribuan Puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Terdapat
sejumlah program yang akan dilakukan di antaranya menata ulang jaringan fasilitas layanan
kesehatan, seperti merevitalisasi Posyandu agar menjadi lebih formal.

Nantinya Posyandu ini bisa diatur oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Posyandu ini akan bertindak secara lebih
aktif bukan hanya melayani bayi dan ibu tapi akan melayani seluruh siklus hidup termasuk
remaja, dewasa, dan Lansia.

Nanti akan memiliki sejumlah layanan standar seperti misalnya 20 layanan dasar promotif
preventif di level Posyandu tingkat dusun atau tingkat RT/RW.

Di atas Posyandu tingkat dusun ada Posyandu Prima. Nanti akan dibangun Posyandu Prima di
85.000 desa atau kelurahan. Posyandu Prima ini mungkin ada 30 sampai 40 layanan dasar
promotif preventif.

Di atas Posyandu Prima ada Puskesmas di setiap Kecamatan. Layanan dasar promotif preventif
mungkin naik jadi 50 layanan dasar.

Kemudian lebih tinggi lagi naik ke rumah sakit yang ada di kabupaten/kota. Itu mungkin udah
100 layanan dasar promotif preventif. Selanjutnya naik lagi ke rumah sakit di tingkat provinsi,
mungkin jadi 300 layanan kuratif. Kemudian rumah sakit rujukan nasional itu mungkin bisa 400
atau 500 layanan kuratif

“Jadi kita sudah definisikan layanan kesehatan mulai dari promotif preventif, sampai kuratif.
Nanti itu akan distandarkan dan nanti akan diformalkan jaringan-jaringannya,” tutur Budi.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan

osyandu (pos pelayanan terpadu) merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat
Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah
mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui
pemberdayaan masyarakat.

Berbagai Kegiatan Posyandu dan Manfaatnya

Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan. Berikut ini adalah
beberapa kegiatan utama posyandu:

1. Program kesehatan ibu hamil dan menyusui

Pelayanan yang diberikan posyandu kepada ibu hamil mencakup pemeriksaan kehamilan dan
pemantauan gizi. Tak hanya pemeriksaan, ibu hamil juga dapat melakukan konsultasi terkait
persiapan persalinan dan pemberian ASI.

Agar kondisi kehamilan tetap terjaga, ibu hamil bisa mendapatkan vaksin TT untuk mencegah
penyakit tetanus yang masih umum terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.

Setelah melahirkan, ibu juga akan mendapatkan suplemen vitamin A dan tablet zat besi yang
baik dikonsumsi selama masa menyusui. Tak hanya itu, pemasangan alat kontrasepsi (KB)
pascapersalinan juga bisa dilakukan ibu di posyandu jika memungkinkan.

2. Program kesehatan bayi dan anak balita

Salah satu program utama posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita
secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi
gangguan tumbuh kembang anak sejak dini.

Jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, serta
penyuluhan dan konseling tumbuh kembang.

Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau
KMS (kartu menuju sehat).

3. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di posyandu umumnya diberikan oleh kader dalam bentuk pemberian kondom dan
pil KB. Sedangkan, suntik KB hanya dapat diberikan oleh tenaga medis puskesmas. Apabila
tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih, di posyandu juga
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implan.

4. Imunisasi

Imunisasi wajib merupakan salah satu program pemerintah yang mengharuskan setiap anak usia
di bawah 1 tahun melakukan vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
menetapkan ada 5 jenis imunisasi yang wajib diberikan, yaitu imunisasi hepatitis B, polio, BCG,
campak, dan DPT-HB-HiB.

Dalam hal ini, posyandu menjadi salah satu pihak yang berhak menyelenggarakan program
imunisasi tersebut.

5. Pemantauan status gizi

Melalui kegiatan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam mencegah risiko stunting
pada anak. Pelayanan gizi di posyandu meliputi penimbangan berat dan pengukuran tinggi
badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen.
Apabila ditemukan ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) atau balita yang
pertumbuhannya tidak sesuai usia, kader posyandu dapat merujuk pasien ke puskesmas.

6. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare dilakukan melalui penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sedangkan, penanganan diare dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut, petugas kesehatan dapat memberikan suplemen zinc.

Selain itu, posyandu memiliki kegiatan pengembangan atau pilihan yang mencakup Bina
Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan pengembangan tersebut umumnya dilakukan
apabila 6 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik.

Pentingnya Mengikuti Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu dan manfaatnya bisa diperoleh tanpa mengeluarkan biaya, sehingga sangat
meringankan beban ekonomi masyarakat. Selain itu, posyandu juga sangat penting untuk diikuti
karena memiliki banyak manfaat lain, seperti:

 Memberikan beragam informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, seperti pemberian ASI,
MPASI, dan pencegahan penyakit
 Memantau tumbuh kembang anak, sehingga anak terhindar dari risiko kekurangan gizi atau gizi
buruk
 Mendeteksi sejak dini bila terdapat kelainan pada anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sehingga
penanganan dapat segera dilakukan
 Memberikan imunisasi lengkap

Posyandu juga dapat menjadi sarana bagi para ibu untuk menambah pengetahuan dan berbagi
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, baik dengan petugas kesehatan maupun dengan
peserta posyandu lainnya. Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas kesehatan ibu dan
anak dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai